Anda di halaman 1dari 39

Tugas Kelompok

Pelaporan Pajak Menggunakan e-Filing

Disusun Oleh Kelompok 1:


Nama Kelompok : 1.Irfan Riski (2201703010006)
2.Ilham Thaib (2201703010008)
3.Abdullah Akbar (2201703010012)
Mata Kuliah : Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
Prodi : Akuntansi Perpajakan
Kelas : 11
1. Pelaporan Pajak Dengan Menggunakan e-Filing Untuk SPT 1770 S

 Cara Mengisi E Filing 1770s Untuk Lapor SPT Tahunan Pribadi


Ketahui cara mengisi spt 1770s online untuk lapor SPT Pajak online tahunan pribadi e-Filing
1770 S bagi karyawan atau PNS!
Setahun sekali, Wajib Pajak karyawan maupun pegawai negeri wajib melaporkan Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajaknya. Ketahui cara lapor SPT Pajak online tahunan
pribadi e-Filing 1770 S untuk melaporkan gaji yang diterimanya telah dipotong pemberi
kerja atau perusahaan. Sebagai WP Orang Pribadi karyawan atau PNS, kewajiban
pembayaran Pajak Penghasilan ( PPh ) Pasal 21 telah disetorkan pemberi kerja atau
perusahaan ke kas negara yang dipotong dari gaji karyawan atau pegawai setiap bulannya.

Untuk itulah karyawan atau pegawai harus menyampaikan SPT Tahunan pajaknya
setahun sekali sebagai bukti bahwa dirinya sebagai WP Pribadi telah memenuhi kewajiban
pembayaran PPh 21 melalui perusahaan yang memotong PPh Pasal 21 tersebut. Pelaporan
SPT Tahunan pajak sudah bisa dilakukan secara daring melalui DJP Online maupun
Penyedia Jasa Aplikasi Perpajakan (PJAP) mitra resmi DJP seperti e-Filing Klikpajak.id.

Tentu saja lapor SPT pajak online ini semakin memudahkan Anda karena tidak perlu
datang ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan mengantre giliran hanya untuk menyampaikan
SPT Tahunan pajak. Sebagai WP Pribadi karyawan/pegawai dengan penghasilan minimal
atau lebih dari Rp60.000.000 setahun, maka formulir yang digunakan untuk lapor SPT pajak
online adalah 1770 S. Bagaimana cara lapor SPT pajak online tahunan pribadi melalui e-
Filing untuk formulir 1770 S ini, berikut ulasan dari Klikpajak by Mekari.

 Persiapan Lapor SPT Pajak Online e-Filing 1770 S

Persiapan yang harus dilakukan oleh karyawan sebelum lapor SPT Tahunan PPh 21 adalah
memiliki dokumen sebagai berikut:

1. Nomor NPWP
NPWP atau Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak
sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri
atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajibannya. NPWP diberikan
kepada WP yang telah memenuhi persyaralan subjektif dan objektif sebagaimana telah diatur
dalam peraturan perundang-undangan perpajakan. NPWP tidak berubah meskipun WP
pindah tempat tinggal/tempat kedudukan atau mengalami pemindahan tempat terdaftar.
2. Siapkan Nomor EFIN
Bagi yang belum memiliki nomor EFIN atau Electronic Filing Identification Number,
maka harus menjalani prosedur untuk mendapatkannya terlebih dahulu. EFIN yang
diterbitkan oleh DJP kepada Wajib Pajak, digunakan yang melakukan transaksi atau
mengakses layanan elektronik Ditjen Pajak, seperti lapor SPT melalui e-Filing.

3. Bukti potong 1721 A1 atau A2


Sebelum mengisi e-Filing formulir 1770 S, WP harus menyiapkan dokumen seperti berikut:

 Bukti potong 1721 A1

Bukti potong 1721 A1 ini adalah formulir untuk karyawan atau pegawai swasta yang
diberikan oleh perusahaan. Jadi Anda harus meminta bukti potong 1721 A1 ini ke HRD
perusahaan tempat Anda bekerja sebelum melaporkan SPT pajak online.

Jika Anda dalam satu tahun pindah kerja sebanyak 2 atau 3 kali di perusahaan, maka
Anda harus mendapatkan 2 bukti potong 1721 A1 dari perusahaan sekarang dan
perusahaan sebelumnya.

 Bukti potong 1721 A2

Bukti potong ini diperuntukkan bagi wajib pajak yang berstatus PNS atau pegawai negeri.
Untuk formulir 1721 A2 ini juga disediakan oleh perusahaan tempat kerja WP pegawai
negeri ini.

4. Bukti potong 1721 VII


Bukti potong 1721 VII ini untuk pemotongan PPh Pasal 21 yang bersifat final. Ini biasanya
wajib pajak selain sebagai karyawan, juga melakukan usaha atau pekerjaan bebas.

5. Bukti potong PPh Pasal 23

Bukti potong PPh 23 ini didapat jika wajib pajak memiliki penghasilan dari sewa selain tanah
dan bangunan.

6. Bukti potong PPh Pasal 4 ayat 2

Sedangkan bukti potong PPh 4 ayat 2 ini jika ada penghasilan dari sewa tanah dan bangunan.

7. Daftar sumber-sumber penghasilan

8. Daftar harta yang dimiliki


Daftar harta yang dimiliki misalnya sertifikat tanah, bangunan, tabungan dan utang yang
masih berjalan.

9. Jumlah keluarga yang masih dalam tanggungan

10. Bukti pembayaran zakat atau sumbangan sosial lain

 Panduan Langkah-Langkah Lapor SPT Pajak Online e-Filing 1770 S

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, karena pelaporan SPT Tahunan dapat dilakukan
secara online, maka langkah yang perlu Anda lakukan untuk lapor SPT pajak online cukup
mudah, cukup mengakses DJP Online atau e-Filing Klikpajak.id. Hanya saja, untuk
pengisian formulir 1770 S melalui pelaporan SPT Tahunan DJP Online, memang perlu
perhatian ekstra karena formulir jenis ini memiliki struktur yang lebih luas dibanding
formulir jenis 1770 SS.

Di formulir 1770 S, ada beberapa lampiran yang harus diisi.

Sebab yang menggunakannya adalah WP OP dengan penghasilan bruto atau kotor lebih
dari Rp60.000.000 per tahun atau lebih, yang diperoleh lebih dari satu pemberi kerja di dalam
negeri. Contoh sumber penghasilan WP OP tersebut seperti bunga, royalti, penyewaan
properti, atau keuntungan dari penjualan maupun pengalihan harta lain. Mereka juga
mungkin mendapat penghasilan yang dikenakan PPh Final atau bersifat final, seperti bunga
deposito, surat berharga, dan sumber lainnya.

Berikut cara pengisian pelaporan SPT pajak online e-Filing 1770 S di DJP Online:

1. Masuk ke situs djponline.pajak.go.id atau efiling.pajak.go.id


Dokumen: DJP

2. Login dengan memasukkan nomor NPWP dan password yang dibuat saat daftar akun
DJP Online

3. Masukkan juga kode keamanan (captcha), klik “Login”

4. Setelah berhasil login. Lalu pilih layanan “e-Filing”, klik “Buat SPT”

5. Selanjutnya, Anda akan diarahkan ke halaman untuk pembuatan formulir SPT.

6. Anda tinggal mengikuti panduan pengisian e-Filing seperti gambar dibawah ini dengan
menjawab beberapa pertanyaan.

Untuk pengisian formulir 1770 S, Anda akan diminta untuk menjawab seluruh pertanyaan
yang ada.
Contoh pertanyaannya:

 Apakah Anda menjalankan usaha atau pekerjaan bebas? Pilih opsi “Tidak” (jika
memang tidak memiliki usaha sampingan ataupun pekerjaan bebas)
 Apakah Anda suami atau istri yang menjalankan kewajiban perpajakan terpisah (MT)
atau pisah harta? Pilih opsi “Tidak” (jika memang tidak)
 Apakah penghasilan Bruto yang Anda peroleh selama setahun kurang dari 60 juta rupiah?
Pilih opsi “Tidak”

Jika jawabannya sesuai, maka Anda akan langsung diarahkan untuk mengisi formulir 1770
S dengan mengklik “SPT 1770 S”.

7. Pilih form yang akan digunakan. Jika Anda sudah tahu cara mengisi formulir 1770 S, maka
bisa pilih jawaban “Dengan Bentuk Formulir”.

Namun jika Anda ingin dipandu bentuk tampilan pengisiannya, pilih jawaban “Dengan
Panduan”.

8. Jika memilih ‘Dengan Panduan’, klik “SPT 1770 S dengan panduan”


9. Selanjutnya, Anda tinggal melakukan pengisian e-Filing 1770 S, caranya seperti berikut:

 Mulai dengan mengisi data formulir tahun pajak, misalnya saja “tahun 2020”
 Berikutnya, status SPT.

Untuk Anda yang baru pertama kali lapor pajak, maka pilih status “SPT Normal”.

Sedangkan Anda yang sudah pernah lapor pajak sebelumnya, dan ingin ada pembetulan,
maka pilih “Pembetulan”, lalu isi kolom ini pembetulan yang ke berapa.

10. Kemudian isi data SPT sesuai dengan formulir 1721-A1 dan A2, yang terdiri dari:

 Bagian A. Pajak Penghasilan


 Bagian B. Pajak Penghasilan
 Bagian C. Pajak Penghasilan
 Bagian D. Pajak Penghasilan
11. Kemudian klik “Berikutnya”

12. Silakan isi daftar pemotongan atau pemungutan PPh oleh pihak lain dan PPh yang
ditanggung pemerintah.

Siapkan bukti potong pajak yang sudah disiapkan sebelumnya, tinggal tambahkan saja
ke daftar tersebut. Jangan lupa isi nama dan NPWP pemotong atau pemungut pajak
(perusahaan pemotong PPh 21), nomor dan tanggal bukti pemotongan atau pemungutan,
jenis pajak, dan jumlah PPh yang dipotong atau dipungut.

13. Masuk ke bagian bukti potong baru.

 Bukti potong pajak 1721 A1 ditujukan bagi pegawai swasta,


 Bukti potong pajak 1721 A2 untuk PNS.

Anda tinggal memasukkan saja sesuai kolomnya.

 Bila Anda mengisi penghasilan dari pekerjaan, pilih Pasal 21 di kolom “Jenis Pajak”
 Kemudian isi NPWP pemberi kerja (perusahaan tempat Anda bekerja atau bendahara).
Kalau NPWP itu benar, maka nama perusahaan atau bendahara akan muncul secara
otomatis di kolom “Nama Pemotong atau Pemungut Pajak”
 Isi nomor bukti potong, tanggal bukti pemotongan atau pemungutan, dan jumlah PPh yang
dipotong atau dipungut
14. Setelah selesai, klik tombol “Simpan” dan akan ditampilkan ringkasan pemotongan pajak
Anda

15. Klik “Langkah Berikutnya”

16. Masukkan jumlah penghasilan neto dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan.
17. Klik “Langkah Berikutnya”

18. Masukkan penghasilan neto dalam negeri, jika ada. Misalnya penghasilan dari sewa
kontrakan atau properti, bunga deposito, dan sumber lainnya.
19. Klik “Langkah Berikutnya”

20. Silakan jawab pertanyaan dari “Apakah Anda memiliki penghasilan luar negeri?” Jika
jawabannya “Ya”, sebutkan sumber penghasilannya. Kalau “Tidak”, klik “Langkah
Berikutnya”
21. Masukkan penghasilan yang tidak termasuk objek pajak (jika ada). Contohnya, warisan,
hadiah beasiswa dan lainnya.
22. Klik “Langkah Berikutnya”

23. Masukkan penghasilan yang telah dipotong PPh Final (kalau ada). Klik tombol tambah
(+), lalu isi.

Contohnya, hadiah undian senilai Rp20 juta, telah dipotong PPh Final 25% berarti Rp5 juta.
Lalu, klik “Simpan”.

24. Klik “Langkah Berikutnya”

25. Selanjutnya, masukkan harta yang dimiliki saat ini dengan menjawab dahulu
pertanyaan: “Apakah Anda memiliki harta?

 Jika “Ya”, masukkan daftar harta satu-per-satu dengan klik tombol tambah (+). Misalnya
: mobil => isi kode harta => nama harta (merek mobil) => tahun membeli => harga saat
membelinya => keterangan (seperti plat nomor kendaraan, nomor BPKB).
 Apabila Anda sudah pernah mengisi daftar harta di e-Filing, dapat menampilkan lagi dengan
klik “Harta pada SPT Tahun Lalu”
26. Klik “Langkah Berikutnya”

27. Tambahkan utang yang masih berjalan (jika ada), misalnya sisa kredit mobil atau cicilan
rumah.

 Isi kode utang, nama pemberi pinjaman, alamat, tahun peminjaman, dan jumlah utang.
Klik “Simpan”.
 Kalau sudah pernah melaporkan daftar utang di e-Filing, Anda bisa menampilkan kembali
dengan memilih “Utang pada SPT Tahun Lalu”.
28. Isi berapa jumlah tanggungan anggota keluarga yang Anda miliki.

 Kalau sudah pernah melaporkan daftar tanggungan di e-Filing, Anda tinggal menampilkan
kembali dengan klik “Tanggungan pada SPT Tahun Lalu”.
 Jika ada anggota keluarga baru yang menjadi tanggungan, masukkan di daftar tanggungan
dengan klik tambah (+). Isi nama, NIK (nomor induk kependudukan), hubungan keluarga,
dan pekerjaan.
29. Klik “Langkah Berikutnya”

30. Isi zakat atau sumbangan keagamaan wajib yang pernah dibayarkan ke lembaga pengelola
yang disahkan pemerintah. Misalnya, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)
31. Klik “Langkah Berikutnya”.

32. Isi lampiran soal status kewajiban perpajakan suami istri jika Anda sudah berumah tangga
(menikah).

 Isi status perkawinan, status kewajiban perpajakan suami, misal Anda sebagai kepala keluarga
dan istri tidak bekerja.
 Pilih: Kewajiban perpajakan secara terpisah dengan suami atau istri (MT), hidup berpisah
(HB), atau melakukan perjanjian pemisahan harta (PH).
33. Klik “Langkah Berikutnya”

34. Jika ada, isi pengembalian atau pengurangan PPh Pasal 24 dari penghasilan di luar negeri.
35. Klik “Langkah Berikutnya”

36. Isi pembayaran PPh Pasal 25 dan Pokok SPT PPh Pasal 25 (bila ada). Jika tidak ada,
kosongkan, dan klik “Langkah Berikutnya”

37. Masuk ke bagian perhitungan Pajak Penghasilan (PPh).

 Di tahap ini, WP akan ditampilkan perhitungan PPh dan SPT berdasarkan data yang
dimasukkan WP sebelumnya. Status SPT akan terlihat apakah Nihil, Kurang Bayar, atau Lebih
Bayar
 Cek atau periksa lagi data tersebut. Kalau sudah benar semua, klik “Langkah Berikutnya”
Dokumen: DJP

38. Di bagian selanjutnya, akan ditampilkan:

 Jika status SPT Kurang Bayar, akan muncul pertanyaan: Sudahkah Anda melakukan
pembayaran?
 Jika jawabannya belum, klik Jawaban Belum. Kalau sudah membayar, klik Jawaban Sudah
 Kemudian masukkan Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) dan tanggal bayar sesuai
bukti pembayaran
 Jika Anda tidak punya kewajiban PPh Pasal 25 , klik “Langkah Berikutnya”
Dokumen: DJP

39. Tahapan selanjutnya adalah “Konfirmasi”

Anda akan mendapat pernyataan, yang harus dijawab dengan klik “Setuju” atau “Agree”
Dokumen: DJP

40. Klik “Langkah Berikutnya”

41. Selanjutnya, akan muncul ringkasan SPT Anda dan pengambilan kode verifikasi.

 Klik “Di Sini” untuk mengambil kode verifikasi


 Beri jawaban atas pertanyaan pengiriman kode verifikasi, lewat email atau nomor ponsel
 Nantinya akan ada pemberitahuan kode verifikasi yang dikirim ke email atau nomor ponsel
Anda yang terdaftar
 Cek email atau ponsel dan masukkan kode verifikasi yang dikirimkan tersebut ke kolom SPT
 Klik “Kirim SPT”
Dokumen: DJP

42. SPT sudah terkirim. Cek email untuk melihat Bukti Penerimaan Elektronik (BPE) SPT Pajak
Online Anda.

Dengan begitu, pengisian dan pelaporan SPT Tahunan pajak online atau e-Filing 1770 S Anda
sudah “Selesai”.
Dokumen: DJP

Cara Lapor SPT Pajak Online di e-Filing Klikpajak


Tahukah, Anda dapat melaporkan SPT Tahunan Pajak secara online dengan mudah melalui e-
Filing Klikpajak.

Cara lapor SPT Tahunan di e-Filing Klikpajak, simak tutorial caranya di SINI.
Melalui e-Filing Klikpajak, Anda dapat melaporkan semua jenis SPT Tahunan/Masa dengan
langkah-langkah yang mudah.

Cara lapor SPT pajak di e-Filing Klikpajak juga mudah, dan tentu saja gratis selamanya,
seperti:

 SPT Tahunan Pajak Badan


 SPT Masa (Bulanan) Pajak
 SPT Tahunan Pajak Pribadi

Setelah menyampaikan SPT pajak, Anda akan peroleh bukti lapor dalam bentuk elektronik,
yakni Bukti Penerimaan Elektronik (BPE) dari DJP yang berisi:

 Informasi Nama Wajib Pajak (WP)


 Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP )
 Tanggal pembuatan BPE
 Jam pembuatan BPE
 Nomor Tanda Terima Elektronik (NTTE)

Melalui Klikpajak.id, Anda juga akan mendapatkan NTTE resmi dari DJP sebagai bukti
lapor.
Contoh BPE yang diterbitkan Klikpajak resmi dari DJP

Sanksi Denda Terlambat Lapor SPT Tahunan Pajak


Batas waktu lapor SPT Tahunan PPh 21 karyawan adalah paling lamabat 31 Maret setiap
tahunnya. Jika terlambat menyampaikan SPT pajak, akan dikenakan sanksi daan denda sesuai
ketentuan perundang-undangan perpajakan.

Besar denda atau sanksi tidak bayar pajak atau terlambat lapor SPT pajak diatur kembali
dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja klaster perpajakan, yang
mengubah 4 undang-undang perpajakan yaitu UU PPh, UU KUP, UU PPN & PPnBM, UU
PDRD.
2. Pelaporan Pajak Dengan Menggunakan e-Filing Untuk SPT 1770 SS

 Persiapan Sebelum Lapor 1770SS eFiling 2021

Formulir SPT Tahunan untuk lapor 1770SS eFiling 2021 memiliki struktur dan bentuk yang
paling sederhana karena hanya 1 lembar.

Secara pengisian pun paling sederhana.

WP hanya perlu untuk memindahkan data yang sudah ada dalam bukti potong 1721-A1
maupun 1721-A2 ke dalam formulir 1770SS.

Serta mengisikan daftar harta atau kewajiban hingga akhir tahun tanpa perlu perincian.

Berikut ini beberapa hal penting yang perlu dipersiapkan WP sebelum lapor SPT Tahunan
PPh Orang Pribadi menggunakan formulir 1770SS:

a. Menyiapkan dokumen yang diperlukan

 WP OP yang memiliki penghasilan sebagai pegawai swasta atau BUMN dan BUMD, harus
menyiapkan fotokopi dokumen 1721-A1 dan/atau bukti potong lainnya.
 Mereka yang memiliki penghasilan sebagai PNS, Anggota TNI, Anggota Polri, dan
Pensiunannya, harus menyiapkan dokumen 1721-A2 dan/atau bukti potong termasuk bukti
potong Final.
 WP juga harus menyiapkan data penghasilan yang telah dikenakan pajak penghasilan Final
atau bersifat Final.
 WP harus menyiapkan data penghasilan yang dikecualikan dari objek pajak penghasilan.
 WP harus menyiapkan Jumlah Keseluruhan Harta per 31 Desember. Yaitu jumlah harta
yang dimiliki pada saat tanggal 31 Desember dengan diisi harga perolehan atau pembelian
dari harta tersebut.
 WP harus menyiapkan Jumlah Keseluruhan Utang per 31 Desember. Wajib Pajak harus
menyiapkan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi 1770SS Tahun lalu atau sebelumnya untuk
mengecek jumlah harta dan kewajiban, apakah ada perubahan dengan kondisi tahun
sekarang.

b. Memiliki EFIN Pajak atau Daftar Akun DJP

Belum punya EFIN?

Begini Cara Mendapatkan EFIN untuk lapor SPT Tahunan 1770SS e-Filing 2021.
Contoh lapor SPT Tahunan 1770SS e-Filing pajak 2021

Panduan Umum Lapor SPT Tahunan e-Filing Pajak


DJP telah memberikan panduan umum penggunaan e-Filing pajak, yakni:
1. Siapkan dokumen pendukung
2. Buka situs resmi Ditjen Pajak, lalu pilih ‘Login’, kemudian masukkan NPWP, kata sandi dan
kode keamanan, lalu klik ‘Login’
3. Pilih menu ‘Lapor’, lalu ‘Pilih Layanan: e-Filing’
4. Pilih ‘Buat SPT’
5. Ikuti panduan yang diberikan, termasuk yang berbentuk pertanyaan. Isi SPT mengikuti
panduan yang ada
6. Jika SPT sudah dibuat, sistem akan menampilkan ringkasan SPT. Untuk mengirim SPT
tersebut, ambil terlebih dahulu kode verifikasi. Kode verifikasi akan dikirim melalui email WP.
7. Masukkan kode verifikasi dan klik ‘Kirim SPT’
8. Jika belum ingin mengirimkan SPT, klik ‘Selesai’ dan SPT akan tersimpan untuk dapat dilihat
dan diedit kembali di menu ‘Submit SPT’

Ilustrasi lapor SPT Tahunan 1770SS eFiling Pajak 2021

Tahapan Pengisian Formulir Lapor 1770SS eFiling 2021

Selanjutnya, bagi WP yang masih kurang jelas soal cara lapor SPT Pribadi menggunakan
formulir 1770SS, berikut detail tahapan lapor SPT Tahunan lewat e-Filing DJP Online dari
dokumentasi tutorial Ditjen Pajak:

1. Buka situs DJP di www.pajak.go.id, klik ‘Login’. Isikan nomor NPWP, password, Kode
Keamanan (captcha), lalu klik “Login”
2. Setelah login, klik “e-Filing” setelah WP memastikan seluruh data yang tercantum sudah
sesuai.

3. Klik “Buat SPT“


4. WP selanjutnya akan diarahkan ke halaman pembuatan formulir SPT. Ikuti Panduan Pengisian
e-Filing.

Di tahap ini, WP akan diminta menjawab pertanyaan seperti berikut:

 Apakah Anda menjalankan usaha atau pekerja bebas? Pilih opsi “Tidak”
 Apakah Anda suami atau istri yang menjalankan kewajiban perpajakan terpisah (MT) atau
pisah harta? Pilih opsi “Tidak”
 Apakah penghasilan Bruto yang Anda peroleh selama setahun kurang dari 60 juta Rupiah?
Pilih “Tidak”
 Selanjutnya, klik button “SPT 1770SS”
5. Isi tahun pajak, status SPT (normal atau pembetulan), dan status pembetulan (isikan 0 jika
bukan pembetulan), lalu klik button “Berikutnya”

6. Isi Bagian A. Pajak Penghasilan


Misal pegawai negeri: masukkan data sesuai formulir 1721-A2 yang diberikan oleh bendahara

7. Isi BAGIAN B. PAJAK PENGHASILAN

Misal: Dapat hadiah undian Rp1.000.000, telah dipotong PPh Final 25% (Rp250.000) dan
menerima warisan (dikecualikan dari objek) Rp2.000.000

8. Isi BAGIAN C. DAFTAR HARTA DAN KEWAJIBAN

Misal: Harta yang dimiliki Motor Yahonda Vamio Rp15.000.000, kalung emas Rp3.000.000,
dan perabot rumah senilai Rp7.000.000. Kewajiban yang dimiliki berupa sisa kredit motor
sebesar Rp12.000.000
9. Isi BAGIAN D. PERNYATAAN

10. Ringkasan SPT Anda dan Pengambilan Kode Verifikasi


11. SPT telah diisi dan dikirim. Silahkan buka email Anda, Bukti Penerimaan Elektronik (BPE)
SPT Anda telah dikirim

12. Jika ternyata WP mendapati status SPT Kurang Bayar, dalam formulir 1770SS akan muncul
kotak dialog untuk melaporkan pembayaran pajak atau membuat ID Billing di bawah BAGIAN
A. PAJAK PENGHASILAN

Jika sudah membayar;

 Buka dan edit kembali SPT Anda di menu ‘Submit SPT’


 Input NTPN dan tanggal, lalu lanjutkan hingga tahap pengiriman SPT
 ika hasilnya tercantum “Kurang Bayar”, akan ada keterangan “Status SPT Anda adalah Kurang
Bayar, sudahkah Anda melakukan pembayaran?”
 Centang kolom “Belum, Saya akan membuat kode billing untuk melakukan pembayaran”
 Kemudian klik “Buat Kode Billing”

13. Jika BELUM MEMBAYAR;

 Silakan pilih “BELUM”, kemudian pilih “BUAT KODE BILLING”


 Silakan bayar Kode Billing tersebut di ATM/ Internet Banking/ EDC/ Bank Persepsi/ Kantor
Pos Persepsi
14. Jika WP mengalami gagal membuat Kode Biling, maka akan muncul notifikasi seperti ini
“Info: Generated Kode Billing Gagal. Silakan ulangi kembali”.

Langkah selanjutnya, silakan WP membuat Kode Billing melalui menu Billing System pada
halaman awal setelah login DJP Online dengan memilih: “Bayar” lalu Pilih Layanan: e-Billing

 Setelah masuk aplikasi e-Billing, pilih “ISI SSE”


 Silakan isi Setiap Kolom yang ada pada Halaman SSE diantaranya, NPWP, Nama, Alamat,
Kota, Jenis Pajak, Jenis Setoran, “Masa Pajak” dan “Tahun Pajak” serta terakhir isi “Nilai
Kurang Bayar”
 Selanjutnya klik “Simpan”
 Klik “Ya” jika yakin data sudah benar. WP nanti akan melihat info rekaman SSP telah berhasil
 Selanjutnya, klik button ‘Kode Billing’ untuk melanjutkan dan WP akan menerima notifikasi
jika pembuatan ID Billing sukses dengan keterangan “Pembuatan ID Billing Sukses”
 Ringkasan SSE dan Kode Billing akan ditampilkan oleh sistem. WP juga bisa mencetak ID
Billing tersebut.
 Tampilan cetakan 1770SS Kurang Bayar
 Silakan WP membayar Kode Billing tersebut melalui ATM, Internet Banking, teller Bank
Persepsi, Mesin Mini ATM, atau Kantor Pos. Jangan lupa, masukkan NTPN dari Bukti
Penerimaan Negara(BPN) ke e-Filing.

15. Jika SPT LEBIH BAYAR

 Pastikan Anda telah mengisi SPT (seluruh penghasilan, pengurang, PTKP dan PPh yang
dipotong pihak lain) dengan benar dan lengkap.
 Kelebihan pembayaran pajak Anda dikembalikan setelah dilakukan pemeriksaan atau
penelitian. Siapkan SPT dan dokumen pendukung (seperti: bukti pemotongan).
 Khusus SPT Lebih Bayar, dokumen yang dipersyaratkan dipindai dan diunggah dalam format
PDF oleh Wajib Pajak

Ketahui lebih lanjut mengenai Cara Mengisi SPT Tahunan Badan

Jika memang SPT Lebih Bayar:

Lanjutkan pelaporan SPT hingga selesai untuk kemudian diajukan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak.

Tahukah, Anda dapat lebih mudah lapor SPT Pajak Pribadi dan SPT Badan melalui e-Filing
Klikpajak.
Klikpajak.id adalah Penyedia Jasa Aplikasi Perpajakan (PJAP) atau Application Service
Provider (ASP) mitra resmi Ditjen Pajak yang disahkan dengan Surat Keputusan Direktur
Jenderal Pajak Nomor KEP-169/PJ/2018.

Anda dapat memanfaatkan fitur e-Filing Klikpajak untuk melaporkan berbagai jenis SPT
Tahunan/Masa PPh dengan langkah-langkah yang mudah.

Lapor SPT juga gratis selamanya melalui e-Filing Klikpajak. Anda bisa melaporkan semua
jenis SPT mulai dari SPT Tahunan Pajak Badan, SPT Masa ( Bulanan ) Pajak, dan SPT Tahunan
Pajak Pribadi.

Setelah menyampaikan SPT Pajak, Anda akan peroleh bukti lapor dalam bentuk elektronik,
yakni Bukti Penerimaan Elektronik (BPE) dari DJP, yang berisi:

 Informasi Nama Wajib Pajak (WP)


 Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP )
 Tanggal pembuatan BPE
 Jam pembuatan BPE
 Nomor Tanda Terima Elektronik (NTTE)

Melalui Klikpajak, Anda juga akan mendapatkan NTTE resmi dari DJP sebagai bukti lapor.

Tutorial lapor SPT PPh Pribadi selengkapnya bisa Anda lihat pada video berikut:
Tutorial lapor SPT PPh Badan selengkapnya bisa Anda lihat pada video berikut ini:

Anda mungkin juga menyukai