Anda di halaman 1dari 5

PEDOMAN PERSYARATAN PEMBERIAN IZIN BUJKA

Syarat Basic

1. Izin PMA (umum) harus berdasarkan UU No. 25 Tahun 2007 Tentang


Penanaman Modal Asing.
2. Kepemilikan Modal, asing hanya boleh maksimal 67% PMDN maksimal 33%
(Perpres 44 Tahun 2016).
3. Modal untuk perencana dan pengawas konstruksi 2,5 Milyar dan pelaksana
konstruksi 50 Milyar
4. Punya pengalaman mengerjakan proyek sebesar 250 Milyar pada kurun
waktu 10 tahun kebelakang. (LPJKN No 3 Tahun 2017)
5. PMA wajib Badan Usaha bukan orang perseorangan Pasal 4 Permen 03
Tahun 2016 Jo. Permen No 30 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis
Pemberian Izin PMA)
6. BUJK PMA wajib paling sedikit 1 BUJKN dan paling sedikit 1 BUJKA

Syarat Utama

Syarat mendirikan Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing (“BUJKA”) harus


mempunyai Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (“SIUJK”) sebagai syarat utama
untuk dimiliki oleh setiap pelaku usaha di sektor konstruksi.

SIUJK menandakan bahwa perusahaan telah layak dan dianggap mampu untuk
mengerjakan proyek yang sesuai dengan kualifikasi perusahaannya. Perlu
diketahui, bahwa kualifikasi ini sengaja dibuat agar tidak terjadi kesalahan
dalam Anggaran Dasar Perusahaan (ADP). Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi (“LPJK”) telah membagi kualifikasi perusahaan agar sesuai dengan
kualifikasi proyek, yaitu :

1. K1, K2, K3
2. M1, M2
3. B1, B2

Untuk kualifikasi K1, K2 perusahaan harus sudah berbentuk CV, sedangkan


untuk K3, M1, M2, B1, dan B2 harus sudah berbentuk PT. Sedangkan untuk
Penanaman Modal Asing (PMA) harus langsung masuk ke kualifikasi B2.
Rangkuman Dokumen sebagai syarat pendirian BUJKA;

Persyaratan permohonan IUJK PMA baru (Pasal 12 Permen 30 Tahun 2016)


yaitu:

a. Izin prinsip;
b. akta Pendirian BUJK PMA dan perubahannya yang telah disetujui Menteri
Hukum dan HAM;
c. Anggaran Dasar Perusahaan dan perubahannya yang telah disetujui Menteri
Hukum dan HAM;
d. NPWP perusahaan;
e. NPWP PJBU;
f. Data umum BUJK PMA atau company profile;
g. KITAS, IMTA, dan paspor atau kartu tanda penduduk PJBU;
h. KITAS, IMTA, dan paspor atau kartu tanda penduduk PJT;
i. Dokumen Pengelolaan lingkungan hidup;
j. Legalitas alamat perusahaan kantor yang terdiri atas:
1. bukti penguasaan tanah dan/atau bangunan untuk kantor berupa akta
jual beli oleh pejabat pembuat akta tanah atas nama perusahaan atau
sertifikat hak atas tanah dan Izin Mendirikan Bangunan;
2. bukti perjanjian sewa menyewa tanah dan/atau gedung/bangunan,
berupa rekaman perjanjian sewa menyewa tanah dan bangunan
dengan jangka waktu sewa minimal 1 (satu) tahun terhitung sejak
tanggal diajukan; atau
3. Bukti afiliasi dan perjanjian pinjam pakai, bila:
a) tempat kedudukan kantor pusat perusahaan berada dalam 1 (satu)
bangunan secara utuh dan terpadu dengan beberapa perusahaan
lainnya yang memiliki afiliasi;
b) tempat kedudukan kantor pusat perusahaan berada di lahan atau
bangunan yang dikuasai oleh perusahaan lain yang memiliki afiliasi;
atau
c) dalam hal afiliasi merupakan 1 (satu) grup perusahaan, dibuktikan
dengan kepemilikan saham dalam akta perusahaan.
d) Perjanjian kerjasama antar perusahaan yang dibuktikan dengan
kesepakatan kerjasama yang ditandatangani oleh direksi masing-
masing perusahaan.
4. Surat keterangan domisili perusahaan.
k. surat pernyataan bahwa PJBU dan direksi BUJK PMA tidak sedang menjabat
sebagai direksi atau komisaris pada BUJK lain yang beroperasi di Indonesia.
Tahapan Dan Proses Pembuatan SIUJK

Secara garis besar untuk membuat SIUJK akan meliputi 4 tahapan atau proses
yang sudah kami rangkum dibawah ini :

1. Persyaratan SIUJK

Untuk membuat Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi, diperlukan beberapa


persyaratan yang harus dilengkapi terlebih dahulu, yaitu :

1. Formulir permohonan dengan materai Rp. 6.000,-.


2. FC KTP.
3. Surat Keterangan Tempat Usaha/Domisili Perusahaan.
4. FC Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
5. FC PKP (Pengusaha Kena Pajak).
6. Rekomendasi dari Kepala Desa/Lurah
7. Denah Lokasi (Layout Plan)
8. FC Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
9. Pas Photo 3 x 4 = 2 lembar
10. Dokumen lingkungan (Amdal/UKL-UPL/SPPL)
11. FC bukti pembayaran PBB
12. FC sertifikat tanah
13. Data fasilitas peralatan yang dimiliki.
14. FC Izin Peruntukan Penggunaan Tanah ( IPPT )
15. Sertifikat Badan Usaha (SBU).
16. Permohonan Nomor Tenaga Teknik (NKTT).
17. FC Izin SIUJK lama (apabila perpanjang)

2. Sertifikasi Tenaga Ahli (SKA) atau Sertifikasi Tenaga Terampil


(SKT)

Perbedaan yang mencolok antara Tenaga Ahli dengan Tenaga Terampil adalah
perbedaan keahlian yang dituju. Tenaga Ahli lebih condong ke arah teori dan
intelektualitas, sedangkan Tenaga Terampil lebih condong ke arah praktik
dan skill.  Tambahan yang dibutuhkan untuk sertifikasi Tenaga Ahli adalah
dokumen terkait manajerial. Sedangkan dalam sertifikasi Tenaga Terampil,
tidak diperlukan dokumen tambahan apapun. Peraturan mengenai hal ini bisa
dilihat di LPJK nomor 5 dan 6 tahun 2017 tentang SKA dan SKT.

Persyaratan untuk SKA/SKT

 S1 Teknik dan Pertanian


 Mengisi Formulir Keanggotaan
 FC Ijazah S1
 Fotocopy KTP
 PC 3×4 4 Lembar
 NPWP

Tahapan yang diikuti akan meliputi training, dan interview, dan dapat memakan
waktu sekitar satu bulan. Setelah dinyatakan lulus, asosiasi akan mendaftarkan
Tenaga Ahli di LPJK, barulah setelah itu LPJK akan mengesahkan SKA/SK.

3. Sertifikasi Badan Usaha (SBU)

Anda baru bisa mendapatkan SBU setelah anda memiliki SKA dan juga terdaftar
menjadi salah satu anggota asosiasi yang terakreditasi di LPJK. Sertifikat Badan
Usaha ini berfungsi sebagai bukti pengakuan kualifikasi atas kemampuan badan
usaha Jasa Konstruksi dan juga hasil penyetaraan kemampuan badan usaha
Jasa Konstruksi asing.

Pengurusan sertifikat ini dilakukan di LPJK dan hanya berlaku jika perusahaan
telah berbentuk badan usaha. Jika masih berupa perorangan, maka izin yang
dibuat adalah TDUP (Tanda Daftar Usaha Perorangan).

Syarat untuk pengajuan Sertifikasi Badan Usaha meliputi :

 Akta Pendirian Usaha (PT atau CV)


 SK Menteri Hukum dan HAM (Pengesahan)
 Surat Domisili Usaha
 Nomor Pokok Wajib Perusahaan (NPWP)
 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
 Nomor Induk Berusaha (NIB)
 Pengusaha Kena Pajak (PKP)
 Neraca laporan keuangan perusahaan
 Surat Keterangan Keterampilan (SKT) atau  Surat Keterangan Keahlian
(SKA)
 Kartu Anggota Asosiasi (KTA)
 KTP Pengurus Perusahaan
 KK penanggung jawab perusahaan
 Pas Foto 4×6 4 lembar
 Struktur perusahaan

SBU wajib dimiliki oleh setiap pelaku usaha di sektor konstruksi berdasarkan
Pasal 30 UU Jasa Konstruksi. Pengurusan SBU ini bisa akan di proses kurang
lebih 1 bulan tergantung banyaknya SBU yang diproses di LPJK.

4. Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK)

Setelah mendapatkan SKA, dan SBU barulah anda bisa mengajukan pembuatan
SIUJK. Jika perusahaan sudah memenuhi semua persyaratan proses pembuatan
SIUJK akan membutuhkan waktu maksimal 4-6 minggu, dan proses akan lebih
cepat lagi bila anda memiliki notaris.

Syarat untuk pengajuan Sertifikasi Badan Usaha meliputi :

 Akte Pendirian Usaha (PT atau CV)


 SK Menteri Hukum dan HAM (Pengesahan)
 Surat Keterangan Domisili Usaha
 Nomor Pokok Wajib Perusahaan (NPWP)
 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
 Nomor Induk Berusaha (NIB)
 Pengusaha Kena Pajak (PKP)
 Surat Keterangan Keterampilan (SKT)/ Surat Keterangan Keahlian (SKA)
 Sertifikasi Badan Usaha (SBU)
 KTP Pengurus Perusahaan
 Pas Foto 4×6 2 lembar

Jika perusahaan jasa konstruksi sudah memiliki SIUJK makan perusahaan lebih
mudah mengikuti tender proyek konstruksi di berbagai bidang seperti: sipil,
mekanik, elektrik, renovasi bangunan (bangunan pemerintah maupun non-
pemerintah) dan bidang tata lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai