Syarat Basic
Syarat Utama
SIUJK menandakan bahwa perusahaan telah layak dan dianggap mampu untuk
mengerjakan proyek yang sesuai dengan kualifikasi perusahaannya. Perlu
diketahui, bahwa kualifikasi ini sengaja dibuat agar tidak terjadi kesalahan
dalam Anggaran Dasar Perusahaan (ADP). Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi (“LPJK”) telah membagi kualifikasi perusahaan agar sesuai dengan
kualifikasi proyek, yaitu :
1. K1, K2, K3
2. M1, M2
3. B1, B2
a. Izin prinsip;
b. akta Pendirian BUJK PMA dan perubahannya yang telah disetujui Menteri
Hukum dan HAM;
c. Anggaran Dasar Perusahaan dan perubahannya yang telah disetujui Menteri
Hukum dan HAM;
d. NPWP perusahaan;
e. NPWP PJBU;
f. Data umum BUJK PMA atau company profile;
g. KITAS, IMTA, dan paspor atau kartu tanda penduduk PJBU;
h. KITAS, IMTA, dan paspor atau kartu tanda penduduk PJT;
i. Dokumen Pengelolaan lingkungan hidup;
j. Legalitas alamat perusahaan kantor yang terdiri atas:
1. bukti penguasaan tanah dan/atau bangunan untuk kantor berupa akta
jual beli oleh pejabat pembuat akta tanah atas nama perusahaan atau
sertifikat hak atas tanah dan Izin Mendirikan Bangunan;
2. bukti perjanjian sewa menyewa tanah dan/atau gedung/bangunan,
berupa rekaman perjanjian sewa menyewa tanah dan bangunan
dengan jangka waktu sewa minimal 1 (satu) tahun terhitung sejak
tanggal diajukan; atau
3. Bukti afiliasi dan perjanjian pinjam pakai, bila:
a) tempat kedudukan kantor pusat perusahaan berada dalam 1 (satu)
bangunan secara utuh dan terpadu dengan beberapa perusahaan
lainnya yang memiliki afiliasi;
b) tempat kedudukan kantor pusat perusahaan berada di lahan atau
bangunan yang dikuasai oleh perusahaan lain yang memiliki afiliasi;
atau
c) dalam hal afiliasi merupakan 1 (satu) grup perusahaan, dibuktikan
dengan kepemilikan saham dalam akta perusahaan.
d) Perjanjian kerjasama antar perusahaan yang dibuktikan dengan
kesepakatan kerjasama yang ditandatangani oleh direksi masing-
masing perusahaan.
4. Surat keterangan domisili perusahaan.
k. surat pernyataan bahwa PJBU dan direksi BUJK PMA tidak sedang menjabat
sebagai direksi atau komisaris pada BUJK lain yang beroperasi di Indonesia.
Tahapan Dan Proses Pembuatan SIUJK
Secara garis besar untuk membuat SIUJK akan meliputi 4 tahapan atau proses
yang sudah kami rangkum dibawah ini :
1. Persyaratan SIUJK
Perbedaan yang mencolok antara Tenaga Ahli dengan Tenaga Terampil adalah
perbedaan keahlian yang dituju. Tenaga Ahli lebih condong ke arah teori dan
intelektualitas, sedangkan Tenaga Terampil lebih condong ke arah praktik
dan skill. Tambahan yang dibutuhkan untuk sertifikasi Tenaga Ahli adalah
dokumen terkait manajerial. Sedangkan dalam sertifikasi Tenaga Terampil,
tidak diperlukan dokumen tambahan apapun. Peraturan mengenai hal ini bisa
dilihat di LPJK nomor 5 dan 6 tahun 2017 tentang SKA dan SKT.
Tahapan yang diikuti akan meliputi training, dan interview, dan dapat memakan
waktu sekitar satu bulan. Setelah dinyatakan lulus, asosiasi akan mendaftarkan
Tenaga Ahli di LPJK, barulah setelah itu LPJK akan mengesahkan SKA/SK.
Anda baru bisa mendapatkan SBU setelah anda memiliki SKA dan juga terdaftar
menjadi salah satu anggota asosiasi yang terakreditasi di LPJK. Sertifikat Badan
Usaha ini berfungsi sebagai bukti pengakuan kualifikasi atas kemampuan badan
usaha Jasa Konstruksi dan juga hasil penyetaraan kemampuan badan usaha
Jasa Konstruksi asing.
Pengurusan sertifikat ini dilakukan di LPJK dan hanya berlaku jika perusahaan
telah berbentuk badan usaha. Jika masih berupa perorangan, maka izin yang
dibuat adalah TDUP (Tanda Daftar Usaha Perorangan).
SBU wajib dimiliki oleh setiap pelaku usaha di sektor konstruksi berdasarkan
Pasal 30 UU Jasa Konstruksi. Pengurusan SBU ini bisa akan di proses kurang
lebih 1 bulan tergantung banyaknya SBU yang diproses di LPJK.
Setelah mendapatkan SKA, dan SBU barulah anda bisa mengajukan pembuatan
SIUJK. Jika perusahaan sudah memenuhi semua persyaratan proses pembuatan
SIUJK akan membutuhkan waktu maksimal 4-6 minggu, dan proses akan lebih
cepat lagi bila anda memiliki notaris.
Jika perusahaan jasa konstruksi sudah memiliki SIUJK makan perusahaan lebih
mudah mengikuti tender proyek konstruksi di berbagai bidang seperti: sipil,
mekanik, elektrik, renovasi bangunan (bangunan pemerintah maupun non-
pemerintah) dan bidang tata lingkungan.