Disusun oleh:
Tryvena Antika 2207311009
Made Rama Satria Pradnyana 2207311010
Ni Made Puspa Talitha Putri 2207311019
Puji Syukur kami ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Putu Ery Setiawan, S.E., M.Com., Ak., CA selaku dosen Mata Kuliah Perpajakan yang telah
membimbing dalam penyusunan makalah ini.
Penyaji sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca serta dapat dipraktekkan oleh pembaca dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami sangat menerima
saran dan masukan dari pembaca agar kami dapat terus belajar menyempurnakan makalah ini.
Penyaji
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan adalah surat pemberitahuan yang harus dikirim
oleh badan usaha seperti Perseroan Terbatas (PT), Commanditer Venture (CV), Usaha
Dagang (UD), organisasi, yayasan, dan kelompok. Surat ini digunakan untuk melaporkan
penghasilan yang diterima diri sendiri, baik penghasilan akhir, penghasilan yang
dikecualikan dari objek PPh, maupun penghasilan dengan tarif umum. Selain itu, pada akhir
periode tahun pajak, SPT Tahunan badan juga melaporkan utang dan harta badan. Untuk
badan usaha jenis ini, SPT Tahunan harus dilaporkan pada tanggal 30 April.
SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan biasanya menggunakan SPT 1771 yang
diberlakukan untuk Badan Usaha seperti PT, CV, UD, organisasi, yayasan dan perkumpulan.
Pelaporan SPT Tahunan PPh Badan harus dilakukan dengan benar, lengkap, dan jelas.
Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT PPh Tahunan Wajib Pajak
Badan harus dibayarkan secara lunas sebelum SPT PPh disampaikan.
Ada beberapa fungsi yang dimiliki SPT baik bagi wajib pajak, petugas pajak, ataupun
pemotong pajaknya. Bagi Pengusaha Kena Pajak atau biasa disebut PKP, fungsi SPT yaitu
sebagai alat pelaporan dan pertanggungjawaban pajaknya. Di dalamnya terdapat informasi
pajak PPnBM dan PPN serta hal-hal yang ada kaitannya dengan pengkreditan PM (Pajak
Masuk) terhadap PK (Pajak Keluaran). Berbeda bagi pemotong pajak seperti perusahaan,
fungsi SPT yaitu menjadi bukti pertanggungjawaban bahwa pajak karyawan yang bekerja di
perusahaan tersebut telah dibayarkan. Sedangkan bagi petugas pajak, fungsi SPT yaitu
sebagai alat penguji kepatuhan wajib pajak terhadap peraturan perpajakan yang berlaku.
Selain itu, adanya SPT juga menjadi bentuk pelaksanaan fungsi pengawasan dari petugas
pajak itu sendiri. Semua jenis pajak dilaporkan dengan formulir yang berbeda tergantung
pada jenis pajak yang dilaporkan. Jika SPT tidak dilaporkan hingga batas waktu yang telah
ditentukan, wajib pajak yang bersangkutan dapat dikenakan sanksi.
PEMBAHASAN
2.1. Formulir SPT PPh Badan.
Formulir SPT PPh Badan adalah formulir yang digunakan oleh badan usaha
atau
perusahaan untuk melaporkan pajak penghasilan badan kepada otoritas pajak di
negara
tertentu. Melalui formulir ini, badan usaha memberikan informasi mengenai
pendapatan, pengurangan, pajak yang terutang, pembayaran pajak, dan saldo pajak
yang harus dibayarkan.
SPT PPh Badan 1771 merupakan formulir yang digunakan untuk melaporkan
pajak penghasilan, biaya dan perhitungan PPh terutang dalam jangka waktu satu
tahun pajak bagi wajib pajak badan. Berdasarkan Pasal 1 Peraturan Dirjen Pajak
No.19/PJ/2009 dijelaskan, Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan adalah surat
pemberitahuan untuk suatu tahun pajak atau bagian tahun pajak, yang salah satunya
meliputi SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan formulir 1771.
Dalam formulir SPT PPh Badan 1771, Wajib Pajak Badan akan diminta untuk
memberitahukan informasi seperti berikut :
1. Indentitas lengkap
2. Penghasilan kena pajak
3. PPh terutang
4. Kredit pajak
5. PPh kurang/lebih bayar
6. Angsuran PPh Pasal 25 tahun berjalan
7. Kompensasi kerugian fiskal
8. PPh final
9. Penghasilan lain yang bukan objek pajak
Formulir SPT 1771 ini terdiri lampiran I hingga VI yang juga wajib diisi guna
melaporkan berbagai informasi terkait dengan wajib pajak badan.
1. Lampiran Formulir 1771-I
Lampiran ini untuk memberitahukan laporan keuangan komersial dan
perhitungan penghasilan neto fiskal.
2. Lampiran Formulir 1771-II
Lampiran formulir 1771 II berisi perincian harga pokok penjualan (HPP),
biaya usaha secara komersial dan biaya dari luar usaha.
3. Lampiran Formulir 1771-III
Ini merupakan formulir yang diisi untuk melaporkan kredit pajak dalam
negeri. Melalui formulir ini, WP diminta untuk memberitahukan rincian
kredit PPh pasal 23 dan PPh pasal 22 yang diterima perusahaan selama
tahun pajak yang bersangkutan.
4. Lampiran Formulir 1771-IV
Lampiran ini merupakan formulir yang digunakan untuk melaporkan
jumlah penghasilan yang dikenakan PPh final, jumlah PPh final yang
dibayarkan dan jumlah penghasilan yang bukan merupakan objek PPh
selama tahun yang bersangkutan.
5. Lampiran Formulir 1771-V
Formulir ini digunakan untuk melaporkan daftar pemegang saham/pemilik
modal dan jumlah dividen yang dibagikan serta daftar susunan pengurus
dan komisaris.
6. Lampiran Formulir 1771-VI
Formulir ini digunakan untuk melaporkan daftar modal pada perusahaan
afiliasi, daftar utang dari pemegang saham dan/atau perusahaan afiliasi,
daftar piutang kepada pemegang saham dan/atau perusahaan afiliasi.
2.2. SPT Tahunan PPh Badan beserta Lampiran.
SPT Tahunan Badan adalah surat yang digunakan untuk melaporkan
pembayaran pajak, objek dan bukan objek pajak, harta dan kewajiban perusahaan
yang sesuai dengan peraturan perundangan perpajakan yang berlaku.
Formulir SPT Tahunan PPh Badan adalah formulir yang digunakan oleh WP
Badan melaporkan beberapa hal, diantaranya :
o Objek pajak tarif umum
o Objek pajak final
o Bukan objek pajak yang terkait dengan WP Badan
o Perhitungan penghasilan kena pajak
o Perhitungan pajak terutang
o Pengkreditan pajak
o Perhitungan pajak yang masih harus dibayar (apabila kurang bayar)
o Pembayaran pajak yang telah dilakukan
o Laporan, daftar, dan pengungkapan dengan lampiran serta lampiran khusus
¿ Rp 146.443.000
c. Untuk menghitung PPh kurang atau lebih bayar pada tahun 2023, dapat
menggunakan rumus sebagai berikut.
PPh kurang ( lebih ) Bayar 2023=PPh Badan 2023 Terhutang−PPh Badan 2023 yang sudah dibayar
PPh Badan 2023 terhutang sebesar Rp 1.000.000.000. PT XYZ tidak
memiliki PPh kurang atau lebih bayar pada tahun 2023. Oleh karena itu, PPh
Kurang (Lebih) Bayar 2023 untuk PT XYZ adalah:
PPh kurang ( lebih ) Bayar 2023=Rp 1.000 .000 .000−Rp 1.000.000
¿ Rp 0
d. PT XYZ tidak memiliki angsuran PPh pasal 25 tahun pajak berikutnya pada
tahun 2023. Oleh karena itu, jawaban untuk bagian d adalah tidak berlaku.
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
SPT Tahunan PPh Badan adalah Surat Pemberitahuan Tahunan yang digunakan oleh
badan usaha untuk melaporkan penghasilan, biaya, dan perhitungan PPh terutang selama satu
tahun pajak. Formulir SPT PPh Badan yang digunakan adalah formulir 1771, yang terdiri
dari enam lampiran yang harus diisi oleh wajib pajak badan seperti PT, CV, UD, Yayasan,
Organisasi, atau Perkumpulan. Informasi tentang pajak badan dapat ditemukan di Lampiran I
hingga IV. Ini termasuk identitas lengkap, penghasilan kena pajak, pajak terutang, kredit
pajak, pajak kurang atau lebih bayar, angsuran pajak Pasal 25 tahun sebelumnya, kompensasi
kerugian fiskal, dan pajak final. Laporan keuangan komersial dan penghitungan penghasilan
neto fiskal dapat ditemukan di Lampiran V dan VI.
Wajib pajak badan harus melaporkan perhitungan pajak penghasilan, biaya, dan PPh
terutang selama satu tahun pajak dalam pelaporan SPT Tahunan PPh Badan, yang dibuat
dengan formulir 1771 dan dikirim setiap tanggal 30 April.
DAFTAR PUSTAKA
Download Form SPT Badan 1771 Excel dan PDF, Gratis! - Konsultanku.
https://konsultanku.co.id/blog/download-form-spt-badan-1771-excel-dan-pdf-gratis.
Ada Bocoran Sistem Baru Pajak 2023, Ini Kisi-Kisinya - CNBC Indonesia.
https://www.cnbcindonesia.com/news/20211029193340-4-287661/ada-bocoran-
sistem-baru-pajak-2023-ini-kisi-kisinya.