Anda di halaman 1dari 9

Perbedaan Formulir SPT 1770 S DAN 1770 SS

1. a. Formulir SPT 1770 S


yaitu formulir yang bisa digunakan oleh wajib pajak orang pribadi yang penghasilan dari pekerjaannya
lebih dari satu pemberi kerja, atau penghasilannya lebih dari 60.000.000 setahun atau wpntersebut
memiliki penghasilan lain.
b. Formulir SPT 1770 SS
yaitu formulir yang sangat sederhana yang ditujukan wajib pajak orang pribadi yang penghasilannya
setahun hanya dari pekerjaan dan jumlahnya tidak lebih dari 60.000.000
2. Perbedaan formulir spt 1770 dengan 1770 SS
- Kalau spt 1770 ,dipakai wp op yang berpenghasilan :
1) Dari usaha dan pekerjaan bebas
2) Dari satu atau lebih pemberi kerja
3) Penghasilan lain
- Kalau 1770 SS
Dipakai wp op yang berpenghasilan dari hanya 1 pemberi kerja. Penghasilan brutonya tidak lebih dari
60.000.000 setahun, tidak mempunyai penghasilan lain kecuali bunga bank dan atau bunga koperasi.
3. Yang menerima penghasilan dari pengusaha kecuali karyawan yaitu :
a) Pengacara
b) Konsultan
c) Programmer komputer
d) Notaris
e) Arsitek
f) Agen iklan
g) Distributor perusahaan multilevel marketing (MLM) / direct selling
4. a. Penyampaian SPT Masa PPh Pasal 21 (1721) yaitu disampaikan oleh pemotong pph pasal 21 paling
lambat tanggal 20 setelah akhir masa pajak.
b. sanksi apabila terlambat dalam menyampaikan SPT Masa PPh pasal 21 (1721) yaitu sanksi
administrasi berupa denda sebesar 100.000
5. perbedaan antara formulir SPT 1721 dengan 1770
- Formulir 1770 digunakan untuk menyampaikan spt oleh wp op /karyawan yang memperoleh penghasilan
dari pekerjaannya.
- Formulir 1721 sebagai surat keterangan dari pemberi kerja yang menjelaskan pajak dari wp yang sudah
dipotong oleh pemberi kerja .
6. Batas waktu penyetoran PPN ke kas negara yaitu paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya
masa pajak dan sebelum SPT masa pajak PPN disampaikan.
7. apabila terlambat setor PPn ke kas negara oleh pkp yaitu dikenakan sanksi administrasi berupa denda &
bunga keterlambatan atas penyetoran dan pelaporan ppn sebesar 2% perbulan.
8. untuk mengisi SPt masa PPn yaitu menggunakan formulir spt masa ppn 1111 yaitu pembaharuan dari spt
masa ppn 1107 dan 1108
9. batas waktu penyampaian spt masa ppn yaitu paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya
masa pajak.
10. sanksi apabila terlambat menyampaikan spt masa ppn yaitu sanksi administrasi berupa denda & bunga
sebesar 500.000 untuk setiap masa pajak. Sanksi ini ditagih dengan STp (Surat Tagihan pajak) apabila
SPT masa PPn disampaikan oleh PKP melebihi akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak.

1770 : Diisi oleh Orang Pribadi yang memiliki sumber penghasilan dari usaha dan/atau pekerjaan bebas;

1770 s : diisi oleh Orang Pribadi yang memiliki sumber penghasilan dari satu pemberi kerja (sebagai
karyawan) atau lebih dan/atau penghasilan lainnnya yang bukan dari usaha atau pekerjaan bebas;

1770 ss: diisi oleh Orang Pribadi yang memiliki sumber penghasilan hanya dari satu pemberi kerja yang
jumlah bruto penghasilan setahun tidak melebihi
rp. 60.000.000,- dan tidak mempunyai penghasilan lainnya kecuali dari bunga bank dan bunga koperasi.
Formulir1770
Kata kunci pada formulir ini adalah : “penghasilan dari usaha/pekerjaan bebas”. Jika Anda memiliki
penghasilan jenis ini maka wajib hukumnya Anda menggunakan formulir ini. Kalaupun Anda punya
penghasilan lain semisal penghasilan dari pekerjaan, atau penghasilan passive seperti dividen atau bunga,
Anda harus menggunakan formulir 1770 (tanpa S). Contoh kegiatan usaha/pekerjaan bebas misalnya
adalah usaha toko, wartel, usaha persewaan kendaraan, salon kecantikan, praktek dokter, pengacara dan
sebagainya. Jadi kegiatan usaha itu bisa dalam bentuk usaha perdagangan, jasa ataupun pabrikan.
Pekerjaan bebas biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian dan membuka praktek menjual
keahliannya tersebut kepada khalayak atas namanya sendiri.

Formulir1770SS
Kata kunci pada formulir ini adalah : ”penghasilan semata-mata dari satu pekerjaan dengan penghasilan
bruto tidak lebih dari Rp60 Juta”. Nah, jika Anda berstatus sebagai karyawan atau pegawai yang bekerja
pada hanya satu perusahaan/instansi/organisasi dengan penghasilan bruto setahun tidak lebih dari Rp60
Juta, dan tidak punya penghasilan lain selain bunga deposito atau tabungan, maka Anda cukup mengisi
SPT1770SS.
Formulis SS ini memang dirancang sangat sederhana. Hanya ada satu lembar formulir ini dengan
dilampiri formulir 1721 A1 saja. Formulir ini pun formulir yang paling banyak digunakan karena
sebagian besar Wajib Pajak Orang Pribadi adalah karyawan dengan penghasilan tidak lebih dari Rp60
Juta setahun.

Formulir1770S
Nah, jika Anda tidak masuk kriteria untuk mengisi formulir 1770 atau 1770 SS maka formulir yang harus
Anda isi adalah formulir 1770 S. Misalnya Wajib Pajak yang masuk kriteria ini adalah Wajib Pajak yang
penghasilannya dari satu pekerjaan tetapi penghasilan bruto setahunnya lebih dari Rp60 Juta. Seorang
karyawan yang bekerja pada lebih dari satu perusahaan/pemberi kerja juga mengisi formulir SPT 1770
1770 SS dipakai WP OP yang berpenghasilan dari hanya 1 pemberi kerja penghasilan brutonyatidak lebih dari 60jt
setahun, tidak mempunyai penghasilan lain kecuali bunga bank dan atau bunga koperasi.

1770 S dipakai WP OP yang berpenghasilan :a . d a r i s a t u a t a u l e b i h p e m b e r i k e r j a ; b.dari dalam


negeri lainnya; dan/atauc . y a n g d i k e n a k a n P P h f i n a l d a n a t a u b e r s i f a t f i n a l

1770 dipakai WP OP yang berpenghasilan :a . d a r i u s a h a d a n p e k e r j a a n b e b a s ; b.dari satu atau


lebih pemberi kerja;c . y a n g d i k e n a k a n p p h f i n a l d a n a t a u b e r s i f a t f i n a l
;d . p e n g h a s i l a n l a i n .
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR PER - 34/PJ/2010

TENTANG

BENTUK FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB


PAJAK
ORANG PRIBADI DAN WAJIB PAJAK BADAN BESERTA PETUNJUK PENGISIANNYA

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Menimbang :

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.03/2007
tentang
Bentuk dan Isi Surat Pemberitahuan, serta Tata Cara Pengambilan, Pengisian, Penandatanganan, dan
Penyampaian Surat Pemberitahuan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor
152/PMK.03/2009, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang Bentuk Formulir Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan Beserta
Petunjuk
Pengisiannya;

Mengingat :

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4999);
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik
Indonesia
Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3263) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4893);
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.03/2007 tentang Bentuk dan Isi Surat Pemberitahuan,
Serta Tata Cara Pengambilan, Pengisian, Penandatanganan, dan Penyampaian Surat Pemberitahuan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 152/PMK.03/2009;
4. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-19/PJ/2009 tentang Tata Cara Penerimaan dan
Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2010;
5. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-214/PJ./2001 tentang Keterangan dan atau Dokumen
Lain yang Harus Dilampirkan;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT


PEMBERITAHUAN TAHUNAN
PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAN WAJIB PAJAK BADAN
BESERTA PETUNJUK
PENGISIANNYA.

Pasal 1

(1) Bentuk Formulir Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi
(Formulir 1770 dan Lampiran-Lampirannya) bagi Wajib Pajak yang mempunyai penghasilan:
a. dari usaha/pekerjaan bebas yang menyelenggarakan pembukuan atau Norma Penghitungan
Penghasilan Neto;
b. dari satu atau lebih pemberi kerja;
c. yang dikenakan Pajak Penghasilan Final dan atau bersifat Final; dan/atau
d. penghasilan lain,
adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal Pajak ini.
(2) Petunjuk Pengisian Formulir 1770 dan Lampiran-Lampirannya adalah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.

Pasal 2

(1) Bentuk Formulir SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Sederhana (Formulir
1770 S
dan Lampiran-Lampirannya) bagi Wajib Pajak yang mempunyai penghasilan:
a. dari satu atau lebih pemberi kerja;
b. dari dalam negeri lainnya; dan/atau
c. yang dikenakan Pajak Penghasilan final dan/atau bersifat final,
adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal Pajak ini.
(2) Petunjuk Pengisian Formulir 1770 S dan Lampiran-Lampirannya adalah sebagaimana tercantum
dalam
Lampiran IV yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.

Pasal 3

(1) Bentuk Formulir SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Sangat Sederhana
(Formulir
1770 SS) bagi Wajib Pajak yang mempunyai penghasilan hanya dari satu pemberi kerja dengan jumlah
penghasilan bruto dari pekerjaan tidak lebih dari Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) setahun
dan tidak mempunyai penghasilan lain kecuali penghasilan berupa bunga bank dan/atau bunga
koperasi adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal Pajak ini.
(2) Dalam hal Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan dengan menggunakan
Formulir
1770 SS maka Lampiran Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 berupa Bukti Pemotongan 1721
A1 dan/atau 1721 A2 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Formulir 1770 SS.
Pasal 4

(1) Bentuk Formulir SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan (Formulir 1771 dan Lampiran-
Lampirannya) adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal Pajak ini.
(2) Bentuk Formulir SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan bagi Wajib Pajak yang
diizinkan
menyelenggarakan pembukuan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat (Formulir 1771/$ dan
Lampiran-Lampirannya) adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII yang tidak terpisahkan
dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.
(3) Petunjuk Pengisian Formulir SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan adalah sebagaimana
tercantum dalam Lampiran VIII yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.

Pasal 5

Pada saat Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini berlaku,


1. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-34/PJ/2009 tentang Surat Pemberitahuan Tahunan
Pajak
Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Beserta Petunjuk Pengisiannya sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-66/PJ/2009;dan
2. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-39/PJ/2009 tentang Surat Pemberitahuan Tahunan
Pajak
Penghasilan Wajib Pajak Badan Beserta Petunjuk Pengisiannya

tetap berlaku sepanjang digunakan untuk pengisian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2009.

Pasal 6

Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan diberlakukan untuk
pengisian
SPT Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2010 dan seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai