PENDAHULUAN
Keberadaan budaya Indonesia memiliki keragaman yang penuh makna, nilai, kualitas
artistik serta berbagai muatan lokal lainnya. Kebudayaan Indonesia terbentuk salah
kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di wilayah Indonesia. Hal ini terjadi karena
kurangnya informasi secara nyata baik lisan maupun melalui media-media lainnya.
Budaya merupakan aset negeri yang bernilai tinggi, yang perlu dipertahankan
kelestariannya. Selain itu juga perlu dilakukan kajian dan penggalian yang matang akan
nilai-nilai positif yang dimiliki. Tujuannya agar masyarakat lebih mencintai dan dapat
masyarakat tanah air yang sudah lama menetap di Indonesia. Masyarakat Indonesia
Gerakan samin adalah salah satu gerakan sosial yang penting bukan hanya di jawa
melainkan juga di negara Indonesia. Begitu menariknya gerakan samin banyak ahli yang
meneliti tentang gerakan samin. Gerakan atau ajaran Samin bermula pada masa penjajahan
di awal abad ke-19 munculnya gerakan Samin dipicu oleh tindakan penjajahan Belanda
yang terus menerus menekan kehidupan masyarakat. Gerakan Samin pertama kali pada
saat Raden Surowidjojo memiliki tujuan yaitu menegakkan keadilan bagi rakyatnya dari
menyebut pergerakan kerakyatan tersebut dengan “Tiyang Sami Amin” atau kemudian
dikenal dengan sebutan Samin. Perjuangan Raden Surowidjojo harus berhenti pada tahun
1
1859 tetapi, bukan berarti perjuangan gerakan kerakyatan berhenti sebaliknya pergerakan
Samin semakin berkembang dan meluas khusunya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Raden
Surowidjojo memiliki putera yang kemudian dikenal dengan naman Samin Surosentiko.
Surosentiko lahir di Desa Ploso, Kabupaten Blora, Jawa Tengah pada tahun 1859. Samin
Surosentiko diambil dari nama ayahnya Raden Surowidjojo yang dikenal sebagai “Samin
Sepuh” sedangkan Surosentiko diambil dari adat istiadat Jawa. Suro adalah nama bulan
pertama dalam penanggalan Jawa. Sentika arau Santika berasal dari bahasa Jawa Kawi.
sabar, narimo ing pandum. Samin Surosentiko hidup layaknya rakyat kecil yang jauh dari
kemewahan. Filosofi hidup yang sederhana serta penuh keadilan dan kebijaksanaan
membuat Samin Surosentiko mudah mendapat pengikut. Dalam ajaran Samin dikenal
sebagai “Agama Adam” yang memiliki keyakinan bahwa ada hubungan yang sangat era
antara bumi dengan manusia. Pengikut Samin menghormati, menghargai, dan memuja
Penelitian dilakukan di Suku Samin yang terletak di Dusun Jepang Desa Margomulyo
dkk, 2000: 9) Samin itu sendiri termasuk etnis jawa yang memiliki paham Manunggaling
kawulo gusti. Paham tersebut dapat diartikan sebagai pandangan yang menitikberatkan
pada melekatnya sifat-sifat ketuhanan pada diri manusia. Pada dasarnya paham ini
menekankan untuk mengajarkan orang berbuat baik, bekerja keras dan sabar serta
meninggalkan segala sifat-sifat keburukan. Di sisi lain, dalam dialek bahasa sehari-hari,
orang samin cenderung tegas. Artinya, ketika berbicara orang harus mengatakan apa
adanya, tidak usah macam-macam, dan disini lebih menekankan pada upaya untuk
2
mengutarakan suatu maksud harus sesuai dengan keadaan sebenarnya. Lebih lanjut, sikap
maupun tingkah laku mereka cenderung polos, lugu dan mudah tersinggung.
Dalam adat perkawinan masyarakat Samin yang berlaku adalah endogomi yakni
pengambilan dari dalam kelompok sendiri dan menganut prinsip monogomi. Dalam pola
perkawinan ini yang ideal adalah istri cukup hanya satu untuk selamanya (bojo siji kanggo
saklawase. Dalam ajaran Samin perkawinan merupakan alat untuk meraih keluhuran budi
yang seterusnya untuk menciptakan Atnaja Tama (anak yang mulia). Sebagai landasan
Kesepakatan merupakan ikatan mutlak dalam adat perkawinan masyarakat samin. Adapun
tahapan perkawinan model Samin meliputi nyumuk, ngendek, nyuwito, diseksekno, dan
Dari kenyataan tersebut, masuk akal bilamana orang luar menganggap suku Samin
maupun keturunannya tergolong unik. Disamping itu dapat dilihat bahwa masyarakat
Samin memiliki batas-batas yang kuat, dengan memungkinkan interaksi minimal dengan
orang luar (Abd. Syukur Ibrahim dalam Sri Wiryanti & Laksono, 2010: 4).
David Chaney (Ibrahim. 1996:40) mengatakan bahwa gaya hidup merupakan ciri dari
dunia modern atau yang biasa juga disebut modernitas. Laju modernisasi dan
pembangunan di segala bidang, menyebabkan terjadinya perubahan gaya hidup yang pesat
di berbagai sektor kehidupan masyarakat yang dahsyat akhir-akhir ini. Pergeseran nilai
sosial budaya, ekonomi dan politik, telah memporak-porandakan sejumlah besar nilai
Seperti dahulu, masyarakat Samin mempunyai ciri-ciri cara berpakaian serba hitam
bagi pria mereka menggunakan baju hitam dan memakai celana pendek, dan bagi wanita
memakai kebaya. Namun sekarang ini ciri-ciri khas tersebut sudah di tinggalakan
3
khususnya generasi muda komunitas Samin disebabkan masyarakat Samin mulai
membuka kebudayaan luar itu terbukti adanya keterbukaan pengalaman antara masyarakat
Samin dengan penduduk yang notabene sudah modern, dengan adanya keterbukaan
tersebut maka mau tidak mau nilai-nilai, norma-norma baru masuk di dalam komunitas
Samin. Akibat adanya keterbukaan masyarakat samin menimbulkan perubahan gaya hidup
yang ada dalam masyarakat samin dan mulai masuknya barang-barang modern lainnya
seperti: sepeda montor, tv, handphone, dan alat-alat pertanian yang canggih seperti traktor,
Perubahan gaya hidup di era modern pada masyarakat Samin bisa dilihat dari bangunan
rumah masyarakat Samin sudah menyerupai rumah masyarakat lainnya. Begitu pula
dengan kemajuan teknologi juga sudah banyak yang mengakses. Seperti halnya di bidang
masyarakat sudah ada pula yang memiliki kendaraan bermotor. Sebagian masyarakat
Samin sudah ada yang mengenyam pendidikan formal, bahkan ada pula yang sudah lulus
menjadi sarjana dan mengabdikan diri untuk membangun desanya. Ada pula perubahan
dari sisi ketertiban administrasi sebagai penduduk, masyarakat Samin memiliki KTP yang
didalamnya memuat agama mereka yaitu agama Islam. Meskipun pada prakteknya
sebagian masyarakat Samin masih memegang teguh ajaran agama Adam, namun ada pula
yang sudah memeluk agama Islam dan menjalankan ibadah sesuai dengan syari'at Islam.
Seiring terjadinya perubahan gaya hidup masyarakat samin tanpa disadari identitas
Samin yang dahulu sangat khas dibandingkan dengan masyarakat lain baik secara
berpakaian, bentuk-bentuk, pola mata pencaharian bicara (Bahasa), adat istiadat, nilai-
nilai, norma-norma, bahkan agama pun mengalami perubahan atau pergeseran yang
sekarang ini telah menjadi seperti masyarakat pada umumnya (masyarakat non-Samin).
Masyarakat berada dalam proses perubahan, bergerak secara dinamis mengikuti pola
4
tertentu berdasarkan faktor-faktor yang melingkupinya antara lain keterbukaan
pengalaman dan ide baru, beroerientasi pada masa sekarang dan masa depan, dan
mempunyai kesanggupan merencanakan (Jamaludin, 2016: 57-58). Hal yang seperti itu
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin meneliti tentang perubahan gaya hidup
masyarakat Samin. Dengan alasan tersebut maka peneliti mengambil judul “Perubahan
Gaya Hidup Masyarakat Samin Dalam Era Modern (Studi Di Dusun Jepang Desa
Dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah tersebut penulis merumuskan
Bagaimana bentuk perubahan gaya hidup masyarakat Samin dalam era modern di Dusun
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menjelaskan bentuk perubahan
gaya hidup masyarakat samin dalam era modern di Dusun Jepang Kecamatan
5
1.4 Manfaat Penelitian
wawasan sosiologi tentang teori modernitas dalam bentuk perubahan gaya hidup
Manfaat Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat berupa
implementasi ilmu yang telah didapat dibangku kuliah serta untuk mengetahui kondisi
yang sebenarnya dalam Perubahan gaya hidup masyarakat samin dalam era modern.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan, kontribusi positif
dan pertimbangan bagi Perubahannya gaya hidup masyarakat Samin untuk memperkuat
hasil penelitian tersebut pada perubahan gaya hidup masyarakat samin dalam era
modern.
6
3. Manfaat bagi Program Studi Sosiologi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi bagi mahasiswa
perubahan gaya hidup dalam era modern sosiologi perubahan sosial atau sosiologi
struktur sosial.
1.5.1 Perubahan
hanya berupa keadaan saja melainkan bisa berupa perubahan pola pikir, dan perilaku
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam
bentuk aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri
mengalokasikan waktu dalam kehidupannya, juga dapat dilihat dari aktivitas sehari-
harinya dan minat apa yang menjadi kebutuhan dalam hidupnya(Kotler, 2002).
harinya. Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa ngoko kasar disertai perumpaan.
Keunikan lainnya pada sikap maupun tingkah laku orang Samin yang mengedepankan
7
pada sifat kejujuran dan melarang untuk berbuat bohong, mencuri, dan berzina.
Alex inkeles dan David Smith mengemukakan bahwa manusia modern dapat
dan ide baru, mempunyai kesanggupan merencanakan, berorientasi pada masa sekarang
dan masa depan, dan percaya bahwa manusia bisa menguasai alam (Jamaludin, 2016:
57-58).
yang bersifat terencana, terstruktur, sistematis, dan memiliki tujuan tertentu secara teoritis
maupun praktis. Dikatakan sebagai “kegiatan ilmiah” karena penelitian merupakan aspek
ilmu pengetahuan dan teori. “Terencana” karena penelitian harus direncanakan dengan
tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung
pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan
kualitatif yaitu proses memahami masalah sosial atau manusia berdasarkan penciptaan
8
pandangan informan secara terperinci dan disusun dalam latar ilmiah. Serta data yang
deskriptif merupakan bentuk tata cara menghasilkan data deskriptif analisis yaitu isi
yang dinyatakan tertulis atau lisan dan bentuk perilaku yang nyata, teliti yang dipelajari
sebagai suasana yang asli atau utuh, penelitian deskrptif kualitatif studi kasus focus
mengarah ke pendeskripsian secara terpeerinci lebih mendalam potret dan situasi apa
Nawawi (2007: 67) menjelaskan tentang metode deskriptif yang dapat diartikan
tentang sebagai prosedur pemecahan masalah yang menyelidiki dengan gambaran atau
lukisan tari keadaan subyek atau obyek penelitian (seseorang, Lembaga, masyarakat
dan lain-lain) dan saat sekarang berdasarkan pada fakta-fakta yang menampak, atau
sebagaimana adanya (Darmadi, 2014: 185). Jadi, melalui penelitian ini, peneliti akan
menjadi modern yang mampu mengubah kualitas hidup masyarakat setempat di dusun
Modern” merupakan sebuah kajian penelitian yang dilakukan di Dusun Jepang Desa
dusun jepang desa Margomulyo Kecamatan Kabupaten Bojonegoro karena suku samin
9
1.6.3 Sumber Data
Sumber perolehan data penelitian ini menggunakan sumber data primer. Data primer
yaitu data yang diperoleh lansung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama
kalinya. Dalam penelitian ini data primer diperioleh langsung dari hasil observasi
Kabupaten Bojonegoro.
Salah satu dalam melakukan penelitian adalah menentukan subjek penelitian. Subjek
penelitian adalah pihak-pihak yang akan dijadikan sampel dalam penelitian sampel
yang digunakan oleh penulis adalah Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik
Purposive Sampling, yaitu teknik pengambilan atau penentuan sampel dengan cara
paut terhadap penelitian yang dilakukan agar mendapatkan informasi yang akurat
(Sugiyono, 2012:61).
Adapun subjek prnrlitian dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah pelaku
dari perubahan gaya hidup masyarakat Samin dalam era modern Dusun Jepang Desa
a. Tokoh dan sesepuh komunitas samin anggota dari pergerakan ajaran Samin
10
1.6.5 Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
pasif, peneliti juga berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang
diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian (Robert K. Yin, 2012:
sehari-hari masyarakat samin agar mengetahui gaya hidup masyarakat samin dalam
Kabupaten Bojonegoro.
2. Wawancara
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga
infomasi dan data sesuai kebutuhan penelitian, sehingga data yang didapat teruji
dengan responden. Isi wawancara tidak sesuai akan mempengaruhi wawancara yang
dilakukan.
Wawancara open ended dimana peneliti dapat bertanya kepada subjek peneliti
tentang fakta-fakta suatu peristiwa di samping opnini mengenai peristiwa yang ada
11
Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan beberapa subjek
3. Dokumentasi
setiap topik penelitian studi kasus dan dokumen yang relevan sangat penting dalam
pengumpulan data studi kasus (Robert K. Yin, 2012: 103-105). Dengan melakukan
dokumentasi untuk melengkapi hasil pencarian data dari sebuah wawancara agar
nantinya data yang dicari terbukti kebenarnya, yaitu dapat melalui foto sehingga
Dokumentasi dalam penelitian ini berupa hasil dari observasi berupa foto dan
dilakukan penelitian yang berkaitan dengan perubahan gaya hidup dalam masyarakat
Analisis data kualitatif adalah analisis yang dilakukan terhadap data-data bukan
angka tetapi, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai
pengumpulan data dalam periode tertentu. Teknik analisa data yang digunakan
adalah analisis data model Miles dan Hubermain (1984), mengemukakan bahwa
aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam
12
analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification
1. Reduksi data
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Menurut Milles
mentah didapat dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Dalam mereduksi data,
pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema polanya, sehingga disusun
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami
tersebut. Menurut Miles dan Huberman, bahwa penyajian data dimaksudkan untuk
ini juga dimaksudkan untuk menemukan suatu makna dari data-data yang telah
diperoleh, kemudian disusun secara sistematis, dari bentuk informasi yang kompleks
Data yang disajikan dalam penelitian adalah data yang sebelumnya sudah
dianalisis yang dilakukan masih berupa catatan untuk kepentingan peneliti sebelum
disusun dalam bentuk laporan. Di dalam penelitian ini, data yang didapat berupa
kalimat, kata-kata yang berhubungan dengan fokus penelitian, sehingga sajian data
13
merupakan sekumpulan informasi yang tersususn secara sistematis yang
penyajian data ini merupakan proses penyusunan informasi secara sistematis dalam
Dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan
sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
dikemukakan [ada tahap awal didukung dengan bukti-bukti yang valid konsisten saat
kesimpulan kredibel.
Pengumpulan
Penyajia
Data
n Data
Reduksi
Data
Kesimpulan
Penarikan/Verifikasi
14
1.6.7 Teknik Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada
objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian
data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” anatara data yang dilaporkan oleh
peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian (Sugiyono,
2012:267).
dengan mencari data-data lain sebagai pembanding, mencari informasi lebih lanjut.
Triangulasi dapat dilakukan pada aspek metode dan pada aspek teori dimana dalam
triangulasi metode dilakukan peninjauan ulang metode yang telah digunakan seperti
dokumentasi, observasi dan catatan lapangan dan pada triangulasi teori dilakukan
dengan menggunakan teori lain sebagai metode validitas (Endraswara, 2009: 224).
ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara,
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya
data diperoleh dengan wawancara, lalu di cek dengan observasi dan dokumentasi.
Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang
berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data
yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang benar. Atau
274).
15
Perencanaan penelitian ini, memakai triangulasi teknik pengumpulan data
dari observasi, wawancara, dan dokumen yang terus disesuaikan satu sama lain
untuk mendapatkan data yang valid tentang perubahan gaya hidup masyarakat
samin.
16