Anda di halaman 1dari 6

Ketentuan Lapor SPT PPh Badan

Sesuai dalam peraturan tata cara perpajakan, pelaporan SPT PPh Badan harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut:

1. Mengisi Formulir 1771


Perusahaan atau wajib pajak badan seperti Perseroan Terbatas (PT), Commanditer
Venture (CV), Usaha Dagang (UD), organisasi, yayasan dan perkumpulan, harus
menggunakan Formulir SPT 1771.
2. Periode Pelaporan SPT Tahunan Badan
Batas penyampaian SPT Tahunan Badan setiap tanggal 30 April untuk pelaporan Tahun
Pajak sebelumnya.
Contoh: SPT Tahunan Badan untuk Tahun Pajak 2023, penyampaiannya dapat dilakukan
mulai Januari hingga 30 April 2024.
3. Aturan Pengisian SPT Tahunan Badan
Lebih lanjut, berikut enam hal yang harus diperhatikan dalam pengisian SPT Tahunan
PPh Badan berdasarkan ketentuan peraturan tata cara perpajakan:
a. Isi SPT dengan benar, lengkap, dan jelas. Benar dalam arti secara perhitungan,
penulisan, penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dan
sebenarnya sesuai keadaan.
1) SPT harus diisi dengan lengkap karena memuat semua unsur-unsur yang
berkaitan dengan objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam
SPT.
2) SPT harus diisi jelas artinya asal-usul atau sumber dari objek pajak dan unsur-
unsur lain yang dilaporkan dalam SPT tidak boleh ada yang ditutupi.
b. Isi SPT dengan bahasa Indonesia, dengan satuan mata uang rupiah atau mata uang
asing apabila mendapatkan izin dari Kementerian Keuangan.
c. SPT harus ditandatangani dan SPT disampaikan ke KPP, tempat WP dikukuhkan.
d. Isi SPT Tahunan PPh badan 1771 melalui software SPT elektronik (e-SPT) yang
harus diunduh dahulu atau melalui menu e-Form pada DJP Online untuk selanjutnya
membuat file CSV SPT 1771 dan melakukan e-Filing SPT Tahunan PPh Badan pada
aplikasi e-Filing Pajak yang resmi.
e. Perpanjang jangka waktu pelaporan SPT Tahunan PPh badan dalam jangka waktu
paling lama sekitar dua bulan dengan melakukan pemberitahuan secara tertulis atau
cara lain sesuai ketentuan Ditjen Pajak.
f. WP juga harus mencantumkan lampiran dan dokumen tambahan yang dibutuhkan
dalam pelaporan SPT badan, dimana ini diatur dalam PER-02/PJ/2019 tentang Tata
Cara Penyampaian, Penerimaan, dan Pengolahan SPT beserta lampirannya.

A. Syarat umum dan khusus lapor SPT Badan

Berikut syarat umum yang harus disiapkan untuk lapor SPT Badan online:

1. NPWP Badan

2. Sertifikat ELektronik

Sedangkan syarat khusus lapor SPT Badan di antaranya:

1. Dokumen pendirian usaha

2. Dokumen izin usaha

3. SPT Masa

4. Laporan keuangan sudah diaudit

5. Formulir SPT PPh Badan 1771

Rincian dokumen yang harus disiapkan

Berikut detail dokumen yang harus disiapkan untuk lapor SPT Tahunan Badan di aplikasi
pajak tahunan badan Mekari Klik pajak sesuai aktivitas perpajakan dan statusnya:

1. Arsip pemotongan SPT Masa PPh Pasal 21 (periode Januari s/d Desember).
2. Arsip Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 Masa Januari s/d Desember.
3. Arsip Bukti Pemungutan PPh Pasal 22 dan Bukti Pungutan atau Bukti
Pembayaran Pasal 22 Impor Masa Januari s/d Desember). Hal ini juga termasuk dalam
pemungutan pajak penghasilan PPh pasal 22 e untuk kegiatan usaha.
4. Arsip Bukti Pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Januari s/d Desember.
5. Arsip Bukti Pembayaran PPh Pasal 25 Masa Januari s/d Desember.
6. Arsip Bukti Pembayaran atas Surat Tagihan Pajak (STP) PPh Pasal 25 Masa untuk
periode Januari s/d Desember.
7. SPT Masa PPN (termasuk semua Faktur Pajak yang masuk [Pajak Masukan] dan Faktur
Pajak yang keluar [Pajak Keluaran] periode Januari s/d Desember)
8. Keuangan (Rugi Laba, Neraca), termasuk Laporan Keuangan hasil audit akuntan
publik.
9. Akte pendirian dan/atau akte perubahannya.
10. Lampiran SPT Tahunan PPh Badan setahun sebelumnya, misalnya Daftar Penyusutan,
Perhitungan Kompensasi Kerugian, Daftar Nominatif Biaya Hiburan, promosi dan lain-
lain.
11. Pencocokan atas peredaran usaha dan penghasilan luar usaha.
12. Pencocokan atas pembelian dan biaya usaha.
13. Pencocokan untuk komponen neraca.
14. Pencocokan untuk persediaan awal dengan persediaan akhir pada SPT Tahunan PPh
Badan Tahunan Formulir 1771.

Dari semua dokumen tersebut disusun dalam sebuah Laporan Keuangan jadi satu untuk
diisikan pada saat mengisi SPT tahunan badan .

C. Dokumen lainnya

Dokumen yang perlu disiapkan namun bersifat opsional atau sesuai aktivitas perpajakannya di
antaranya:

1. Penghitungan Peredaran Bruto & Pembayaran

Jika WP yang menggunakan perhitungan PPh badan sesuai PP No. 23 Tahun 2018, maka
harus menyiapkan Bukti Pembayaran PPh Final Masa periode Januari s/d Desember.

2. Laporan Debt to Equity Ratio & Utang Swasta Luar Negeri

Laporan perhitungan antara utang dan modal ( DER/Debt to Equity ) dan utang swasta luar
negeri ini khusus Wajib Pajak PT (Perseroan Terbatas) yang membebankan utang.

3. Ikhtisar Dokumen Induk & Dokumen Lokal

Ikhtisar dokumen induk dan dokumen lokal ( ikhtisar master file/IMF] dan local file/LF) ini
diperlukan khusus bagi Wajib Pajak dengan Transaksi Hubungan Istimewa.

4. Laporan Penyampaian CbCR

Laporan Per Negara atau Country by Country Report (CbC Report) adalah salah satu
dokumen transfer pricing yang berisi mengenai alokasi penghasilan, pajak yang dibayar, dan
aktivitas usaha dari seluruh anggota grup usaha yang disajikan dalam tabulasi khusus sesuai
dengan standar internasional dan akan dipertukarkan dengan otoritas pajak negara lain
sesuai perjanjian internasional.

5. Daftar Nominatif Biaya Entertainment dan sejenisnya

Dokumen berupa daftar nominatif biaya entertainment ini diperlukan hanya jika ada.

6. Daftar Nominatif Biaya Promosi

Daftar nominatif biaya promosi ini juga diperlukan untuk dilampirkan jika ada.

7. Khusus Wajib Pajak Migas

Laporan Tahunan Penerimaan Negara dari Kegiatan Hulu Minyak dan/atau Gas Bumi
diperlukan saat lapor SPT Badan tahunan pajak penghasilan khusus bagi wajib pajak migas.

8. Khusus BUT (Bentuk Usaha Tetap):

 Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 26 (4)

 Pemberitahuan Bentuk Penanaman Modal

 Laporan Keuangan Konsolidasi/Kombinasi

Dari semua dokumen tersebut disusun dalam sebuah Laporan Keuangan jadi satu untuk
diisikan pada saat pengisian SPT.

Mulai Melaporkan SPT

Setelah menyiapkan semua hal yang diperlukan dan berkas untuk lapor SPT Badan,
Anda dapat mulai menyampaikan SPT dengan langkah-langkah berikut:

Ketika proses pelaporan selesai, Anda akan peroleh bukti lapor dalam bentuk
elektronik, yakni Bukti Penerimaan Elektronik (BPE) dari DJP, yang berisi:

 Informasi Nama Wajib Pajak (WP)

 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

 Tanggal pembuatan BPE


 Jam pembuatan BPE

 Nomor Tanda Terima Elektronik (NTTE)

Metode Penyampain SPT Tahunan Pribadi

Merujuk Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-02/PJ/2019 tentang Tata


Cara Penyampaian, Penerimaan, dan Pengolahan Surat Pemberitahuan, lapor SPT
Tahunan pribadi dapat dilakukan dengan cara berikut:

1. Melalui DJP Online atau laman penyalur SPT Elektronik (mira DJP)

2. Datang langsung ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

2. Pos dan jasa ekspedisi/kuris dengan bukti pengiriman surat

Baca Juga: Tarif PPh 21 Terbaru dan Contoh Perhitungan TER

Syarat Lapor Pajak Tahunan

Sedangkan syarat yang harus dipenuhi wajib pajak dalam menyampaikan Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan pribadi online di antaranya:

1. Punya NIK-NPWP

2. Punya EFIN Pribadi

3. Punya akun DJP Online

4. Menggunakan formulir yang sesuai (Formulir 1770, 1770S, 1770SS)

Cara Lapor SPT Tahunan Online


Setelah memenuhi semua syarat yang diperlukan, penyampaian SPT Tahunan dapata
dilakukan dengan menggunakan formulir yang sesuai dengan status wajib pajak,
apakah karyawan, pekerja bebas, atau pengusaha.

Berikut cara lapor SPT Tahunan pribadi di laman DJP Online:

1. Buka halaman DJP di https://djponline.pajak.go.id/account/login .

2. Masukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang divalidasi NPWP , password,


dan kode captcha yang tersedia, lalu klik “Login”.

3. Kemudian akan masuk ke halaman utama (dashboard) pelaporan SPT, lalu klik
menu “Lapor”, pilih metode pengisian SPT-nya melalui e-Filing atau e-Form.

4. Apabila memilih pelaporan SPT Tahunan melalui e-Form, maka Anda dapat
mengunduh formulir yang tersedia dan melakukan pengisian SPT-nya
secara offline. Setelah pengisian selesai, unggah form SPT dalam bentuk pdf.,
ke DJP Online.

5. Jika Anda memilih melaporkan SPT Tahunan melalui e-Filing, ikuti langkah-
langkahnya berikut: Cara Lapor SPT Tahunan Karyawan .

6. Setelah pelaporan SPT Tahunan online selesai, Anda akan mendapatkan bukti
penyampaian (BPE/Bukti Penerimaan Elektronik) yang dikirim Ditjen Pajak ke
email Anda yang terdaftar di sistem DJP.

Anda mungkin juga menyukai