Dosen Pengampu:
Agung Setyawan, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh:
Siti Koiriyah (180611100001)
Riski Fatihatul Adha (180611100013)
Devi Apriliawati (180611100016)
VikyDwi Antonio (180611100026)
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Jenis-Jenis Penelitian Kuantitatif.
Penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metodologi Penelitian Kuantitatif. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Jenis-Jenis Penelitian Kuantitatif bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
10 Oktober 2020
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dan pengembangan dapat dikatakan sebagai salah satu
karakteristik dalam ilmu pengetahuan sehingga mengharuskan adanya suatu
penelitian. Penelitian adalah penyaluran rasa ingin tahu manusia terhadap
sesuatu/masalah dengan perlakuan terhadap masalah tersebut seperti
memeriksa, mengusut, menelaah dan mempelajari secara cermat serta
memformulasikan hipotesis sehingga diperoleh sesuatu seperti mencapai
kebenaran, memperoleh jawaban atas masalah, pengembangan ilmu
pengetahuan dan sebagainya. Tanpa adanya penelitian, ilmu pengetahuan
tidak akan hidup dan akan diragukan kebenarannya. Sehingga penelitian
dapat menjadi suatu tolak ukur dalam kegunaan dan peran penelitian dalam
ilmu pengetahuan.
Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik, dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Adapun klasifikasi jenis penelitian yang beragam dan tergantung dari
aspek mana penelitian itu diklasifikasikan. Ketiadaan kesepakatan dalam
pengklasifikasian, bertolak dari adanya perbedaan dari para ahli dalam
mengawali pada fokus pengklasifikasiannya sejalan dengan aspek
kepentingan pengklasifikasi penelitian tersebut. Oleh karena itu,
mengklasifikasikan penelitian yang sudah ada yang bertujuan untuk
memudahkan bagi kita.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari metode penelitian kuantitatif?
2. Apa jenis-jenis penelitian kuantitatif?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari metode penelitian kuantitatif.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis penelitian kuantitatif?
2
BAB II
KAJIAN TEORI
1
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:Kencana, 2013), hlm.2
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017),
hlm.9
3
hubungan diantara variabel-variabel, dan meletakkan dasar kerja untuk
penelitian selanjutnya yang bersifat pengujian hipotesis yang lebih
sistematis dan teliti.
a. Ciri-ciri penelitian eksploratif
Beberapa ciri jenis penelitian eksploratif yang membedakan
dengan jenis penelitian yang lain, yaitu :
1) Penelitian eksploratif ingin menemukan sesuatu apa adanya,
sebagai langkah awal untuk mendeskripsikan fenomena tersebut
secara lebih jelas dan tuntas.
2) Memiliki sampel yang terbatas.
3) Sifat penelitian ini merupakan penjajakan, bukan akan
menerangkan fenomena itu atau dapat juga dinyatakan sebagai
studi pendahuluan untuk penelitian yang lebih luas.
4) Instrument yang digunakan harus mengungkapkan sebanyak
mungkin informasi yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan
penelitian.
5) Bentuk pertanyaan yang dipakai lebih banyak yang bersifat
terstruktur, sehingga mampu menampung atau mendeteksi
sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan.
6) Sumber informasi yaitu primer dan sekunder.
b. Langkah-langkah pokok penelitian eksplorasi
1) Menetapkan bidang yang akan diselidiki dan rumusan masalah
secara jelas.
2) Merumuskan tujuan yang akan dicapai.
3) Menelaah kepustakaan untuk mendukung pengumpulan informasi
lebih mendalam sewaktu dilapangan.
4) Menyusun rancangan pendekatan, antara lain
- Cara pengumpulan data
- Alat pengumpulan data
- Sumber informasi
- Latihan para pengumpul data
4
5) Mengumpulkan data sesuai dengan rancangan yang telah disusun
6) Menyusun laporan menurut sistematika tertentu.3
3
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, (Jakarta:
Kencana, 2014), hlm.60-62
5
5) Turun kelapangan dalamrangka pengumpulan data
6) Analisis data
7) Penulisan laporan
c. Kelemahan penelitian deskriptif kuantitatif
1) Topik atau masalah yang dipilih tidak diformulasikan secara jelas
dan spesifik, sehingga mengakibatkan kerancuan dalam
perumusan hipotesis dan instrument
2) Data yang dikumpulkan bersifat umum, sehingga kurang
mendukung masalah khusus dalam penelitian
3) Pengambilan sampel kurang sesuai dengan yang sebelumnya,
karena tidak memperhatikan tingkat kesalahan yang ditoleransi.
Lebih banyak menggunakan presentase, seperti 10% dari populasi
atau 50% dari populasi dan sebagainya.
4) Teknik analisis yang dipakai kurang dirancang secara tepat dari
permulaan, tekadang ditentukan setelah data dikumpulkan.
5) Kesahihan isi instrument yang dipakai kurang mendapat perhatian
dari peneliti.4
3. Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional merupakan suatu tipe penelitian yang melihat
hubungan antara satu atau beberapa ubahan dengna satu atau beberapa
ubahan yang lain. Tujuan utama melakukan penelitian korelasional yaitu
menolong menjelaskan pentingnya tingkah laku manusia atau untuk
meramalkan suatu hasil.
Contoh: Bagaimana hubungan tingkat kemiskinan dengan pendidikan?
Dalam contoh itu, peneliti tidak akan mengungkapkan secara
rinci faktor-faktor apakah yang menyebabkan kemiskinan atau
bagaimana perkembangan tingkat pendapatan dimasa lampau
serta perspektifnya untuk masa datang, tetapi ingin mengetahui
apakah ada hubungan antara kemiskinan dan pendidikan. Andai
4
Ibid., hlm.62-64
6
kata “ada”, pertanyaan berikutnya ialah berapa besar
hubungannya dan bagaimana arah hubungan tersebut. Besar
hubungan akan bergerak dalam rentang +1,00 ... 0,00 ... -1,00.
Angka ini merupakan koefisien korelasi antara ubahan-ubahan
yang diteliti.
a. Ciri-ciri Penelitian Korelasional
Beberapa ciri penelitian korelasional yang dapat membedakan
tipe penelitian ini dari tipe penelitian yang lain sebagai berikut:
1) Penelitian korelasional tepat digunakan apabila ubahan-ubahan
yang diteliti kompleks dan atau tidak dapat diteliti dengan metode
eksperimen dan tidak dapat pula dimanipulasi.
2) Penelitian korelasional memungkinkan pengukuran beberapa
ubahan sekaligus, saling hubungannya dan dalam latar realistik.
Mengingat instrumen utama penelitian ini adalah angket, maka
berbagai berbagai jenis instrumen dapat disiapkan untuk meneliti
beberapa ubahan sekaligus. Disamping itu, instrumen yang sama
dapat pula disebarkan pada lokasi yang luas dalam waktu yang
terbatas.
3) Apa yang diperoleh adalah kadar hubungan, bukan ada atau tidak
adanya pengaruh di antara ubahan yang diteliti, kecuali apabila
menggunakan teknik analisis yang lebih kompleks sehingga dapat
dicari pengaruhnya.
b. Langkah-langkah Pokok Penelitian Korelasional
Berikut langkah-langkahnya:
1) Pilih dan rumuskan masalah yang diteliti.
2) Lakukan studi literatur untuk memperkuat landasan teori dan
untuk mengungkapkan temuan penelitian yang sudah ada.
3) Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, identifikasi ubahan
yang relevan untuk diteliti.
4) Tentukan sampel, susun dan pilih instrumen yang cocok serta
tentukan pula analisis data.
7
5) Kumpulkan data.
6) Analisis data dan interpretasi.
7) Susun laporan penelitian.
c. Keterbatasan Penelitian Korelasional
Isaac dan Michael (1980) mengemukakan beberapa keterbatasan
tipe penelitian ini, yaitu:
1) Hasil penelitian ini hanya mengidentifikasi “apa sejalan dengan
apa,” tetapi tidak mengidentifikasikan saling pengaruh yang
bersifat kausal.
2) Penelitian tipe ini kurang tertib ketat apabila dibandingkan dengan
penelitian eksperimen untuk menentukan pengaruh, karena tidak
dapat dilakukan kontrol atau manipulasi terhadap peristiwa yang
akan diteliti.
3) Penelitian korelasional cenderung akan mengidentifikasikan pola
hubungan langsung dan atau unsur-unsur yang dipakai kurang
andal dan belum canggih.
4) Pola hubungan itu sering dibuat-buat dan kadang-kadang
meragukan dan kabur.
5) Sering merancang penggunaannya sebagai shotgun research, yaitu
melakukan penelitian sekali tembak dengan memasukkan berbagai
data tanpa pilihan yang mendalam dan tanpa menggunakan
interpretasi yang berguna berdasarkan keadaan data yang telah
dikumpulkan.5
5
Ibid., hlm.64-66
8
penyebab suatu peristiwa. Penelitian kausal komparatif dapat menentukan
penyebab, efek, atau konsekuensi yang ada diantara dua kelompok atau
lebih. Dalam penelitian ini diawali dengan mencatat perbedaan diantara
dua kelompok, dan selanjutnya mencari kemungkinan penyebab, efek,
atau konsekuensi. Kadang-kadang penelitian kausal komparatif digunakan
sebagai alternatif untuk mengadakan suatu eksperimen.
a. Rancangan Dasar Penelitian Kausal Komparatif
Secara sederhana rancangan penelitian kausal komparatif sebagai
berikut:
Kelompok Variabel Bebas Variabel Terikat
( A )( C ) (O)
I Kelompok yang memiliki Pengukuran
karakteristik.
(C) (O)
Drop-out II Kelompok yang tidak memiliki Pengukuran
Karakteristik.
(B) (C1) (O)
I Kelompok yang memiliki Pengukuran
Karakteristik 1.
Tidak drop out (C2) (O)
II Kelompok yang memiliki Pengukuran
Karakteristik 2.
Contoh:
Peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan
mahasiswa dropout dari universitas.
Untuk itu peneliti mengambil dua kelompok atau lebih dengan
jumlah yang sama dari suatu universitas. Kelompok pertama adalah
mahasiswa yang drop out, sedangkan kelompok kedua (B)
mahasiswa yang bukan drop out. Selanjutnya, peneliti menguji
beberapa variabel tentang status ekonomi, lingkungan belajar, tempat
9
tinggal, cara belajar, hasil belajar, dan mungkin juga kemampuan
responden, dengan menggunakan teknik statistik tertentu dalam
analisis data akan dapat diketahui faktor-faktor mana yang lebih
menentukan mahasiswa drop out dari universitas.
b. Langkah-langkah Penelitian Kausal Komparatif
Berikut langkah-langkahnya:
1) Rumuskan masalah degan jelas.
2) Lakukan penelaah kepustakaan dengan baik, sehingga dapat
diperkiraan dengan teliti dan konseptual faktor-faktor determinan
terhadap kejadian yang akan diteliti.
3) Rumuskan teori yang mendasari hipotesis.
4) Rumuskan hipotesis.
5) Pilih subjek yang relevan.
6) Susun instrumen.
7) Pilih teknik pengumpulan data yang tepat.
8) Validasi insturmen.
9) Kumpulkan data.
10) Analisis data.
11) Susun laporan.
c. Kelemahan Penelitian Kausal Komparatif
Berikut kelemahannya:
1) Variabel bebas tidak dapat dikontrol karena kegiatan yang diteliti
telah terjadi. Peneliti tidak dapat mengatur kondisi atau
memanipulasi variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat.
2) Kurang dapat dilaksanakan pemilihan kelompok penelitian secara
random, karena kelompok telah terbentuk dan ada sebelumnya
dan tergiring oleh karakteristiknya.
3) Sangat sulit untuk menentukan apakah faktor-faktor yang relevan
betul-betul telah termasuk kedalam faktor yag sudah
diidentifikasikan.
10
4) Suatu gejala atau hasil yang sama belum tentu disebabkan oleh
sebab yang sama, mungkin juga oleh sesuatu sebab dalam
kejadian tertentu atau sebab lain pada situasi yang lain pula.
5) Suatu gejala bukanlah hasil satu sebab. Banyak penyebab menjadi
penghasil satu gejala yang sama.
6) Mengklasifikasikan s ubjek kedalam kategori dikotomi (seperti
buruk atau baik) untuk tujuan perbandingan menimbulkan
persoalan.
7) Ada kesukaran dalam interpretasi dan bahaya asumsi post hoc,
karena apabila X mendahului Y maka X menyebabkan Y
8) Sering kesimpulan diambil berdasarkan sampel yang terbatas.6
6
Ibid., hlm.66-69
11
3) Fleksibel dan Adaptif, yaitu mudah diubah dan dapat disesuaikan
dengan tuntutan tindakan selama penelitian. ini berarti pada
tahap/siklus pertama yang diawali perencanaan, diikuti tindakan,
observasi, dan refleksi., dilanjutkan dengan kegiatan kedua,
ketiga, keempat, dan kelima, dengan melakukan penyempurnaan
recana berdasarkan hasil observasi dan refleksi masing-masing
kegiatan. Selesai siklus satu dilanjutkan dengan siklus kedua,
ketiga, dan kemungkinan keempat hingga peneliti yakin telah
melaksanakan tindakan yang benar.
4) Partisipatori, dirancang secara khusus adanya kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen untuk mengetahui pengaruh perlakuan
yang diberikan.
5) Self evaluation, dalam modifikasi ini mendekati konstruk yang
sesungguhnya berlangsung sejalan dengan tahapan penelitian.
Peneliti dibantu oleh tim peneliti ahli yang lain dalam melakukan
self evaluation terhadap tindakan yang dilakukan.\
b. Langkah-langkah penelitian tindakan
Secara umum, langkah-langkah penelitian tindakan sebagai
berikut;
1) Mengindentifikasi area yang akan dijadikan masalah penelitian
- Apa yang sedang terjadi sekarang kekuatan dan kelemahannya.
- Merumuskan ide-ide umum tentang keadaan yang terjadi.
- Meninjau dan mengeksplorasi keadaan menjadi lebih spesifik
sehingga terdekteksi berbagai masalah yang membutuhkan
tindakan perbaikan.
- Menetapkan masalah yang menjadi prioritas dan bidang
penelitian tindakan.
2) Memformulasikan rencana tindakan, yang mencakup antara lain;
- Identifikasi masalah.
- Analisis dan perumusan masalah.
12
- Memilih tindakan yang tepat sesuai dengan masalah yang
dirumuskan.
- Menyusun langkah-langkah rencana tindakan dengan baik dan
benar.
3) Tindakan dan pengamatan. Dalam melakukan tindakan sesuai
dengan rencana solusi yang telah ditetapkan dan berbarengan
dengan itu tim peneliti lain mengamati pelaksanaan tindakan yang
dilakukan peneliti, antara lain ketepatan, kelemahan, kekurangan,
maupun kelebihannya.
4) Evaluasi tindakan. Dalam evaluasi tindakan ini secara prinsip
diarahkan untuk mengetahui kekuranga, kelemahan, atau
ketidaktepatan dalam menggunakan tindakan.
5) Refleksi. Dengan memberikan refleksi tentang kelemahan atau
kekurangtepatan peneliti melaksanakan tindakan.
c. Jenis penelitian tindakan
Secara konseptual penelitian tindakan mempunyai kerangka dasar
yang sama, namun pelaksanaannya terdapat penekanan yang berbeda.
Menurut Grudy, menekankan tiga model penelitian tindakan yaitu;
1) Technical
2) Practical
3) Emancipating
Adapun Holter dan Schwart Barcod mengemukakan tiga tipe, yaitu
1) Technical collaborative approach
2) Mutual collaborative approach
3) Enhancement approach
Dalam tiga tipe diatas tidak jauh berbeda dengan pendapat diatas,
MC Kernan mengemukakan pula tiga jenis penelitian tindakan, yaitu
1) Scientific technical view of problem solving
2) Practical deliberate action research mode
3) Critical emancipating action research.7
7
Ibid., hlm.69-76
13
6. Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen merupakan satu-satunya tipe penelitian yang
lebih akurat atau teliti dibandingkan dengan tipe penelitian yang lain,
dalam menentukan relasi hubungan sebab akibat. Hal itu dimungkinkan
karena dalam penelitian eksperimen penelitian budaya dan dapat
melakukan pengawasan (kontrol) terhadap variabel bebas baik sebelum
penelitian maupun selama penelitian. Di samping itu, dapat pula di
minimalkan pengaruh komponen lain yang diduga akan mempengaruhi
hasil penelitian seperti pengaruh lingkungan di sekitar responden
penelitian. Atau, dapat pula dikatakan bahwa melalui penelitian
eksperimen, peneliti mampu dan dapat manipulasi variabel bebas dan
mengatur situasi penelitian dengan benar sehingga dapat mengungkapkan
faktor-faktor sebab akibat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ide
dasar dari pada penelitian eksperimen ini dapat pula mengontrol kondisi
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Fraenkel Wallen (1993)
menyatakan bahwa keunikan penelitian eksperimen adalah: (1) salah
satunya tipe penelitian yang memberi kesempatan kepada peneliti untuk
secara langsung dapat mempengaruhi variabel penelitian; dan (2) satu-
satunya tipe penelitian yang dapat menguji hipotesis tentang relasi
hubungan sebab akibat. Ini berarti suatu perlakuan(treatment) dapat di
jadikan faktor penyebab terjadi suatu perubahan pada individual. Karena
itu, variabel bebas disebut juga variabel eksperimen atau variabel
perlakuan.
a. Jenis Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen dapat dibedakan atas tiga tingkatan, yaitu:
1) Pre-Experiment, yaitu penelitian eksperimen yang pada
prinsipnya hanya menggunakan satu kelompok. Ini berarti bahwa
dalam tipe penelitian tidak adaa kelompok kontrol. Karena itu
pre-experiment
14
Tidak memenuhi syarat penelitian experiment yang
sesungguhnya.
2) Quasi Experiment, merupakan salah satu tipe penelitian, namun
hasil yang dicapai cukup berarti, baik di tinjau dari validitas
internal maupun external.
3) True Experiment, merupakan suatu jenis penelitian experimen
yang sesungguhnya, dimana peneliti mengontrol variabel-variabel
yang diteliti dengan baik serta mengendalikan situasi penelitian
dari ancaman yang mungkin merusak hasil penelitian dari
keadaan yang sesungguhnya. Ini berarti bahwa dalam eksperimen
yang sesungguhnya, validitas internal dan eksternal merupakan
kondisi utama yang perlu mendapat perhatian para peneliti dalam
menata rancangan penelitian yang di lakukan.
b. Kelemahan dan Keuntungan Penelitian Eksperimen
Walaupun dalam penelitian eksperimen peneliti dapat mengontrol
variabel yang diteliti dan situasi pelaksanaan penelitian, namun tidak
berarti tipe penelitian eksperimen tidak mempunyai kelemahan
disamping keuntungannya. Lebih lagi kalau peneliti kurang tepat
memilih rancangan penelitian yang aka digunakan. Secara umum
dapat dilakukan beberapa kelemahan penelitian eksperimen:
1) Situasi lingkungan yang artificial
Setiap melakukan eksperimen peneliti selalu dihadapkan pada
situasi yang dibuat, dikontrol, dan bukan dalam latar alami
(natural setting)
Yang sesungguhnya atau keadaan riil yang sebenarnya.
Tingkah laku sosial ditempatkan dalam suatu lingkungan yang
dibuat dan penuh kontrol, seperti labolatorium.
2) Adanya efek penelitian sendiri (experimenter effect).
Dengan rancangan yang dibuat khusus untuk membuktikan
atau menemukan sesuatu, peneliti mengharapkan sesuatu yang
ingin dicapainya, penghargaan peneliti akan efek eksperimen
15
akan membawa pengaruh pada pencapaian hasil. Penelitian
bersifat reaktif tentang eksperimen yang dilakukan.
3) Meletakkan objek penelitian di labolatorium memang dapat di-
kontrol dengan baik; tetapi kalau melakukan eksperimen ilmu
sosial di lingkungan alami akan sangat sulit mengontrol variabel
extraneous, sehingga memberi pengaruh pada variabel terikat.
7. Penelitian Pengembangan
Kalau di telusuri secara seksama tentang apa itu penelitian deskrptif,
seperti telah diuraikan pada bagian terdahulu, maka jelas tampak bahwa
penelitian deskriptif lebih mengacu kepada keadaan sekarang; What is
atau What exist di hubungkan dengan atau kepada kejadian yang
mendahuluinya, yang mempengaruhi keadaan atau situasi sekarang,
sedangkan penelitian pengembangan (developmental research) bukan
hanya untuk menggambarkan hubungan antara keadaan sekarang
melainkan juga untuk menyelidiki perkembangan atau perubahanyang
terjadi sebagai fungsi waktu. Lebih jauh Isaac dan Michael (1980)
menyatakan, bahwa tujuan penelitian pengembangan alat perubahan
8
Ibid., hlm.76-80
16
sebagai fungsi waktu. Oleh karena itu, setiap masalah dalam penelitian
pengembangan hendaklah didekati secara lebih baik dan terencana.
a. Ciri - Ciri Penelitian pengembangan
Berhubung karena tujuan penelitian yang ingin dicapai untuk
menemukan pola, urutan,perubahan, atau kecenderungan tentang
sesuatu, maka peneliti pengembangan hendaknya dirancang secara
konseptual dan terkendali. Suatu hal yang perlu diingat, bahwa
melalui suatu penelitian tidak ada yang sekali jadi dan “Final”
terhadap suatu masalah yang diteliti. Jawaban tuntas terhadap masalah
tidaklah mungkin diberikan secara ”Fixed”, karena ada hubungan
antara satu masalah dengan masalah yang lain dan adanya berbagai
kesalahan dalam proses penelitian atau karena penelitian ilmiah bukan
memberikan jawaban atau kepastian yang mutlak dan langsung
sebagai suatu kebenaran yang mutlak untuk selama-lamanya.
b. Langkah – Langkah Penelitian Pengembangan
Seperti juga dalam penelitian yang lain secara umum langkah
yang ditempuh dalam penelitia pengembangan diawali dengan
perumusan masalah dan diakhiri dengan penyusunan laporan. Secara
terperinci langkah-langkah penelitian pengembangan:
1) Rumusan masalah dan tujuan penelitian dengan jelas.
2) Lakukan studi pendahuluan yang sistematis dan intensif tentang
masalah yang ada. Di samping itu, lakukan konsultasi dengan
ahlidalam bidang yang akan diteliti. Jangan lupa melakukan studi
litelatur atau kepustakaan tentang teori yang melekat pada
masalah yang akan di teliti.
3) Susun rancangan penelitian pengembangan.
4) Laksanakan penelitian pengembangan sesuai dengan rancangan
yang telah ditetapkan.
5) Evaluasi proses dan produk, analisis dan refleksi.
6) Susun laporan hasil penelitian.
17
Dalam menyusun laporan perlu sekali di dasari bahwa proses
yang dilakukan secara benar dan tuntas, termasuk di dalamnya
penahanan kegiatan, periode waktu kegiatan, sehingga tampak jelas
karakteristik pengembangan sesuai dengan rancangan yang dipilih dan
ditetapkan.9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
Ibid., hlm.80-83
18
Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik, dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Adapun beberapa jenis-jenis penelitian kuantitatif ,antara lain Penelitian
Eksploratif, Penelitian Deskriptif Kuantitatif, Penelitian Korelasional,
Penelitian Kausal Komparatif, Penelitian Tindakan (Action Research)
Penelitian Eksperimen, dan Penelitian Pengembangan.
B. Saran
Dalam melakukan penelitian, kita harus memahami terlebih dahulu
pengertian atau konsep dasar dalam penelitian beserta jenis-jenis penelitian.
Kemudian memilih jenis penelitian apa yang akan digunakan. Hal tersebut
agar tidak ada kesalahan dalam melakukan suatu penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
19
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Yusuf, Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan. Jakarta: Kencana.
20