Safrudin Sagaf
161052301003
PROGRAM PASCASARJANA
2017
POLA KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI SUKU TOGUTIL DI
KABUPATEN HALMAHERA TIMUR
(Study kasus di Kecamatan Waselei Desa Dodaga)
Program Studi
Pendidikan Geografi
Safrudin Sagaf
161052301003
Kepada
2017
DAFTAR ISI
SAMPUL
HALAMAN SAMPUL..................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang....................................................................................1
b. Rumusan Masalah...............................................................................4
c. Tujuan Penelitian................................................................................4
d. Manfaat Hasil Penelitian.....................................................................5
a. Lokasi Penelitian................................................................................11
b. Jenis Penelitian...................................................................................11
c. Variabel Penelitian.............................................................................11
d. Defenisi Operasional Variabel...........................................................11
e. Populasi dan Sampel..........................................................................12
f. Teknik Pengumpulan Data................................................................12
g. Teknik Analisa Data..........................................................................13
LAMPIRAN.................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
terasing, sehingga interaksi sosial dengan kelompok masyarakat luar yang lebih maju
kurang terjalin baik.
Sampai saat ini, keberadaan Suku Togutil masih dapat kita temukan dalam
kehidupan masyarakat Indonesia, meskipun perkembangan isu-isu perubahan terjadi
dalam masyarakat (perkembangan masyarakat sederhana ke masyarakat yang lebih
kompleks). Mereka mempertahankan norma-norma, nilai-nilai serta aturan-aturan
adat, sebagai pedoman berprilaku dalam segala aspek kehidupannya dengan kadar
perubahan yang cukup kecil. Hal ini terjadi karena adanya beberapa persamaan-
persamaan dalam tataran yang paling besar sebagai ideologi hidup mereka, seperti
sistem kepercayaan dan keyakinan. Juga tidak kalah pentingnya adalah dukungan
faktor kesejarahan yang membentuk mereka yang dimulai dari kelompok kecil
menjadi komunitas yang terikat akan adat dan kebiasaan yang berlaku bagi kelompok
tersebut.
2
berperilaku. Dari sekian banyak suku bangsa di Indonesia, diantaranya tercapat suku-
suku terasing atau terisolir, yang menghuni pada berbagai tempat dengan latar
geografis yang berbeda. (Koentjaraningrat 1993).
3
terdapat di pedalaman Oba Utara serta masih bayak yang ditemukan dibeberapa
Kabupaten di Halmahera lainya. Setiap Komunitas Suku Togotil ini berbeda antara
satu dengan yang lainnya.
Salah satu masalah kesejahteraan sosial dan ekonomi menjadi tanggung jawab
pemerintah adalah masalah ketertinggalan, keterasingan dan keterpencilan yang
masih dialami oleh suku togutil yang berdomisili di wilayah Halmahera pada
umumnya dan khusus di Halmahera Timur yang sulit untuk dijangkau atau terpencar-
pencar, berpindah-pindah yang dikenal dengan Suku Togutil. Secara mendasar
masalah yang dialami oleh Suku Togutil tidak terlepas dari masalah sosial dan
ekonomi, jika dibandingkan dengan masyarakat Halmahera Timur pada umumnya
kondisi kehidupan Suku Togutil ini relative tertinggal. Mereka pada umumnya
bertimpat tingal di wilayah pengunungan, pedalaman dan di daerah-daerah yang
susah untuk dijangkau oleh masyarakat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
4
1. Menggambarkan pola kehidupan Suku Togutil di Kecamatan Wasilei
Kabupaten Halmahera Timur
2. Menggambarkan status sosial ekonomi Suku Togutil di Kecamatan
Wasilei Kabupaten Halmahera Timur
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
6
d. Pada umumnya masih hidup dengan sistem ekonomi sub-sisten.
e. Peralatan teknologinya sederhana, sangat tradisionil
f. Ketergantungan pada lingkungan hidup dan sumber daya alam setempat
relatif tinggi.
g. Akses terhadap pelayanan sosial, ekonomi, dan politik terbatas.
Pola Interaksi antara Suku Togutil dengan Suku Togutil lainnya menjadi suatu
keharusan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itu, Suku Togutil
memerlukan tata aturan dalam bertingkah laku dengan sesamanya. Tata aturan ini
diperlukan agar Suku Togutil dapat hidup dalam suasana harmonis. Norma dapat
dipandang sebagai suatu standar atau skala yang terdiri dari berbagai kategori
perilaku yang berisikan suatu keharusan dan larangan. Konsepsi norma seperti ini
7
menyebabkan perilaku selalu bersandar kepada norma. Norma susila dan sopan
santun memberi pertanda bahwa hubungan antara Suku Togutil didasarkan pada suatu
pola yang dipahami bersama.
Interaksi sosial merupakan penggerak dari sebuah pembangunan yang
menurut Rummel dalam Nasikun (1985) “the acts, actions, or practices of two or
more people mutually oriented towards each other's selves, that is, any behavior that
tries to affect or take account of each other's subjective experiences or intentions.
Social interaction is not defined by type of physical relation or behavior, or by
physical distance. It is a matter of a mutual subjective orientation towards each
other. Thus even when no physical behavior is involved, as with two rivals
deliberately ignoring each other's professional work, there is social interaction.
Menurut pendapat di atas interaksi sosial yang baik terjadi antara subjek dan
objek pembangunan yang saling berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan. Interaksi
sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu
sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar
individu dan kelompok. Hubungan antar manusia atau relasi-relasi sosial ini di
dasarkan kepada komunikasi. Karenanya Komunikasi merupakan dasar dari existensi
suatu masyarakat. Hubungan antar Suku Togutil atau relasi-relasi sosial, hubungan
satu suku dengan yang lain warga-warga suatu masyaraat, baik dalam bentuk individu
atau perorangan maupun dengan kelompok-kelompok Suku Togutil itu sendiri,
Mewujudkan segi dinamikanya perubahan dan perkembangan masyarakat. Apabila
kita lihat komunikasi ataupun hubungan tersebut sebelum mempunyai bentuk-bentuk
yang konkrit, yang sesuai dengan nilai-nilai sosial di dalam suatu masyarakat, ia
mengalami suatu proses terlebih dahulu. Proses-proses inilah yang dimaksudkan dan
disebut sebagai proses sosial.
Glückler, 2007 bentuk umum proses-proses sosial adalah interaksi sosial, dan
karena bentuk-bentuk lain dari proses sosial hanya merupakan bentuk-bentuk
khususdairi interaksi, maka interaksi sosial yang dapat dinamakan proses sosial itu
8
sendiri. Chow, (2002)Interaksi sosial adalah kunci semua kehidupan sosial, tanpa
interaksi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi sosial merupakan
syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan
hubungan yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan,
antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan
kelompok manusia.
Bentuk interaksi sosial menurut Soemardjan dan Soemardi (1971) dapat
dibedakan dalam empat bentuk, yaitu : (1) kerjasama (cooperation); (2) persaingan
(competition); (3) pertikaian (conflict); dan (4) akomodasi (accommodation).
Menurut Simmel (1986:39-42) ada tiga hal utama dalam interaksi sosial, yaitu Proses
social, Tipe-tipe social dan Pola-pola perkembangan. Semetara itu ada dua syarat
yang harus di penuhi agar suatu interaksi sosial itu mungkin terjadi menurut Gillin
dan Gillin (1954:489), yaitu adanya kontak social dan adanya komunikasi.
9
1
dengan masalah penelitian, perspektif ini dapat juga menjelaskan perkembangan
komunitas Suku Toguti. Perspektif evolusioner adalah perspektif yang aktif,
sekalipun bukan perspektif utama dalam sosiologi. Perubahan merupakan proses yang
terus menerus terjadi dalam setiap masyarakat. Proses perubahan itu ada yang
berjalan sedemikian rupa sehingga tidak terasa oleh mayarakat pendukungnya. Gerak
perubahan yang sedemikian itu disebut evolusi. Sosiologi mempunyai gambaran
adanya perubahan evolusi masyarakat dari masyarakat sederhana ke dalam
masyarakat modern. Proses gerak perubahan tersebut ada dalam satu rentang tujuan
ke dalam masyarakat modern.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
C. Variabel Penelitian
- Pendidikan
- Kesehatan
- Pendapatan
- Pemenuhan kebutuhan
11
variabel bersambung. Untuk lebih memperjelas ruang lingkup penelitian ini, maka
ada variable yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
1. Pola kehidupan Suku Togutil yaitu untuk melihat bagaimana aktifitas mereka
sehari-hari dalam mempertahankan hidupnya.
2. Pola kehidupan sosial dan ekonomi yaitu untuk melihat :
a. Pendidikan, tujuannya untuk melihat sejauh mana tingkat pendidikan
Suku Togutil di daerah tersebut. Sehingga akan diketahui seberapa besar
pengetahuan dan pemahaman mereka.
b. Kesehatan, tujuannya untuk melihat sejauh mana kekuatan yang dimiliki
suku togutil dari tingkat kesanggupan dalam pembayaran kesehatan
c. Pendapatan per bulan, bertujuan untuk melihat berapa besar pendapatan
suku togutil dari hasil pekerjaan yang mereka tekuni, sebagai sumber
penghasilan mereka yang nantinya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
d. Pemenuhan kebutuhan,yaitu untuk mengukur besarnya jumlah suku
togutil yang bekerja dalam satu bidang tertentu untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruan suku togutil yang berada di
desa dodaga yang berjumlah 46 kepala keluarga (KK).
12
1. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan kegiatan manusia dengan
menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya
seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. Karena itu observasi adalah kemampuan
seseorng untuk menggunakan pengamatan melalui hasil kerja pancaindra mata serta
dibantu dengan pancaindra lainnya
2. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini bersifat mendalam karena ingin
mengekspoloitasi informasi secara mendalam dan jelas dari informan. Hal ini
bertujuan untuk mempertajam data obsevasi, sehingga apabila data yang tidak
diperoleh dalam observasi maka dapat dilakukan dengan wawancara lansung dengan
responden.
3. Teknik Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk mengetahui bagaimana gambaran yang
sebenarnya dari pola kehidupan serta status social dan ekonomi dari Suku Togutil.
Penelitian ini dapat berupa gambaran dari hasil pemotretan lokasi penelitian dan
dokumen lainnya yang dapat membantu mempercepat proses penelitian.
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Data yang diperoleh dari penelitian adalah data kualitatif dari hasil
wawancara dengan Suku Togutil di Desa Dodaga Kecamatan Wasilei Kabupaten
Halmahera Timur. Data tersebut mengambarkan tentang pola kehidupan sosial dan
ekonomi suku togutil, kemudian data tersebut dianalisis dengan tragulasi sebagai alat
uji keabsahan data dengan kedua metode yang digunakan, kemudian dilakukan uji
silang dengan informan
13
Lampiran
No Judul Penelitian Dari Nama Jurnal Quartile H-Index IF, SJR atau
Jurnal Citescore
Climate changes
mitigate anticipation
strategy Journal of
based on local wisdom - Biology
1 1
a study of Tobelo and Earth
Dalam tribe Sciences
(Togutil) in Halmahera
Island, Indonesia
Geography, Planning Social and
2 and Development Cultural Q1 54 1.242
Geography
Journal of
Social Sciences
3 Economic Q1 77 3473
Geography, Planning
Geography
and Development
4
14
DAFTAR PUSTAKA
Chow, R. (2002). The protestant ethnic and the spirit of capitalism. Columbia
University Press.
Hampl, M., Dostal, P., & Drbohlav, D. (2007). Social and cultural geography in the
Czech Republic: under pressures of globalization and post-totalitarian
transformation: Country report. Social & Cultural Geography, 8(3), 475–493.
Jesudason, J. V. (1989). Ethnicity and the economy: The state, Chinese business, and
multinationals in Malaysia. Oxford University Press, USA.
Wolch, J., & Dear, M. (2014). The Power of Geography (rle Social & Cultural
Geography): How Territory Shapes Social Life. Routledge.
15