Anda di halaman 1dari 11

Nama : Adnes Monika Manurung

NIM : 1402210310
Kelas : AK-45-06

TUGAS PERTEMUAN 5 PERPAJAKAN


1. Jelaskan alur pembayaran pajak!
Jawab :
Jawaban
1 Siapkan uang tunai
Dana anda harus ada dalam bentuk tunai, bisa tersimpan di Bank, kasur atau tempat
lain, pastikan dana ada dan bisa ditarik atau ditransfer dengan mudah bila dana ada di
rekening.

2 Pilih metode pembayaran


Bila pembayaran pajak anda dalam jumlah besar, sehingga tidak memungkinkan
dikemas dalam tas kresek, maka pilihlah metode transfer ke kas negara. Hubungi
Customer Service dimana rekening bank anda berada, mereka akan sangat senang
membantu anda karena biasanya metode transfer hanya dipilih oleh nasabah prioritas J
. Bila anda tidak punya percaya diri yang cukup, maka siapkan dana anda di dompet
dan segera menuju langkah selanjutnya. Perlu dicatat bahwa membayar pajak semacam
PPh dan PPN hanya dapat dilakukan di Bank atau Kantor Pos yang ditunjuk, anda tidak
akan pernah bisa membayar pajak ke petugas pajak, jadi pastikan anda tidak tertipu
oleh konsultan pajak palsu yang mengaku bisa dimintai tolong membayar pajak.

3 Pastikan pembayaran pajaknya


Agar tidak keliru membayar, maka pastikan jenis pajak yang akan anda bayar, bisa PPh
21, PPh 22 atau PPN. Cari kode setor yang berjumlah 3 digit serta kode jenis pajak
yang berjumlah 6 digit. Hubungi Account Representative di Kantor Pelayanan Pajak
terdekat untuk informasi. Untuk KPP Pratama Pasuruan patut diacungi jempol karena
telah bekerjasama dengan bank Jaim (baca:Jatim), sehingga loket pembayaran bank
Jatim berada di dalam gedung KPP Pratama Pasuruan. Anda cukup datang ke KPP
Pratama Pasuruan, hubungi Account Representative untuk mengisi Surat Setoran
Pajak, dan kemudian langsung bayar di loket bank Jatim. Tidak perlu bawa fotokopi
BPKB, KTP atau emas batangan. Simpel.

4 Dapatkan arsip Surat Setoran Pajak


Setelah membayar pajak, pastikan anda menerima arsip/struk bukti pembayaran pajak
serta senyum manis dari teller Bank / Kantor Pos dimana anda membayar pajak.
Simpan dengan baik karena sehelai kertas tersebut bernilai uang bagi para petugas
pajak semacam Account Representative, Pemeriksa Pajak atau Jurusita Pajak. Bukan
uang tunai yang mereka cari, tetapi arsip salinan pembayaran pajak yang bernilai emas
bagi mereka. Menyimpan arsip pembayaran selama beberapa tahun berguna sekali
apabila anda hendak pindahbuku, atau klaim ke Kantor Pajak apabila ternyata
pembayaran pajak anda terlalu besar.

Sumber : https://www.online-pajak.com/tentang-pajakpay/tata-cara-pembayaran-pajak-
penghasilan

2. Jelaskan alur pelaporan pajak!


Jawab :

Pelaporan pajak online dihadirkan untuk mempermudah masyarakat dalam


menunaikan kewajiban lapor pajak. Karena dilakukan secara online, otomatis kegiatan
lapor pajak akan jadi lebih mudah mengingat Anda tak perlu repot mendatangi kantor
DJP ataupun mengantre giliran lapor.

Melalui sistem pelaporan pajak online ini, Anda dapat mengirim SPT tahunan dengan
mudah dan efisien. Anda dapat menyampaikannya di mana pun dan kapan pun, selama
24 jam sehari.

Karena dilakukan secara online, otomatis dokumen fisik tak lagi dibutuhkan. Hal ini
tentu bisa membuat aktivitas pelaporan pajak online Anda semakin mudah dan
terdokumentasi dengan baik.
Demikian pula dengan data bukti pelaporan pajak Anda, dapat terdokumentasi dalam
jangka panjang pada basis data web. Sehingga, tak mudah hilang dan mudah ditemukan
kapan pun Anda membutuhkannya.

Cara lapor pajak online pun semakin mudah dengan kehadiran ASP (Application
Service Provider) atau penyedia jasa layanan aplikasi pajak yang menjadi mitra resmi
DJP. Mengedepankan pengalaman pengguna dan kehandalan teknologi, pelaporan
pajak online melalui e-Filing ASP kini bisa menjadi pilihan utama. Apalagi baik wajib
pajak badan yang harus melakukan kewajibannya setiap bulan.

Pada artikel ini, Anda dapat menyimak panduan selangkah demi selangkah lapor pajak
online bagi wajib pajak badan melalui aplikasi OnlinePajak yang dapat dilakukan
secara gratis.
Persiapan Pelaporan Pajak Online

e-Filing merupakan cara penyampaian SPT secara online dan real-time melalui internet
pada website DJP Online atau laman penyedia layanan aplikasi (ASP) yang menjadi
mitra resmi DJP.

DJP Online sendiri merupakan layanan pajak online yang disediakan oleh Direktorat
Jenderal Pajak (DJP) untuk melakukan e-Filing pajak, membuat ebilling, dan
mengakses e-Form PPh pribadi dan badan.

I. Siapkan NPWP dan EFIN


Nah, apabila Anda baru pertama kali menggunakan e-Filing, hal pertama yang perlu
Anda lakukan selain memiliki NPWP adalah mengajukan permohonan aktivasi EFIN
pajak (Electronic Filing Identification Number) ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau
bisa juga ke Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP).
EFIN pajak sendiri merupakan nomor identitas yang diterbitkan oleh DJP untuk Anda,
pembayar pajak, yang melakukan transaksi online dengan DJP.

Langkahnya adalah sebagai berikut:

Siapkan dokumen formulir EFIN Pajak, berikut asli dan fotokopi:


Surat penunjukkan pengurus yang bersangkutan
KTP pengurus (WNI) atau paspor dan KITAS/KITAP bagi pengurus (WNA)
NPWP/Surat Keterangan Terdaftar pengurus
NPWP/Surat Keterangan Terdaftar WP badan dan email aktif
Bagi WP badan kantor cabang:
Siapkan surat pengangkatan pimpinan kantor cabang
Surat penunjukkan pimpinan kantor cabang sebagai pengurus yang bersangkutan
KTP pengurus (WNI) atau paspor dan KITAS/KITAP pengurus (WNA)
NPWP/Surat Keterangan Terdaftar (SKT) yang bersangkutan
NPWP/Surat Keterangan Terdaftar (SKT) kantor cabang
Ajukan secara langsung formulir EFIN ke KPP tanpa diwakilkan. Lampirkan juga
syarat yang dibutuhkan.

II. Aktivasi EFIN di Situs DJP Online

Selanjutnya, aktivasi EFIN pajak badan Anda di situs DJP Online dengan mengikuti
langkah-langkah cara lapor pajak online berikut:

Berikut langkah lengkapnya:

Daftar/Masuk Menu e-Filing Pajak

Pada menu “e-Filing CSV”, daftarkan terlebih dahulu NPWP dan EFIN Anda, bila ini
pertama kalinya Anda e-Filing melalui OnlinePajak. Lewati langkah daftar EFIN ini,
bila Anda sudah pernah mendaftarkannya di OnlinePajak.
cara lapor pajak online : daftar EFIN
III. Siapkan CSV SPT

Selanjutnya, siapkan file CSV SPT Masa atau Tahunan Anda pada e-SPT. Bila Anda
menggunakan fitur hitung otomatis PPh Pasal 21 atau PPN di OnlinePajak, Anda tidak
perlu membuat SPT Masa terlebih dahulu di e-SPT. Melainkan Anda bisa mendapatkan
SPT Masa PPh Pasal 21 atau PPN yang sudah terisi otomatis.
Langkah Lengkap Pelaporan Pajak Online di Aplikasi OnlinePajak

Selain melalui website DJP online, Anda juga bisa melakukan pelaporan pajak online
melalui saluran tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah, salah satunya melalui
OnlinePajak. OnlinePajak hadir untuk semakin memudahkan Anda melakukan
pelaporan pajak online.

Terdapat 2 pilihan cara lapor pajak online melalui aplikasi OnlinePajak, yakni dengan
unggah file CSV atau dengan mengguna e-Filing 1 klik alias menggunakan fitur
OnlinePajak secara lengkap mulai dari hitung, setor, dan lapor. Berikut langkah
lengkap melakukan pelaporan pajak online melalui OnlinePajak.

Berikut ini langkah-langkah cara lapor pajak online melalui aplikasi OnlinePajak
dengan mengunggah CSV:
I. Langkah Pelaporan Pajak Online dengan Unggah CSV di OnlinePajak

Jika Anda telah menyiapkan file CSV SPT di luar aplikasi OnlinePajak, Anda dapat
menggunakan fitur “e-Filing CSV” untuk pelaporan pajak online berikut ini:

Daftar/Masuk Menu e-Filing Pajak

Pilih menu “e-Filing CSV”


langkah pelaporan pajak online : daftar EFIN
Unggah CSV dan PDF Lampiran

Unggah file CSV SPT Anda dan PDF lampiran yang dibutuhkan. Di OnlinePajak,
Anda dapat melaporkan CSV SPT untuk semua status pembayaran dan pembetulan,
serta mengunggah PDF tanpa batas ukuran maksimum.

langkah pelaporan pajak online : unggah csv SPT di OnlinePajak


Klik Tombol “Lapor”

Setelah berhasil mengunggah, klik tombol “Lapor”.

langkah pelaporan pajak online : klik tombol lapor pada OnlinePajak


Terima BPE

Terima bukti pelaporan pajak atau Bukti Penerimaan Elektronik dengan Nomor
Tanda Terima Elektronik (NTTE) yang sah dari DJP.

langkah pelaporan pajak online : terima bpe melalui OnlinePajak

II. Langkah Pelaporan Pajak Online dengan 1 Klik di OnlinePajak

Berikut ini, cara lapor pajak online di aplikasi OnlinePajak dengan lebih mudah, karena
menggunakan fitur hitung otomatis dan setor pajak online. Pastikan sebelumnya Anda
telah mengaktivasi EFIN di situs DJP Online dan mendaftarkan EFIN perusahaan Anda
di OnlinePajak. Setelah itu, ikuti langkah pelaporan pajak online berikut ini:

Daftar/Masuk ke Menu “PPh 21” atau “e-Faktur & PPN”


Mulai hitung PPh 21 otomatis pada menu “PPh 21” atau dapatkan PDF e-faktur pada
menu “e-Faktur & PPN” dengan memasukkan data faktur penjualan. Lalu klik tombol
“Simpan”.

langkah pelaporan pajak online : hitung pajak otomatis


Dapatkan SPT Masa dan Setor Pajak Online 1 Klik

Klik menu “PPh 21” atau “PPN” untuk mendapatkan SPT Masa PPh 21 atau PPN
yang terisi otomatis. Lalu, buat ID Billing dan setor pajak online dengan 1 klik dengan
klik tombol “Setor”.

efiling pajak
Klik Tombol “Lapor”
Terima BPE

Dapatkan bukti pelaporan pajak (BPE) Anda dengan Nomor Tanda Terima
Elektronik (NTTE), klik “Lihat BPE” untuk mengunduhnya atau periksa juga email
Anda untuk melihatnya.

langkah pelaporan pajak online di OnlinePajak : terima BPE

Jika Anda melaporkan SPT melalui OnlinePajak, proses pelaporan yang Anda lakukan
akan lebih mudah. OnlinePajak juga memberikan Anda banyak keuntungan,
diantaranya Anda bisa melaporkan pajak kapan dan di mana saja selama memiliki
jaringan internet.
Untuk lapor pajak online yang lebih mudah dan efisien, wajib pajak badan dapat
menggunakan aplikasi OnlinePajak secara gratis. Berikut ini, langkah lengkapnya
untuk e-Filing dengan cara unggah CSV SPT:

Masuk menu e-Filing pajak.


Unggah CSV SPT pelaporan pajak Anda yang sudah disiapkan sebelumnya di e-
SPT. Unggah juga lampiran-lampiran yang dibutuhkan.
Terima Bukti Penerimaan Elektronik (BPE/NTTE) yang sah dari DJP.

e-Filing, Pajak Pribadi

e-filing onlinepajak
Lapor Pajak Badan dengan Mudah & Efisien

Lapor semua jenis pajak atau SPT Pajak Anda dengan status pembayaran dan
pembetulan apa pun melalui e-Filing OnlinePajak dengan mudah dan tepat waktu.

Sumber : https://www.online-pajak.com/tentang-efiling/pelaporan-pajak-online

3. Apa saja sanksi yang didapat jika terlambat membayar pajak?


Jawab :
Sanksi administrasi
Mengacu pada UU Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Perpajakan (UU
KUP), sanksi telat bayar pajak atau sanksi perpajakan ini dibagi menjadi sanksi
administrasi dan sanksi pidana. Sanksi administrasi merujuk pada sanksi denda, sanksi
bunga, serta sanksi kenaikan pajak.
Sanksi denda diberlakukan jika terjadi pelanggaran terkait kewajiban pelaporan pajak,
termasuk sanksi telat bayar pajak itu sendiri. Nominal spesifiknya pun berbeda-beda,
tergantung pada regulasi yang mengatur kondisi pelanggaran tertentu.
Sebagai contoh, jika terjadi keterlambatan saat pelaporan SPT Masa PPn, sanksi telat
bayar pajak yang harus dibayarkan adalah Rp500 ribu. Lalu, sanksi telat bayar pajak
saat pelaporan SPT Masa PPh denda yang harus dibayarkan Wajib Pajak orang pribadi
adalah Rp100 ribu, sementara untuk Wajib Pajak badan akan dikenakan denda sebesar
Rp1 juta.
Kedua, sanksi pengenaan bunga yang berlandaskan hukum UU KUP Pasal 9 Ayat 2 (a)
dan 2 (b). Tertulis bahwa denda yang dikenakan sebesar 2% per bulan dan akan
dihitung sejak tanggal jatuh tempo hingga tanggal pembayaran. Denda ini harus
dilunaskan oleh Wajib Pajak yang tidak membayar pajak sebelum jatuh tempo.
Disebutkan juga bahwa Wajib Pajak yang baru membayar setelah jatuh tempo SPT
tahunan akan menerima denda sebesar 2% setiap bulannya. Ini wajib dilakukan sejak
tanggal batas pelaporan SPT sampai batas waktu pembayaran.

Sanksi telat bayar pajak lainnya adalah sanksi kenaikan yang biasanya diberlakukan
jika terjadi pelanggaran berupa pemalsuan data. Sanksi yang akan diterima oleh pihak
Wajib Pajak adalah kenaikan jumlah pajak yang bisa mencapai 50% dari nominal pajak
yang belum dilunasi.

Sanksi pidana
Selain sanksi administrasi, terdapat pula sanksi pidana dalam urusan perpajakan.
Tentunya, sanksi yang berat ini tidak diberikan hanya semata-mata sebagai sanksi telat
bayar pajak. Disebutkan bahwa sanksi pidana ini akan diberikan pada kasus
pelanggaran berat yang menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dan sudah
terjadi berkali-kali.

Salah satu contoh sanksi pidana ini dimuat dalam UU KUP Pasal 39 Ayat i, yakni
sanksi pidana bagi pihak yang lalai menyetorkan pajak yang sudah dipotong. Sanksinya
adalah pidana penjara paling lama 6 tahun dan paling cepat 6 bulan. Penerima sanksi
juga harus membayar denda setidaknya 2 kali pajak terutang dan maksimal denda
sebanyak 4 kali pajak terutang.

Sumber : https://ayopajak.com/sanksi-telat-bayar-pajak/

4. Sebutkan jenis-jenis SPT Masa maupun Tahunan untuk OP dan Badan


Jawab :
Jenis-jenis Surat Pemberitahuan (SPT)
1. SPT Tahunan Pajak Penghasilan, yang terdiri dari:
a. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan
b. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan bagi Wajib Pajak yang
diizinkan menyelenggarakan pembukuan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat
c. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi
d. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Pasal 21
2. SPT Masa Pajak Penghasilan
a. SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pasal 26
b. SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 22
c. SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 dan Pasal 26

Sumber : http://www.kabarpajak.com/2015/08/jenis-jenis-spt.html

5. Apa fungsi dari SPT?


Jawab :
SPT ini memiliki fungsi sebagai sarana untuk melaporkan pajaknya. Serta memberikan
pertanggungjawaban atas kewajiban pajaknya. Yaitu pajak yang telah dipotong atau
yang telah dipungut oleh pihak lain serta penyetorannya. Bagi petugas pajak, SPT
memiliki fungsi sebagai suatu sarana untuk menguji kepatuhan wajib pajak.

Sumber : https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=apa+fungsi+spt

6. Bagaimana cara untuk melakukan pembetulan SPT?


Jawab :
Masuk ke Sistem Informasi DJP
Tahap pertama ini bisa Anda lakukan apabila status SPT sebelumnya sudah diterima.
Jika sudah, Anda bisa masuk ke sistem informasi DJP dan mengisi formulir sesuai
dengan jenis wajib pajak. Pada dasarnya, ada beberapa jenis SPT:

 SPT 1770 S : SPT yang satu ini digunakan untuk individu yang memiliki
penghasilan tahunan di atas enam puluh juta rupiah per tahun
 SPT 1770 SS : SPT 1770 SS digunakan untuk Anda dengan penghasilan kurang
dari enam puluh juta rupiah per tahun
 SPT 1770 : Ini merupakan formulir SPT untuk Anda yang bekerja sebagai self-
employed, misalnya seperti freelancer, notaris, atau konsultan
 SPT 1771 : SPT ini digunakan untuk badan seperti firma, CV, PT, dan
sebagainya.
Untuk melakukan pembetulan SPT, Anda wajib melampirkan SPT normal yang hendak
Anda betulkan. Jika Anda ingin melakukan pembetulan secara manual, Anda bisa
memberikan SPT ke petugas di Kantor Pelayanan Pajak dan setelahnya, Anda akan
mendapatkan Bukti Penerimaan SPT
Pembetulan SPT tahunan badan juga bisa Anda lakukan secara daring alias online. Hal
ini dapat mempermudah Anda yang berada jauh dari Kantor Pelayanan Pajak atau tidak
memiliki waktu untuk pergi ke sana. Caranya pun tidak sulit. Berikut langkah-langkah
yang harus Anda lewati.
 Login ke djponline.pajak.go.id
 Klik Buat SPT di menu e-filing
 Jawab pertanyaan dan masuk ke dalam formulir elektronik dengan data SPT
normal. Tambahkan pembetulan atau sunting yang salah
 Klik submit

Setelah Anda selesai dengan langkah-langkah di atas, kini Anda bisa mengirimkan SPT
pembetulan ke Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan. Anda tidak perlu khawatir
lagi dengan SPT yang salah karena data penyuntingan sudah masuk.

Sumber : https://www.rusdionoconsulting.com/pembetulan-spt-tahunan-badan/

Anda mungkin juga menyukai