Anda di halaman 1dari 9

1.

Persyarat Membuat Surat Izin Usaha Perdaganan (SIUP)

Syarat-syarat pembuatan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dibedakan berdasarkan


jenis atau bentuk usaha yang Anda jalankan. Pembagiannya sebagai berikut :
a. Untuk Perseroan Terbatas (PT)
 Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Direktur Utama/Penanggung Jawab
Perusahaan atau pemegang sahamnya
 Fotokopi Kartu Keluarga (KK) jika penanggung jawabnya seorang perempuan
 Fotokopi NPWP

 Surat Keterangan Domisili atau SITU


 Fotokopi Akta Pendirian PT yang disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM.
 Fotokopi Surat Keputusan Pengesahan Badan Hukum dari Menteri Hukum dan HAM
 Surat Izin Gangguan (HO)
 Izin Prinsip
 Neraca perusahaan

 Pasfoto Direktur Utama/Penanggung Jawab/pemilik perusahaan dengan ukuran 4 x 6


(2 lembar)
 Materai Rp6.000
 Izin teknis dari instansi terkait jika diminta
b. Untuk Koperasi
 Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas
Koperasi
 Fotokopi NPWP

 Fotokopi Akta Pendirian Koperasi yang telah disahkan instansi berwenang


 Daftar susunan Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas
 Fotokopi SITU dari Pemerintah Daerah (Pemda)
 Neraca koperasi

 Materai senilai Rp6.000


 Pasfoto Direktur Utama/Penanggung Jawab/pemilik perusahaan dengan ukuran 4 x 6
(2 lembar)
 Izin lain yang terkait (Misalnya jika usaha Anda menghasilkan limbah, Anda harus
memiliki izin AMDAL dari Badan pengendalian Dampak Lingkungan Daerah)
setempat.
c. Untuk Perusahaan Perseorangan
 Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemegang saham perusahaan
 Fotokopi NPWP
 Surat keterangan domisili atau SITU
 Neraca perusahaan
 Materai senilai Rp6.000
 Foto Direktur Utama/Penanggung Jawab/pemilik perusahaan dengan ukuran 4 x 6
cm (2 lembar).
 Izin lain yang terkait usaha yang dijalankan.
d. Untuk Perusahaan Perseroan Terbuka (Tbk)
 Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Direktur Utama/Penanggung
Jawab/pemilik perusahaan.
 Fotokopi SIUP sebelum menjadi perseroan terbuka.
 Fotokopi Akta Notaris Pendirian dan Perubahan perusahaan dan surat persetujuan
status perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka dari Departemen Hukum dan
HAM.
 Surat keterangan dari Badan Pengawas Pasar Modal bahwa perusahaan yang
bersangkutan telah melakukan penawaran umum secara luas dan terbuka.
 Fotokopi Surat Tanda Penerimaan Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan (STP-
LKTP) tahun buku terakhir.
 Foto Direktur Utama/Penanggung Jawab/pemilik perusahaan dengan ukuran 4 x 6
cm (2 lembar).
prosedur pembuatan Surat Izin Usaha Perdagangan seperti berikut ini ;
1. Mengambil formulir pendaftaran/surat permohonan di Kantor Dinas Perdagangan

2. Formulir pendaftaran diisi dan ditandatangani

3. Membayar tarif pembuatan SIUP

4. Pengambilan SIUP
2. Persyaratan Membuat Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
Berdasarkan pengalaman penulis untuk memohon suatu SITU, pemohon harus terlebih
dahulu mempersiapkan dokumen-dokumen persyaratan sebagai berikut:
a. Surat Permohonan yang bersangkutan;
b. Surat Keterangan Rekomendasi Kepala Desa / Lurah;
c. Rekomendasi Camat;
d. Surat Izin Gangguan (HO);
e. Denah Situasi/ Sketsa Lokasi;
f. Berita Acara Pemeriksaan Lokasi;
g. Foto Copy Setoran Retribusi Izin Gangguan ;
h. Foto Copy Pajak Reklame;
i. Foto Copy lunas PBB ;
j. Surat Keterangan Fiskal Daerah (Dispenda);
k. Akte Sertifikat Tanah, Surat Bukti Pemilik;
l. Surat Kuasa / Sewa Bangunan / Kontrak ;
m. Akte Pendirian Perusahaan ;
n. Rekomendasi dari instansi teknis yang berhubungan dengan bidang usaha;
o. Foto Copy IMB;
p. Foto Copy KTP yang dilegalisir dari Camat;dan
q. Pas foto 4 lembar ukuran 2 x 3 cm (warna);
Prosedur Membuat Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

Berikut prosedur penerbitan SITU:


1. Mengajukan permohonan kepada Bupati melalui Bagian Pemerintahan Sekretariat
Kabupaten dengan melampirkan seluruh dokumen di atas;
2. Selanjutnya Permohonan Izin yang diterima dilakukan pencatatan secara administratif
dan apabila dipandang perlu dilakukan peninjauan lokasi tempat usaha oleh suatu tim;
3. Hasil peninjauan dituangkan dalam Berita Acara yang disampaikan bersama dengan
berkas persyarataan izin yang diajukan kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk;
4. Untuk usaha tertentu sebelum SITU diterbitkan wajib mendapatkan rekomendasi dari
instansi teknis yang berhubungan dengan bidang usaha pemohon;
5. Bupati atau pejabat yang ditunjuk setelah dilakukan pemeriksaan kelengkapaan
persyarataan permohonan izin, peninjauan lokasi tempat usaha, dan menganggap tidak
ada permasalaan segera menerbitkan izin yang diajukan oleh pemohon;
6. Permohonan izin dikabulkan dengan penerbitan SITU apabila semua Persyarataan
telah dipenuhi.

3. Syarat pendirian CV(Comanditaire Venootschap) :


a. Foto copy KTP para pendiri, minimal 2 orang (tidak suami istri)
b. Mengisi Formulir pembuatan CV
c. Foto copy KK penanggung jawab / Direktur
d. NPWP Pengurus
e. Foto copy PBB terakhir tempat usaha / kantor, apabila milik sendiri
f. Foto copy Surat Kontrak, apabila status kantor kontrak
g. Surat Keterangan Domisili dari pengelola Gedung, apabila berada di Gedung
h. Kantor berada di wilayah Perkantoran / Plaza, atau Ruko, tidak berada di wilayah
pemukiman
i. Pas photo penanggung jawab ukuran 3 x 4 = 2 lbr berwarna
j. Siap di survey

Produk yang akan dihasilkan:

o Akta Notaris Pendirian CV


o Domisili perusahaan
o NPWP badan usaha
o Pendaftaran Pengadilan Negri
o SIUP ( Surat Ijin Usaha Perdagangan )
o TDP ( Tanda Daftar Perusahaan )
4. Persyaratan dalam mendirikan PT (Perseroan Terbatas)
Persyaratan yang digunakan untuk mendirikan PT yaitu sebagai berikut :
a. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemilik saham dan pengurus dengan
masing- masing minimal sebanyak 2 orang.
b. Foto copy Kartu Keluarga (KK) direktur atau penanggung jawab perusahaan.
c. Foto berwarna milik penanggung jawab perusahaan ukuran 3×4 cm sebanyak 2lembar
d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) penanggung jawab.
e. Foto copy surat-surat kepemilikan perusahaan (surat tanah dan sebagainya) atau surat
perjanjian sewa perusahaan.
f. Foto copy Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun terakhir sesuai dengan domisili
perusahaan.
g. Surat keterangan dari RT/RW untuk perusahaan yang berdomisili di area perumahan
atau perkampungan.
h. Surat keterangan domisili dari pengelola gedung jika perusahaan berdomisili di
sebuah gedung perkantoran.
i. Foto kantor perusahaan tampak depan dan dalam ruangan yang berisi meja, kursi, unit
komputer beserta 1-2 orang karyawan.
j. Stempel perusahaan. Jika belum memiliki yang resmi, harus sudah memiliki stempel
sementara guna mengurus perijinan.
k. Kantor perusahaan berada di area perkantoran, plaza, atau ruko dan tidak berada di
area pemukiman penduduk.
l. Siap dilakukan survei.

Sedangkan syarat-syarat formal pendirian PT adalah sebagai berikut :


1. Pendiri perusahaan minimal 2 orang atau lebih (sesuai pasal 7 ayat 1)
2. Masing-masing pendiri perusahaan harus mengambil bagian atas modal saham,
kecuali dalam rangka peleburan (sesuai pasal 7 ayat 2 dan 3)
3. Akta notaris berbahasa Indonesia (Baca Juga: Jenis Jenis Pajak Pusat)
4. Akta pendirian perusahaan harus disahkan Menteri Kehakiman, yang kemudian
diumumkan dalam Berita Acar Negara Republik Indonesia (sesuai pasal 7 ayat 4)
5. Perusahaan memiliki minimal 1 orang direktur dan 1 orang komisaris sebagai
penanggung jawab perusahaan (sesuai pasal 92 ayat 3 dan pasal 108 ayat 3)
6. Pemilik saham harus Warga Negara Indonesia (WNI) atau badan usaha yang didirikan
menurut hukum dan perundangan Indonesia, kecuali perusahaan swasta asing
7. Modal dasar perusahaan minimal Rp 50.000.000 dengan modal disetor minimal 25%
dari modal dasar tersebut.

5. Persyaratan Penyusunan Perijinan AMDAL


 Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)
 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
 Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
 Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
Sebagai dasar hukum AMDAL adalah PP No.27/1999 yang di dukung oleh paket
keputusan menteri lingkungan hidup tentang jenis usaha dan/ atau kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan AMDAL dan keputusan kepala BAPEDAL tentang pedoman
penentuan dampak besar dan penting.
Proses dan Cara Mengurus Perizinan Penyusunan AMDAL adalah :
 Proses penapisan (screening) wajib AMDAL
 Proses pengumuman
 Proses pelingkupan (scoping)
 Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL
 Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL
 Persetujuan Kelayakan Lingkungan
Dalam penyusunan studi AMDAL, pemrakarsa dapat meminta jasa konsultan untuk
menyusunkan dokumen AMDAL. Penyusun dokumen AMDAL harus telah memiliki
sertifikat Penyusun AMDAL dan ahli di bidangnya. Ketentuan standar minimal cakupan
materi penyusunan AMDAL diatur dalam Keputusan Kepala Bapedal Nomor 09/2000.
Jenis-Jenis Pasar
Jenis pasar menurut bentuk kegiatannya. Menurut dari bentuk kegiatannya pasar dibagi menjadi 2 yaitu pasar
nyata ataupun pasar tidak nyata (abstrak).  Maka kita lihat penjabaran berikut ini :
 Pasar Nyata.
Pasar nyata adalah pasar diman barang-barang yang akan diperjual belikan dan dapat dibeli oleh pembeli.
Contoh pasar tradisional dan pasar swalayan.
 Pasar Abstrak.
Pasar abstrak adalah pasar dimana para pedagangnya tidak menawar barang-barang yang akan dijual dan
tidak membeli secara langsung tetapi hanya dengan menggunakan surat dagangannya saja. Contoh pasar
online, pasar saham, pasar modal dan pasar valuta asing.
Jenis pasar menurut cara transaksinya. Menurut cara transaksinya, jenis pasar dibedakan menjadi pasar
tradisional dan pasar modern.
 Pasar Tradisional
Pasar tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional dimana para penjual dan pembeli dapat mengadakan
tawar menawar secar langsung. Barang-barang yang diperjual belikan adalah barang yang berupa barang
kebutuhan pokok.
 Pasar Modern
Pasar modern adalah pasar yang bersifat modern dimana barang-barang diperjual belikan dengan harga pas
dan denganm layanan sendiri. Tempat berlangsungnya pasar ini adalah di mal, plaza, dan tempat-tempat
modern lainnya.
Jenis – Jenis Pasar menurut jenis barangnya. Beberapa pasar hanya menjual satu jenis barang tertentu ,
misalnya pasar hewan,pasar sayur,pasar buah,pasar ikan dan daging serta pasar loak.
Jenis – Jenis Pasar menurut keleluasaan distribusi. Menurut keluasaan distribusinya barang yang dijual pasar
dapat dibedakan menjadi:
 Pasar Lokal
 Pasar Daerah
 Pasar Nasional dan
 Pasar Internasional
Pengertian dan Macam-macam Pasar Menurut Bentuk dan Strukturnya
Pasar menurut struktur dibedakan menjadi empat macam yaitu pasar persaingan sempurna, monopoli,
persaingan monopolistik, dan oligopoli.

a. Pasar Persaingan Sempurna


Pasar persaingan sempurna disebut juga pasar persaingan murni adalah pasar di mana terdapat banyak
penjual dan pembeli dan mereka sudah sama-sama mengetahui keadaan pasar.
Pasar persaingan sempurna memiliki ciri-ciri berikut ini.
1) Banyak penjual dan pembeli.
2) Barang yang diperjualbelikan sejenis (homogen).
3) Penjual maupun pembeli memiliki informasi yang lengkap tentang pasar.
4) Harga ditentukan oleh pasar.
5) Semua faktor produksi bebas masuk dan keluar pasar.
6) Tidak ada campur tangan pemerintah.
Contoh pasar persaingan sempurna antara lain pasar hasil-hasil pertanian.

b. Pasar Persaingan Tidak Sempurna


Pasar persaingan tidak sempurna adalah kebalikan dari pasar persaingan sempurna yaitu pasar yang terdiri
atas sedikit penjual dan banyak pembeli. Pada pasar ini penjual dapat menentukan harga barang. Barang
yang diperjualbelikan jenisnya heterogen (berbagai jenis barang). Pasar persaingan tidak sempurna
mempunyai beberapa bentuk pasar.

1) Pasar Monopoli
Pasar monopoli adalah pasar yang terjadi apabila seluruh penawaran terhadap sejenis barang pada pasar
dikuasai oleh seorang penjual atau sejumlah penjual tertentu. Pada pasar monopoli terdapat ciri-ciri berikut
ini.
a) Hanya ada satu penjual sebagai pengambil keputusan harga (melakukan monopoli pasar).
b) Penjual lain tidak ada yang mampu menyaingi dagangannya.
c) Pedagang lain tidak dapat masuk karena ada hambatan dengan undang-undang atau karena teknik yang
canggih.
d) Jenis barang yang diperjualbelikan hanya semacam.
e) Tidak adanya campur tangan pemerintah dalam penentuan harga, contoh: PT Pertamina (persero), PT
Perusahaan Listrik Negara (persero), dan PT Kereta Api (persero).

2) Pasar Persaingan Monopolistis


Pasar persaingan monopolistis adalah pasar dengan banyak penjual yang menghasilkan barang yang berbeda
corak. Pasar ini banyak dijumpai pada sektor jasa dan perdagangan eceran. Misalnya jasa salon, angkutan,
toko obat/apotik, dan toko kelontong.
Pada pasar persaingan monopolistik terdapat ciri-ciri berikut ini.
a) Terdiri atas banyak penjual dan banyak pembeli.
b) Barang yang dihasilkan sejenis, hanya coraknya berbeda. Contoh: sabun, pasta gigi, dan minyak goreng.
c) Terdapat banyak penjual yang besarnya sama, sehingga tidak ada satu penjual yang akan menguasai pasar.
d) Penjual mudah menawarkan barangnya di pasar.
e) Penjual mempunyai sedikit kekuasaan dalam menentukan dan memengaruhi harga pasar.
f) Adanya peluang untuk bersaing dalam keanekaragaman jenis barang yang dijual.

3) Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah pasar yang hanya terdiri atas beberapa penjual untuk suatu barang tertentu, sehingga
antara penjual yang satu dengan yang lainnya bisa memengaruhi harga. Contoh:
perusahaan menjual mobil dan sepeda motor, perusahaan rokok, industri telekomunikasi, dan perusahaan
semen. Pasar oligopoli mempunyai ciri-ciri berikut ini.
a) Hanya terdapat sedikit penjual, sehingga keputusan dari salah satu penjual akan memengaruhi penjual
lainnya.
b) Produk-produknya berstandar.
c) Kemungkinan ada penjual lain untuk masuk pasar masih terbuka.
d) Peran iklan sangat besar dalam penjualan produk perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai