Anda di halaman 1dari 2

Persamaan Institusi-institusi Sosial dalam berbagai kelompok etnik di Indonesia

Berikut ini beberapa persamaan yang terdapat dalam institusi sosial dalam berbagai kelompok etnik di Indonesia. Yang
mana tentu saja bahwa setiap kebudayan yang terdapat di dalam masing-masing daerah atau berbagai suku bangsa di
Indonesia mengandung berbagai macam aspek kehidupan masyarakat yang kemudian telah diklasifikasikan menjadi
tujuh unsur kebudayaan universal (Koentjaraningrat,2009) yakni :
1. Sistem religi
2. Sistem organisasi masyarakat
3. Sistem Pengetahuan
4. Bahasa
5. Kesenian
6. Sistem mata pencaharian
7. Sistem teknologi dan peralatan
Dimana tujuh unsur kebudayaan tersebut saling berkaitan satu sama lain dalam kehidupan masyarakat. Adanya berbagai
institusi sosial yang ada di dalam masyarakat suku bangsa ini dapat kita katakan sebagai sebuah sistem yang didalamnya
berguna untuk mengatur segala tingkah laku manusia berdasar kebudayaan yang ada di dalam setiap suku bangsa tsb.
Perbedaan Institusi-institusi Sosial dalam berbagai kelompok etnik di Indonesia
Dua hal ini saling beriringan dimana ada persamaan disitu juga terdapat sebuah perbedaan. Berikut ini akan dijelaskan
sedikit mengenai dua kebudayaan yang berbeda antara masyarakat yang berasal dari Ambon dan Jawa, dimana
didalamnya mencakup beberapa unsur dari 7 unsur kebudayaan, yakni :
Kebudayaan Ambon
Mayoritas mata pencaharian hidup masyarakat Ambon sebagai petani di ladang, oleh karena itu masyarakat Ambon
pada daerah lereng gunung masyarakatnya menanam kentang meskipun hanya beberapa saja. Adapun sistem
kekerabatan masyarakat Ambon berdasarkan pada hubungan patrilineal yang didapingi oleh pola menetap patrilokal.
Adapun masyarakat Ambon terdapat beberapa jabatan dalam administrasi desa (lembaga sosial desa) antara lain, Kepala
desa, kepala adat, dan kepala bagian (kepala soa). Selain itu jabatan lainnya diisi oleh tuan tanah, kapitan, kewang,
marinyo yang semua pejabatnya masuk kedalam suatu dewan desa bernama badan saniri negeri atau saniri raja.
Mayoritas masyarakat suku bangsa Ambon menganut agama Kristen dan Islam. Hal tersebut disebabkan oleh adanya
pengaruh penjajahan Portugis dan Spanyol sebelum Belanda yang telah menyebarkan agama kristen dan pengaruh
kesultanan Ternate dan Tidore yang menyebarkan Islam di wilayah Maluku. Kemudian, terkait dengan fasilitas dalam
bidang pendidikan formal di daerah Maluku, seperti SD, SMP, SMA, dan jenjang pendidikan tinggi lainnya di kota
Ambon sudah lebih baik, apabila dibandingkan pada saat zaman dahulu di masa penjajahan.
Kebudayaan Jawa
Jika kita lihat dari bentuk fisik dari rumah atau tempat tinggal masyarakat Jawa pada umumnya yakni mereka memiliki
bentuk rumah seperti rumah joglo, limasan dan situbondo. Mayoritas mata pencaharian hidup masyarakat Jawa adalah
sebagai petani, nelayan, peternak, kerajinan dan lain sebagainya. Karena memang tanah di suku bangsa jawa sendiri
sangat subur dan kandungan unsur haranya pun cukup baik. Kemudian pada sistem kekerabatan yag berada di Jawa,
keturunan dari orang tua kita baik ibu maupun bapak mempunyai hak yang sama. Sehingga dalam pembagian tugas atau
warisan di dalam keluarga sendiripun tidak ada anak yang lebih ditonjolkan (pilih kasih) antara anak satu dengan anak
yang lain (jika di dalam keluarga tersebut memiliki banyak anak).
Sebagaimana yang kita ketahui di dalam kehidupan dan sistem sosial masyarakat suku bangsa Jawa dari dahulu hingga
sekarang, masih terdapat suatu kebiasaan dalam stratifikasi sosial suku bangsa Jawa yang mana semua itu dikenal
dengan 4 tingkatan stratifikasi sosial dari yang atas sampai bawah, antara lain :
▪ Priyayi (PNS dan orang yang mempunyai gelar S1, S2, S3)
Misalnya : Dimana individu yang mendapat gelar disini bekerja sebagai Tenaga Pendidik (Guru), Dokter, Kepala Desa.
▪ Ningrat (merupakan sebutan untuk anggota keraton).
▪ Santri (orang yang belajar di pondok).
▪ dan wong cilik (petani dan buruh)
Pada sistem religi (agama) yang masyarakat suku bangsa Jawa anut adalah mayoritas agama Islam, akan tetapi ada
sebagain besar lainnya yang beragama Kristen dan katholik. Sedangkan, pada sistem keseniannya masyarakat Jawa
mempunyai beragam macam kesenian salah satunya adalah kesenian tarian sintren (yang ada di daerah Pemalang) yang
mana merupakan daerah tempat tinggal penulis.
Untuk membantu kalian agar lebih mudah dalam memahami konsep persamaan dan perbedaan institusi sosial itu sendiri
bagaimana. Disini terdapat suatu link bacaan dari salah satu sumber berita yuk klik link berikut :
https://www.kompasiana.com/rolansihombing/gereja-dan-konflik-kekerasan-sosial_550036d3813311fb16fa7487
Penugasan
Setelah membaca dan memahami penjelasan materi di atas seberapa besar tingkat pemahaman kalian akan materi ini,
jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Bagaimana persamaan dan perbedaan dari institusi sosial yang ada dalam berbagai kelompok etnik di Indonesia
berdasarkan pemahaman Anda? Jelaskan dengan menggunakan bahasa anda sendiri!
2. Analisislah perbedaan dan persamaan yang terdapat dalam kebudayaan suku bangsa Ambon dan suku bangsa Jawa!
3. Analisislah kasus yang kalian baca dari link diatas berdasarkan dengan pemahaman Anda mengenai salah satu aspek
yang terdapat dalam 7 unsur kebudayaan universal yang telah di jelaskan!

Materi Antropologi SMA/MA Kelas XI Kesadaran Multietnik


Identitas dasar kelompok menjadi acuan bagi para anggota suatu kelompok etnik dalam melakukan intreaksi
sosialnya. Selain itu dentitas dasar merupakan suatu acuan yang sangat mendasar dan bersifat umum, serta menjadi
kerangka dasar bagi perwujudan suatu kelompok etnik. Identitas dasar tersebut kemudian menjadi suatu pembeda antara
satu kelompok dengan kelompok etnik yang lain dalam berinteraksi. Identitas dasar merupakan sumber adanya ikatan
primodial, suatu ikatan yang lahir dari hubungan-hubungan keluarga atau hubungan darah (garis keturunan), hubungan
ras, lingkungan kepercayaan atau keagamaan, serta bahasa atau dialek tertentu. Kesadaran etnik yang bersumber pada
identitas dasar suatu kelompok etnik merupakan suatu hal yang pasti dialami setiap individu dalam kehidupan kelompok.
Di negara yang memiliki beragam etnis seperti di Indonesia, selalu ada potensi munculnya konflik baik dalam hal
ketenagakerjaan, pertanahan, atau konflik atas sumber daya alam akan menimbulkan konflik antar etnis dan konflik
antar agama.
Dalam masyarakat yang multietnik, model pergaulan yang etnosentrik dapat mengakibatkan adanya pertentangan
antara satu kelompok dengan kelompok yang lain. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi adanya
peretntangan tersebut yaitu dengan sosialisasi mengenai keberagaman multietnik yang ada di Indonesia. Selain itu juga
dapat dilakukan dengan cara berhubungan antar individu atau antar kelompok atau individu dengan kelompok yang
menimbulkan bentuk hubungan yang harmonis. Dari hubungan tersebut diharapkan mereka semakin saling mengenal,
akrab, lebih mudah bergaul, lebih percaya terhadap pihak lain, sehingga dapat bekerjasama antara yang satu dengan
yang lain. Salah satu sikap yang menunjukkan adanya kesadaran multietnik dalam masyarakat yaitu dengan adanya
sikap toleransi.
Para pakar kebudayaan seperti Galtung, Soedjatmoko mengungkapkan bahwa nilai toleransi bukanlah sebuah nilai yang
hadir pada dirinya sendiri tetapi nilai toleransi bersumber dari adanya nilai empati yang secara inherent sudah ada dalam
hati setiap manusia. Empati merupakan kemampuan hati nurani manusia untuk ikut merasakan apa yang dirasakan oleh
orang lain dan kemampuan untuk ikut bergembira ataupun berduka dengan kegembiraan dan kedukaan orang lain. Jika
rasa empati yang dimiliki seseorang tinggi maka semakin tinggi pula nilai toleransi yang dimiliki individu tersebut,
yaitu kemampuan untuk menerima dan menghargai adanya perbedaan, sehingga nilai toleransi menjadi nilai positif
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dan mengurangi muncul adanya konflik.
Untuk menambah wawasan mengenai cara menumbuhkan kesadaran multietnik yang dapat dilihat pada link berikut
ini https://nasional.sindonews.com/read/744191/18/menumbuhkan-kesadaran-multikulturalisme-1369885691
Selain terdapat artikel untuk menambah wawasan anda mengenai kesadaran multietnik di Indonesia, penulis memiliki
pertanyaan yang dapat anda gunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan anda tentang materi diatas dengan
beberapa pertanyaan di bawah ini
1. Mengapa hingga saat ini masih banyak ditemui konflik-konflik di Indonesia baik antar suku maupun agama?
2. Bagaimana cara yang dilakukan untuk mengurangi adanya ketegangan dalam masyarakat multietnik di
Indonesia? Lalu hal apa saja yang diharapkan dari hubungan harmonis antar kelompok yang berbeda tersebut?
3. Nilai-nilai apa yang seharusnya dimiliki oleh setiap individu untuk mencapai terjadinya integrasi sosial dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara? Lalu apakah bangsa Indonesia saat ini telah menerapkan
nilai-nilai tersebut? Jelaskan pendapat anda !
4. Bagaimana peran sikap empati dalam menghargai perbedaan di masyarakat? Jelaskan pendapat anda dan berikan
contohnya!

Anda mungkin juga menyukai