BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
5.1. Simpulan
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat
energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan
manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsinya lagi sesuai dengan
peruntukannya.
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam (missal
gunung meletus, gas beracun). Polutan adalah zat penyebab polusi atau pencemaran lingkungan
dan keberadaannya dapat menimbulkan kerugian terhadap makhluk hidup.
5.2. Saran
1. Manusia harus senantiasa menjaga lingkungan agar tetap lestari dan tidak tercemar.
2. Kita harus menggunakan sumber daya alam yang ada secara bijak serta menjaga dan
merawatnya agar tidak punah.
3. Seharusnya manusia memikirkan dampak yang ditimbulkan terlebih dahulu sebelum
melakukan sesuatu.
4. Manusia harus segera sadar diri setelah mengetahui kejadian-kejadian yang sudah terjadi
agar tidak terulang lagi.
5. Pemerintah harus membuat peraturan dan sanksi yang tegas bagi pihak-pihak yang telah
merusak lingkungan, serta mengampanyekan kepada msyarakat tentang pentingnya
lingkungan yang tidak tercemar.
DAFTAR PUSTAKA
Nama belakang penulis, nama depan penulis. Tahun penerbitan. Judul buku. Nama Penerbit. Kota
Penerbit.
Setelah melakukan penelitian dan menulis laporan hasil penelitian, selanjutnya kamu dapat
memublikasikan hasil penelitianmu di majalah dinding, selebaran, internet, perpustakaan sekolah, atau
perpustakaan di daerahmu.
KEGIATAN SISWA
Tugas Kelompok
1 kelompok maksimal 4 orang
1. Baca dan pahami artikel yang berjudul “Ini 4 Penyebab Banjir Jakarta” di bawah ini dengan
sungguh-sungguh!
Curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terkahir membuat volume air bertambah. Sungai
dan waduk meluap. Tanggul pun jebol karena tak mampu menahan banyaknya air. Namun, banjir
seharusnya tak terjadi hanya karena instensitas hujan yang tinggi itu. Mengapa banjir terus terjadi
dan makin meluas di ibu kota?
Pengamat tata kota, Nirwono Joga, mengatakan, sejumlah faktor turut menyebabkan banjir
Jakarta 2013. Secara umum, telah terjadi perubahan besar pada tat ruang di Jakarta dan kota
sekitarnya, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Faktor pertama berubahnya ruang terbuka hijau di Jakarta menjadi kawasan pembangunan
seperti permukiman, gedung, dan jalan. Resapan air hujan berkurang dan akhirnya air mengalir ke
jalanan.
“Sebagian besar banjir yang terjadi di Jakarta terjadi di daerah-daerah tangkapan air dan
resapan air yang dulu sejak zaman Belanda memang diperuntukkan untuk ruang hijau,” ujarnya di
Jakarta.
Nirwono Joga mengatakan, pemerintah harus tegas membatasi pembangunan komersial di
Jakarta. Pendirian bangunan pun harus di cek kembali apakah telah menyediakan sebanyak 30
persen sumber resapan sesuai ketentuan undang-undang.
Kedua, sistem drainase yang buruk di Jakarta. Menurut Joga membatasi saluran air berujung
ke sungai atau laut, melainkan ke daerah resapan atau ke dalam tanah. Pemerintah harus
melakukan revitalisasi terhadap sistem drainase di seluruh Jakarta dan jalan-jalan protokol seperti
Sarinah, Thamrin, Sudirman, dan lainnya. Pemerintah juga perlu membuat sistem drainase eco
(drainase yang mengalirkan air ke sumber resapan).
Ketiga, tidak optimalnya fungsi waduk maupun situ. Dalam catatannya, pada tahun 1990-an,
Jakarta memiliki 70 waduk dan 50 situ. Namun, kini hanya tersisa 42 waduk dan 16 situ. Sebanyak
50 persen di antaranya pun tidak berjaqlan optimal. Waduk-waduk di Jakarta dipenuhi tumbuhan
enceng gondok, limbah, dan sampah. Pendangkalan pun terjadi akibat sedimentasi lumpur. Waduk
yang mongering kemudian dijadikan daerah hunian.
“Untuk meningkatkan kapasitas optimalisasi, tentu perlu dilakukan revitalisasi pengerukan
dan penataan. Kalau optimal, waduk dapat menjadi cadangan air bersih,” terangnya.
Keempat, belum dilakukannya normalisasi di semua sungai. Menurut Nirwono Joga,
pemerintah harus melakukan normalisasi kali sekaligus merelokasi permukiman di bantaran sungai
ke tempat yang layak huni.
“Kita harapkan 5 tahun ke depan sungai selesai dinormalisasi yang lebarnya saat ini 20-30
meter menjadi 100 meter,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Pusat Data Informasi dan humas Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pasang air laut dalam beberapa hari ke
depan diprediksi tinggi. Pada Senin (21/1/2013), pasang akan memuncak hingga ketinggian 0,95
meter. Pada Sabtu (26/1/2013), pasang dapat mencapai 1 meter. Sementara pada Minggu depan,
pasang dapat mencapai 0,95 meter.
Dapat diketahui, pada 2007, curah hujan yang mengguyur Jakarta mencapai 320 milimeter.
Curuh hujan di Jakarta belakangan ini sekitar 95 milimeter dan di wilayah hulu (Puncak Bogor)
sekitar 75 milimeter. Intensitas hujan di Jakarta saat ini sedang menurun. Namun, pada akhir
Januari atau awal Februari, diprediksi curah hujan menjadi dua kali lipat.
Untuk itu, solusi masalah banjir di Jakarta, tambah Joga, tidak hanya dengan melakukan
rekayasa teknis seperti membuat sodetan dan gorong-gorong raksasa. Rekayasa social atau
mengubah pola piker masyarakat, menurutnya, lebih penting dilakukan. Pemerintah dan
masyarakat harus sadar pentingnya ruang terbuka hijau, mengerti bahwa bantaran sungai bukanlah
lokasi hunian. Sadar dengan tidak membuang sampah sembarangan. Rekayasa teknis tidak akan
menyelesaikan masalah banjir tanpa adanya kesadaran masyarakat itu sendiri.
2. Setelah membaca artikel di atas, cari di internet tentang hal-hal yang belum kamu pahami
berkaitan dengan artikel di atas!
3. Setelah itu, tulis informasi penting yang kamu dapatkan dari artikel!
4. Lakukan analisis berkaitan dengan teknik analisis data geografi pada artikel di atas!
5. Presentasikan hasil kerjamu di depan kelas dengan percaya diri!
6. Kamu bisa juga menganalisis dari artikel yang lain yang menurut kamu lebih menarik.
7. Hasil kerja dari kelompok, tetapi untuk pelaporan tugas secara mandiri melalui link tugas
kelas.