PROPOSAL
PERMOHONAN BANTUAN ASPAL
KEGIATAN
: PERBAIKAN JALAN ( penyemiran jalan )
VOLUME
: ( 300 X 3,0 X 0.1 ) m3
LOKASI
: DESA NGUNUT RT 06 RW 02
KECAMATAN : KAWEDANAN
KABUPATAEN : MAGETAN
Nomor
Sifat
Magetan
Lampiran
Perihal
Yth.Bapak
Kepada
Bupati
Di
Magetan
panitia warga masyarakat akan segera memperbaikai jalan tersebut dengan cara
gotong royong ..
Demikian permohonan kami,besar harapan kami agar Bapak Bupati Magetan
berkenan dan sudi mengabulkannya.Kemudian atas perhatian,kebijaksanaan,dan
kerja samanya sehingga terkabulnya permohonan kami ini tak lupa kami haturkan
banyak terima kasih.
Ketua RT 06 RW 02
06 RW 02
MUHADI
EDI SUSWITO
Mengetahui
Camat Kawedanan
Drs. S U K O C O, M.Si
SUGIHARTO,ST
Pembina
NIP.19590729 198603 1 011
Tembusan
1
Yth.Camat Kawedanan
Arsip
TOTOK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
MasalahSampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan
sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material yang kita
gunakan sehari-hari. Demikianjuga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi. Oleh
karena itu pegelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari pengelolaan gaya hidup masyrakat. Masalah sampahsudah
menjadi topik utama yang ada pada bangsa kita. Mulai dari lingkungan terkecil sampai kepada lingkup yang besar. Banyak
halyang menyebabkan terjadinya penumpukan sampah ini. Namun yang pasti faktor individu sangatlah berpengaruh dalam
hal ini. Indonesia merupakan contoh nyata dalam hal persoalan sampah.
Sampai sekarang, pengelolaan sampah di Indonesia masih menggunakan paradigma lama: kumpul-angkut-buang. Source
reduction (reduksi mulai dari sumbernya) atau pemilahan sampah tidak pernah berjalan dengan baik. Meskipun telah ada
upaya pengomposan dan daur ulang, tapi masih terbatas dan tidak sustainable. Sehingga banyak tejadi pencemaran
dimana-mana, hal ini terlebih dalam kasus sampah, di mana gangguan bau yang menusuk dan pemandangan
(keindahan/kebersihan) sangat menarik perhatian panca indera kita. Begitu dominannya gangguan bau dan pemandangan
dari sampah inilah yang telah mengalihkan kita dari bahaya racun dari sampah, yang lebih mengancam kelangsungan hidup
kita dan anak cucu kita baik oleh bentuk, rupa, maupun bau yang di timbulkan. Dampak kesehatannya yang berjangka
panjang, membuatnya lepas dari perhatian kita. Kita lebih risau dengan gangguan yang langsung bisa dirasakan oleh panca
indera kita dari pada efek jangka panjangnya.
dengan bantuan mikroba maupun biota tanah. Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Ratarata persentase bahan organik sampah mencapai 80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif penanganan yang
sesuai. Kompos sangat berpotensi untuk dikembangkan mengingat semakin tingginya jumlah sampah organik yang
dibuang ke tempat pembuangan akhir dan menyebabkan terjadinya polusi bau dan lepasnya gas metana ke udara. Jepara
menghasilkan hampir 2500 ton sampah setiap harinya, di mana sekitar 65%-nya adalah sampah organik. Dan dari jumlah
tersebut, 1400 ton dihasilkan oleh seluruh pasar yang ada di Jepara, di mana 95%-nya adalah sampah organik. Melihat
besarnya sampah organik yang dihasilkan oleh masyarakat, terlihat potensi untuk mengolah sampah organik menjadi
pupuk organik demi kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat (Rohendi, 2005).
Pengomposan adalah cara yang paling tepat untuk mengatasi masalah sampah organik. Dengan pengomposan sampah
organik akan di ubah menjadi pupuk yang dapat di gunakan untuk menunjang kesuburan tanah ataupun tanaman. Secara
alami bahan-bahan organik akan mengalami penguraian di alaminnya. Untuk mempercepat proses pengomposan ini telah
banyak dikembangkan teknologi-teknologi pengomposan. Baik pengomposan dengan teknologi sederhana, sedang, maupun
teknologi tinggi. Pada prinsipnya pengembangan teknologi pengomposan didasarkan pada proses penguraian bahan organic
yang terjadi secara alami. Proses penguraian dioptimalkan sedemikian rupa sehingga pengomposan dapat berjalan dengan
lebih cepat dan efisien. Teknologi pengomposan saat ini menjadi sangat penting artinya terutama untuk mengatasi
permasalahan limbah organic, seperti untuk mengatasi masalah sampah di kota-kota besar, limbah organik industry, serta
limbah pertanian dan perkebunan.
Meskipun demikian, masih banyak warga dan masyarakat kita yang belum mengerti apa manfaat sampah organik itu.
Sehingga perlu adanya informasi atau penyuluhan bagi masyarakat agar sumber daya yang ada di sekitah mereka tidak
terabai dan terbuang dengan percuma. Untuk itu, makalah dengan judul Pemanfaatan Sampah Organik Untuk Pembuatan
Kompos sangat menarik untuk di simak.
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah sampah organik bisa dimanfaatkan sebagai kompos?
2. Bagaimana pemanfaatan sampah organik sebagai kompos?
C. Tujuan Penelitian
1. mendeskripsikan tentang sampah organik dan pengomposannya.
2. menjelaskan pengertian kompos.
3. menjelaskan proses-proses pengomposan.
4. menjelaskan manfaat-manfaat sampah organik.
D. Manfaat Penelitian
1. Masyarakat mengetahui manfaat sampah organik.
2. Masyakat menjadi tahu apa itu kompos dan bagaiman prosesnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
1. Pengertian Sampah Organik
Sampah Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai
sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar. Organik adalah proses yang kokoh dan
relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa bahan-bahan pokok kehidupan, sebutlah molekul
organik, dan planet-planet sejenis, ada juga di suatu tempat di jagad raya? sekali lagi beberapa penemuan baru
memberikan rasa optimis yang cukup penting. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan
(dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos).
2. Jenis-jenis Sampah Organik
Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan.Sampah organik sendiri dibagi
menjadi :
a. Sampah organik basah.
Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah
dan sisa sayuran.
b. Sampah organik kering.
Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh
sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering.
3. Prinsip Pengolahan Sampah
Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4R,
yaitu:
a. Mengurangi ( reduce)
Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material,
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pemanfaatan sampah organik rumah tangga sebagai kompos dapat memberikan fungsi ganda, selain menghasilkan pupuk
juga membantu masyarakat hidup bersih. Guna memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan ruang untuk
melestarikan lingkungan hidup menuju masyarakat sejahtera.
Kompos dapat di manfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman yang sekaligus berperan dalam penyuburan tanah. Selain itu
pemanfaatan sampah organik sebagai kompos juga dapat menghemat banyak sumber daya. Contohnya, sumber daya
materi untuk pembelian pupuk bisa diganti dengan kompos atau bisa juga sumber daya lahan yang awalnya sebagai
tempat pembuangan bisa dijadikan lahan perkebunan dan ladang.
B. Saran
1. Jagalah kebersihan lingkungan dari material-material yang merusak dan mengurangi keindahannya. Sebagai contoh
adalah sampah.
2. Sampah bukan sesuatu yang sudah tak ada artinya, namun sampah adalah sebuah masalah yang harus di cari solusi
dan jalan keluarnya.
3. Pemanfaatan sampah organik dapat membantu melestarikan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
4. Gunakan kompos sebagai pupuk bagi tanaman, yang lebih hemat dan ramah lingkungan.
SUSUNAN PANITIA
PERBAIKAN JALAN ( penyemiran jalan )
RT 06 RW 02 DESA NGUNUT
KECAMATAN KAWEDANAN KABUPATEN MAGETAN
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
NAMA
Totok Sugiharto,ST
Edi Suswito
Indah Setyoningsih
Muhadi
Darmo Djikan
Wardi
Lasiyo
Marmin
Desmon
PEKERJAAN
Kepala Desa
Tokoh Masyarakat/Kary Swasta
Perangkat
Ketua RT / Petani
Tokoh Masyarakat / Tukang Kayu
Tokoh Masyarakat / Wiraswasta
Tokoh Masyarakat/ Kary.Swasta
Tokoh Pemuda/ Wiraswsta
Tokoh Pemuda/ Kary.Swasta
EDI SUSWITO
1. Pengumpulan Sampah dan Pemilahan Sampah Sampah dikumpulkan dari dalam pasar dan ditampung di ruang
penampungan. Di tempat ini sampah non organik dipisahkan dengan sampah organik. Karena sebagian besar
sampah pasar Bunder adalah sampah organik, tahapan ini bisa dilakukan secara manual.
Gambar PROMI
4. Pencampuran PROMI di dalam Bak Pengomposan
Selanjutnya sampah yang telah dicacah dicampurkan dengan PROMI dan ditampung di bak-bak pengomposan.
Sampah tidak boleh diinjak-injak, karena akan menyebabkan menjadi padat dan kandungan udara di dalam kompos
berkurang.
9. Pengemasan
Setelah itu dilakukan pengemasan sesuai dengan permintaan konsumen. Untuk kompos curah kita kemas dalam
karung berisi 20 kg. Sedangkan untuk pupuk organik bentuk granular 1 sak/karung berisi 25 kg. Setelah dikemas
kompos dan pupuk organik granular tersebut siap untuk di jual.