Anda di halaman 1dari 9

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER

TINJAUAN PUSTAKA

Untuk Memmnuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Media KAT


Dengan Dosen Pengampu:
M. Ridwan, S.KM., M.P.H.

KELOMPOK 6:

1. Nursifa Hafizah (N1A118086)


2. Chindy Izmira Putri (N1A118091)
3. Gusti Aulia (N1A118096)
4. Nopis Nopriyansyah (N1A118102)
5. Emilia Septina (N1A118104)

Kelas: 6. Epidemiologi

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka
2.1 Komunitas Adat Terpencil
Lokasi para tempat tinggal penduduk yang terasing atau terpencil dapat
mengakibatkan banyak sekali permasalaha yang muncul salah satunya
minimnya akses terhadap pelayanan publik dan kesehatan menjadi
terhambat dan menjadi rendah. Komunitas adat terpencil yang sering
berkeliaran di pinggir jalan, kehidupannya kurang layak dan minimnya
kemampuan dalam melakukan sesuatu hal harus perlu dibina kesejahteraan
sosialnya dengan cara memberdayakan dalam segala aspek kehidupan dan
penghidupannya agar sebuah komuntas adat terpencil dapat hidup secara
wajar baik jasmani, rohani mauoun sosial sehingga dapat berperan aktif
didalam masyarakat dan pembangunannya.
Pengertian komunitas adat terpencil menurut keputusan Presiden NO.
111 tahun 1999 adalah Komunitas adat terpencil atau yang selama ini lebih
dikenal dengan sebutan masyarakat terasing adalah kelompok sosial budaya
yang bersifat lokal dan terpencar serta kurang atau belum terlihat dalam
jaringan dan pelayanan baik sosial, ekonomi, maupun politik. Adapun ciri-
ciri dari komunitas adat terpencil sendiri yaitu,
a. Berbentuk komunitas kecil, tertutup, dan homogen;
b. Pranata sosial bertumpu pada hubungan kekerabatan;
c. Pada umumnya terpencil secara geografi dan relatif sulit dijangkau;
d. Pada umumnya masih hidup dengan sistem ekonomi subsisten;
e. Peralatan dan teknologinya sederhana;
f. Ketergantungan pada lingkungan hidup dan sumber daya alam setempat
relatif tinggi;
g. Terbatasnya akses pelayanan sosial, ekonomi, dan politik.
Dalam Peraturan Menteri Sosial Nomor 12 Tahun 2015 dalam Pasal 6,
7 dan 8 dijabarkan 3 kategori Komunitas Adat Terpencil yaitu :
1. Kategori 1
1) Hidup berpencar dan berpindah dalam komunitas kecil, tertutup,
dan homogen ditandai oleh hidup berpindah-pindah, dalam
orbitasinya, interaksi sosial yang masih terbatas dengan masyarakat
lainnya, dan hidup dalam kesatuan suku yang relatif sama.
2) Bermata pencaharian tergantung pada lingkungan hidup dan
sumber daya alam setempat yang relatif tinggi meliputi:
 Berburu dan meramu dari berbagai potensi sumber daya
alam setempat;
 Menangkap ikan secara sederhana
 Berladang berpindah di wilayah orbitasinya.
3) Hidup dengan sistem ekonomi subsisten ditandai oleh hasil mata
pencaharian hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
sendiri.
4) Sangat sederhana ditandai dengan menggunakan teknologi dan/atau
peralatan yang masih sederhana dan/atau tradisional.
5) Marjinal di pedesaan ditandai oleh keterbatasan akses pemenuhan
kebutuhan dasar dan pelayanan administrasi pemerintahan.
6) Mengalami berbagai kerentanan ditandai oleh rentan terhadap
kesehatan, ketahanan pangan dan kecukupan gizi, serta
permasalahan kesejahteraan sosial.
2. Kategori 2
1) Hidup menetap sementara, pada umumnya masih homogen, namun
sudah lebih terbuka ditandai oleh tempat tinggal yang tetap
walaupun sering ditinggal dikarenakan mengikuti mata
pencahariannya sebagai peladang berpindah, masih hidup dengan
suku yang relatif sama, namun sudah berinteraksi dengan
masyarakat di luar komunitasnya.
2) Peladang berpindahberupa mata pencaharian sebagai peladang
berpindah-pindah namun masih dalam wilayah orbitasinya.
3) Hidup dengan sistem ekonomi mengarah pada sistem pasar ditandai
oleh adanya aktivitas pasar sederhana.
4) Kehidupannya sedikit lebih maju dari KAT kategori I ditandai
dengan penggunaan teknologi dan peralatan yang lebih bervariasi.
5) Marjinal di pedesaan ditandai oleh keterbatasan akses pemenuhan
kebutuhan dasar dan pelayanan administrasi pemerintahan.
6) Mengalami kerentanan ditandai oleh masih rentannya terhadap
kesehatan, ketahanan pangan, kecukupan gizi, permasalahan
kesejahteraan sosial, dan keterbatasan akses pelayanan dasar.
3. Kategori 3
1) Hidup menetap, sudah heterogen, dan lebih terbuka ditandai oleh
hidup yang sudah tinggal menetap, sudah hidup dengan suku
dan/atau warga masyarakat lain, interaksi dengan masyarakat lain
lebih intensif.
2) Bermata pencaharian bertani, berkebun, nelayan, kerajinan dan/atau
berdagang ditandai oleh kegiatan bertani dan berkebun menetap
atau menangkap ikan bagi KAT yang tinggal di wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil, membuat kerajinan, serta berdagang bagi KAT
yang tinggal di perkotaan.
3) Hidup dengan sistem ekonomi pasar ditandai oleh aktivitas pasar
yang lebih intensif.
4) Pada umumnya hidup lebih maju dari KAT kategori II ditandai
dengan cara penghidupan yang lebih bervariasi, sudah mengenal
teknologi yang modern, serta interaksi dengan masyarakat di luar
komunitasnya sudah intensif.
5) Marjinal di pedesaan dan perkotaan ditandai oleh keterbatasan
akses untuk pemenuhan kebutuhan dasar dan pelayanan
administrasi pemerintahan.
6) Masih mengalami kerentanan ditandai oleh masih dialaminya
kerentanan terhadap berbagai keterbatasan mengakses pemenuhan
kebutuhan dasar.
2.2 Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil
Pemberdayaan KAT merupakan sebuah proses pembelajaran sosial
dengan menghargai inisiatif dan kreativitas KAT terhadap kebutuhan dan
permasalahan yang dihadapi sehingga masyarakat secara mandiri dapat
mengaktualisasikan dirinya dalam memenuhi kebutuhan dasar dan mampu
memecahkan permasalahannya.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 186 Tahun 2014
Tentang Pemberdayaan Sosial Terhadap Komunitas Adat Terpencil dan
ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor
12 Tahun 2015 Tentang Pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 186 Tahun
2014 Tentang Pemberdayaan Sosial Terhadap Komunitas Adat Terpencil.
Berdasarkan regulasi tersebut, Pemerintah Provinsi Jambi melalui dinas
keseharan, dinas sosial dan tenaga kerja melaksanakan kegiata pemberdayaan
masyarakt di berbagai kabupaten yang memiliki komunitas adat terpencil.
Program pemberdayaan komunitas adat terpencil diharapkan dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat dan membuka akses perekonomian
bagi masyarakat sehingga masyarakat di komunitas adat terpencil di provinsi
jambi lebih mandiri dan mampu bisa bersaing dengan daerah-daerah lainnya.
namun hingga saat ini belum adanya terlihat perubahan yang siginifikan
dalam kehidupan masyarakat komunitas adat terpencil di provinsi Jambi.
Dalam akses kesehatan, pendidikan , akses prekomomian masih menjadi
permasalahan utama masyarakt komunitas adat terpencil di provinsi jambi
sebelum dan sesuddahnya melaksanaka program KAT.
Adapun contoh penelitian yang sudah dilakukan terkait dengan
pemberdayaan komunitas adat terpencil yaitu, penelitian yang dilakukan oleh
Rd Siti Sofro Sidiq pada tahun 2020 dengan judul Model Pemberdayaan
Komunitas Adat Terpencil Dalam Mengentaskan Kemiskinan. Dengan hasil
penelitian yaitu Model pemberdayaan sosial bagi komunitas adat terpencil
untuk Kabupaten Meranti dalam mengentaskan kemiskinan melalui proses
identifikasi yang cukup panjang, pertama, proses tahapan awal adalah
pemetaan sosial bertujuan untuk menggali permasalahan serta potensi yang
ada didaerah calon pemberdayaan, tahapan kedua yaitu penjajagan awal,
melihat secara langsung kondisi daerah bersama para stakeholder terkait dan
yang terakhir tahapan studi kelayakan memberikan solusi serta model yang
tepat bagi masyarakat untuk ikut serta dalam program pemberdayaan sosial
ini.
2.3 Permainan Kotak Pos
2.3.1 Pengertian Permainan Kotak Pos
Permainan kotak pos merupakan permainan yang bernilai edukatif
dan menyenangkan diharapkan dapat memberi manfaat lebih dalam
menambah perbendaharaan kata anak, karena dalam permainan kotak
pos anak diminta untuk menebak kata yang dari petunjuk yang sudah
ada. Permainan tradisional kotak pos dapat melatih anak untuk
berfikir sekaligus menggali wawasan sang anak. Permainan kotak pos
dimainkan dengan cara berkelompok, tentu saja ini bisa menjadi
sarana untuk anak berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman
temannya. Permainan kotak pos ini dimainkan dengan cara dilagukan
sehingga akan membuat anak merasa senang. Selain dari pada itu
permainan tradisional juga dapat menjaga dan melestarikan kearifan
lokal / lokal genius.
2.3.2 Cara Bermain Permainan Kotak Pos
Permainan ini minimal dilakukan oleh 2 orang anak, tetapi
semakin banyak pesertanya semakin seru permainannya. Misalnya 10
anak. Dapat dilakukan dengan membuat lingkaran serta memerlukan
tempat yang cukup luas. Karena permainan ini dibutuhkan ruang
gerak yang anak-anak akan merasa nyaman untuk bermain.
Permainan ini tidak membutuhkan peralatan khusus, tetapi hanya
membutuhkan anggota badan saja yaitu kedua tangan.
Selanjutnya menentukan siapa yang kalah dengan cara suit atau
hompimpa. Permainan dimulai dari yang kalah. Setelah ditentukan
siapa yang kalah, saatnya pemain mengatur posisi duduk membentuk
lingkaran dengan duduk bersila, dan posisi tangan berada di atas
pahanya masing-masing. Tangan kanan berada dipaha kanan, begitu
sebaliknya tangan kiri berada dipaha sebelah kiri. Posisi tangan
mengepal dengan posisi tegak ke atas. Kepalan tangan ini diibaratkan
sebagai kotak pos yang berisi kata-kata, yang akan disalurkan atau
diinformasikan ke temannya dengan meletakkan kepalan tangan
kanannya ke kepalan tangan kiri teman sebelahnya (sebelah
kanannya) secara bergiliran sampai batas waktu tertentu.
Lagu: Kotak Pos belum diisi Mari kita isi dengan isi-isian Mbak
(sebut nama) minta huruf apa???, Sebutkan apa saja??? Sesuai
kesepakatan yang ada.
Setelah lagu sudah sampai bertanya sebutkan apa saja, maka
kegiatan meletakkan tangan ini sudah dihentikan. Dan yang terakhir
menerima letakkan tangan oleh temannya itu harus menyebutkan
jawabannya maksimal 1 secara bergiliran kearah kanan temannya.
Jawab : Minta huruf K Misalnya nama binatang berawalan huruf
B. Misalnya: badak, buaya, dan lain sebagainya.
Selanjutnya lagu berlanjut dengan melanjutkan giliran meletakkan
tangan tersebut sampai lagu berhenti lagi.
Jalannya permainan kotak pos ini semakin lama akan semakin
sulit. Karena pemain berikutnya berusaha untuk memikirkan kata
lain, sehingga jawabannya nanti tidak sama dengan teman yang sudah
menyebutkan. Dan jawaban yang mereka ungkapkan harus sesuai
dengan nama yang ditentukan sebelum permainan tadi dan juga harus
masuk akal.
Jika ada anak yang tidak dapat menyebutkan saat gilirannya, maka
anak tersebut yang kalah dalam permainan ini dan harus keluar. Dan
teman-teman lainnya harus segera lari. Sehingga anak inilah yang
bertugas untuk mengejar temannya sampai ada salah satu temannya
yang tertangkap. Jika sudah ada salah satu temannya yang tertangkap,
permainan selesai. Anak-anak dapat mengulanginya lagi sampai
mereka merasa cukup untuk bersenang-senang.
2.3.3 Kelebihan Menggunakan Permaianan Kotak Pos Sebagai
Media Intervensi
Ada beberapa kelebihan permainan ular tangga sebagai media
belajar, yaitu :
1. Sebagai salah satu cara untuk melatih aktivitas fisik anak untuk
mampu lebih bergerak dari sebelumnya,
2. Dengan terdapatnya kuesioner didalam permainan ular tangga,
diharapkan responden dapat meningkatkan pengetahuannya dan
menimbulkan kerja sama antar kelompok satu dengan yang lain
untuk memecahkan jawaban kuesiner tersebut.
3. Permainan memungkinkan adanya partisipasi aktif dari responden
untuk belajar.
4. Dapat memberikan umpan balik secara langsung bagi responden.
Umpan balik
.
DAFTAR PUSTAKA
Menkes Ri 1999. Keputusan Presiden No. 111 Tahun 1999 Tentang Pembinaan
Kesejahteraan Sosial Komunitas Adat Terpencil
Mensos Ri 2015. Peraturan Menteri Sosial Nomor 12 Tahun 2015 Dalam Pasal 6, 7 Dan 8
Dijabarkan 3 Kategori Komunitas Adat Terpencil Yaitu
Sidiq Siti Sofro . (2020). Model Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Dalam
Mengentaskan Kemiskinan
Qatrun Nada Shofia, Saridewi, (2019), Pengaruh Permainan Tradisional Kotak Pos terhadap
Perbendaharaan Kata Anak di Taman Kanak-kanak Kartika 1-63 Padang, Ijiece,
Vol. 4, No. 2, December 2019 (117-126).
Yanuar Rahman Husain, (2017), Keterlaksanaan Permainan Tradisional Dalam Pembelajaran
Penjasorkes Di Sekolah Dasar Se-Kota Yogyakarta Selatan Tahun Ajaran
2016/2017, Skirpsi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Ilmu Keolahragaan, Universitas
Negeri Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
GPS Wisata Indonesia, Permainan Tradisional Kotak Pos, diakses ada tanggal 21 Maret 2021
dengan link https://gpswisataindonesia.info/permainan-tradisional-kotak-
pos/#:~:text=Merupakan%20suatu%20permainan%20tebak%20kata,banyak
%20pesertanya%20semakin%20seru%20permainannya.&text=Permainan
%20dimulai%20dari%20yang%20kalah.

Anda mungkin juga menyukai