1. Lining System
Berguna untuk mencegah atau mengurangi kebocoran leachate ke dalam
tanah yang akhirnya bisa mencemari air tanah. Biasanya Lining System terbuat
dari compacted clay, geomembran, atau campuran tanah dengan bentonite.
5. Monitoring system
Bisa dibuat di dalam atau di luar landfill sebagai peringatan dini kalau terjadi
kebocoran atau bahaya kontaminasi di lingkungan sekitar. Salah satu masalah
terbesar dengan sanitary landfill adalah bahaya lingkungan. Sebagai bahan dalam
lapisan sampah dipadatkan memecah, mereka menghasilkan gas, termasuk
metana yang mudah terbakar.
Namun gas metana yang dihasilkan melalui teknik sanitary landfill dapat
dimanfaatkan untuk sumber listrik yang dapat dialirkan kerumah-rumah penduduk.
Tempat pembuangan sampah juga menghasilkan lindi, lindi adalah cairan yang
dihasilkan sebagai akibat dari perkolasi air atau cairan lain melalui sampah, dan
kompresi dari limbah.
Lindi dianggap cairan terkontaminasi, karena banyak mengandung bahan terlarut dan
tersuspensi. Lindi merupakan bahan-bahan yang dapat merusak lingkungan alam jika
mereka berakhir di meja air. Namun air sampah atau air lindi mempunyai manfaat
yaitu dapat diolah menjadi pupuk cair. Manajemen yang baik teknik yang dapat
membatasi dampak negatif dari lindi pada tanah dan air permukaan termasuk kontrol
produksi lindi dan debit dari TPA, dan koleksi air lindi dengan perlakuan final dan /
atau pembuangan.
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Supit Urang, Kota Malang, Provinsi Jawa
Timur
Sistem sanitary landfill dibangun dengan melakukan pelapisan lahan
pembuangan (sel aktif) TPA menggunakan 3 lapis perlindungan lingkungan.
Pertama, di atas tanah asli yang telah dipadatkan dipasang lapisan kedap paling
bawah berupa geosynthetic clay liner bahan gel sintetis (geo tekstil) setebal 1 cm
yang akan menahan kebocoran air lindi agar tidak mencemari tanah. Lapisan
kedua dan ketiga adalah lapisan geomembran setebal 2 mm berupa lapisan
impermiabel dan geotextile setebal 1,2 cm berupa karpet sintetis berserat kasar
yang khusus didatangkan dari Jerman.
Selanjutnya karpet sintetis ini dilapisi batu koral dengan diameter 2 cm
tertumpuk rata setinggi 50 cm sebagai bahan penyaring air lindi. Kemudian
sampah ditumpuk, diratakan, dan ditimbun tanah pada setiap ketinggian tanah 1–
2 meter agar tidak dihinggapi lalat dan juga mencegah terjadinya kebakaran dari
gas metan yang dihasilkan sampah. Terakhir air lindi ditampung dan disalurkan
ke kolam penampungan IPL (Instalasi Pengolahan Lindi) dengan sistem
pemurnian bertahap dan dilengkapi bak kontrol.
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing di Kecamatan Neglasari, Kota
Tangerang, Provinsi Banten.
Dengan metode sanitary landfill, sampah dibuang dan ditumpuk di lokasi
cekung, dipadatkan dan kemudian ditimbun dengan tanah sehingga tidak
menimbulkan bau busuk, mencegah berkembangnya bibit penyakit serta ramah
lingkungan. Selain itu juga telah didesain untuk dapat digunakan sebagai sumber
energi melalui pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).