Anda di halaman 1dari 3

TATA CARA PEMBAYARAN DAN PELAPORAN PAJAK

Secara garis besar, kewajiban kita sebagai Wajib Pajak adalah membayar dan melaporkan
pajak terutang. Wajib Pajak wajib membayar atau menyetor pajak yang terhutang di tempat
pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Ada dua cara yang bisa dilakukan Wajib
Pajak (WP) untuk melaporkan SPT. Cara pertama adalah dengan manual yaitu menyetor SPT
pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) terdekat atau dropbox yang telah disediakan.
Sedangkan cara kedua yaitu lewat online atau e-filing.

CARA MANUAL

Untuk melaporkan SPT secara manual, wajib pajak bisa mendatangi KPP terdekat. Berikut
beberapa langkah jika wajib pajak ingin melaporkan SPT secara manual:

- Wajib pajak cukup mendatangi KPP terdekat.


Sebelum datang, pastikan Anda memiliki bukti potong dari perusahaan. Bukti potong
adalah rincian potongan pajak yang sudah dipotong dari penghasilan selama setahun
bekerja. Biasanya, bukti potong diberikan oleh bagian keuangan atau HRD di masing-
masing kantor tempat bekerja.
- Petugas akan meminta untuk menunjukkan bukti potong pajak dan meminta Anda untuk
registrasi ke akun e-filing.
Jika Anda belum memiliki akun e-filing, maka petugas akan membantu membuatkan. e-
Filing adalah suatu cara atau proses penyampaian SPT elektronik yang dilakukan secara
online dan real time melalui koneksi jaringan internet pada website Direktorat Jenderal
Pajak
- Petugas pajak mulai memasukkan data pajak Anda sesuai yang ada di bukti potong dan
biasanya menanyakan pertanyaan lainnya seperti apakah Anda memiliki penghasilan
lainnya atau tidak.
- Setelah selesai, petugas akan meminta Anda untuk mengecek email masuk.Email tersebut
berisi pemberitahuan bahwa Anda telah selesai melaporkan SPT.
CARA ONLINE

Pelaporan SPT Tahunan bisa dilakukan secara online melalui kanal DJP Online di website
resmi Ditjen Pajak. Berikut cara lapor SPT lewat e-Filing DJP Online:

- Login ke akun DJP Online di laman djponline.pajak.go.id


- Masukkan NPWP, password, dan kode keamanan
- Pilih pada menu e-Filing
- Pilih menu Buat SPT berdasarkan formulir yang sesuai dengan penghasilan kamu.
- Selanjutnya adalah mengisi kolom-kolom yang disediakan oleh sistem. Kolom tersebut
biasanya telah terisi secara otomatis. Kamu tinggal memilih SPT yang kamu laporkan.
Bisa juga mengikuti saran yang diberikan oleh aplikasi.
- Isi Data SPT seperti SPT yang kamu terima.
- Isi Kode Verifikasi kemudian klik Kirim SPT.
- Setelah SPT terkirim, kamu akan mendapatkan bukti penerimaan elektronik yang dikirim
ke email yang telah didaftarkan.

SARANA:

Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT);


adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan penghitungan dan/atau
pembayaran pajak. Bagi Wajib Pajak pribadi, batas waktu pelaporan pajak adalah maksimal 3
bulan setelah tahun pajak berakhir, yaitu pada akhir bulan Maret. Sementara bagi Wajib
Pajak badan, batas maksimal waktu pelaporan pajak adalah 4 bulan setelah tahun pajak
berakhir, yaitu pada akhir bulan April.

JENIS SPT:

1. SPT Tahunan
SPT Tahunan adalah SPT untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak. Berfungsi
untuk melaporkan Pajak Penghasilan atas penghasilan diri sendiri.
Terbagi menjadi:
a) PPh Badan
- 1771 = Diperuntukkan bagi wajib pajak badan.
b) PPh Orang Pribadi
- 1770 = Untuk pekerja lepas, pemilik bisnis dan orang yang bekerja pada lebih dari
satu pekerjaan. Pekerjaan bebas yang dimaksud adalah, jika misalnya Wajib Pajak
berprofesi sebagai dokter, konsultan dan pekerjaan bebas lainnya yang
membutuhkan keahlian khusus.

- 1771 S = Inisial S di belakang kode angka 1770 adalah singkatan dari


“Sederhana”. Merupakan formulir bagi pekerja dengan penghasilan lebih dari
Rp60 juta per tahun, atau Wajib Pajak yang bekerja untuk dua atau lebih
perusahaan dalam rentang waktu setahun.

- 1771 SS = Inisial SS di belakang kode angka 1770 adalah singkatan dari “Sangat
Sederhana”. Merupakan formulir SPT bagi Wajib Pajak berpenghasilan sama
dengan atau kurang dari Rp60 juta per tahun.

2. SPT Masa
SPT masa adalah jenis SPT atau pelaporan pajak yang digunakan oleh perusahaan untuk
melakukan pemotongan gaji terhadap karyawannya atas pembayaran PPh. SPT Masa
dilaporkan setiap bulan karena adanya pemungutan atau pemotongan pajak di perusahaan
setiap bulannya.
Berikut ini pajak yang menggunakan jenis SPT Masa:
- Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
- Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
- Pajak Penghasilan (PPh) 15
- Pajak Penghasilan (PPh) Final/Pasal 4 ayat 2
- Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25
- Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21/26
- Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22
- Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23/26

Anda mungkin juga menyukai