Anda di halaman 1dari 40

Nama : Yolanda Ayu Purwandini

NIM 200103009

Prodi : S1 Administrasi Kesehatan

Matakuliah : Pengelolaan Pajak

FORMULIR SPT

1. 1770SS
 KEGUNAAN:
SPT 1770SS adalah suatu formulir pajak yang digunakan wajib pajak pribadi dengan
penghasilan tidak lebih dari Rp 60.000.000 dan tidak ada penghasilan selain dari bunga
bank atau bunga koperasi, maka wajib pajak hanya perlu mengisi SPT 1770SS. Formulir
ini memiliki struktur dan bentuk yang paling sederhana yaitu hanya 1 lembar, secara
pengisian pun paling sederhana. Wajib pajak hanya perlu untuk memindahkan data yang
sudah ada dalam bukti potong 1721-A1 maupun 1721-A2 ke dalam formulir 1770SS.
Serta mengisikan daftar harta atau kewajiban hingga akhir tahun tanpa perlu perincian.
 PENJELASAN BAGIAN-BAGIAN:
 CARA PENGISIAN MELALUI DJP ONLINE
1) Masuk ke situs dari DJP Online di https://djponline.pajak.go.id/

2) Setelah login, pastikan seluruh data yang tercantum sesuai dengan data pajak Anda.
Lalu klik pada e-Filing.

3) Setelah masuk di halaman ini, Anda klik pada “Buat SPT”, sebelum melanjutkan
untuk melakukan pelaporan pajak, maka Anda diminta untuk membuat SPT terlebih
dahulu.
4) Anda akan masuk ke halaman berikut untuk pembuatan formulir SPT. Untuk
pembuatan formulir 1770SS, Anda akan diminta untuk menjawab seluruh pertanyaan
yang ada dan jika sesuai akan langsung diarahkan untuk mengisi formulir 1770SS.

5) Akan ada 3 step pengisian untuk Formulir 1770SS yaitu (1) Isi data formulir, (2) Isi
data SPT dan (3) Kirim SPT. Untuk step pertama, isi formulir seperti yang
ditunjukkan oleh gambar dibawah ini.Apabila Wajib Pajak menyampaikan SPT
normal, maka pembetulan akan otomatis menjadi “0”. Jika ada pembetulan, isikan
pembetulan ke-berapa pada kolom pembetulan tersebut. Klik “Langkah Berikutnya”
untuk melanjutkan.
6) Langkah selanjutnya adalah pengisian formulir SPT 1770SS. Dimana ini terdiri dari 4
bagian yang berbeda yaitu:
A. Pajak Penghasilan –> Isi kolom berikut dengan informasi pada kolom pajak
penghasilan berupa penghasilan bruto, PTKP, Penghasilan Kena Pajak, PPh
Terutang, dan Pajak Penghasilan yang telah dipotong oleh pihak lain.

B. Penghasilan yang dikenakan PPh Final dan yang dikecualikan dari Wajib Pajak –>
Isi formulir berikut setelah selesai klik “Berikutnya”.
C. Daftar Harta dan Kewajiban –> Isi formulir berikut setelah selesai klik
“Berikutnya”.

D. Pernyataan –> Setelah selesai pengisian semua form yang ada dan checklist
pada box “Setuju” lalu klik “Langkah Berikutnya”.
7) Setelah itu, Anda akan masuk pada langkah terakhir yaitu “Kirim SPT“. Setelah Anda
melakukan tahap ini, maka Anda telah selesai melakukan proses pengisian SPT dan
pelaporan pajak melalui e-Filing.

2. 1770S
 KEGUNAAN
SPT 1770S adalah sebuah formulir yang digunakan wajib pajak orang pribadi dengan
penghasilan lebih dari Rp 60.000.000 per tahun. Biasanya digunakan karyawan yang
bekerja di dua tempat kerja dalam periode satu tahun pajak. Namun, pada kondisi dimana
wajib pajak bisa memperoleh penghasilan lebih dari Rp 60.000.000 dalam satu tahun dan
bekerja hanya pada satu perusahaan. Maka formulir yang harus digunakan wajib pajak
adalah tetap menggunakan formulir 1770S.
 PENJELASAN BAGIAN-BAGIAN :
Tahun pajak : Diisi sesuai dengan tahun pajak.
IDENTITAS
NPWP : Diisi dengan NPWP yang tercantum pada kartu NPWP.
Nama Wajib Pajak : Diisi dengan nama Wajib Pajak yang tercantum pada kartu NPWP.
Pekerjaan : Diisi sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh Wajib Pajak secara
lengkap.
Kode Lapangan Usaha (KLU) : Diisi sesuai dengan klasifikasi lapangan usaha Wajib
Pajak.
Nomor telepon dan faksimil : Diisi sesuai dengan nomor telepon Wajib Pajak.
Status Perpajakan Suami-Istri : Diisi dalam hal Wajib Pajak telah kawin dengan status
perpajakan suami-istri sebagai berikut :
a. KK yaitu suami-istri yang menghendaki untuk melaksanakan hak dan memenuhi
kewajiban perpajakan secara gabungan.
b. HB yaitu penghasilan suami-istri dikenai pajak secara terpisah karena suami-istri
telah hidup berpisah berdasarkan putusan hakim.
c. PH yaitu penghasilan suami-istri dikenai pajak secara terpisah karena berdasarkan
perjanjian pemisahan harta dan penghasilan oleh suami-istri.
d. MT yaitu penghasilan suami-istri dikenai pajak secara terpisah karena
dikehendaki oleh istri yang memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban
perpajakannya sendiri.
NPWP Istri/Suami : Diisi sesuai NPWP suami atau istri dalam hal Wajib Pajak telah
kawin dengan status perpajakan suami-istri HB, PH atau MT.
A. PENGHASILAN NETO
1) Diisi sesuai dengan Bukti Potong Formulir 1721-A1 atau 1721-A2 yang dilampirkan
atau Bukti Potong Lain.
2) Diisi sesuai dengan formulir 1770 S-I jumlah bagian A.
3) Diisi dari jumlah penghasilan neto yang tercantum pada lampiran tersendiri formulir
1770S.
4) Diisi dengan hasil penjumlahan angka 1 s.d. angka 3.
5) Diisi jumlah zakat/sumbangan keagamaan yang bersifat wajib atas penghasilan yang
menjadi objek pajak yang nyata-nhyata dibayarkan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi
pemeluk agama Islam kepada badan amil zakat atau Lembaga amil zakat yang sah.
6) Diisi dengan hasil pengurangan angka 4 dengan angka 5.
B. PENGHASILAN KENA PAJAK
7) Penghasilan Tidak Kena Pajak.
8) Diisi dengan hasil pengurangan angka 6 dengan angka 7.
C. PPh TERUTANG
9) Diisi dengan hasil penerapan tarif Pasal 17 UU PPh atas Penghasilan Kena Pajak.
10) Diisi dengan selisih antara besarnya pajak yang telah dikreditkan dengan besarnya
pajak yang dapat dikreditkan di Indonesia setelah adanya
pengembalian/pengurangan.
11) Diisi dengan hasil penjumlahan angka 9 dengan angka 10.
D. KREDIT PAJAK
Diisi dengan hasil pembagian jumlah penghasilan dari luar negeri dan penghasilan
kena pajak dikalikan dengan total PPH terutang.
E. PPh KURANG/LEBIH BAYAR
Diisi dengan hasil pengurangan dari jumlah PPh yang Kurang Dibayar (PPh Pasal
29) dan PPh yang Lebih Bayar (PPh Pasal 28A). jika tidak terdapat pajak yang
harus dibayar, cantumkan kata “NIHIL” pada kolom yang disediakan.
F. ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
Diisi dengan jumlah angsuran bulanan PPh pasal 25 tahun pajak berikutnya yang
dihitung 1,5 dari jumlah pembagian PPh yang kurang dibayar dan PPh yang lebih
dibayar.
G. LAMPIRAN
Wajib Pajak harus menyertakan lampiran tambahan berikut selain formulir SPT
1770:
a) Surat Kuasa Khusus (bila dikuasakan).
b) SSP lembar ke-3 PPh Pasal 29.
c) Neraca dan laporan laba rugi/rekapitulasi bulanan peredaran.
d) Bruto dan/atau penghasilan lain dan biaya.
e) Perhitungan kompensasi kerugian fiscal.
f) Bukti pemungutan/pemotongan oleh pihak lain.
g) Fotokopi formulir 1721-A1 dan/atau 1721-A2.
h) Perhitungan PPh terutang.
i) Daftar jumlah penghasilan dan pembayaran PPh Pasal 25 (khusus orang
pribadi pengusaha tertentu).
j) Daftar jumlah peredaran bruto dan pembayaran PPh Final.

Pernyataan : Bagian ini terdiri dari kalimat pernyataan bahwa data yang dimasukkan
adalah benar dan Wajib Pajak bertanggungjawab atas lampiran dan informasi yang
dicantumkan. Wajib Pajak atau pihak yang dikuasakan juga harus mengisi nama
lengkap, NPWP, tanggal, serta tanda tangan pada kotak yang disediakan.
 CARA PENGISIAN DENGAN APLIKASI E-SPT
1) Untuk membuat SPT tahunan pada aplikasi e-SPT, langkah awal adalah dengan
memilih menu ‘Surat Pemberitahuan (SPT), lalu pilih ‘Buat SPT Baru’.

2) Klik kolom ‘SPT Tahunan OP 1770 S’ untuk membuat formulir 1770 S tahunan
orang pribadi. Isikan tahun pajak sesuai dengan tahun pajak yang Anda inginkan.
Lalu klik ‘OK’.

3) Langkah selanjutnya, plih kembali menu ‘Surat Pemberitahuan (SPT)’ dan pilih
‘1770 S’. Akan muncul empat pilihan seperti yang terlihat pada gambar berikut.
4) Untuk pengisian ‘Lampiran I’, klik pada panelnya kemudian akan muncul panel
berikut. Panel ini (Bagian A) merupakan panel yang berisi Penghasilan Neto Dalam
Negeri Lainnya. Jika Anda memiliki penghasilan seperti dalam panel tersebut. Klik
‘Simpan’ setelah selesai melakukan pengisian.
5) Lanjutkan dengan pengisian Penghasilan yang Tidak Termasuk Objek Pajak
(Bagian B) pada panel berikutnya. Sama seperti panel sebelumnya.

6) Pada bagian selanjutnya (Bagian C), Anda akan melihat daftar pemotongan,
pemungutan PPh dan sebagainya seperti ilustrasi berikut. Klik ’Tambah’ untuk
menambahkan data yang Anda miliki.

7) Anda akan dapat memasukkan data mengenai bukti potong atau pungut
oleh pihak lain seperti di bawah ini. Isi dengan tepat dan pastikan datanya
benar, lalu
klik ‘Simpan’.

8) Data tersebut akan muncul pada kolom tadi, sesuai dengan apa yang Anda
masukkan (Nama, NPWP dan sebagainya).

9) Proses selanjutnya adalah pada ‘Lampiran II’ yang berisi empat bagian.
Pertama untuk ‘Bagian A’, perhatikan ilustrasi berikut ini. Setiap kolom berisi
keterangan yang rinci sehingga Anda bisa mengidentifikasi dengan mudah bagian
mana yang perlu diisi. Isikan sesuai dengan apa yang Anda miliki atau

alami.
10) ‘Bagian B’ berisi tentang Harta Pada Akhir Tahun, jika perlu ditambahkan, klik
‘Tambah’ dan masukkan sesuai apa yang Anda miliki.

11) ‘Bagian C’ berisi tentang Kewajiban / Utang Pada Akhir Tahun, pengisan
dan penambahannya hampir sama dengan bagian sebelumnya.
12) ‘Bagian D’ berisi tentang identitas keluarga yang menjadi tanggungan Anda. Jika
Anda memiliki anggota keluarga yang secara langsung menjadi tanggungan Anda,
tambahkan pada bagian ini.

13) Setelah selesai pada tahap tersebut, Anda akan masuk pada tahap pengisian SPT
Tahunan PPh Wajib Pajak OP seperti pada ilustrasi berikut. Perlu ditekankan
untuk pengisian NPWP dan Nama agar sesuai dengan data yang Anda miliki.
Bagian ‘Identitas’ penting karena terkait dengan kewajiban pajak Anda yang
terdaftar pada sistem di DJP.

14) Lanjutkan pengisian pada ‘Bagian A’ yang secara keseluruhan berisi


tentang Penghasilan Neto Anda. Masukan penghasilan neto Anda seperti yang
tertera di bukti potong dari pemberi kerja di baris nomor 1.

15) Pada ‘Bagian B’ Anda akan mengisikan besaran PTKP dan status PTKP Anda.
Jika penghasilan Anda Rp 60.000.000 dan status belum kawin, maka
pengisiannya akan seperti ini.
16) Selanjutnya, data pada ‘Bagian C’ merupakan data tentang PPh Terutang. Klik
‘Simpan’ untuk melanjutkan ke ‘Bagian
D’.

17) ‘Bagian D’ berisi data Kredit Pajak, jika Anda memiliki kredit pajak, isikan
sesuai data yang ada.
18) Bagian selanjutnya berisi informasi PPh Kurang atau PPh Lebih Bayar. Dalam
contoh ini, pajaknya nihil.
19) Berlanjut pada ‘Bagian F’, pengisian data Angsuran PPh Pasal 25 Tahun Pajak
Berikutnya.

20) Centang data yang ingin Anda lampirkan dalam SPT.


21) Jika Anda ingin memberikan kuasa, atau diberikan kuasa untuk melaporkan SPT
tahunan, maka bagian ‘Kuasa’ diisikan tentang data tersebut.

22) Apabila Anda memilki pajak kurang bayar yang perlu dilunasi terlebih dahulu,
pilih menu ‘Lapor SPT’, kemudian pilih ‘Rekam Surat Setoran Pajak (SSP)’.
23) Panel berikut akan muncul setelah Anda klik ‘Rekam Surat Setoran Pajak
(SSP)’. Isikan data sesuai informasi pajak yang Anda bayarkan. Lalu klik

‘Simpan’.
24) Setelah selesai, maka pilih menu ‘Lapor Data SPT ke KPP’.

25) SPT yang tadi Anda buat akan masuk ke dalam panel ini. pastikan detail
kurang/lebih bayar dan jumlah SSP yang telah dibayar sudah benar, lalu klik
‘Buat File’.

26) Ikuti petunjuk sesuai ilustrasi berikut ini.

27) Proses telah selesai dan Anda telah memiliki file CSV yang nanti akan
digunakan pada proses selanjutnya.
3. 1770
 KEGUANAAN SPT 1770
Surat pemberitahuan tahunan 1770 ditujukan bagi mereka yang dikenal sebagai wajib
pajak pribadi. Dalam hal ini, mereka mendapatkan penghasilan dari usaha atau bahkan
pekerjaan bebas yang dilakukannya. Tidak hanya itu, surat ini juga wajib dibuat oleh
mereka yang memiliki penghasilan dari lebih banyak pemberi kerja lainnya, bahkan
penghasilan ini pun dapat dikenakan biaya pph final, baik itu untuk penghasilan yang
diterimanya di dalam negeri atau bahkan di luar negri.
 BAGIAN-BAGIAN FORMULIR SPT 1770
 CARA MENGISI FORMULIR SPT 1770
Cara mengisi dan lapor SPT Tahunan Pajak Formulir 1770 via e-Form:
1. Buka situs pajak.go.id
2. Klik Login di bagian kanan atas
3. Isi NPWP, password, dan kode keamanan
4. Klik Login
5. Kamu akan diarahkan pada dashboard layanan digital perpajakan
6. Klik tab Lapor
7. Klik e-Form
8. Pastikan perangkat komputer atau laptop sudah terpasang aplikasi Viewer
9. Jika belum, dapat klik Download dan Instal Viewer sesuai petunjuk
10. Klik Buat SPT
11. Berikutnya akan diberikan pertanyaan, “Apakah Anda menjalankan usaha atau
pekerjaan bebas?”
12. Klik Ya
13. Klik e-Form SPT 1770
Mulai Pengisian SPT Pajak 1770:
14. Pilih Tahun Pajak
15. Isi status SPT Normal (Pembetulan SPT dilakukan jika menemukan kesalahan pada
SPT Tahunan yang sudah dilaporkan sebelumnya)
16. Klik Kirim Permintaan
17. Sistem secara otomatis akan men-download e-Form
18. Buka dokumen e-Form yang telah berhasil diunduh
19. Pilih Pembukuan apabila membuat laporan keuangan, pilih Pencatatan jika tidak
membuat laporan keuangan.

Lampiran IV Formulir SPT 1770


LAMPIRAN IV Bagian A
20. Isi daftar harta yang dimiliki pada akhir tahun
21. Jika ingin menambahkan daftar harta lainnya, klik simbol +
22. Pilih kode harta yang sesuai jenis harta, lalu isi keterangan Nama Harta dan Tahun
Perolehan
23. Pada Harga Perolehan, cantumkan nilai pada saat memperoleh harta
24. Isi deskripsi lebih lanjut pada kolom keterangan, misalnya pelat nomor
kendaraan LAMPIRAN IV Bagian B
25. Isi daftar utang akhir tahun
26. Jika ingin menambahkan utang lainnya, klik simbol +
27. Pilih kode utang sesuai jenis utang, nama pemberi pinjaman, alamat pemberi
pinjaman, tahun pinjaman dan jumlah utang tersisa pada akhir tahun
LAMPIRAN IV Bagian C
28. Isi daftar anggota keluarga sesuai kondisi pada awal tahun pajak SPT yang
dilaporkan
29. Klik Halaman Selanjutnya.

Lampiran III Formulir SPT 1770

LAMPIRAN III Bagian A


30. Isi data Penghasilan Final dan/atau Bersifat Final sesuai bukti potong yang diterima
31. Isi Nilai Penghasilan Bruto dan PPh Terutang
32. Untuk mengisi PPh Final UMKM 0,5%, ceklis pada poin 16, lalu klik tombol PPh
Final PP 46/23 yang muncul di atas formular
33. Isi data secara lengkap
34. Lalu pindahkan nilai ke Lampiran III dengan mengklik YA
35. Klik Halaman Sebelumnya
36. Sistem akan menghitung total PPh Terutang secara otomatis.
LAMPIRAN III Bagian B
37. Isi penghasilan bruto yang tidak termasuk objek pajak sesuai Pasal 4 ayat (3) UU
PPh
LAMPIRAN III Bagian C
38. Dalam hal melakukan pisah harta atau memilih memenuhi kewajiban perpajakan
secara terpisah, isi penghasilan bruto istri atau suami
39. Klik Halaman Selanjutnya.

Lampiran II Formulir SPT 1770

LAMPIRAN II
40. Isi Nama, NPWP, Nomor Bukti Pemotongan atau Pemungutan, Tanggal Bukti
Pemotongan, Jenis Pajak, dan Jumlah PPh yang dipotong atau dipungut
41. Jika memiliki lebih dari satu bukti potong, dapat menambah kolom dengan klik
tombol +
42. Klik Halaman Selanjutnya.

Lampiran I Formulir SPT 1770

LAMPIRAN INDUK SPT 1770


43. Lengkapi data identitas
44. Isi status kewajiban perpajakan suami atau istri
45. Isi status PTKP di Poin B 10
46. Data yang dimasukkan pada formulir sebelumnya akan otomatis dipindahkan ke
lampiran induk
47. Apabila memiliki penghasilan neto dari luar negeri, zakat atau sumbangan
keagamaan, kompensasi kerugian, pengembalian atau pengurangan PPh Pasal 24
yang telah dikreditkan, isi pada kolom yang tersedia
48. Poin B 17, isi jumlah angsuran bulan yang telah dibayar
49. Dalam hal membayar PPh Pasal 25, masukkan nominal pokok pajak
50. Jika SPT nihil, kamu dapat melanjutkan pengisian pada poin G. Bila kurang bayar,
isi tanggal pelunasan PPh Kurang Bayar
51. Bila SPT Lebih Bayar, pilih opsi restitusi, pengembalian pendahuluan kelebihan
pembayaran pajak sesuai Pasal 17C atau sesuai Pasal 17D
52. Kelebihan pembayaran pajak akan lebih dahulu diperhitungkan dengan utang pajak
53. Di Poin F 21, kamu bisa menentukan angsuran PPh 25 pada tahun pajak berikutnya
54. Pada Poin G, pilih dokumen yang dilampirkan
55. Setelah itu, isi tanggal pembuatan SPT
56. Klik Submit
57. Unggah lampiran yang diperlukan
58. Isi kode verifikasi yang dikirim ke email
59. Klik Submit
60. SPT akan terekam pada sistem Ditjen Pajak
61. Kamu akan mendapat bukti penerimaan elektronik (BPE) sebagai bukti telah
melaporkan SPT.

Bukti Penerimaan Elektronik setelah lapor SPT Tahunan


 CARA MENGISI FORMULIR SPT 1770 SECARA MANUAL
SPT PPh Orang Pribadi memiliki formulir dengan format khusus. Karenanya patut
memperhatikan beberapa poin penting berikut ini:
1. Wajib pajak yang membuat formulir SPT 1770, pastikan untuk membuat tanda segi
empat hitam di keempat sudut formulir sebagai pembatas agar dokumen dapat
dipindai.
2. Gunakan ukuran kertas F4 (8,5 x 13 inci) untuk mencetak formulir SPT 1770.
3. Jangan sampai kertas rusak, sobek, terlipat, atau kusut.
4. Saat mengisi kolom identitas, pastikan untuk menulis di dalam kotak dengan rapi agar
dapat terbaca. Bagian Identitas terdiri dari:
 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
 Nama wajib pajak.
 Jenis usaha/pekerjaan bebas.
 Nomor telepon/faksimile.
 Status kewajiban perpajakan suami-istri.
 NPWP istri/suami.
Apabila terdapat perubahan data diri, Anda perlu menyertakan permohonan
perubahan data yang terpisah dari SPT Tahunan. Gunakan formulir perubahan data
wajib pajak dan lengkapi dengan bukti dokumen yang disyaratkan.
Jika Anda mengisi formulir menggunakan mesin ketik atau komputer, kotak-
kotak dapat diabaikan selama tidak melewati batas samping kanan. Namun, saat
mengisi bagian isian terstruktur seperti NPWP, KLU, Status perpajakan suami-istri,
serta nomor telepon, isian harus mengikuti struktur kotak.
5. Mengisi bagian Penghasilan Neto.
Ada beberapa kolom lanjutan pada bagian ini, di antaranya:
 Penghasilan neto dalam negeri dari usaha dan/atau pekerjaan bebas.
 .Penghasilan neto dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan.
 Penghasilan neto dalam negeri lainnya.
 Penghasilan neto luar negeri.
 Jumlah penghasilan neto (total penjumlahan empat penghasilan neto sebelumnya).
 Zakat/sumbangan keagamaan yang bersifat wajib.
 Jumlah penghasilan neto setelah pengurangan zakat/sumbangan keagamaan yang
sifatnya wajib.
6. Mengisi bagian penghasilan kena pajak.
Penghasilan kena pajak adalah penghasilan seluruh anggota keluarga wajib pajak yang
digabungkan menjadi satu. Bagian ini terdiri dari beberapa kolom, yakni:
 Kompensasi kerugian (diisi oleh pihak yang melakukan pembukuan).
 Jumlah penghasilan neto setelah kompensasi kerugian.
 Penghasilan tidak kena pajak (beri tanda centang di salah satu kotak dari tiga opsi
yang tersedia).
 Penghasilan kena pajak.
7. PPh Terutang
Kolom PPh Terutang diisi dengan jumlah PPh yang dipotong dari masing-masing jenis
penghasilan sesuai dengan bukti yang bersifat final. Dalam hal ini termasuk
pembayaran pokok pajak Surat Tagihan Pajak (STP) Pajak Penghasilan pasal 25 ayat
(7).
8. Kredit Pajak
Bagian kredit pajak merupakan hasil pembagian Jumlah penghasilan dari luar negeri
dan penghasilan kena pajak dikalikan dengan Total PPh terutang.
9. PPh kurang/lebih bayar
Bagian ini diisi dengan hasil pengurangan dari jumlah PPh yang Kurang Dibayar (PPh
Pasal 29) dan PPh yang Lebih Dibayar (PPh pasal 28 A). Jika tidak terdapat pajak
yang harus dibayar, cantumkan kata “NIHIL” pada kolom yang disediakan. Jika
terdapat jumlah pajak yang kurang dibayar, pastikan jumlah tersebut lunas sebelum
diterbitkannya SPT. Jangan lupa cantumkan tanggal pembayaran pada kolom yang
sudah disediakan.
10. Angsuran PPh pasal 25 tahun pajak berikutnya
Bagian ini diisi dengan jumlah angsuran bulanan PPh pasal 25 tahun pajak berikutnya
yang dihitung 1 ½ dari jumlah pembagian PPh yang kurang dibayar dan PPh yang
lebih dibayar. Kolom perhitungan wajib pajak orang pribadi pengusaha tertentu diisi
oleh wajib pajak yang menjalankan kegiatan usaha dengan satu atau lebih tempat
usaha.
11. Menyertakan lampiran pendukung
Wajib Pajak harus menyertakan lampiran tambahan berikut selain formulir SPT 1770:
 Surat Kuasa Khusus (bila dikuasakan).
 SSP lembar ke-3 PPh pasal 29.
 Neraca dan laporan laba rugi/rekapitulasi bulanan peredaran.
 Bruto dan/atau penghasilan lain dan biaya.
 Perhitungan kompensasi kerugian fiskal.
 Bukti pemungutan/pemotongan oleh pihak lain.
 Fotokopi formulir 1721-A1 dan/atau 1721-A2.
 Perhitungan PPh Terutang.
 Daftar jumlah penghasilan dan pembayaran PPh pasal 25 (khusus orang pribadi
pengusaha tertentu).
 Daftar jumlah peredaran bruto dan pembayaran PPh Final.
12. Mengisi bagian pernyataan

4. 1771
 KEGUNAAN.
SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan 1771 atau formulir 1771 adalah formulir SPT
Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) yang digunakan oleh WP Badan dalam melaporkan
penghasilan, biaya dan perhitungan PPh terutang dalam jangka waktu satu tahun pajak.
 BAGIAN-BAGIAN FORMULIR SPT 1771
Dalam formulir itu, WP Badan akan diminta untuk memberitahukan informasi seperti
berikut:

1. Identitas lengkap
2. Penghasilan kena pajak
3. PPh terutang
4. Kredit pajak
5. PPh kurang/lebih bayar
6. Angsuran PPh Pasal 25 tahun berjalan
7. Kompensasi kerugian fiskal
8. PPh final
9. Penghasilan lain yang bukan objek pajak.

 CARA PENGISIAN FORMULIR SPT 1771


Berikut adalah cara membuat SPT elektronik menggunakan aplikasi e-SPT DJP:
1) Isi Profil WP
Untuk mengisi profil WP di Formulir SPT 1771 , Anda harus melakukan beberapa
hal sebagai berikut:
 Buka aplikasi e-SPT Tahunan PPh Badan, kemudian buka database WP
 Apabila database masih baru, Anda akan diminta mengisi NPWP
 Selanjutnya lengkapi data profil WP pada menu “Profil Wajib Pajak”
 Klik “Simpan”
2) Buat SPT elektronik
Setelah profil WP tersimpan, akan tampil kotak dialog untuk melakukan login e-SPT.
Anda dapat login dengan memasukkan username: administrator dan password : 123.
Langkah-langkah pembuatan SPT elektronik selanjutnya adalah sebagai berikut:
 Klik “Program” – “SPT Baru”
 Pilih “Tahun Pajak” sesuai dengan tahun yang ingin Anda laporkan
 Pilih “Status”, pilih pembetulan ke-) atau status normal
 Klik “Buat”

Setelah langkah di atas, blanko SPT Anda telah dibuat, namun masih dalam kondisi
kosong atau tidak terdapat data.

 Untuk mengisinya, Anda harus membuka file SPT Formulir SPT 1771 tersebut
dan mengeditnya dengan langkah-langkah di bawah ini:
 Klik “Program” – “Buka SPT yang Ada”
 Pilih SPT dengan tahun pajak yang sesuai
 Klik “Buka SPT Untuk Diedit Kembali/Revisi”
 Klik “OK”
3) Mengisi Lampiran Laporan Keuangan
Lampiran SPT Laporan Keuangan di sini adalah berupa Transkrip Kutipan Elemen
Laporan Keuangan. Transkrip ini berisi ringkasan dari akun-akun laporan neraca dan
laporan laba rugi.
Dalam lampiran ini, Anda harus mengisi data-data. Contoh cara pengisian Neraca
adalah sebagai berikut:
 Klik “SPT PPh” yang sesuai
 Pilih “Transkrip Kutipan Elemen Laporan Keuangan”
 Klik tab “Neraca-Aktiva” dan “Neraca-Kewajiban”
 Isi akun-akun yang sesuai dengan data keuangan perusahaan Anda
 Apabila telah terisi dengan benar dan balance, klik “Simpan”
Lakukan pengisian laporan laba rugi dengan langkah-langkah yang kurang lebih
sama.
4) Mengisi Lampiran V dan VI
Selain lampiran Transkrip Kutipan Elemen Laporan Keuangan Anda juga harus
mengisi Lampiran V dan Lampiran VI.
Lampiran V adalah:
 Daftar Pemegang Saham/ Pemilik Modal dan Jumlah Dividen yang Dibagikan,
 Daftar Susunan Pengurus dan Komisaris
Lampiran VI adalah:
 Daftar Penyertaan Modal pada Perusahaan Afiliasi
 Daftar Utang Dari Pemegang Saham dan/atau Perusahaan Afiliasi
 Daftar Piutang Kepada Pemegang Saham dan/atau Perusahaan Afiliasi
5) Mengisi Lampiran Khusus dan SSP Jika Ada
Pada menu SPT PPh, Anda dapat menemukan menu lampiran khusus serta SSP.
Lampiran ini lampiran dapat diisi ataupun tidak.
6) Buat File CSV
Selanjutnya Anda harus membuat file SPT tersebut dalam format CSV. Caranya
adalah sebagai berikut:
 Pilih “SPT Tools”
 Lalu Lapor Data SPT ke KPP
 Akses direktori penyimpanan database untuk windows 64 bit pada lokasi
C:Program Files (x86)DJPeSPT 1771 2010Database
 Pilih “Tampilkan Data”
 Setelah data ditampilkan, pilihlah tahun pajak yang sesuai maka akan tampil
ringkasan Status SPT PPh kurang/ lebih bayar
 Pilih “Create File” kemudian simpan file CSV tersebut pada folder yang
diinginkan
 Setelah Anda membuat SPT elektronik dan mengisinya dalam format CSV
sebagaimana langkah-langkah di atas serta telah memiliki EFIN, Anda dapat
memulai pelaporan SPT dengan e-Filing.
 CARA LAPOR SPT TAHUNAN ONLINE BADAN DENGAN EFILING DJP
ONLINE
 Login ke DJP Online dengan akun Anda, Klik “e-Filing”, lalu klik tombol “Buat
SPT”.
 Pilih file CSV yang telah dibuat sebelumnya menggunakan aplikasi e-SPT,
Perhatikan dengan seksama petunjuk yang tersedia, kemudian klik tombol “Start
Upload”
 Pilih “Email”, lalu klik “OK”
 Buka inbox email Anda (sebagaimana terdaftar), kemudian salin kode verifikasi
pada email yang dikirimkan oleh sistem DJP
 Input kode verifikasi tersebut ke aplikasi e-filing
 Apabila berhasil, maka aplikasi akan menampilkan daftar SPT yang sebelumnya
dilaporkan
 Sistem aplikasi akan mengirimkan tanda terima melalui email
 Apabila tanda terima tidak muncul, gunakan fitur kirim ulang BPE di situs DJP
5. 1111
 KEGUNAAN
Formulir SPT masa PPN 1111 DM merupakan formulir SPT yang digunakan untuk
pelaporan pajak berupa PPN yang dilakukan oleh beberapa PKP tertentu dimana dalam
penghitungan pajaknya menggunakan pedoman perhitungan pengkreditan pajak masukan.
Dalam hal ini, PKP tersebut memperoleh pajak masukan bukan dari hasil pembelian
namun pajak masukan tersebut diperoleh dari perhitungan dengan rumus tersendiri.
Terdapat 2 cara dalam menghitung pajak pertambahan nilai yang terutang, yaitu pedoman
perhitungan pengkreditan pajak masukan dan pengkreditan pajak masukan dengan pajak
pengeluaran.
 PENJELASAN BAGIAN-BAGIAN
 CARA PENGISIAN SPT MELALUI E-FAKTUR
1. Dengan memilih menu SPT yang kemudian akan tampil form buka SPT berisi daftar
SPT Masa PPN yang terbentuk
2. Pilih SPT yang akan dibuat file CSV untuk pelaporan SPTnya
3. Pilih tombol buat file SPT CSV
4. Pilih folder penyimpanan file CSV SPT. Naun biarkan nama file tanpa adanya
perubahan karena nama file CSV SPT telah dibuat sesuai standar penamaan file CSV
SPT PPN
5. Pilih tombol Save, kemudian file CSV Pelaporan SPT dan File PDF SPT PPN 1111
berhasil dibuat. File CSV SPT tersebut yang nantinya harus disampaikan ke KPP.
Selain itu untuk membuat File PDF SPT dapat diakses melalui menu Cetak SPT
Induk dan Lampiran AB.

Anda mungkin juga menyukai