Anda di halaman 1dari 2

Nama : Yury Purnama Indah

NIM : 1301191

Kelas : Dik – B 2013

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas : FPBS UPI

Tugas Apresiasi Drama Indonesia “Mainan Gelas”

Dalam rangka pementasan 4 naskah drama yang di pentaskan oleh Teater Lakon
dengan tema ”Lonceng Jiwa” menghadirkan beberapa naskah drama yang cukup asing
ditelinga saya, karena jujur saja saya termasuk seorang pemula didunia sastra. Naskah yang
akan dipentaskan diantaranya adalah Awal dan Mira, 88.08 FM, Mainan Gelas dan Jam
Dinding yang Berdetak. Rangkaian pementasan tersebut digelar selama empat hari dimulai
pada tanggal 25-28 Februari 2014, bertempat di Gedung Geugeut-Winda lantai 2. Entah
kebetulan atau tidak saya mendapat kesempatan untuk menyaksikan salah satu pementasan
naskah dramanya yang berjudul “Mainan Gelas”.
Awalnya saya sempat bimbang memilih mana pementasan drama yang akan saya
saksikan, jika bisa saya ingin menyaksikan ke empat pementasan tersebut. Namun tentu saja
saya harus memilih salah satu diantara empat drama tersebut dan pilihan saya pun jatuh pada
pementasan naskah drama “Mainan Gelas”. Dengan diiringi rintik hujan saya mulai
berangkat menuju Gedung Geugeut-Winda lantai 2 bersama salah satu teman baik saya.
Sesampainya disana saya langsung membeli tiket dan saat memasuki tempat pementasan tak
perlu waktu lagi karena pementasaan tepat dimulai.
Pementasan drama ini dibuka oleh alunan musik yang syahdu dengan gesekkan
dawai-dawai biola yang begitu indah. Kemudian salah satu tokoh pemainnya memberikan
narasi sebagai pembuka cerita. Latar yang digunakan dalam pementasan drama ini ialah
ruang tamu dan ruang makan. Naskah drama Mainan Gelas diadaptasi dari salahsatu karya
Tenessee Wiliams, ia merupakan seorang penulis naskah drama asing. Dalam naskah drama
ini diceritakan sebuah keluarga yang terdiri dari seorang ibu, sekaligus seorang istri yang
ditinggalkan suaminya entah kemana yang hidup dengan kedua anaknya yaitu seorang anak
laki-laki bernama Taufik dan kakak perempuan Taufik yang bernama Liswati. Kedua
anaknya memiliki karakter yang sangat berbeda satu sama lainnya. Taufik yang memiliki
sifat urakan, sering mabuk dan berangan-angan tinggi, sering melawan ibunya namun begitu
menyayangi kakak perempuannya. Sedangkan Liswati bersifat sangat pemalu dan memiliki
kekurangan fisik yaitu pincang disalah satu kakinya. Persoalan dalam cerita ini cukup
kompleks, dari mulai kekecewaan ibu yang ditinggalkan suaminya, anak perempuan yang
pincang dan tak kuncung mendapatkan jodoh di usianya yang sudah cukup matang untuk
menikah, anak laki-laki pemabuk dan berangan-angan tinggi, ditambah dengan sosok Yunus
yaitu tamu sekaligus teman dari Taufik yang akan dikenalkan dan dijodohkan dengan anak
perempuannya (Liswati) yang ternyata telah memiliki tunangan yakni Ema. Ibu Taufik yang
mengetahui bahwa Yunus telah memiliki seorang tunangan merasa sangat kecewa kepada
Taufik sehingga terjadi perdebatan yang cukup menggemparkan di antara keduanya.
Menurut saya drama “Mainan Gelas” ini cukup menarik untuk kita saksikan karena
cerita yang diangkat cukup ringan dan konflik yang dihadirkan cukup familiar, sehingga
drama ini dapat dengan mudah kita pahami inti dari ceritanya. Hal yang menarik dari
pementasan drama ini adalah alurnya yang flashback dan naskah yang diangkat merupakan
salahsatu naskah drama asing. Selain itu, tata panggung atau dekorasi panggungnya pun
cukup baik dan sesuai dengan pendeskripsian latar sesungguhnya sehingga suasana yang
terjadi di atas panggung dapat saya rasakan juga di bangku penonton. Namun, kekurangan
dari pementasan drama ini ialah salahsatu pemainnya sering salah dalam pengucapan dialog
sehingga merusak suasana yang telah terbangun. Secara keseluruhan drama yang dipentaskan
ini baik untuk disaksikan oleh kita semua khususnya para pecinta drama.

Anda mungkin juga menyukai