Anda di halaman 1dari 16

Masyarakat Tradisional dan Modern

Secara sederhana masyarakat tradisional dapat diartikan sebagai sekolompok kecil orang/group yang
hidup dengan budaya-budaya lama yang telah mereka warisi dari dahulu (ancient cultural practices)
sedangkan masyarakat modern merupakan kelompok masyarakat yang dalam kehidupan sehari-harinya
berhubungan dengan pergerakan industri atau pembangunan dalam skala besar. Di Indonesia sendiri
pengertian masyarakat modern yakni, masyarakat modern pada awalnya adalah masyarakat tradisional
yang mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh budaya luar, maupun budaya lain diluar suku bangsa
itu sendiri. Dan merupakan perbauran (akulturasi) antara suku bangsa satu dengan suku bangsa lain,
dengan dipengaruhi oleh perkembangan jaman sehingga, lahirlah yang disebut masyarakat modern.

Perbedaan masyarakat tradisional dan modern ini dapat dibedakan melalui :

1.Daerah tempat tinggal atau wilayah yang didiami.

Masyarakat Modern berempat tinggal secara menetap disatu wilayah hunian dan berada di kota,
sedangkan masyarakat tradisional tempat tinggalnya bisa berpindah- pindah sesuai dengan persediaan
makanan atau hewan buruan. Dan berada di pedesaan bahkan dipedalaman. Menurut temuan ada kurang
lebih 16.000 Desa yang berada dipedalaman.

2.Bahasa yang digunakan.

Bahasa yang digunakan oleh masyarakat modern cenderung lebih bervariasi. Menggunakan bahasa ibu,
bahasa resmi nasional dan bahasa International, sedangkan masyarakat tradisional cenderung
menggunakan satu bahasa yaitu bahasa ibu atau bahasa suku.

3.Rumah tempat tinggal.

Dilihat dari rumah tinggal untuk masyarakat modern cenderung berarsitektur sesuai dengan selera
individu, sedangkan masyarakat tradisional cenderung sama dan bahan yang digunakanpun sama.

4.Peralatan yang digunakan.

Dari peralatan yang digunakan baik itu peralatan rumah tangga ataupun peralatan lain, masyarakat
modern menggunakan peralatan yang dibuat oleh orang lain dan bersifat canggih. Bahkan cenderung
mengikuti peradaban Dunia yang datang dari luar. Sedangkan masyarakat tradisional peralatan yang
digunakannya hampir semua hasil buatan sendiri, yang bersifat sederhana.
5.Kehidupan Budaya.

Dilihat dari kehidupan budaya masyarakat modern merupakan perpaduan dari budaya sendiri, budaya dari
budaya lain diluar suku itu sendiri, maupun budaya yang datangnya dari luar, seperti dari barat.

6.Kehidupan Sosial

Kehidupan sosial masyarakat modern cenderung beranekaragam, seperti yang berada di kota-kota besar,
mereka hidup saling membantu namun tak tahu siapa yang membantu dan siapa yang dibantu. Sedangkan
masyarakat tradisional mereka saling membantu dan hidup bergotong royong dan mengenal satu sama
lain.

7.Makanan yang dikonsumsi

Makanan yang dikonsumsi masyarakat modern mulai dari makanan tradisional hingga makanan modern
atau makanan yang datang dari luar. Sedangkan masyarakat Tradisional makanan yang dikonsumsi
bersipat kontiniu, atau itu-itu juga. Bahkan masyarakat dipedalaman makanan yang dimakan adalah apa-
apa yang didapat dan dihasilkan oleh hasil sendiri. Baik dari pertanian ataupun perburuan seperti daging
ataupun ikan yang diambil disungai atau laut.

8.Pakaian yang dipergunakan.

Pakaian sebagai bahan penutup badan pada masyarakat modern selalu mengikuti perkembangan, yang
dipakai secara umum. Sedangkan masyarakat tradisional pakaian yang digunakan apa adanya bahkan
daun atau kulit kayu pun jadi bahan pakaian.

9.Kepercayaan yang dianut.

Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat modern berbagai macam kepercayaan, agama sebagai
kepercayaan pun bervariasi. Sedangkan masyarakat tradisional kepercayaan cenderung sama satu dengan
yang lainnya. Bahkan leluhur mereka adalah merupakan hal yang sangat dominan dalam sisi kehidupan
masyarakat tradisional.

10.Alat transportasi dan Komunikasi.

Pada masyarakat modern alat komunikasi dan transportasi merupakan kebutuhan sehari-hari, dari alat
yang digunakanpun sangat modern yang bersifat cepat dan menggunakan alat yang cangih. Seperti halnya
alat komunikasi telfon, surat, ataupun hand phone. Alat transportasi seperti mobil, motor, kapal dsb.
Sedangkan masyarakat tradisional alat komunikasi dan transportasi yang digunakan menggunakan alat
yang ada. Seperti alat transportasi cukup menggunakan tenaga hewan baik sapi maupun kuda dsb.Untuk
alat transportasi diair cukup menggunakan sampan atau perahu. Sedangkan untuk alat komunikasi mereka
cukup menggunakan kentongan atau gong atau dari mulut kemulut.

Masyarakat Tradisional
1. Pengertian Masyarakat Tradisional
Apakah yang dimaksud dengan masyarakat tradisional ? Masyarakat tradisional adalah
masyarakat yang kehidupannya masih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama. Adat istiadat
adalah suatu aturan yang sudah mantap dan mencakup segala konsepsi sistem budaya yang
mengatur tindakan atau perbuatan manusia dalam kehidupan sosialnya. Jadi, masyarakat
tradisional di dalam melangsungkan kehidupannya berdasarkan pada cara-cara atau kebiasaan-
kebiasaan lama yang masih diwarisi dari nenek moyangnya. Kehidupan mereka belum terlalu
dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang berasal dari luar lingkungan sosialnya. Kebudayaan
masyarakat tradisional merupakan hasil adaptasi terhadap lingkungan alam dan sosial sekitarnya
tanpa menerima pengaruh luar. Jadi, kebudayaan masyarakat tradisional tidak mengalami
perubahan mendasar. Karena peranan adat-istiadat sangat kuat menguasai kehidupan mereka.

Masyarakat tradisional hidup di daerah pedesaan yang secara geografis terletak di pedalaman
yang jauh dari keramaian kota. Masyarakat ini dapat juga disebut masyarakat pedesaan atau
masyarakat desa. Masyarakat desa adalah sekelompok orang yang hidup bersama, bekerja sama,
dan berhubungan erat secara tahan lama, dengan sifat-sifat yang hampir seragam. Istilah desa
dapat merujuk pada arti yang berbeda-beda, tergantung dari sudut pandangnya.

Secara umum desa memiliki 3 unsur, yaitu :

1. Daerah dan letak, yang diartikan sebagai tanah yang meliputi luas, lokasi dan batas-
batasnya yang merupakan lingkungan geografis;
2. Penduduk; meliputi jumlah, struktur umur, struktur mata pencaharian yang sebagian
besar bertani, serta pertumbuhannya.
3. Tata kehidupan; meliputi corak atau pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan warga desa.
4. Ketiga unsur dari desa tersebut tidak lepas satu sama lain, melainkan merupakan satu
kesatuan

Secara sosiologis pengertian desa memberikan penekanan pada kesatuan masyarakat pertanian
dalam suatu masyarakat yang jelas menurut susunan pemerintahannya. Bila kita amati secara
fisik, desa diwarnai dengan kehijauan alamnya, kadang-kadang dilingkungi gunung-gunung,
lembah-lembah atau hutan, dan umumnya belum sepenuhnya digarap manusia.

Secara sosial kehidupan di desa sering dinilai sebagai kehidupan yang tenteram, damai, selaras,
jauh dari perubahan yang dapat menimbulkan konflik. Oleh karena itu, desa dianggap sebagai
tempat yang cocok untuk menenangkan pikiran atau melepaskan lelah dari kehidupan kota. Akan
tetapi, sebaliknya, adapula kesan yang menganggap masyarakat desa adalah bodoh, lambat
dalam berpikir dan bertindak, sulit menerima pembaharuan, mudah ditipu dan sebagainya. Kesan
semacam ini timbul karena masyarakat kota hanya mengamati kehidupan desa secara sepintas
dan kurang mengetahui tentang kehidupan mereka sebenarnya.

Namun demikian, perlu kita pahami bahwa tidak semua masyarakat desa dapat kita sebut sebagai
masyarakat tradisional, sebab ada desa yang sedang mengalami perubahan ke arah kemajuan
dengan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama. Jadi, masyarakat desa yang dimaksud sebagai
masyarakat tradisional dalam pembahasan ini adalah mereka yang berada di pedalaman dan
kurang mengalami perubahan atau pengaruh dari kehidupan kota.

2. Ciri-Ciri Masyarakat Tradisional


Ciri yang paling pokok dalam kehidupan masyarakat tradisional adalah ketergantungan mereka
terhadap lingkungan alam sekitarnya. Faktor ketergantungan masyarakat tradisional terhadap
alam ditandai dengan proses penyesuaian terhadap lingkungan alam itu. Jadi, masyarakat
tradisional, hubungan terhadap lingkungan alam secara khusus dapat dibedakan dalam
dua hal, yaitu :

1. Hubungan langsung dengan alam, dan


2. Kehidupan dalam konteks yang agraris.

Dengan demikian pola kehidupan m masyarakat tradisional tersebut ditentukan oleh 3


faktor, yaitu :

1. Ketergantungan terhadap alam,


2. Derajat kemajuan teknis dalam hal penguasaan dan penggunaan alam, dan
3. Struktur sosial yang berkaitan dengan dua faktor ini, yaitu struktur sosial geografis serta
struktur pemilikan dan penggunaan tanah.

Masyarakat Transisi
1. Pengertian Masyarakat Transisi

Masyarakat transisi ialah masyarakat yang mengalami perubahan dari suattu masyarakat ke
masyarakat yang lainnya. Misalnya masyarakat pedesaan yang mengalami transisi ke arah
kebiasaan kota, yaitu pergeseran tenaga kerja dari pertanian, dan mulai masuk ke sektor industri.

2. Ciri-Ciri Masyarakat Transisi

Ciri-ciri masyarakat transisi :


 Adanya pergeseran dalam bidang, misalnya pekerjaan, seperti pergeseran dari tenaga
kerja pertanian ke sektor industry
 Adanya pergeseran pada tingkat pendidikan. Di mana sebelumnya tingkat pendidikan
rendah, tetapi menjadi sekrang mempunya tingkat pendidikan yang meningkat.
 Mengalami perubahan ke arah kemajuan
 Masyarakat sudah mulai terbuka dengan perubahan dan kemajuan jaman.
 Tingkat mobilitas masyarakat tinggi.
 Biasanya terjadi pada masyarakat yang sudah memiliki akses ke kota misalnya jalan raya.

Masyarakat Modern
1. Pengertian Masyarakat Modern

Apakah yang dimaksud dengan masyarakat modern ? Masyarakat modern adalah masyarakat
yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan
dalam peradaban dunia masa kini. Masyarakat modern relatif bebas dari kekuasaan adat-istiadat
lama. Karena mengalami perubahan dalam perkembangan zaman dewasa ini. Perubahan-
Perubahan itu terjadi sebagai akibat masuknya pengaruh kebudayaan dari luar yang membawa
kemajuan terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam mencapai kemajuan
itu masyarakat modern berusaha agar mereka mempunyai pendidikan yang cukup tinggi dan
berusaha agar mereka selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seimbang dengan kemajuan di bidang
lainnya seperti ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya.

Bagi negara-negara sedang berkembang seperti halnya Indonesia. Pada umumnya masyarakat
modern ini disebut juga masyarakat perkotaan atau masyarakat kota.
Pengertian kota secara sosiologi terletak pada sifat dan ciri kehidupannya dan bukan ditentukan
oleh menetapnya sejumlah penduduk di suatu wilayah perkotaan. Dari pengertian di atas, dapat
diartikan bahwa tidak semua warga masyarakat kota dapat disebut masyarakat modern, sebab
banyak orang kota yang tidak mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan
peradaban dunia masa kini, misalnya gelandangan atau orang yang tidak jelas pekerjaan dan
tempat tinggal.

2. Ciri-Ciri Masyarakat Modern

Alam tidak lagi hal yang amat vital dalam menunjang kehidupan mereka seperti yang dialami
masyarakat tradisional. Sebaliknya alam dikendalikan dengan kemampuan pengetahuan mereka
dalam menunjang kehidupan yang lebih baik. Masyarakat kota yang hidupnya mengalami gejala
modernisasi umumnya hidup dari sektor industri, selain itu mereka juga hidup dari sektor
perdagangan kepariwisataan, dan jasa lainnya. Jadi, kota yang sebagian besar warganya terlibat
dalam kegiatan itu disebut kota industri. Sistem mata pencaharian sektor industri mempengaruhi
segi-segi kehidupan sosial masyarakat modern antara lain mempengaruhi pembentukan sistem
pelapisan sosial, organisasi sosial, pola-pola perilaku, nilai dan norma sosial, kekuasaan dan
wewenang dan segi-segi kehidupan lainnya yang merupakan ciri-ciri masyarakat modern.
Masyarakat Pedesaan
1. Pengertian Masyarakat Pedesaan

Masyarakat pedesaan ialah masyarakat yang mendiami suatu wilayah tertentu yang ukurannya
lebih kecil dari wilayah kota. Masyarakat desa adalah bentuk persekutuan abadi antara manusia
dan institusinya dalam wilayah setempat yaitu tempat mereka tinggal di rumah-rumah pertanian
yang tersebar dan di kampung yang biasanya menjadi pusat kegiatan bersama. Sering disebut
dengan masyarakat pertanian / pedesaan.

2. Ciri-Ciri Masyarakat Desa

Menurut Roucek – Warren:

 Kelompok primer merupakan kelompok dominan


 Hubungan antarwarga bersfiat akrab dan awet
 Homogen dalam berbagi aspeknya
 Mobilitas sosial rendah
 Keluarga lebih dilihat fungsinya secara ekonomis sebagai unit produksi
 Proporsi anak lebih besar

Menurut Mayor Polak:

 Bersifat kekeluargaan
 Bersifat koeltif dalam pembagian dan pengerjaan tanah
 Bersifat kesatuan ekonomis, yaitu dapat memenuhi kebutuhan sendiri (subsistensi)

Menurut Bauchmant:

 Jumlah penduduk kecil


 Sebagian besar penduduk dari pertanian
 Dikuasai alam
 Homogen
 Mobilitas rendah
 Hubungan intim

Menurut Talcott Parson:


 Afektifitas : Hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta, kesetiaan, dan
kemesraan. Wujudnya berupa sikap tolong menolong.
 Bersifat kolektif dalam pembagian dan pengerjaan tanah.
 Bersfiat kesatuan ekonomis , yaitu dapat memenuhi kebutuhan sendiri (subsistensi)

Menurut Bauchmant:

 Jumlah penduduk kecil


 Sebagian besar penduduk hidup dari pertanian
 Dikuasai alam
 Homogen
 Mobilitas rendah
 Hubungan intim

Menurut Talcott Parson:

 Afektifitas : hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta, kesetiaan, dan


kemesraan. Wujudnya berupa sikap tolong menolong terhadap orang lain.
 Orientasi kolektif : meningkatkan kebersamaan, tidak suka menonjolkan diri, tidak
(enggan) berbeda pendapat
 Partikularisme : semua hal yang berhubungan dengan apa yang khusus untuk tempat
atau daerah tertentu saja, perasaan subjektif, rasa kebersamaan
 Askripsi : berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan
suatu usaha yang disengaja, tetapi lebih merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan
kebiasaan atau keharusan
 Kekaburan (Diffusenses) : sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan
antarpribadi, tanpa ketegasan yang dinyatakan secara eksplisit (tidak to the point).

3. Tipologi Perkembangan Desa

Perkembangan desa mengikuti pola sebagai berikut :

1) Desa Tradisional (Pradesa)


Pada masyarakat suku terasing yang masih bergantung pada alam (cara bercocok tanam, cara
memasak makanan, cara pemeliharaan kesehatan) kondisi masyarakat relatif statis tradisional
masyarakat tergantung pada keterampilan dan kemampuan pemimpin (kepala suku).

2) Desa Swadaya
Sudah mampu mengolah alam untuk mencukup kebutuhan sendiri sudah mengenal sistem iritasi
sehingga tidak tergantung curah hujan.
3) Desa Swakarsa (Desa peralihan)
Sudah menuju ke arah kemajuan benih-benih demokrasi sudah mulai tumbuh (tidak lagi
tergantung pada pemimpin) mobilitas sosial sudah mulai ada baik vertikal maupun horizontal.

4) Desa Swasembada
Masyarakat sudah tergolong maju sudah mengenal mekanisasi dan teknologi ilmiah partisipasi
masyarakat dalam bidang pembangunan sudah efektif. Pada Bagian Footer terdapat beberapa
field yang wajib diperbaharui oleh penyusun, yaitu: tahun pembuatan modul, nama penyusun,
nama mata kuliah.

Masyarakat Perkotaan
1. Pengertian Masyarakat Perkotaan

Masyarakat perkotaan adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi
nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban dunia masa kini.

2. Ciri – Ciri Masyarakat Kota

a. Ciri – Ciri Kehidupan Masyarakat Kota Sebagai berikut :

 Pembagian kerja sudah terspesialisasi dengan jelas


 Organisasi sosial lebih berdasar pada pekerjaan dan kelas sosial daripada kekeluargaan
 Lembaga pemerintahan lebih maju berdasar teritoritum daripada kekeluargaan
 Terdapat sistem perdagangan dan pertukaran
 Mempunyai sarana komunikasi dan telekomunikasi yang lengkap
 Berteknologi yang rasional.

b. Ciri-ciri masyarakat kota menurut Talcott Parson antara lain :

 Netralitas efektif, memperhatikan sikap netral, mulai sikap acuh tak acuh sampai tidak
memperdulikan jika menurut pendapatnya tidak ada sangkut pautnya dengan kepentingan
pribadinya.
 Orientasi diri, menonjolkan kepentingan pribadi dan tidak segan-segan menentang jika
dirasa tidak cocok atau diasakan melanggar kepentingannya
 Universalisme, berpikir objektif, menerima segala sesuatu secara objektif
 Prestasi, suka mengejar prestasi, karena prestasi mendorong orang terus maju.
 Spesifitas, menujukkan sesuatu yang jelas dan tegas dalam hubungan antara pribadi,
maksudnya niat dinyatakan secara langsung (to the point).
Aspek-Aspek Tradisional:

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, dalam kehidupan tradisional masih cenderung memegang teguh
suatu tradisi-tradisi yang ada dalam masyarakat sebagai transformasi terhadap nilai-nilai yang dianggap
sesuai. Proses tranformasi terhadap nilai-nilai yang ada ini dapat diwujudkan dalam segala aspek/ bidang
yang meliputi: bidang ekonomi, mata pencaharian, budaya, politik, sosial, maupun teknologi.

a. Bidang Ekonomi dan Contohnya

Dalam bidang ekonomi tradisional, uang dirasa tidak begitu penting. Meski mereka juga membutuhkan
uang dalam memenuhi kebutuhannya, mereka tidak antusias untuk mendapatkan uang.

Investasi uang secara berlebih biasanya dengan menggunakan cara investasi dalam bentuk perhiasan. Pola
berbelanjaan tradisional adalah dengan berbelanja setiap hari, karena penghasilan yang didapat setiap
harinya pun tidak begitu besar. Meski demikian, ekonomi tradisional ini biasanya semakin mengentalkan
kesederhanaannya dengan adanya ucapan syukur dengan hidup.

Gambar 1. Pasar Tradisional

b. Bidang Mata Pencaharian dan Contohnya

Mata pencaharian kehidupan tradisional sangatlah tidak menentu. Hal ini dikarenakan tradisional masih
banyak yang tidak mengenal adanya spesialisasi kerja pada konsep secara tradisional. Sehingga
berpengaruh terhadap penghasilan yang tidak tetap yang tidak bisa selalu diharapkan setiap saat. Maka,
taraf hidupnya pun masih sangat rendah sekali. Contoh : Petani, nelayan.

Gambar 2. Petani / nelayan

c. Bidang Budaya dan Contohnya (tata kehidupan, pola kultur dan karakteristiknya)

Tata kehidupan tradisional secara geografis sebagian besar terdapat pada daerah pedalaman yang jauh
dari keramaian kota yang meliputi corak atau pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan sekelompok orang,
secara fisik, tata kehidupannya selalu diwarnai dengan kehijauan alamnya, dan dianggap sebagai tempat
yang masih memegang nilai-nilai adat dan budaya atau kepercayaan yang bersifat khusus atau unik pada
suatu kelompok tertentu.
Pada tata kehidupan tradisional, kebudayaan yang terlihat misalnya dari bentuk bangunan tradisional yang
biasanya diterapkan pembangunannya melalui rumah tradisional atau rumah adat yang dibangun dengan
cara yang sama oleh beberapa generasi. Berlatar belakang religi, baik secara konsep, pelaksanaan
pembangunannya maupun wujud bangunannya, misalnya adanya upacara pemasangan tiang pertama,
selamatan/ kenduri, penentuan waktu yang tepat, arah hadap rumah, bahan bangunan yang digunakan dan
sebagainya yang dipercaya bisa membawa pengaruh terhadap kehidupan penghuninya, menyangkut
keselamatan, kabahagiaan, kemujuran, rejeki dan lain sebagainya .

Pola kultur tradisional cenderung kehidupannya masih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama yang
merupakan suatu aturan yang sudah sesuai dan mencakup segala konsepsi sistem budaya dalam mengatur
tindakan atau perbuatan dalam kehidupan sosialnya. Jadi, pola kultur tradisional di dalam melangsungkan
kehidupan berdasarkan pada cara atau kebiasaan lama yang masih diwarisi dari para pendahulu dan tidak
mengalami perubahan mendasar karena peranan adat-istiadat sangat kuat menguasai pola kultur
tradisional.

d. Bidang Politik dan Contohnya

Manusia sederhana (tradisional) masih bersikap untuk berpikir secara massif (pola pikir yang tidak
objektif dan rasional) untuk menganalisis, menilai dan menghubungkan suatu gejala dengan gejala yang
lain. Manusia yang hidup tradisional (sederhana) biasanya masih ditandai dengan sikap berpikir analogis
dengan mengadakan generalisasi, penggunaan waktu secara subjektif serta kurang mengenal waktu secara
fisik. Manusia tradisional menimbang segala-galanya dengan prinsip-prinsip yang telah baku, mereka
cenderung untuk berubah sangat lambat. Politik tradisional masih sangat sedikit peminatnya, karena
lemahnya daya kritis manusia tradisional terhadap politik. Contoh: golput pada pemilu daerah atau pemilu
presiden.

e. Bidang Sosial dan Contohnya

Manusia tradisional sangat menonjolkan kedudukan. Semakin tinggi kedudukan seseorang/ lapisan sosial
maka akan semakin dihormati oleh masyarakat di sekitarnya. Pelapisan sosial terjadi dengan sendirinya,
dimana kedudukan seseorang pada suatu strata tentu terjadi secara otomatis, misalnya karena usia yang
tua, pemilikan kepandaian yang lebih atau memiliki bakat seni atau sakti.

Pola hubungan sosial pada manusia tradisional sangat terasa sekali dibandingkan manusia modern karena
manusia tradisional senantiasa bergotong royong dalam segala hal sehingga manusia tradisional
cenderung memiliki rasa sosialisasi tinggi terhadap orang lain yang ditandai oleh kesadaran golongan
yang tinggi dimana mereka merasa bahwa mereka mempunyai persamaan-persamaan tertentu. Struktur
sosial antara golongan atas (seperti orang kaya, berpangkat , dan dan golongan bawah (seperti petani,
buruh , dan lain-lain) tidak sebagai pembeda dan yang dapat membuat adanya jarak sosial dalam
pergaulan.
Gambar 3. Gotong royong bersih desa.

Namun, manusia tradisional gampang tertipu atau terhasut oleh orang lain karena cenderung tidak
berpikir panjang dan mementingkan kelompok. Banyak manusia tradisional dipedesaan menyerang desa
lain hanya karena masalah sepele, misalnya karena kata-katanya tidak didengar oleh warga pedesaan lain,
warga ini merasa tersinggung lalu mengadu domba warganya untuk menyerang warga pedesaan lain
tersebut.

Pada konsep tradisional, lembaga adat berfungsi sebagai pengendalian sosial. Lembaga adat mengatur
perilaku manusia agar tidak melakukan perilaku menyimpang. Pelaku penyimpangan sosial akan dihukum
seperti: ditegur, dikenakan denda atau sanksi, dikucilkan atau diusir dari lingkungan masyarakatnya.

f. Bidang Teknologi dan Contohnya

Alat-alat perlengkapan hidup dalam manusia tradisional masih menggunakan alat-alat teknologi
sederhana. Misalnya, pakaian terbuat dari kulit atau tenun kasar, rumah terbuat dari kayu, bambu dan
atapnya menggunakan alang-alang atau ijuk. Alat-alat transportasi sangat sederhana, misalnya
mempergunakan kuda, kerbau, gerobak, rakit atau mereka senang berjalan kaki.

Manusia tradisional dalam penerapan teknologi sangat terbatas dibandingkan manusia modern. Konsep
tradisional cenderung kurang mengikuti perkembangan teknologi karena bagi mereka teknologi kurang
menunjang dan bukan prioritas utama dalam kebutuhan hidup. Perkembangan teknologi dalam manusia
tradisional tidak terlalu pesat. Inovasi terpenting teknologi tradisional adalah dari sudut bahan dasar dan
fungsi.

Teknologi tradisional tergantung pada beberapa bidang misalnya:

1. Komunikasi: masih menggunakan surat, burung merpati, maupun dari mulut ke mulut.

2. Ekonomi/ perdagangan: alat tukar masih menggunakan sistem barter.

3. Pertanian: masih menggunakan alat yang sederhana seperti membajak dengan tenaga hewan, dll.

4. Faktor-Faktor Penghambat Proses Kemajuan Tradisional Kehidupan.

Dalam menghadapi suatu perubahan, seseorang atau masyarakat tentunya memiliki frekuensi yang
berbeda-beda, ada yang lambat maupun cepat. Pada konsep tradisonal itu sendiri, seseorang ataupun
masyarakat cenderung sulit untuk menerima adanya perubahan-perubahan. Hal ini dikarenakan ada
beberapa faktor yang mengikutinya, antara lain:

a. Permasalahan kebutuhan
Orang-orang tradisional menganggap tidak memerlukan banyak kebutuhan. Hal ini dikrenakan kehidupan
orang-orang tradisonal sangatlah sederhana. Sehingga, mereka merasa sudah cukup dengan apa yang
dimilikinya.

b. Masyarakat yang menutup diri

Kecenderungan yang dimiliki orang tradisional yang paling mendasar adalah sikap menutup diri dari
pengaruh luar. Mereka cenderung statis dan sangat sulit untuk diajak berubah. Mereka merasa begitu
kental dengan tradisi nenek moyang yang diwariskan kepadanya. Jika ia meninggalkan tradisi-tradisi
tersebut, maka dianggap telah melanggar tradisi yang telah ada.

c. Pendidikan

Faktor pendidikan disini yang dimaksudkan adalah tingkat pendidikan yang mereka tempuh. Kebanyakan
orang tradisional menganggap remeh adanya seseorang yang berpendidikan tinggi. Karena menurut
anggapan mereka pendidikan itu tidaklah penting untuk kehidupan selanjutnya.

d. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain

Dalam berhubungan dengan kelompoknya, orang-orang tradisional terlihat begitu erat sekali tali
persaudaraan atau rasa kekeluargaan yang dimilikinya. Namun, karena sulitnya mereka menerima
pengaruh dari luar, maka untuk bersosialisasi dengan masyarakat luar pun juga cenderung sulit.

e. Perkembangan iptek yang terhambat

Konsep tradisional memberikan gambaran bahwa teknologi yang digunakan sangat sederhana. Karena
adanya rasa yang timbul pada kebiasaan mereka bahwa: “sesuatu yang sederhana saja bisa digunakan.
Mengapa harus memakai teknologi canggih yang bisa merusak segala sesuatu dengan cepat?”.

f. Sikap masyarakat yang tradisional yang takut dengan adanya perubahan

Pemikiran yang selalu bersatu dalam kelompoknya ternyata malah menimbulkan dampak buruk terhadap
psikis mereka dengan timbul rasa takut. Mereka menganggap bahawa dengan adanya perubahan, maka
dapat menghilangkan nilai maupun norma yang telah mereka jaga selama ini.

g. Ketakutan akan terjadi kegoyahan dalam sistem sosial apabila terjadi perubahan.

Dari adanya rasa takut yang muncul pada orang-orang tradisional, menimbulkan ketakutan akan
kegoyahan dalam sistem sosial yang telah terbentuk selama ini.

h. Prasangka terhadap hal baru

Karena adanya kestatisan yang mereka miliki, prasangka mereka terhadapa hal baru, seperti adanya
teknologi baru yang muncul, memberikan kesan berbeda pada orang-orang tradisional.

Aspek-Aspek Modern
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, modern merupakan suatu hasil perubahan sosial yang
terarah dari suatu keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang menuju ke arah yang lebih
baik. Perubahan ini dapat diwujudkan dalam segala aspek/ bidang yang ekonomi, mata
pencaharian, budaya, politik, sosial, maupun teknologi, dengan harapan akan tercapai suatu
pembangunan negara yang lebih baik dalam mecapai suatu kehidupan yang lebih lebih maju,
berkembang dan makmur sesuai dengan perkembangan iptek.

a. Bidang Ekonomi dan Contohnya


Ekonomi modern, berorientasi pada efisiensi (maksimum atau optimum). Ciri utamanya
adalah kemampuan untuk memelihara pertumbuhan yang berkelanjutan (self sustaining growth).
Mekanisme ekonomi modern adalah pasar. Sistem ekonomi yang demikian memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Memiliki daya yang memungkinkan pengembangan dan penyerapan teknologi (gagasan-
gagasan) baru.
b. Peran industri dan jasa lebih besar dibandingkan pertanian.
c. Ada keseimbangan antara modal manusia yang berkualitas dengan modal fisik.
d. Sektor formal lebih dominan dibandingkan dengan sektor informal.
Dengan demikian, organisasi dan manajemen produksi menjadi wahana yang penting dalam
sistem ekonomi modern. Sebagai konsekuensinya ada pemisahan antara pemilikan dan
pengelolaan (manajemen) aset dan kegiatan produksi. Selain itu, peran informasi dan teknologi
informasi semakin besar dan pada akhirnya menjadi dominan. Sebagai akibatnya ekonomi
modern makin tidak mengenal tapal batas negara. Sistem ekonomi modern bersifat mandiri.
Mandiri tidak berarti keterisolasian, karena dalam hubungannya dengan ekonomi-ekonomi
lainnya, ekonomi yang modern mempunyai keunggulan-keunggulan yang membuatnya memiliki
kekuatan tawar-menawar (“bargaining position”) dalam hubungan saling ketergantungan antar
ekonomi.
Gambar 4. Pasar Modern

b. Bidang Mata Pencaharian dan Contohnya


Mata pencaharian kehidupan modern sebagian besar bertumpu pada sektor industri. Disini,
kehidupan modern dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan iptek di dalam menunjang
pembangunan negara. Kehidupan modern menuntut menggunakan teknologi-teknologi modern
dalam bermata pencaharian. Oleh karena itu, kehidupan modern lebih banyak menggunakan
tenaga mesin daripada menggunakan tenaga manusia seperti pada kehidupan modern dalam
bermata pencaharian. Pada kehidupan modern, taraf kehidupannya pun cukup tinggi dalam
bermata pencaharian. Contoh : Pegawai, dokter, arsitek, karyawan

c. Bidang Budaya dan Contohnya (tata kehidupan, pola kultur dan karakteristiknya)
Tata kehidupan modern secara geografis sebagian besar terdapat pada daerah kota. Tata
kehidupan modern meliputi corak atau pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan individual. Selain
itu, bila kita amati secara fisik, tata kehidupan modern selalu diwarnai dengan industri.
Pola kultur masyarakat modern cenderung mengabaikan adat istiadat lama. Bahkan sudah
tidak lagi mempercayai nilai-nilai atau kebiasaan-kebiasaan lama, seperti yang terdapat pada
masyarakat tradisional. Oleh karena itu, manusia modern cenderung memiliki pemikiran yang
rasional sebagai pedoman dalam berperilaku. Selain itu, pada masyarakat modern dianggap
mempunyai tingkat kebudayaan yang tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala
macam orang. Karakteristik pada masyarakat modern cenderung bersifat individual. Disini setiap
individu kurang saling bersosialisasi di antara sesamanya.

d. Bidang Politik dan Contohnya


Sistem politik modern juga mempunyai beberapa ciri yang membedakannya dengan sistem
tradisional atau pramodern, antara lain: individu dan masyarakat tidaklah merupakan objek,
tetapi subjek yang turut menentukan arah kehidupan. Berkaitan dengan itu, masyarakat modern
ditandai oleh partisipasi masyarakat yang luas dalam proses politik yang meliputi nilai-nilai
dasar dan instrumental, organisasi, mekanisme dan prosedur, bersifat terbuka dan dapat diikuti
oleh siapa pun. Sistem politik modern berlandaskan aturan-aturan dasar yang disepakati bersama,
yang disebut konstitusi, dan kehidupan diselenggarakan berdasarkan aturan-aturan yang
ditetapkan bersama pula dan berlaku buat semua secara adil. Oleh karena itu, negara modern
senantiasa adalah negara yang berdasarkan hukum.
Sistem politik yang modern mampu mewadahi perbedaan paham dan pandangan, dan
mengatasinya dengan cara yang adab dan damai, dalam aturan yang disepakati bersama (hukum).
Dalam masyarakat modern ada penampilan individu (individuation) yang nyata (distinct),
sehingga manusia berwajah, berkepribadian, bermartabat, dan bukan hanya bagian dari
masyarakat. Di pihak lain, dalam masyarakat modern betapa pun bebasnya individu, kebebasan
itu tidak mutlak, karena dibatasi oleh hak individu yang lain, hak masyarakat, dan kepentingan
masyarakat. Namun, pembatasannya itu diatur pula secara jelas dan berlaku buat semua. Secara
garis besar, pokok sistem politik modern mengandung tiga unsur, (1) demokratis, (2)
konstitusional, dan (3) berlandaskan hukum

e. Bidang Sosial dan Contohnya


Bidang sosial ditandai dengan semakin banyaknya kelompok baru dalam masyarakat,
seperti: kelompok buruh, kaum intelektual, kelompok manajer, dan kelompok ekonomi kelas
(kelas menengah dan kelas atas). Pada masyarakat modern, kedudukan seseorang dilihat dari
prestasinya. Semakin tinggi prestasi orang tersebut, maka peranan orang tersebut dalam
masyarakat semakin tinggi.
Selain itu, lapisan sosialnya di tentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan
pada seseorang .
Perkembangan sosial pada konsep modern merupakan pelengkap dari perkembangan
ekonomi. Di samping itu, pembangunan sosial merupakan sarana dari pembangunan ekonomi.
Oleh karena itu, pembangunan sosial dipandang sebagai suatu bentuk pengawasan sosial (social
control).

f. Bidang Teknologi dan Contohnya


Kemajuan teknologi telah meningkatkan manusia pada taraf peradaban yang lebih tinggi
yang mendorong ditemukannya teknologi yang lebih "canggih". Penemuan-penemuan itu
kemudian ada yang dibarengi dengan landasan pengetahuan mengenai sebab-musababnya, tetapi
banyak juga yang tidak diketahui, namun dirasakan manfaatnya. Misalnya, obat-obatan
tradisional di Cina yang telah berkembang ribuan tahun dan dikenal luas dalam masyarakat
modern kita, dimana telah berhasil mengatasi banyak penyakit, hanya atas dasar pengalaman
empiris, tidak diketahui secara pasti (menurut ukuran sekarang) bagaimana bekerjanya.
Ciri utama yang melatarbelakangi sistem atau model mana pun dari suatu konsep modern
adalah derajat rasionalitas yang tinggi dalam arti bahwa kegiatan-kegiatan dalam masyarakat
demikian terselenggara berdasarkan nilai-nilai dan dalam pola-pola yang objektif (impersonal)
dan efektif (utilitarian), daripada sifat primordial, seremonial atau tradisional. Derajat
rasionalitas yang tinggi itu digerakkan oleh perkembangan-perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan dan teknologi seringkali disebut sebagai kekuatan
pendorong (driving force) bagi proses modernisasi. Dengan derajat rasionalitas yang tinggi itu,
maka berkembang antara lain ciri-ciri yang kurang lebih berlaku umum.
Gambar 7. Teknologi Modern

4. Dampak Positif dan Negatif Modernisasi


Dengan adanya konsep modern yang di jelskan diatas, tentunya modernisasi dapat
menimbulkan dampak positif dan negatif. Menurut Abatasa (2011: 1), dampak
Positifnya, antara lain:
a. Perubahan tata nilai dan sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap
masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah
dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih
merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup
masyarakat.

Adapun dampak negatifnya, Menurut Abatasa (2011: 1), antara lain:

a. Pola Hidup Konsumtif


Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat
melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak
pilihan yang ada.
b. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi
membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah
makhluk sosial.
c. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai
menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja,
dan lain-lain.
d. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti
arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu
dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.

Dari konsep tradisional dan modern yang kita pelajari diatas dengan berbagai ciri dan
aspek-aspek yang mendasarinya, dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat tradisoanal dan
modern memiliki perbedaan yang sangat jauh. Namun tentunya dengan memiliki berbagai
kelemahan dan kelebihannya. Tinggal bagaimana kita sebagai manusia saat ini dapat menyikapi
berbagai macam perubahan yang terjadi

Anda mungkin juga menyukai