Pada tahun 2019, laba usaha perusahaan A sebesar Rp8 miliar dan laba
sebesar Rp2 miliar. Berapa pajak penghasilan yang harus dibayar perusahaan
A? Tarif pajak penghasilan badan Indonesia adalah 25% dari laba, tetapi tarif
pajak ini bukan generalisasi, dan dibagi menjadi tiga tingkatan menurut
penghasilan perusahaan. Karena Pandemi, pajak penghasilan badan akan
disesuaikan menjadi 22% pada tahun 2020 dan 20% pada tahun 2021.
Jika Wajib Pajak pergi ke biro pajak untuk membayar begitu banyak pajak, Wajib
Pajak akan kehilangan banyak. Sesuai dengan peraturan, PPH21 harian (pajak
penghasilan pribadi) dan PPH21 (pajak penghasilan jasa) yang dibayarkan oleh
perusahaan dapat dipotong.
Diketahui akumulasi PPH21 yang dibayarkan Perusahaan A pada tahun 2019
sebesar Rp80 juta, dan PPH23 sebesar Rp100 juta. Pajak penghasilan badan final
Perusahaan A tahun 2019 adalah: 3,5-0,8-1 = Rp 170 juta.
Dalam situasi ini, sangat disarankan membuat tagihan dan kontrak sesegera
mungkin, jika tidak, wajib pajak akan menghadapi pajak penghasilan perusahaan
yang tinggi, dan sangat mungkin bahwa uang yang diperoleh dengan susah payah
tidak cukup untuk membayar pajak. Beberapa teman mungkin mengatakan itu
masalah besar.
Artikel 2
Undang-Undang Bea Materai Terbaru di Indonesia
Pada bulan September 2020, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang No.
10 Tahun 2020 terkait “Bea Meterai (Pajak Surat)”. Peraturan terbaru juga
menggantikan peraturan lama yang tidak sesuai (UU No. 13 Tahun 1985 tentang Bea
Materai)
Dalam peraturan terbaru, tarif bea meterai hanya satu tarif pajak yaitu Rp 10.000,
sedangkan pajak lama Rp 6.000 dan Rp 3.000. Undang-undang ini mulai berlaku pada 1
Januari 2021.