Anda di halaman 1dari 12

BUKU KERJA

TUGAS 2
HUKUM PAJAK (EKSI4202)

NAMA : IDA BGS MADE AGASTIYA PRAMANA

NIM : 044407391

KELAS : EKSI4202

UPBJJ UT : DENPASAR

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TERBUKA
NASKAH TUGAS TUTORIAL KE-2
HUKUM PAJAK
UNIVERSITAS TERBUKA

SOAL 1
Pada saat mengurus berbagai hal terkait perpajakan, NPWP merupakan suatu hal penting yang
harus dimiliki oleh wajib pajak. Deskripsikan secara jelas pengertian dan fungsi NPWP serta
bagaimana alur cara memperoleh NPWP!
Jawaban.

NPWP adalah singkatan dari Nomor Pokok Wajib Pajak, yaitu nomor yang diberikan pada Wajib
Pajak untuk sarana dalam administrasi perpajakan sebagai tanda pengenal atau identitas diri dari
Wajib Pajak dalam memenuhi hak dan kewajibannya. Selain sebagai identitas Wajib Pajak,
NPWP memiliki fungsi untuk menjaga ketertiban dan ketaatan pembayaran pajak serta
pengawasan administrasi perpajakan Wajib Pajak. Karena semua dokumen tentang perpajakkan
memiliki keterkaitan dengan nomor NPWP.
Setiap wajib pajak hanya diberikan satu NPWP saja. Nomor NPWP terdiri dari 15 digit angka, 9
digit angka pertama merupakan informasi kode wajib pajak, dan 6 digit terakhir merupakan
informasi kode administrasi. Struktur lebih merinci dari NPWP dapat dilihat pada gambar di
atas. Penjelasan arti kode NPWP tersebut adalah sebagai berikut:

- Dua digit (XX) pertama menunjukkan identitas Wajib Pajak, Contoh, 01 – 03 adalah
Wajib Pajak Badan, 04 – 06 adalah Wajib Pajak Pengusaha, dst.
- Enam digit (YYY.YYY) setelahnya menunjukkan nomor registrasi atau nomor urut KPP
yang diberikan oleh kantor pusat DJP.
- Satu digit (Z) selanjutnya berfungsi sebagai kode pengaman agar tidak terjadi kesalahan
atau pemalsuan NPWP.
- Tiga digit (XXX) selanjutnya merupakan kode KPP terdaftar.
- Tiga digit (YYY) terakhir adalah status Wajib Pajak (Tunggal, Pusat atau Cabang). 000
untuk status Wajib Pajak Tunggal atau Pusat, sedangkan 001, 002, dst untuk status Wajib
Pajak Cabang.

Fungsi NPWP untuk Urusan Perpajakan


1. Sebagai kode unik yang selalu digunakan dalam setiap urusan perpajakan yang membuat
data perpajakan Anda tidak akan tertukar dengan wajib pajak lainnya.

2. Apa jadinya bila biaya pajak yang Anda bayar ternyata lebih bayar? Sudah pasti Anda
berharap uang tersebut bisa kembali bukan? Secara sederhana, inilah yang disebut dengan
restitusi pajak. Untuk mengurus proses restitusi tersebut, syarat utamanya adalah
menunjukkan NPWP.
3. Ada perbedaan besaran tarif pajak bagi mereka yang memiliki NPWP dan tidak memiliki
NPWP. Contohnya pada jenis pajak PPh pasal 21. Jika Anda tidak punya NPWP, maka tarif
pajak yang dikenakan 20% lebih besar daripada wajib pajak yang memiliki NPWP.

Fungsi NPWP di Luar Urusan Perpajakan


Bagi Anda yang berniat mengajukan kredit ke bank, NPWP menjadi dokumen penting yang
menjadi syarat pembuatan kredit. Kalau Anda punya usaha, sudah seharusnya memiliki
NPWP. Sebab, NPWP diperlukan untuk pengurusan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).

Kategori pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak Orang Pribadi:


- Wajib Pajak orang pribadi baik yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
maupun yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
Contoh: karyawan/pegawai, pengusaha, pekerja lepas, pedagang, dan sejenisnya.
- Wajib Pajak orang pribadi yang belum memenuhi persyaratan subjektif atau objektif
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan namun
berkeinginan mendaftarkan dirinya untuk memperoleh NPWP.
Contoh: pelamar kerja yang belum memiliki penghasilan, mahasiswa yang belum
memiliki penghasilan, dan sejenisnya.
- Apabila sudah memiliki NPWP pribadi, lalu mendapatkan penghasilan berasal dari
usaha dan/atau pekerjaan bebas pada 1 (satu) atau lebih tempat kegiatan usaha yang
berbeda dengan tempat tinggal Wajib Pajak
- Warisan Belum Terbagi.
Dalam hal Wajib Pajak orang pribadi yang meninggalkan warisan belum memiliki
NPWP, dan dari warisan tersebut diterima atau diperoleh penghasilan.

Syarat Membuat NPWP Pribadi


1. Wajib Pajak (WP) Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
maupun yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
Dokumen kelengkapan berupa:
2. Wajib Pajak (WP) Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas pada 1 (satu) atau
lebih tempat kegiatan usaha yang berbeda dengan tempat tinggal.
Dokumen kelengkapan berupa:
- Fotokopi KTP (WNI).
- Fotokopi paspor, KITAS atau KITAP (WNA).
- Fotokopi dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan instansi berwenang atau surat
keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari Pejabat Pemerintah Daerah
(Pemda) minimal setingkat Lurah atau Kepala Desa atau lembar tagihan listrik/bukti
pembayaran listrik.
- Surat pernyataan di atas materai bahwa WP benar-benar menjalankan usaha atau
pekerjaan bebas.
3. Wajib Pajak (WP) Pribadi wanita kawin yang ingin hak dan kewajiban perpajakannya
terpisah.
Dokumen kelengkapan berupa:
- Fotokopi KTP (WNI)
- Fotokopi Paspor dan KITAS/KITAP (WNA)
- Fotokopi Kartu NPWP suami
- Fotokopi Kartu Keluarga
- Fotokopi dokumen perpajakan luar negeri jika suami WNA
- Fotokopi surat perjanjian pemisahan penghasilan dan harta atau surat pernyataan
menghendaki hak dan kewajiban perpajakan terpisah dari hak dan kewajiban perpajakan
suami
4. Wajib Pajak orang pribadi yang belum memenuhi persyaratan subjektif atau objektif sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan namun berkeinginan
mendaftarkan dirinya untuk memperoleh NPWP.
Dokumen kelengkapan berupa:

Langkah-langkah Lengkap Daftar NPWP Pribadi Secara Online:


1. Buka laman resmi Dirjen Pajak di www.pajak.go.id atau ereg.pajak.go.id/login , pilih menu
sistem e-Registration.
2. Daftar Akun
Silakan mendaftar terlebih dahulu untuk mendapatkan akun dengan mengklik “daftar”.
Isilah data pendaftaran pengguna dengan benar seperti nama, alamat email, password (kata
sandi) klik 'Save'.
3. Lakukan Aktivasi Akun
Cara mengaktivasi akun adalah dengan cek kotak masuk (inbox) dari email yang digunakan
untuk mendaftar akun tadi.
Buka email yang masuk dari Dirjen Pajak, ikuti petunjuk yang ada di dalam email tersebut untuk
melakukan aktivasi.
4. Isi Formulir Pendaftaran
Setelah proses aktivasi berhasil dilakukan, selanjutnya login ke sistem e-Registration dengan
memasukkan email dan password akun yang telah dibuat.
Atau klik tautan yang terdapat di dalam email aktivasi kedua dari Dirjen Pajak.
Setelah login, kamu akan di arahkan ke halaman Registrasi Data WP. Silakan isi semua data
dengan benar pada formulir yang tersedia.Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)
5. Kirim Formulir Pendaftaran
Setelah semua data pada formulir pendaftaran terisi lengkap, pilih tombol daftar untuk mengirim
Formulir Registrasi Wajib Pajak secara elektronik ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib
Pajak terdaftar.
6. Cetak (Print)
Selanjutnya, cetak dokumen seperti yang tampak pada layar komputer, yaitu:
Formulir Registrasi Wajib Pajak
Surat Keterangan Terdaftar Sementara
7. Tanda-tangani Formulir Registrasi Wajib Pajak dan Lengkapi dokumen
Setelah Formulir Registrasi Wajib Pajak dicetak, silakan ditandatangani, kemudian satukan
dengan berkas kelengkapan yang telah disiapkan.
8. Kirimkan Formulir Registrasi Wajib Pajak ke KPP
Setelah berkas kelengkapannya siap, kamu harus mengirimkan Formulir Registrasi Wajib Pajak,
Surat Keterangan Terdaftar Sementara yang sudah ditandatangani, beserta dokumen lainnya ke
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat sebagai Wajib Pajak terdaftar.
Berkas tersebut dapat diserahkan langsung ke KPP atau melalui Pos Tercatat. Pengiriman
dokumen ini harus dilakukan paling lambat 14 hari setelah formulir terkirim secara elektronik.
9. Scan Dokumen
Opsi jika tidak ingin repot-repot menyerahkan atau mengirimkan berkas secara langsung atau
melalui pos ke KPP, kamu dapat memindai (scan) dokumen dan mengunggahnya dalam bentuk
soft file melalui aplikasi e-Registration tadi.
10. Cek status dan tunggu kiriman kartu NPWP
Setelah mengirimkan berkas dokumen, kamu dapat cek status pendaftaran NPWP melalui email
atau di halaman history pendaftaran dalam aplikasi e-Registration.
Jika statusnya ditolak, harus perbaiki beberapa data yang kurang lengkap.
Jika status disetujui, kartu NPWP elektronik akan dikirim ke alamat kamu melalui Pos Tercatat.
Catatan:
Kartu NPWP dapat dicetak fisik maupun bentuk soft file yakni NPWP elektronik. Ketika
membutuhkan NPWP elektronik, bisa cek salinan mellaui fitur pengiriman NPWP lewat email di
bagian menu informasi DJP Online.

Cara Pembuatan NPWP Pribadi Secara Offline


Pendaftaran NPWP secara offline atau secara langsung dapat dilakukan dengan mendatangi
Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
Persyaratan dokumen yang harus dibawa sama seperti pada pendaftaran online.
Ada dua metode yang dapat digunakan untuk pendaftaran offline, yaitu:
1. Mendatangi Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Dapat langsung datang ke KPP terdekat dari tempat kamu berdomisili dengan membawa berkas
persyaratan yang dibutuhkan.
Bagi yang alamat domisilinya berbeda dengan yang tertera di KTP, perlu mempersiapkan juga
surat keterangan tempat tinggal dari kelurahan tempat tinggal.
Semua dokumen persyaratan difotokopi, kemudian lengkapi dengan formulir pendaftaran Wajib
Pajak yang sudah diisi dengan benar dan lengkap serta ditandatangani. Formulir ini akan
diperoleh dari petugas pendaftaran di KPP.
Selanjutnya serahkan berkas tersebut ke petugas pendaftaran. Kamu akan mendapatkan tanda
terima pendaftaran Wajib Pajak yang menunjukkan kamu sebagai Wajib Pajak telah melakukan
pendaftaran untuk mendapatkan NPWP.
Waktu yang dibutuhkan untuk membuat kartu NPWP tidak lama, hanya satu hari kerja, dan tidak
dipungut biaya alias gratis. Kartu NPWP akan dikirim ke alamat kamu melalui Pos Tercatat.
2. Melalui Jasa Pos atau Ekspedisi
Metode ini bisadipilih jika lokasi KPP terlalu jauh dari tempat kamu. Kamu bisa mendatangi
kantor pos atau jasa ekspedisi terdekat. Di sana kamu tinggal mengisi formulir pendaftaran
sekaligus mengirimkannya dengan melampiri dokumen persyaratan yang telah disiapkan.

SOAL 2
Para pedagang atau pengusaha kecil seringkali dikaitkan dengan istilah Pengusaha Kena Pajak
atau biasa disingkat dengan PKP. Contohnya pedagang atau pengusaha kecil yang menjual baju,
sepatu, jam, hijab dan mukena, dan lain-lainnya. Menurut Anda apakah setiap pedagang atau
pengusaha kecil tersebut harus ditetapkan sebagai PKP dan bagaimana syarat pengukuhan PKP?
Jelaskan!
Jawaban.
Pengertian Pengusaha Kecil
Pengusaha merupakan seseorang yang menjalankan aktivitas usaha, baik usaha jual-beli, maupun
usaha produksi yang memiliki tujuan utama untuk memperoleh keuntungan.
Pengusaha juga harus siap menanggung risiko yang mungkin akan terjadi dalam aktivitas
usahanya. Apa saja aktivitas yang biasanya dilakukan pengusaha? Berikut ini contohnya:
 Menghasilkan barang.
 Aktivitas impor dan ekspor baik berupa barang ataupun jasa.
 Memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean.
Berdasarkan skalanya, pengusaha dapat dibagi menjadi pengusaha kecil, pengusaha mikro, dan
pengusaha menengah. Nah, artikel ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai pengusaha kecil.
Menurut Peraturan Menteri Keuangan No. 197/PMK.03/2013, pengusaha kecil adalah pengusaha
yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak (BKP/JKP) dengan
jumlah peredaran bruto/penerimaan bruto tidak lebih dari Rp 4.800.000.000.
Jumlah penerimaan bruto yang dimaksud adalah jumlah keseluruhan penyerahan BKP/JKP yang
dilakukan pengusaha saat melakukan kegiatan usahanya.

Pengusaha Kecil Tidak Wajib Memungut PPN


Pengusaha Kecil tidak wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak (PKP) dan tidak wajib memungut, menyetor serta melaporkan Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) terutang.

Dalam konteks perpajakan, pengusaha kecil memiliki dasar hukum yang diatur dan dibahas
dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 68/PMK.03/2010 tentang Batasan Pengusaha Kecil.

Pengusaha Kecil Menjadi Pengusaha Kena Pajak


Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, pengusaha kecil bukanlah PKP, namun pengusaha kecil
dapat menjadi pengusaha kena pajak apabila memilih untuk dikukuhkan menjadi PKP atau
memenuhi syarat sebagai PKP.

Pengusaha kecil wajib melaporkan usahanya dan dikukuhkan sebagai PKP jika dalam suatu
waktu jumlah penerimaan brutonya telah melebihi Rp 4.800.000.000.

Pengusaha kecil yang sudah dikukuhkan menjadi PKP wajib untuk :


 Memungut PPN dari konsumen.
 Melaporkan SPT Masa PPN setiap masa pajak.
Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP, biasanya adalah pengusaha yang
mempunyai kegiatan usaha dengan tiga pihak di bawah ini:
 Bendahara pemerintah sebagai pemungut PPN.
 BUMN sebagai pemungut PPN.
 Perusahaan swasta yang menghendaki adanya pajak masukan.
Hal yang Harus Diperhatikan Pengusaha Kecil
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pengusaha kecil terkait PPN adalah :
 Pengusaha Kecil wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP, apabila
sampai dengan satu bulan, jumlah peredaran bruto dan atau penerimaan brutonya
melebihi batas yang telah ditentukan.
 Pengusaha Kecil wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP paling lama
akhir bulan berikutnya.
 Pengusaha Kecil wajib melaporkan usaha karena apabila diperoleh data dan/atau
informasi yang menunjukkan adanya kewajiban perpajakan tersebut tidak dipenuhi, DJP
dapat mengukuhkan PKP secara jabatan. DJP juga dapat menerbitkan Surat Ketetapan
Pajak / Surat Tagihan Pajak (SKP/STP) untuk masa pajak sebelum pengusaha
dikukuhkan secara jabatan sebagai PKP.

SOAL 3
PT BTK berencana untuk mengajukan keberatan untuk SKPKB. SKPKB hasil pemeriksaan adalah

Rp100.000.000,00. Pada closing conference, PT BTK bersedia membayar Rp30.000.000,00 untuk

SKPKB walaupun tidak terdapat lampiran perhitungan Pemeriksa atas SKPKB. Pada tanggal 19 Januari

2020, PT BTK mengajukan keberatan. Beberapa bulan kemudian, hasil Keberatan untuk SKPKB

menunjukkan bahwa pengajuan keberatan diterima sebagian oleh Hakim, sehingga jumlah pada SKPKB

turun menjadi Rp80.000.000,00. Namun, PT BTK tetap tidak terima karena menurut perhitungan PT BTK,

PT BTK seharusnya hanya membayar Rp30.000.000,00. Oleh karena itu, PT BTK kembali mengajukan

banding. Hasil Putusan Banding menunjukan bahwa PT BJT dikabulkan kembali sebagian sehingga

pajak yang seharusnya dibayar kembali sebesar Rp65.000.000,00.

a. Berapakah jumlah pajak (pokok dan sanksi) yang harus dibayar oleh PT BTK atas keputusan hasil

keberatan?

Jawaban.

Berdasarkan Pasal 18 ayat (1) PMK 9/2013 sttd PMK 202/2015, dalam hal pengajuan keberatan wajib

pajak ditolak atau dikabulkan sebagian, wajib pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar

50% dari jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar
sebelum mengajukan keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (9) Undang-Undang

KUP. Berikut bunyi pasal tersebut.

“Dalam hal keberatan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi

administrasi berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah pajak berdasarkan keputusan

keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan”

Selain itu, sesuai dengan Pasal 18 ayat (2) PMK 9/2013 s.t.t.d. PMK 202/2015, sanksi administrasi

berupa denda sebesar 50% juga dikenakan terhadap wajib pajak dalam hal keputusan keberatan atas

pengajuan keberatan wajib pajak menambah jumlah pajak yang masih harus dibayar.

Perhitungan :

Jumlah pajak terutang sesuai surat keputusan keberatan Rp. 80.000.000

Pajak yang sudah dibayar oleh wajib pajak Rp. (30.000.000)

Jumlah pokok terutang Rp. 50.000.000

Sanksi administrasi (50% x jumlah pokok terutang) Rp. 25.000.000

Jumlah pajak yang masih harus dibayar Rp. 75.000.000

b. Berapakah jumlah pajak (pokok dan sanksi) yang harus dibayar oleh PT BTK atas keputusan hasil

banding?

Jawaban.

Berdasarkan pasal 27 ayat 5(d) UU KUP,

”Dalam hal permohonan banding Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan sebagian, jumlah pajak

berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan

keberatan harus dilunasi paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding, dan

penagihan dengan Surat Paksa akan dilaksanakan apabila Wajib Pajak tidak melunasi utang pajak

tersebut. Di samping itu, Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 100%

(seratus persen) sebagaimana dimaksud pada ayat ini.”

Perhitungan :

Jumlah pajak terutang sesuai hasil putusan banding Rp. 65.000.000

Pajak yang sudah dibayar oleh wajib pajak Rp. (30.000.000)


Jumlah pokok terutang Rp. 35.000.000

Sanksi administrasi (100% x jumlah pokok terutang) Rp. 35.000.000

Jumlah pajak yang masih harus dibayar Rp. 70.000.000

c. Jelasakan apa syarat untuk pengajuan banding yang anda ketahui ?


Jawaban.
Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap Surat
Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.
SYARAT PENGAJUAN BANDING
1. Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada badan peradilan pajak
atas Surat Keputusan Keberatan.
2. Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan alasan yang jelas
paling lama 3 (tiga) bulan sejak Surat Keputusan Keberatan diterima dan dilampiri dengan
salinan Surat Keputusan Keberatan tersebut.
3. Terhadap 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Surat Banding.

PIHAK YANG MENGAJUKAN BANDING


1. Banding dapat diajukan oleh Wajib Pajak, ahli, warisnya, seorang pengurus, atau kuasa
hukumnya.
2. Apabila selama proses Banding, pemohon Banding meninggal dunia, Banding dapat
dilanjutkan oleh ahli warisnya, kuasa hukum dari ahli warisnya, atau pengampunya dalam hal
pemohon Banding pailit.
3. Apabila selama proses Banding pemohon Banding melakukan penggabungan, peleburan,
pemecahan/pemekaran usaha, atau likuidasi, permohonan dimaksud dapat dilanjutkan oleh
pihak yang menerima pertanggungjawaban karena penggabungan, peleburan,
pemecahan/pemekaran usaha, atau likuidasi dimaksud.

Anda mungkin juga menyukai