Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING


Disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Pembelajaran IPS SD 2
Dosen Pengampu: Samidi, M.Pd.

Disusun Oleh:
1. Anggraini Febraningrum (K7113019)
2. Anik Handayani (K7113020)
3. Ardiarti Bangun Wijaya (K71130)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmatdan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Model Pembelajaran Role Playing” dengan baik.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam
mata kuliah Pembelajaran IPS SD 2.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami Samidi, M.Pd.yang telah memberikan tugas dan petunjuk
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan, baik dalam segi teknis maupun dari segi isi. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan baik dosen maupun
rekan-rekan sekalian guna menjadikan makalah ini lebih baik lagi. Akhir kata
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya.

Surakarta, 10 Maret 2016

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

C. Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

A. Pengertian Model Pembelajaran Role Playing ............................................. 3

B. Karakteristik Model Role Playing ................................................................ 4

C. Prinsip Penerapan Model Role Playing dalam Pembelajaran ...................... 5

D. Proses Pelaksanaan Model Role Playing ..................................................... 5

E. Implikasi Model Role Playing ..................................................................... 7

F. Kelebihan dan Kekurangan Model Role Playing ......................................... 8

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 10

A. Kesimpulan ................................................................................................ 10

B. Saran ........................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi
antara peserta didik dengan pendidik serta antar peserta didik dalam
rangka perubahan sikap. Sedangkan model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis mencapai tujuan
belajar tertentu dan sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.Salah
satu model pembelajaran adalah pembelajaran inovatif. Pembelajaran
Inovatif adalah pembelajaran atas dorongan gagasan baru untuk
melakukan langkah-langkah belajar dengan metode baru sehingga
memperoleh kemauan hasil belajar.
Model pembelajaran inovatif menurut adalah model pembelajaran
yang memanfaatkan model-model pembelajaran mutakhir. Pembelajaran
Inovatif diyakini mampu memfasilitasi siswa untuk mengembangkan
kecakapan hidup dan siap terjun di masyarakat, karena pembelajaran
inovatif mengandung prinsip-prinsip yaitu berpusat pada siswa, berbasis
masalah, terintegrasi, berbasis masyarakat, memberikan pilihan, tersistem
dan berkelanjutan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud model pembelajaran role playing ?
2. Bagaimana karakteristik model pembelajaran role playing ?
3. Bagaimana prinsip penerapan model role playing dalam pembelajaran?
4. Bagaimana proses pelaksanaan model role playing ?
5. Bagaimana implikasi model role playing ?
6. Bagaimana kelebihan dan kelemahan pembelajaran role playing ?

1
2

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran role playing
2. Untuk mengetahui karekteristik model pembelajaran role playing
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan model pembelajaran role
playing
4. Untuk mengetahui prinsip penerapan model role playing dalam
pembelajaran
5. Untuk mengetahui proses pelaksanaan model role playing
6. Untuk mengetahui implikasi model role playing
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran Role Playing


Dalam suatu proses belajar mengajar ada beberapa komponen yang selalu
terkait dan tidak bisa dipisahkan, yaitu media pengajaran, prosedur didaktif
(metode), materi pelajaran dan lain-lain. “Semua komponen tersebut harus
terpadu dan serasi agar tercipta suasana belajar mengajar yang menyenangkan,
akhirnya terwujud suatu hal apa yang dinamakan dengan hasil belajar yang
berbobot dan berkualitas (Winkel, 1991: 177).
Role playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak yang
didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang (Jill
Hadfield, 1986). Dalam role playing murid dikondisikan pada situasi tertentu
di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain itu,
role playing sering kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana
pembelajar membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan
memainkan peran orang lain (Basri Syamsu, 2000).
Pembelajaran dengan role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-
bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa.
Pengembangan imajinasi dan penghayatan itu dilakukan siswa dengan
memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Metode ini banyak
melibatkan siswa dan membuat siswa senang belajar serta metode ini
mempunyai nilai tambah, yaitu: a) dapat menjamin poartisipasi seluruh siswa
dan memberi kesempatan yang sama untuk menunjukkan kemampuannya
dalam bekerjasama hingga berhasil, dan b) permainan merupakan pengalaman
yang menyenangkan bagi siswa (Prasetyo, 2001:72).
Pembelajaran dengan role playing merupakan suatu aktivitas yang
dramatik, biasanya ditampilkan oleh sekelompok kecil siswa, bertujuan
mrngeksploitasi beberapa masalah yang ditemukan untuk melengkapi

3
4

partisipasi dan pengamat dengan pengalaman belajar yang nantinya dapat


meningkatkan pemahaman (Prasetyo, 2001: 74).

B. Karakteristik Model Role Playing


Dalam pembaharuan pendidikan ada 3 hal yang perlu di soroti yaitu
pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran, dan efektifitas
metode pembelajaran. Peningkatan kualitas ini menuntut guru untuk
mengembangkan tatanan dan mengoptimalkan pembelajaran agar siswa juga
berperan aktif dalam proses pembelajaran. Upaya peningkatan hasil belajar
siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik faktor
internal maupun eksternal. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi
hasil belajar adalah metode pembelajaran. Melalui metode pembelajaran role
palying siswa mencoba mengekspresikan hubungan antara manusia dengan
cara memperagakannya, bekerja sama, mendiskusikannya sehingga bersama-
sama dapat mengekplorasi perasaan, sikap, nilai dan strategi pemecahan
masalahnya.

Pada metode role playing ini, proses pembelajaran ditekankan pada


keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah
yang secara nyata dihadapi, baik guru maupun siswa. Kedua istilah ini (role
playing dan bermain peran), kadang-kadang juga disebut metode dramatisasi.
Hanya bedanya, kedua metode tersebut tidak disiapkan terlebih dahulu
naskahnya.

Menurut Alhafidzh (2010:1), metode role playing memiliki peran


penting dalam proses pembelajaran, dan dapat digunakan apabila:

1. Pelajaran dimaksudkan untuk melatih dan menanamkan pengertian dan


perasaan seseorang.
2. Pelajaran dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa kesetiakawanan
sosial dan rasa tanggung jawab dalam memikul amanah yang telah
dipercayakan.
5

3. Jika mengharapkan partisipasi kolektif dalam mengambil suatu


keputusan.
4. Apabila dimaksudkan untuk mendapatkan ketrampilan tertentu
sehingga diharapkan siswa mendapatkan bekal pengalaman yang
berharga, setelah mereka terjun dalam masyarakat kelak.
5. Dapat menghilangkan malu, dimana bagi siswa yang tadinya
mempunyai sifat malu dan takut dalam berhadapan dengan sesamanya
dan masyarakat dapat berangsur-angsur hilang, menjadi terbiasa dan
terbuka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
6. Untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa
sehingga amat berguna bagi kehidupannya dan masa depannya kelak,
terutama yag berbakat bermain drama, lakon film dan sebagainya.

C. Prinsip Penerapan Model Role Playing dalam Pembelajaran


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan model
pembelajaran ini. Karena penggunaan model bermain peran tidak dapat
digunakan untuk semua materi dan situasi pembelajaran.
1. Penggunaan model role playing harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran, agar tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
2. Mengetahui kemampuan awal siswa.
3. Kemudahan materi untuk dapat diterapkan dalam model role playing
4. Kegunaan model role playing dalam penyampaian materi itu sendiri

D. Proses Pelaksanaan Model Role Playing


Di dalam model role playing pasti ada proses pelaksanaan atau lengkah
pelaksanaan model tersebut. Berikut adalah proses pelaksanaan model role
playing yaitu:
1. Pemilihan masalah, guru mengemukakan masalah yang diangkat dari
kehidupan peserta didik agar mereka dapat merasakan masalah itu dan
terdorong untuk mencari penyelesaiannya.
6

2. Pemilihan peran, memilih peran yang sesuai dengan permasalahan yang


akan dibahas, mendeskripsikan karakter dan apa yang harus dikerjakan
oleh para pemain.
3. Menyusun tahap-tahap berain peran, dalam hal ini guru telah membuat
dialog tetapi siswa dapat juga menambahkan dialog sendiri.
4. Menyiapkan pengamat, pengamat dari kegiatan ini adalah semua siswa
yang tidak menjadi pemain atau pemeran.
5. Pemeranan, dalam tahap ini para peserta didik mulai bereaksi sesuai
dengan peran masing-masing yang terdapat pada skenario bermain peran.
6. Diskusi dan evaluasi, mendiskusikan masalah-masalah serta pertanyaan
yang muncul dari siswa.
7. Pengambilan keputusan yang telah dilakukan. Jadi pembelajaran dengan
role playing merupakan cara belajar yang dilakukan dengan cara membagi
siswa menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok memerankan
karakter sesuai dengan naskah yang telah dibuat dan materi yang telah
ditentukan oleh guru sehingga siswa lebih mudah memahami dan
mengingat materi yang telah diperankan tersebut.

Agar metode role playing / bermain peran ini dapat mencapai tujuan,
maka harus disusun langkah-langkah pembelajaran agar penggunaan metode
ini lebih efektif. Langkah-langkah menurut Subari, (1994: 93-94) tersebut
sebagai berikut:

1. Guru menerangkan teknik sosiodrama dengan cara yang mudah di


mengerti oleh para siswa
2. Masalah yang akan dimainkan harus disesuaikan dengan tingkat umur dan
kemampuan.
3. Guru menceritakan masalah yang akan dimainkan itu secara sederhana
tetapi jelas, untuk mengatur adegan dan memberi kesiapan mental para
pemain.
4. Jika sosiodrama itu untuk pertama kali dilakukan sebaiknya para
pemerannya ditentukan oleh guru.
7

5. Guru menetapkan para pendengar, yaitu para siswa yang tidak berperan.
6. Guru menetapkan dengan jelas masalah dan peranan yang harus
dimainkan.
7. Guru menyarankan kata-kata pertama yang harus diucapkan pemain untuk
memulai permainan.
8. Guru menghentikan permainan di saat situasi sedang mencapai klimaks
dan kemudian membuka diskusi umum.
9. Sebagai hasil diskusi, guru dapat meminta siswa untuk menyelesaikan
masalah itu dengan cara-cara lain.
10. Guru dan siswa menarik kesimpulan-kesimpulan dari drama yang
dimainkan baik dalam teknik maupun dalam isinya

E. Implikasi Model Role Playing


1. Guru
Guru tidak boleh bersikap apriori. Setiap individu akan
menghayati situasi sosial menurut caranya sendiri. Apa yang akan ia
lakukan, keputusan apa yang akan ia pilih jika ia berada dalam situasi
sosial seperti itu, semua harus diserahkan kepada pemeran yang
bersangkutan.
2. Siswa
Dramatisasi ini akan berhasil kalau para siswa yang berperan
dapat menjiwai situasinya, dapat bertingkah laku dan bersikap seperti
dalam situasi sosial yang sesungguhnya.
3. Bahan
Sesuatu yang didramatisasikan akan baik hasilnya, jika bahan
itu cocok dengan para pemeran yang akan memerankannya. Bahan
harus dipilih dengan cermat. Kriteria yang harus diperhatikan antara
lain:
a) Bahan harus sesuai dengan perkembangan jiwa siswa.
b) Bahan harus memperkaya pengalaman sosial siswa.
8

c) Bahan harus cukup mengandung sikap dan perbuatan yang akan


didramatisasikan siswa.
d) Bahan hendaknya tidak mengandung adegan-adegan yang
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, agama, kepribadian
bangsa Indonesia.

F. Kelebihan dan Kekurangan Model Role Playing


Role playing menurut Djamarah dan Zain (2002:67) mempunyai
beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
1. Kelebihan metode role playing
a. Siswa melatih dirinya memahami dan mengingat isi bahan yang akan
diperankan. Sebagai pemain harus memahai, menghayati isi cerita
secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya.
Dengan demikian daya ingatan siswa harus tajam dan tahan lama.
b. Siswa akan berlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu
bermain peran para pemain dituntut untuk mengemukakan
pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia.
c. Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan
akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah.
d. Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-
baiknya.
e. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi
tanggungjawab dengan sesamanya.
f. Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang lebih baik agar
mudah dipahami orang lain
g. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan
dalam situasi dan waktu yang berbeda.
h. Guru dapat mengevaluasi pengalaman siswa melalui pengamatan pada
waktu melakukan permainan.
9

2. Kelemahan Model Role Playing


a. Sebagian anak yang tidak ikut bermainperan menjadi kurang aktif
b. Metode ini memerlukan waktu yang relatif panjang
c. Memerlukan tempat yang cukup luas.
d. Sering kelas lain merasa terganggu oleh suara pemain dan tepuk
tangan penonton/pengamat.
e. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru
maupun murid. Dan ini semua guru belum tentu memilikinya.
f. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk
memerlukan suatu adegan tertentu
g. Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran mengalami
kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi
sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai
h. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Telah diketahui bahwa metode pembelajaran role playing merupakan
salah satu bentuk permainan pendidikan yang dipakai untuk menjelaskan
peranan, sikap, tingkah laku, nilai dengan tujuan menghayati perasaan, sudut
pandang dan cara berpikir orang lain.
Belajar dengan role playing menyebabkan timbulnya keberanian
menyatakan pendapat dan role playing sebagai aktivitas kelompok ,dan sangat
berguna bagi pengembangan aspek pengertian siswa, interaksi antar kelompok
dalam proses pembelajaran dapat membantu siswa menerima atau
mengintregrasikan konsep atau informasi dari berbagai perspektif pada
masalah yang sama dan proses ini akan menghasilkan pengertian dan
pemahaman yang matang tentang materi yang dipelajari.

B. Saran
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua, terutama untuk guru
yang secara langsung menangani atau bertatap muka dengan siswa setiap
harinya. Guru hendaknya memahami model-model pembelajaran seperti Role
Playing ini. Sehingga pembelajaran yang akan disampaikan mudah dipahami
siswa dan tujuan pembelajaran mudah tercapai.dan mendapatkan hasil yang
baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Shinta, rizki, dkk.2012. Penggunaan Model Role Playing dalam Pembelajaran


(online) (http://4empicthealth.blogspot.co.id/2012/05/penggunaan-model-
role-playing-dalam.html, diakses tanggal 10 Maret 2016 : 17:14 WIB)

Nani, Sofiatun. 2012. “Pengaruh Bermain Peran (Role Playing) dalam


Meningkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris“ (online)
(http://www.infodiknas.com/207-pengaruh-bermain-peran-role-playing-
dalam-meningkatkan-pembelajaran-bahasa-inggris.html, diakses tanggal 10
Maret 2016 : 17:11 WIB)

Purwitasari, Wahyu Indriana. 2008. “Penerapan metode pembelajaran role playing


untuk meningkatkan keaktifan, keantusiasan, dan prestasi belajar pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas III SD Banjarsari Pacitan” (online),
(http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/TEP/article/view/1191, diakses
tanggal 10 Maret 2016)

Sukarto. 2007. “Metode Pembelajaran Role Playing” (online),


(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2101737-metode-
pembelajaran-role-playing/, diakses tanggal 10 Maret 2016)

11

Anda mungkin juga menyukai