Anda di halaman 1dari 22

Cara bayar pajak online ternyata memberikan banyak keuntungan bagi wajib pajak.

Selain
menghemat waktu, cara modern tersebut juga sangat mudah untuk dilakukan, apalagi setelah
kehadiran sistem e-billing yang digagas oleh DJP. Prosedur yang harus dilewati wajib pajak
untuk membayar pajak jadi lebih ringkas. Alasannya, Anda dapat memperoleh ID billing
secara online.

Sekadar informasi, ID billing merupakan serangkaian angka-angka yang terdiri dari Kode
Akun Pajak (KAP), Kode Jenis Setoran (KJS) dan kode unik untuk mengindentifikasi
pembayaran dari wajib pajak. Sementara, e-billing merupakan sistem pembayaran pajak
secara elektronik yang memungkinkan kita memperoleh ID billing secara online.

Bagi wajib pajak cerdas yang ingin terbebas dari proses yang memakan waktu bahkan biaya,
berikut ini langkah-langkah cara bayar pajak online yang sebaiknya dipelajari:

Tahap Pertama, Buat ID Billing Melalui Sistem e-Billing


Seperti sudah disinggung sebelumnya, ID billing dibutuhkan untuk membayar pajak.
Dan kini, kode billing tersebut tidak harus diperoleh secara manual.

Ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kode billing secara online.
Pertama, Anda bisa mengakses situs DJP Online dengan terlebih dahulu membuat akun DJP
Online. Cara kedua, Anda bisa membuat kode billing cukup dengan mengirimkan data
melalui SMS/WhatsApp ke nomor resmi Dirjen Pajak yakni 082258888601.

Cara ketiga, yang paling canggih dan jauh lebih memudahkan adalah dengan mengakses
aplikasi e-billing OnlinePajak. Sebab, selain dapat digunakan untuk membuat ID billing,
OnlinePajak dapat membantu Anda untuk menghitung, menyetor dan melaporkan pajak
secara online, cukup di satu aplikasi.

OnlinePajak sendiri merupakan Application Service Provider (ASP) yang menjadi mitra
resmi Dirjen Pajak dan telah mendapatkan legalitas melalui SK No. 73/PJ/2016. Artinya, ID
billing yang Anda dapatkan melalui OnlinePajak adalah sah dari DJP.

Pada kesempatan kali ini, kita akan lebih jauh membahas cara mendapatkan ID billing dan
cara bayar pajak online melalui OnlinePajak. Nah, bicara soal cara mendapatkan kode billing
dari OnlinePajak, terlebih dahulu akses laman aplikasi e-billing OnlinePajak. Anda pun
akan menemukan logo e-billing seperti di bawah ini. Klik logo tersebut untuk melanjutkan.
Salah satu kelebihan aplikasi OnlinePajak adalah fitur untuk membuat satu atau lebih
ID billing dengan KAP, KJS dan NPWP yang berbeda secara sekaligus dan akurat. Bila
Anda hanya ingin memperoleh kode billing tanpa melakukan proses hitung otomatis, klik
tombol "+".

Selanjutnya, kita akan diminta untuk melengkapi data berupa NPWP, Kode Akun Pajak
(KAP), Kode Jenis Setoran (KJS) dan lain sebagainya. Jika tidak memiliki daftarnya, berikut
ini daftar lengkap KAP dan KJS ebilling. Setelah yakin memasukkan data yang benar,
selanjutnya klik tombol "BUAT ID BILLING".
Setelah Anda mengklik tombol (BUAT ID BILLING), hanya dalam sekejap kode billing
yang dibutuhkan tampil seketika pada halaman daftar pembayaran dan dikirimkan ke email
yang terdaftar.

Tahap Kedua, Pahami Cara Bayar Pajak Online


Melalui PajakPay
Setelah mendapatkan kode billing, tahap selanjutnya adalah membayar pajak. Anda memang
bisa membayarnya melalui ATM, SMS atau internet banking milik bank persepsi. Namun,
OnlinePajak menawarkan cara jauh lebih mudah yang memungkinkan Anda langsung
meneruskan pembayaran setelah mendapatkan id billing. Jadi, Anda tidak perlu keluar dari
satu aplikasi ke aplikasi lainnya.

Cara yang memudahkan itu adalah fitur PajakPay yang terdapat pada aplikasi OnlinePajak.
Sekadar informasi saja, Fitur PajakPay juga telah terdaftar di Bank Indonesia melalui surat
nomor 20/114/DKSP/Srt/B.

Artinya, fitur ini telah menerapkan prinsip-prinsip kehati-hatian,perlindungan konsumen,


manajemen risiko dan sesuai ketentuan perundang-undangan.

Untuk mengoperasikan PajakPay pun cukup mudah. Berikut langkah-langkahnya seperti


dijelaskan di bawah ini:

1. Masih pada halaman e-billing, Anda akan menemukan Ikode billing Anda dengan
keterangan pembayaran tertunda. Klik tombol (→) yang muncul di sisi kanan tiap
kode billing Anda.

2. Selanjutnya, pengguna akan diarahkan untuk melakukan pembayaran. Untuk


melanjutkan, cukup klik tombol "KONFIRMASI PEMBAYARAN" dan Anda akan
masuk dalam halaman "PajakPay".
3. Bila baru pertama kali menggunakan PajakPay, Anda harus terlebih dahulu
mengaktifkan virtual account Anda. Untuk mengaktifkan, isi formulir pendaftaran
terlebih dahulu. Pastikan Anda menyetujui syarat dan ketentuan OnlinePajak terlebih
dahulu sebelum klik tombol "KONFIRMASI". Selanjutnya, virtual account Anda
pun aktif.
4. Setelah itu, Anda akan kembali ke halaman "Pembayaran". Jika sudah yakin semua
data benar, klik tombol "KONFIRMASI" untuk melakukan pembayaran melalui
fitur "PajakPay".
5. Bila saldo Anda tidak mencukupi, Anda akan diarahkan untuk melakukan
penambahan saldo PajakPay. Selanjutnya, klik tombol "TAMBAH SALDO
SEKARANG".
6. Tahap selanjutnya, Anda akan diminta untuk melakukan transfer ke akun virtual
PajakPay Anda. Kemudian, pilih bank dari mana Anda hendak melakukan transfer.
7. Setelah memilih bank, klik "OK". Anda pun akan diarahkan ke halaman yang berisi
cara pembayaran. Ikuti petunjuknya dan lakukan tambah saldo atau top up.
8. Setelah sukses melakukan top up, Anda akan kembali ke halaman konfirmasi. Jika
data-data sudah tepat klik tombol "KONFIRMASI PEMBAYARAN".
9. Tahap terakhir, unduh Bukti Penerimaan Negara (BPN) dengan mengklik tombol
"PDF". Pengguna kemudian akan memperoleh lembaran elektronik.

Tahap Terakhir, Lapor Pembayaran Pajak Anda


Setelah melakukan pembayaran, di OnlinePajak Anda pun bisa langsung membuat laporan
SPT PPh Pasal 21 dan PPN, untuk selanjutnya e-Filing pajak Anda.

Khusus PPh 21 dan PPN, cara pelaporannya sederhana. Setelah melakukan penghitungan
pajak otomatis dan bayar pajak online di aplikasi OnlinePajak, Anda pun bisa langsung
melakukan e-filing dengan 1 klik saja. Untuk e-Filing PPh 21 dan PPN, caranya cukup
dilakukan dalam tiga langkah.

Pertama, pilih menu "PPh 21" atau "PPN".


Kedua, klik "PPh 21" pada menu lapor pajak.
Ketiga, klik tombol "Lapor" dan kemudian tunggu beberapa saat untuk mendapatkan bukti
pelaporan Anda berupa BPE (Bukti Penerimaan Elektronik) dan NTTE (Nomor
Transaksi Terima Elektronik).
Sedangkan bila SPT pajak Anda tidak terdapat di OnlinePajak, Anda dalam melakukan
4 langkah yakni:

 Buat file CSV dari aplikasi e-SPT DJP


 Unggah file CSV Anda di OnlinePajak
 Unggah file PDF pendukung, jika ada
 Klik tombol "LAPOR"

Jika Anda ingin memperoleh informasi dan panduan lebih detail mengenai cara melaporkan
pajak secara online, baca tautan ini: cara lapor pajak online.

Tarif Pajak PPh 21, PPN dan PPh 22


Sebelum melakukan pembayaran pajak, wajib pajak biasanya mengakses tarif pajak untuk
mengetahui besaran pajak yang harus dibayarkan.
Definisi tarif pajak sendiri adalah nominal atau persentase yang ditetapkan pemerintah
melalui undang-undang untuk menghitung dan atau menentukan jumlah pajak yang harus
dibayar, disetor dan atau dipungut oleh wajib pajak.

Di Indonesia, terdapat puluhan jenis pajak di antaranya adalah PPh 21, PPN dan PPh 22
Final. Bila ingin mengetahui berapa besaran pajak yang harus Anda bayarkan untuk 3 jenis
pajak ini, berikut masing-masing tarifnya.

PPh 21

Tarif PPh 21 dibedakan antara wajib pajak yang memiliki NPWP dan tidak. Berdasarkan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2015 Pasal 17 ayat (1) huruf a, tarif PPh
21 tersebut terbagi menjadi 5 yakni:

1. 5% untuk WP dengan penghasilan tahunan hingga Rp 50 juta.


2. 15% untuk WP dengan penghasilan tahunan di atas Rp 50 juta hingga Rp 250 juta.
3. 25% untuk WP dengan penghasilan tahunan di atas Rp 250 juta hingga Rp 500 juta.
4. 30% untuk WP dengan penghasilan tahunan di atas Rp 500 juta.
5. Untuk WP yang tidak memiliki NPWP dikenakan tarif tambahan 20% dari tarif WP
yang memiliki NPWP.

PPN

Berdasarkan pasal 7 Undang-Undang Dasar No.42 tahun 2009, tarif PPN terbagi menjadi:

1. Untuk tarif PPN sebesar 10%


2. Tarif PPN dikenakan sebesar 0% atas:
o Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud
o Ekspor Jasa Kena Pajak dan
o Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
3. Tarif pajak sebagaimana dimaksud pada poin 1 dapat berubah menjadi paling rendah
5% dan paling tinggi 15% sebagaimana diatur oleh Peraturan Pemerintah.

PPh 22

Pajak Penghasilan pasal 22 adalah potongan atau pungutan yang dilakukan satu pihak
terhadap Wajib Pajak dan berkaitan dengan kegiatan perdagangan barang.

1. Impor:
o 2,5% dari nilai impor untuk WP dengan API
o 7,5% untuk WP non API
2. 1,5% dari harga pembelian untuk DJPB, bendahara pemerintah, BUMN/BUMD:
3. Penjualan hasil produksi:
o 0,1% dari DPP PPN untuk kertas
o 0,25% dari DPP PPN untuk semen
o 0,3% dari DPP PPN untuk baja
4. 0,25% dari harga pembelian (tidak termasuk (PPN)atas pembelian bahan-bahan
keperluan industri.
5. 0,5% dari nilai impor atas impor gandum dan terigu oleh WP dengan API
6. 5% atas penjualan
oPesawat udara pribadi dengan harga jual di atas Rp 20 miliar
oKapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual di atas Rp 10 miliar
oApartemen, kondominium dan sejenisnya dengan luas bangunan di atas 400
m2 dan harga jual atau biaya pengalihan di atas Rp 10 miliar.
o Rumah beserta tanahnya dengan luas bangunan di atas 500 m2 dan harga jual
atau biaya pengalihan di atas Rp 10 miliar.
o Kendaraan bermotor roda empat berkapasitas kurang dari 10 orang jenis
sedan, jeep, sport utility vehicle (SUV), multi purpose vehicle (MPV), minibus
dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp 5 miliar dan dengan kapasitas
silinder lebih dari 3.000 cc.
7. 100% lebih tinggi dari tarif PPh 22 bagi WP yang tidak memiliki NPWP.

Di OnlinePajak, Anda tidak hanya dapat membayar 3 jenis pajak tersebut melainkan seluruh
jenis pajak yang ada di Indonesia.

5 Keuntungan Bayar Pajak Online melalui


PajakPay OnlinePajak
PajakPay merupakan fitur pembayaran pajak yang memiliki tingkat keamanan setara
keamanan bank. Bahkan, aplikasi OnlinePajak sendiri sudah mengantongi ISO 27001 dari
lembaga sertifikasi internasional untuk keamanan dan kerahasiaan data transaksi. Tidak
hanya itu, PajakPay juga memberi banyak keuntungan pada penggunanya.

Berikut ini 5 keuntungan tersebut:

 Bisa dilakukan di mana saja. Asal ada akses internet, wajib pajak bisa membayar
pajaknya kapan saja dan di mana saja.
 Lebih mudah. Fitur PajakPay memungkinkan pengguna aplikasi OnlinePajak
langsung membayar pajak setelah memperoleh id billing.
 Proses jauh lebih cepat. Anda tak perlu lagi membayar pajak secara manual melalui
teller bank atau kantor pos. Waktu tak lagi terbuang untuk perjalanan dan mengantre
di kantor Pos dan bank.
 Lebih aman. Data bukti pembayaran pajak tersimpan secara online dan dapat diakses
kapan saja, dan disimpan dalam jangka waktu panjang. Kita tak perlu khawatir
kehilangan lembaran fisik Surat Setoran Pajak (SSP) dan Nomor
Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) yang kita peroleh setelah membayar pajak
secara offline. Selain itu, kita pun terhindar dari risiko kejahatan karena pembayaran
pajak tidak harus melalui setor tunai.
 Terintegrasi dengan e-billing dan e-filing. Pengguna PajakPay tidak perlu keluar
dari aplikasi OnlinePajak bahkan sejak menghitung, memperoleh ID billing,
membayar dan melaporkan pajak.

Kesimpulan

 Cara bayar pajak online melalui PajakPay OnlinePajak lebih praktis dibandingkan
metode pembayaran pajak lainnya dan telah terdaftar di Bank Indonesia melalui surat
nomor 20/114/DKSP/Srt/B.
 Hitung pajak secara otomatis, buat kode billing, bayar pajak online dan e-filing pajak
dapat dilakukan 1 aplikasi PajakPay dari OnlinePajak.
 Salah satu keuntungan menggunakan PajakPay dari OnlinePajak adalah bukti
pembayaran pajak Anda akan disimpan dalam jangka waktu panjang secara aman.
Sehingga saat ada audit, akan mempermudah Anda menemukan BPN/NTPN Anda
jika dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai