Anda di halaman 1dari 3

Chapter 8

Komponen Laporan Pajak

Jenis-Jenis Laporan Pajak

● Surat Pemberitahuan (SPT) Masa (Pajak Penghasilan) PPh Pasal 21


● Pajak penghasilan (PPh) Pasal 22
● Pasal 4 (2)
● Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
● Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Pemberitahuan (PPh)

Jenis Lampiran SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan

1. Lampiran-1 atau Formulir 1771-I berisi tentang perhitungan neto fiskal


2. Lampiran-2 atau Formulir 1771-II berisi tentang perincian Harga Pokok Penjualan
(HPP), biaya usaha lainnya dan biaya luar biasa
3. Lampiran-3 atau Formulir 1771-III berisi tentang kredit pajak dalam negeri
4. Lampiran-4 atau Formulir 1771-IV berisi tentang PPh Final dan penghasilan yang tidak
termasuk objek pajak
5. Lampiran-5 atau Formulir 1771-V berisi tentang daftar pemegang saham/pemilik
modal dan jumlah dividen yang dibagikan dan daftar susunan pengurus saham dan
komisaris
6. Lampiran-6 atau Formulir 1771-VI berisi tentang daftar penyertaan modal pada
perusahaan afiliasi, daftar pinjaman (hutang) dari pemegang saham dan/atau
perusahaan afiliasi dan daftar pinjaman (piutang kepada pemegang saham dan/atau
perusahaan afiliasi
7. Lampiran Khusus 1A berisi daftar penyusutan dan amortisasi fiskal
8. Lampiran Khusus 2A berisi perhitungan kompensasi kerugian fiskal
9. Lampiran Khusus 3A berisi pernyataan transaksi dalam hubungan istimewa
10. Transkrip kutipan elemen-elemen dari laporan keuangan

Tarif PPh Badan Terutang

● Tarif PPh Pasal 17 ayat 1b


Jika omset perusahaan diatas 50 miliar maka tarif pajak 25%. Tarif ini berlaku untuk
tahun pajak 2010 s.d. 2019. Tahun 2020 dan 2021 Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
menetapkan penurunan tarif menjadi 22%

.
● Tarif PPh Pasal 17 ayat 2b
Wajib pajak badan dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka dengan paling
sedikit 40% dari jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di bursa efek
di Indonesia dan memenuhi persyaratan tertentu lainnya, dapat memperoleh tarif
sebesar 5% lebih rendah dari 25%.

● Tarif PPh Pasal 31E ayat 1


Wajib pajak badan dalam negeri yang omzetnya diantara 4.8M dan 50M mendapat
fasilitas pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif normal yang dikenakan atas
Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto s.d. 4.8M.

Angsuran PPh Pasal 25


Penghasilan yang menjadi dasar penghitungan angsuran:

PPh terutang - Kredit Pajak Dalam Negeri = (hasil / 12)

Risiko-Risiko Perusahaan Tidak Melapor SPT

● Sanksi administrasi berupa denda sebesar RP1.000.000 untuk Wajib Pajak Badan
● Sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp100.000 untuk Wajib Pajak Orang
Pribadi

Anda mungkin juga menyukai