1
Pengertian Resepsi Sastra
Resepsi berasal dari bahasa latin yaitu recipere yang diartikan sebagai penerima
atau penyambutan pembaca.
Istilah resepsi sastra berasal dari kata REZEPTIONEASHETIC, yang dapat
disamakan dengan literary response (penerimaan estetika) sesuai dengan
aestehetic of reception (junus, 1984:2) dan disebut estetika resepsi oleh pradopo
(2002:23).
Resepsi sastra merupakan aliran sastra yang meneliti teks sastra dengan
mempertimbangkan pembaca selaku pemberi sabutan atau tangapan (Ratna
dalam Rahmawati 2008:22).
Menurut Pradopo (2007:218) yang dimaksud resepsi adalah keindahan yang
didasarkan pada tanggapan-tanggapan pembaca terhadap karya sastra.
2
Sejarah Resepsi Sastra
Sejarah teori sastra dimulai dari antologi mengenai teori resepsi sastra oleh
Rainer Warning (1975) yang memasukkan karangan sarjana – sarjana dari
Jerman. Sarjana pertama yang karangannya dimuat oleh Warning adalah
penelitian Leo Lowenthal sebelum Perang Dunia Kedua yang mempelajari
penerimaan terhadap karya-karya Dostoyevski di Jerman. Tujuan
penelitiannya adalah untuk mengetahui pandangan umum di Jerman ketika
itu, dan bisa dikatakan bahwa ini juga merupakan pandangan dunia.
Masalah-masalah yang berkaitan dengan kompetensi pembaca mulai timbul
di kalangan strukturalis praha, dengan adanya pergeseran pandangan dari
analisis unsur menuju ke aspek-aspek di luarnya yang dikenal sebagai
strukturalisme dinamik, yang dikemukakan oleh mukarovsky sekitar tahun
1930, dilanjutkan oleh felix vodicka,muridnya jusz.
3
Tokoh-tokoh Dalam Resepsi Sastra
4
2. Wolfgang Iser
Wolfgang Iser adalah seorang sarjana sastra Jerman.
Iser lahir pada tanggal 22 Juli 1926, di Marienberg,
Jerman dan meninggal di Konstanz, Jerman pada
tanggal 24 Januari 2007. Iser mementingkan
pelaksanaan teorinya pada efek dan kesan (wirkung).
5
3. Umar Junus
6
Konsep Resepsi Sastra
7
Penerapan Resepsi Sastra
8
Kelebihan dan Kelemahan
Resepsi Sastra
9
Kelebihan Penelitian Diakronis: Kelemahan Penelitian Diakronis :
1. Peneliti dapat menerapkan teori 1. Peneliti pemula akan merasa
lain, seperti teori kesulitan dalam menentukan
intertekstualitas, teori sastra karya sastra yang dijadikan objek
bandingan, teori filologi, dan penelitian
beberapa teori yang mendukung
penelitian resepsi diakronis
2. kemudahan peneliti untuk
mencari data, yaitu tanggapan
para pembaca yang ideal
terhadap suatu karya sastra.
10