PENDAHULUAN
1
Melalui bertambahnya pengetahuan dan interaksi dengan komunitas lainnya.
Perrlunya mensejahterakan seluruh rakyat guna memnuhi hak setiap warga negara
salah satunya melalui kesehatan yang terjamin.
1.1 Tujuan
4.2 Manfaat
1.1.1 Manfaat dari penulisan makalah yang berjudul Konsep Dasar Komunitas
Terpencil ialah :
2
DAFTAR ISI
3
BAB 2
KONSEP KOMUNITAS TERPENCIL
4
Dalam buku Panduan Teknis Pemberdayaan Lingkungan Sosial KAT 2000,
yaitu buku panduan teknis untuk daerah terlihat bahwa Komunitas Terpencil
dengan kondisi keterpencilannya disebutkan mempunyai sejumlah masalah yang
melekat pada dirinya. Yaitu :
5
c. Aksebilitas pelayanan sosial dasar yang sangat terbatas, sehingga tidak semua
warga komunitas terpencil mampu menjangkaunya.
d. Ancaman atas tanah adat komunitas terpencil dari pihak warga diluar
komunitas terpencil sehingga terjadi benturan budaya
e. Konflik sosial antara warga komunitas terpencil dengan warga luar sehingga
mengakibatkan integrasi sosial tidak berjalan sebagaiaman yang diharapkan.
Untuk itu perlu penguatan keserasian sosial untuk menciptakan interaksi sosial
yang harmoni
f. Jaminan perlindungan sosial atas eksistensi komunitas terpencil masih sangat
lemah, sehingga resiko kepunahan komunitas terpencil sewaktu-waktu bisa
terjadi.
g. Status kepemilikan lahan lokasi komunitas terpencil yang tidak jelas sering
menjadi persoalan.
h. Perlibatan lintas sektor dari lembaga dankementrian lain masih yang sangat
terbatas sehingga mengakibatkan perubahan sosial warga komunitas terpencil
berjalan lambat. Untuk itu perlu sinergitas dengan program lintas sektor dari
lembaga dan kementrian lain melalui program pemberdayaan bagi warga
komunitas terpencil dan warga luar secara bersamaan dengan penguatan
keserasian sosial komunitas terpencil.
i. Terbatasnya perwujudan hak sipil warga komunitas terpencil sehinggga hampir
semuanya belum sepenuhnya mampu mengaktualisasi pemenuhan hak warga.
j. Peran dan dukungan semua pihak lintas sektor antar lembaga dan kementrian
lain perlu dioptimalisasikan. Semua pihak diharapkan dapat merespon langkah-
langkah lanjutan setelah proses pemberdayaan komunitas terpencil
k. Belum tersedia dan terwujudya kawasan mandiri komunitas terpencil
2. Permasalahan Geografis
a. Tanah adat sesuai dengan hasilkajian studi kelayakan cukup banyak berupa
lokasi pemukiman komunitas terpencil yang berada dikawasan terlarang, baik
karena kebijakan pemerintahan seperti dikawasan hutan lindung, hutan
produksi, hutan konservasi maupun daerah rawan bencana. Padahal wilayah
tersebut sebenarnya secara turun temurunadalah adat dengan penguasaan tanah
6
adat oleh komunitas terpencil, hal ini sering menimbulkan konflik kepentingan
antara warga komunitas terpencil dengan warga luar.
b. Perumahan dan pemukiman warga yang menyangkut tata ruang, tata
lingkunagn, sanitasi dan bahan bangunan. Dalam sudut pandang emik, kondisi
nya tidak dianggap sebagai masalah namun seacra etik perlu ada penataan dan
peningkatan kualitas perumahan dan pemukiman.
c. Sumber daya dan lingkungan dengan karakteristik komunitas terpencil
menjadikan mereka bergantung kepada sumber daya alam yng dikelola dengan
teknologi sderhana dan tidak mengenal budi daya sehingga produksi yang
diperoleh bersifat sub-sisten.
3. Permasalahan Kesejahteraan
a. Pemenuhan kebutuhan dasar berupa sandang, pangan, dan papan dalam
realitanya masih terbatas pada sumber daya yang ada di lingkungan alam
sekitar bahkan masih ditemui warga komunitas terpencil dalam
kebudayaannya belum merasakan kebutuhan seperlunya saja.
b. Pemenuhan kebutuhan rasa aman terkait kondisi geografis yang masih tinggal
dikawasan rawan bencana. Keberadaan komunitas terpencil yang memang
sudah ada dan hidup turun temurun semakin terdesdak seiring dengan upaya
pemerintah melakukan penataan wilayah hutan
c. Aksebilitas pelayanan sosial dan pelayanan umum baik lingkungan
pemukiman warga komunitas terpencil maupun warga luar umumnya terbatas
karena kondisi geografi. Disisi lain komunitas terpencil sulit menjangkau
berbagai layanan sosial seperti pendidikan, kesehatan, pasar, informasi dan
teknolohi.
4. Permasalahan Adat
a. Melemahnya paranata sosial komnitas terpencil yang telah berinteraksi dengan
warga luar sering berdampak pada perbedaan nilai yang dianut terkait
keidupan warga luar yang modern hedonism menyebabkan komunitas
terpencil tergerus dengan nilai baru dalam situasi anomi tidak bisa menolak
nilai baru namun tidak menggunakan niali lama yang diyakininya.
7
b. Melemahnya kearifan lokal nilai seperti efektifitas dan efisiensi serta nilai
surplus ekonomi pasar telah merubah orientasi produksi, produksi warga
komunitas terpencil yang sebelumnya produksinya sub-sisten ke orientasi
pasar yang meraup keuntungan besar sehinggga memacu komunitas terpencil
mengeksploitasi sumber daya sebanyak-banyaknya yang justru bertentangan
denan budaya mereka tentang tata kelola sumber daya alam.
c. Memudarnya seni budaya produk tarian, lagu cerita rakyat dan legenda,
ketrampilan etnik kurang tergali secara maksimal karena tergantikan oleh
pengaruh nilai adat, seni dan budaya luar yang dianggap lebih menarik dan
membawa suasana baru dalam kehidupan warga komunitas terpencil.
d. Kerentanan terhadap religi warga komunitas terpencil yang menganut
kekuatan alam yang disebut dnegan animisme dan belum mengenal agama
sehingga bnayak warga luar yang ingin menjadikan warga komunitas sebagai
bagian dari pengikut bagama yang dibawa oleh warga dari luar dan
menimbulkan kerentanan kepercayaan dan religi warga komunitas terpencil.
8
3. Masalah Kebiasaan Berobat Masyarakat
Penelitian yang dilakukan oleh (Musadad dkk.1994) Kebiasaan berobat
masyarakat di daerah terpencil, setengah lebih (50,8 % ) ke puskesmas sebagian
besar masyarakat sudah memanfaatkan puskesmas, 41,1 % masih menggunakan
pengobatan tradisional dan 5,1 % melakukan pengobatan sendiri. Dari gambaran
tersebut masyarakat di daerah terpencil masih banyak yang menggunakan
pengobatan tradisional (termasuk dukun).
Hal tersebut menunjukkan masih kuat nya tradisi masyarakat dalam melakukan
pengobatan dan percaya terhadap hal-hal di luar jangkauan ilmu kesehatan
modern.
4. Masalah Perilaku kesehatan dan kepercayaan masyarakat
Kepercayaan dan perilaku masyarakat yang kurang sesuai dengan upaya
kesehatan ini terutama banyak ditemui di daerah-daerah yang sangat terpencil,
jauh dari pelayanan kesehatan. Yaitu melaukan pengobatan ke dukun.
Kepercayaan yang berkaitan dengan pengobatan adalah terdapat masyarakat yang
mengobati batuk dengan cara dimandikan di sungan, anak diare tidak boleh diberi
minum atau anak kejang dianggap kemasukan setan. Juga terdapat masyarakat
yang tabu untuk disuntik atau diimunisasi, bayi sebelum usia 40 hari tidak boleh
dibawa kemana-mana.Ditemui pula bayi yang baru lahir sudah diberi pisang.
5. Masalah Keadaan Kesehatan Lingkungan
Menurut penelitian (Musadad dkk.1994) Keadaan wilayah terpencil bervariasi
yakni ada berupa daerah pasang surut (jambi), daerah pinggir sungai atau laut
(sebagian kalteng, kalbar, sulsel), daerah pegunungan (aceh, sulawesi tengah).
Sesuai dengan kondisi daerah tersebut masing-masing wilayah keadaan kesehatan
lingkungannya berbeda, Di daerah pasang surut penyediaan air bersih dan
pembuangan kotoran masih menjadi masalah. Biasannya menggunkan air sungai
yang sudah tercemar.
2.3.2 Solusi Permasalahan kesehatan yang Ada Pada Komunitas Terpencil
1. Meningkatkan kualitas Pelayanan Kesehatan
Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, upaya yang akan
dilakukan adalah menyediakan tenaga kesehatan dengan jumlah yang yang sesuai
dengan tugas yang dilakukan di komunitas terpencil, hal ini bertujuan untuk
meringankan pembagian tugas tenaga kesehatan. Hal ini dapat dilakukan melalui
pengangkatan pegawai tidak tetap (PTT) juga dilakukan melalui pengangkatan
calon pegawai negeri sipil (CPNS).
Selain tenaga kesehatan, yang harus dipenuhi juga adalah ketersediaan
peralatan medis dan obat-obatan. Dari segi perlengkapan, juga sangat terbatas
terutama sarana komunikasi dan transportasi.
9
2. Peningkatan Akses terhadap Layanan Kesehatan
Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menambah atau meningkatkan
kualitas dan cakupan layanan kesehatan bagi masyarakat, misalnya dengan
menambah jumlah penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Meningkatkan Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit
menular dan penyakit tidak menular upaya yang perlu dilakukan antara lain
pencegahan dan penanggulangan faktor risiko; peningkatan imunisasi; penemuan
dan tatalaksana penderita; peningkatan surveilans epidemiologi dan
penanggulangan wabah; dan peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi
(KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit.
4. Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Dalam rangka untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat akan
dilaksanakan kegiatan pengembangan media promosi kesehatan peningkatan
pendidikan kesehatan kepada masyarakat.Upaya peningkatan perilaku hidup
bersih dan sehat, perlu didukung oleh peningkatan kualitas lingkungan hidup yang
dilaksanakan melalui penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama
bagi masyarakat miskin; pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan;
pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan; dan pengembangan wilayah
sehat.
10
BAB 4. PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1.2 Saran
Adapun saran dari makalah yang berjudul Konsep Dasar Komunitas Terpencil
ialah:
11
c. perawat mampu berupaya secara kuratif agar penyakit yang ada pada
komunitas terpencil dapat ditagani;
12