KEWARGANEGARAAN
Guru Pembimbing:
Nuril Huda S.Pd.
Disusun Oleh:
Nanda Muhammad Reyzky
Kelas IX.1
SMPN 19 BATANGHARI
TAHUN AJARAN 2020/2021
1. Pengamalan Pancasila dalam aspek ekonomi, sosial budaya,pertahanan dan keamanan
serta pengaruh budaya dari luar yang tidak sesuai dengan Pancasila yang banyak
terjadi di tengah masyarakat Indonesia khususnya generasi muda
a. Aspek Ekonomi
Indonesia sebagai negara yang menganut ideologi Pancasila, serta
menganut pula sistem ekonomi Pancasila maka akan menerapkan nilai-nilai
ekonomi yang di amanatkan oleh Pancasila. Sistem ekonomi kekeluargaan
atau kelembagaan yang diamanatkan oleh Pancasila adalah sistem ekonomi
kekeluargaan, penjelasannya sistem ekonomi kapitalis yang mengabsahkan
penindasan kepada yang lemah, eksploitasi, individualisme. Sedangkan sistem
ekonomi kekeluargaan tidak ada penindasan. Semuanya diatur secara keluarga
pastinya hal-hal yang bersifat musyawarah dan mufakat yang tentunya sudah
di jabarkan dalam pasal 33. Sistem ekonomi kekeluargaan juga dapat diartikan
membangun perekonomian secara mandiri dengan pengertian tidak
diperbolehkan menggantungkan pada asing atau biasa di sebut ekonomi
kerakyatan. (Pancasila sebagai cita-cita dan UUD 1945 sebagai cara untuk
mencapai cita-cita tersebut) oleh karena itu Pancasila harus jadi acuan pasal-
pasal UUD 1945.
Kebijakan ekonomi bangsa Indonesia tentunya harus mengacu pada
Pancasila dan UUD 1945. Pancasila sebagai suatu ilmu tentunya dapat
menjadi sebuah pisau analisis sebuah kebijakan ekonomi. Proses pembuatan
kebijakan harus sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila,
karena itu bagian dari perintah konstitusi kita. Namun dalam pelaksanaannya
implementasi nilai-nilai Pancasila dalam proses pembuatan kebijakan publik
dalam hal ini kebijakan ekonomi tentu ada kendalanya, kendala internal
seperti orang atau si pembuat kebijakan itu tau tidak mengenai nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila, kemudian ada tidaknya ititkad baik dari si
pembuat kebijakan untuk membuat kebijakan mengacu pada Pancasila,
kecenderungannya adalah pembuat kebijakan sudah terkontaminasi oleh
neoliberalisme. Dengan adanya kendala-kendala tersebut, lalu bagaimana
solusi dari permasalahan itu. Solusinya adalah dengan pencerahan Pancasila
itu yang utama, pencerahan Pancasila pada para pembuat kebijakan, kemudian
kaum penyelenggara negara, dan para elit politik kita.
Sistem ekonomi yang sesuai dengan amanat Pancasila adalah sistem
ekonomi kekeluargaan, atau sistem ekonomi kerakyatan dan ada pula yang
menyebutnya sistem ekonomi kelembagaan. Merupakan sistem ekonomi yang
mengabsahkan nilai-nilai kekeluargaan yang bersifat musyawarah mufakat
seperti yang tercantum dalam Pasal 33 UUD 1945. Pancasila adalah cita-cita,
sedangkan UUD 1945 adalah sebuah cara untuk mencapai cita-cita yang ada
dalam Pancasila, oleh karena itu Pancasila harus jadi acuan pasal-pasal pada
UUD 1945 serta undang-undang dibawahnya, contoh pengamalan Pancasila
dalam kehidupan ekonomi adalah aktif dalam organisasi koperasi, cinta dan
membeli produk dalam negeri, kerjasama ekspor impor.
b. Aspek Sosial Budaya
Indonesia adalah negara yang didirikan dengan hebat dengan
Pancasila UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika. Dimana ketiga pedoman
tersebut berperan besar dalam berlangsungnya Negara Kesatuan Republik
Indonesia hingga dewasa ini. Dasar pancasila terkait dengan sesuatu yang
sudah mendarah daging dan ada dalam semua sanubari rakyat Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara menyangkut lima prinsip, yaitu kebangsaan
Indonesia, internasionalisme (kemanusiaan), mufakat/permusyawaratan,
kesejahteraan (keadilan sosial), dan akhirnya ketuhanan. Sila-sila dalam
pancasila mengandung makna yang sangat penting dan akan berdampak besar
bagi bangsa indonesia jika nilai-nilai pancasila dapat diterapkan dalam
kehidupan sosial budaya masyarakat indonesia. Namun sayangnya peran
pancasila kini semakin tidak terlihat apa perannya dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Sosial dan Budaya yang semakin kesini semakin luntur dan tidak
menampakkan budaya indonesia. Budaya Indonesia yang gotong royong,
kehidupan sosial yang rukun dan harmonis, dan menghargai, menghormati
perbedaan yang ada. Kehidupan sosial dan budaya sekarang ini lebih ke
individualis dan kepentingan kelompok. Mengingat Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah negara yang berbeda beda, dari suku, budaya,
agama, dan bahasa. Dewasa ini perbedaan tersebut bahkan sering dijadikan
faktor dan alasan untuk memperpecah belah Negara Indonesia. Perbedaan
yang ada dijadikan sebagai bahan provokasi antara golongan satu dengan
golongan yang lain. Memudarnya rasa nasionalisme terhadap bangsa kini juga
sudah dirasakan.
Sosial budaya masa kini sudah menyimpang dari nilai-nilai moral
yang berlaku dalam masyarakat. Penyimpangan ini dapat dilihat dan dominan
pada generasi milenial sekarang yang mencontoh budaya barat, misalnya
dalam cara berpakaian dan kebiasaan perilaku. Cara berpakaian remaja yang
mencontoh budaya barat saat ini sudah sering diperbincangkan
keberadaannya. Kebiasaan perilaku budaya barat juga dijadikan sebagai
kebiasaan baru, kalau saja kebiasaan yang dicontoh adalah budaya baiknya
seperti kedisiplinan waktu, menghargai waktu, dan pekerja keras itu akan
berdampak baik dalam sosial budaya di Indonesia. Tetapi sayangnya
kebiasaan perilaku yang ditiru adalah budaya buruknya seperti seks bebas,
narkoba, alkohol, dan lain sebagainya. Budaya barat yang masuk ke Indonesia
dapat dengan mudah diterima di kalangan remaja, hal ini terjadi karena
kurang tersaringnya budaya barat yang masuk di Indonesia. Budaya yang
masuk tersebut dinilai sebagai contoh kebiasaan yang baru dan baik di
kacamata generasi milenial saat ini. Masuknya budaya barat di Indonesia tidak
hanya karena mudahnya budaya yang masuk, tetapi juga mudahnya
masyarakat menerima tanpa memilah terlebih dulu budaya tersebut.
Kurangnya pengetahuan agama juga menjadi faktor dalam masuknya budaya
barat, pengetahuan akan ilmu agama sangat penting dan bermanfaat
dikalangan remaja, dimana pengetahuan agama akan mengontrol diri para
remaja dan menghindari perbuatan yang buruk. Selain itu kurangnya peran
utama orang tua dalam pengawasan. Orang tua bertanggung jawab terhadap
perilaku dan pergaulan anaknya ketika di luar rumah. Seorang anak akan
mencari kebahagian di tempat lain atau dengan teman-temannya ketika
mereka merasa orang tuanya kurang peduli dan merasa tidak disayangi ketika
berada dalam lingkungan keluarga. Akibatnya perilaku para remaja saat ini
sudah tidak mencerminkan sosial dan budaya luhur bangsa dengan nilai dan
norma yang ada. Dalam norma-norma sosial budaya lingkungan keluarga dan
pendidikan agama menjadi bagian penting, dalam menciptakan sosial budaya
yang positif dan berdampak bagi Sumber Daya Manusia.
Etika dan moral menjadi dasar dalam perkembangan sosial dan budaya
di Indonesia. Menciptakan etika dan moral yang baik juga menjadi bagian dari
upaya pembangunan sosial dan budaya. Di indonesia sekarang ini, etika dan
moral semakin sulit dimengerti lagi. Dari hal-hal kecil yang seharusnya tidak
dibesar-besarkan menjadi besar karena kesalah pahaman dan etika moral yang
tidak mementingkan lagi persaudaraan berbangsa dan bernegara. Kehidupan
masyarakat indonesia yang sekarang lebih ke individualis juga menjadi faktor
dalam beretika. Pergaulan masa kini membawa dampak yang tidak mudah
untuk diselesaikan. Terutama pengaruh dalam teknologi, telephone genggam
dari kalangan anak-anak hingga dewasa sudah banyak yang menggunakannya,
tetapi dalam penggunaanya tidak dibatasi, jaringan internet yang sangat luas
dapat memberikan dampak negatif jika tidak diawasi dalam penggunannya
terutama dalam penyaringan informasi yang harus benar-benar ditekankan
mulai sekarang. Berita hoax atau berita bohong yang sering sekali muncul
menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Misalnya pada tanggal 23
September 2019 lalu telah terjadi kerusuhan di Wamena Papua yang
disebabkan oleh hoax, kejadian ini sangat meresahkan hingga warga sekitar
harus mengungsi dan menyelamatkan diri dari kerusuhan tersebut. Di era
sekarang ini beretika dan berbudaya tidak hanya dalam lingkungan saja, tetapi
etika sosial budaya dalam dunia maya juga harus mulai di antisipasi, melihat
semakin banyak berita hoax yang sering muncul dan meresahkan masyarakat.
Banyak pengaruh kecil yang bisa menjadi permasalahan dalam kehidupan
sosial dan budaya, terutama dalam beretika dan bermoral. Contoh perilaku
dalam etika dan moral dapat kita lihat dalam penerapan pancasila, jadikan
pancasila sebagai pegangan bagi masyarakat indonesia seluruhnya. Hal-hal
kecil seperti ini harus dibiasakan, meski kecil jika terjadi dalam skala besar
dan menjadi kebiasaan juga dapat berdampak buruk bagi kedamaian negara.
Sekarang harus memulai menciptakan sosial budaya yang berpancasila.
Jangan sampai warga negara Indonesia tidak mendapat kesejahteraan karena
perilaku warga negaranya sendiri.
c. Pengaruh budaya dari luar yang tidak sesuai dengan Pancasila yang
banyak terjadi di tengah masyarakat Indonesia khususnya generasi
muda
Pemuda adalah kisaran usia belasan hingga 20-an awal. Dalam kisaran
usia tersebut, anak-anak muda sebenarnya tahu tentang Pancasila, tetapi
apabila ditanyakan tentang implementasinya, belum terlalu serius
diimplementasikan. Jika melihat remaja-remaja Amerika, dengan
kecenderungan gaya hidup bebasnya, mereka tetap berpegang pada prinsip-
prinsip negara mereka. Bagaimana mereka selalu mengulang-ngulang
amandemen, mereka tahu. Akan tetapi di Indonesia, tidak banyak melakukan
itu. Implementasi Pancasila masih sebatas teori yang diajarkan di sekolah.
Anak-anak jaman sekarang saat ini lebih butuh panutan atau role model,
seseorang yang benar-benar mengimplementasikan Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari. Jujur saja, kadang anak muda disalahartikan, dianggap
sudah terpengaruh oleh budaya luar hingga lupa budayanya.