Anda di halaman 1dari 4

SPT

Anak anak, kali ini kita akan membicarakan tentang SPT pajak. Cermatilah
uraian dibawah ini …….
Kepanjangan SPT adalah Surat Pemberitahuan. SPT adalah surat yang isinya tentang
pemberitahuan pelaporan perhitungan pajak. SPT hanya boleh dan bisa digunakan
oleh Wajib Pajak atau orang yang sudah memiliki NPWP.
Direktorat Jendral Pajak menjelaskan SPT adalah surat yang digunakan untuk
melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan
objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Setiap Wajib Pajak wajib mengisi SPT dengan benar, lengkap, dan jelas ke kantor
Direktorat Jenderal Pajak tempat WP terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain
yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
Penyampaian SPT dilakukan secara online melalui laman www.pajak.go.id baik
melalui Efiling, Eform, atau E-SPT.
Aplikasi e-SPT yang dapat digunakan untuk membuat e-SPT dapat diambil langsung
di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau mengunduh/mendownload dari laman
www.pajak.go.id.

Berikut adalah beberapa jenis SPT.


SPT Tahunan PPh Orang Pribadi 1770, 1770S, 1770SS
• Formulir SPT Jenis 1770
Formulir SPT Tahunan jenis 1770 yang merupakan formulir yang digunakan oleh
wajib pajak perseorangan dengan status pekerjaan sebagai pemilik bisnis atau
pekerja yang memiliki keahlian tertentu dan tidak memiliki ikatan kerja.
Kata kunci pada formulir ini adalah ‘penghasilan dari usaha/pekerjaan bebas’. Jika
wajib pajak memiliki penghasilan jenis ini maka wajib hukumnya menggunakan
formulir ini. Meksipun wajib pajak mempunyai penghasilan lain semisal penghasilan
dari pekerjaan atau penghasilan pasif seperti dividen atau bunga, wajib pajak tetap
harus menggunakan formulir 1770 (tanpa S).
Contoh kegiatan usaha/pekerjaan bebas misalnya adalah usaha toko, wartel, usaha
persewaan kendaraan, salon kecantikan, praktek dokter, pengacara dan sebagainya.
Jadi kegiatan usaha itu bisa dalam bentuk usaha perdagangan, jasa ataupun
pabrikan.
Selain itu, penggunaan formulir ini juga ditujukan untuk perseorangan yang bekerja
di lebih dari satu perusahaan atau instansi dengan PPh final, penghasilan dari dalam
negeri (royalti, bunga, penghasilan dari perbedaan kurs mata uang), dan
penghasilan yang diperoleh dari luar negeri.

• Formulir SPT Jenis 1770 S


Formulir SPT jenis 1770 S merupakan jenis SPT tahunan khusus untuk pribadi yang
memiliki penghasilan tahunan lebih dari Rp60 juta. Berbeda dengan formulir 1770
SS, formulir jenis 1770 S ini digunakan untuk pegawai yang bekerja di dua atau lebih
perusahaan dalam kurun waktu satu tahun.
Artinya, meski penghasilan bruto sang pegawai di bawah Rp60 juta per tahun,
pegawai yang bekerja di lebih dari dua perusahaan tetap melapor pajak dengan
menggunakan formulir jenis ini.
Formulir 1770 S terdiri dari dua lampiran yang harus diisi oleh wajib pajak dengan
benar. Data-data yang harus diisikan seperti bukti potong, anggota keluarga, harga,
data penghasilan, dan lain sebagainya.

• Formulir SPT Jenis 1770 SS


Formulir SPT jenis 1770 SS adalah jenis SPT tahunan untuk perseorangan atau wajib
pajak dengan penghasilan tahunan kurang dari atau sama dengan Rp60 juta.
Formulir jenis ini ditujukan untuk karyawan yang hanya bekerja pada satu
perusahaan atau instansi dan sudah bekerja minimal satu tahun.
Jika wajib pajak berstatus sebagai karyawan atau pegawai yang bekerja pada hanya
satu perusahaan/instansi/organisasi dengan penghasilan bruto setahun tidak lebih
dari Rp60 Juta, dan tidak punya penghasilan lain selain bunga koperasi atau bunga
bank, maka wajib pajak cukup mengisi SPT 1770 SS.
Pengisian formulir ini terbilang paling sederhana ketimbang formulir lainnya, karena
hanya memindahkan semua data yang sudah tertulis pada formulir 1712 A1 atau A2
yang diberikan oleh pemberi kerja.
SPT Tahunan PPh Badan 1771
Jenis formulir SPT tahunan pajak penghasilan badan adalah formulir 1771. Jenis
formulir tersebut berlaku bagi badan usaha seperti PT (Perseroan Terbatas, CV
(Comanditer Venture), UD (Usaha Dagang), Yayasan, Organisasi, atau Perkumpulan.
SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan 1771 atau formulir 1771 adalah formulir SPT
Tahunan PPh yang digunakan oleh wajib pajak badan untuk melaporkan
penghasilan, biaya dan perhitungan PPh terutang dalam jangka waktu satu tahun
pajak
Melalui formulir 1771 wajib pajak badan dapat memberitahukan identitas diri,
penghasilan kena pajak, PPh terutang, kredit pajak, PPh kurang/lebih bayar,
angsuran PPh Pasal 25 tahun berjalan, kompensasi kerugian fiskal, PPh final, serta
penghasilan lain yang bukan objek pajak. Berdasarkan Peraturan Dirjen Pajak
No.PER-19/PJ/2014, formulir 1771 terdiri atas formulir Induk SPT Tahunan PPh
badan yang terdiri atas 2 halaman. Formulir ini wajib diisi dalam melaporkan
perhitungan PPh terutang. Selain itu, formulir ini juga terdiri atas enam lampiran
yaitu lampiran I-VI yang juga wajib diisi guna melaporkan berbagai informasi terkait
dengan wajib pajak

SPT Masa PPh Pasal 21


SPT Masa PPh Pasal 21/26, melaporkan tentang pajak penghasilan karyawan,
dimana pasal 21 mengatur karyawan Indonesia, dan pasal 26 mengatur
karyawan asing yang berdomisili di Indonesia. Batas waktu pembayaran jatuh
pada tanggal 10 bulan berikutnya, diikuti oleh batas akhir waktu lapor, yaitu
tanggal 20.

SPT Masa PPh Pasal 22


SPT Masa PPh Pasal 22, melaporkan pajak yang dipungut bendaharawan
pemerintah berkenaan dengan penghasilan dari transaksi impor. Batas waktu
pembayaran jatuh pada hari berikut setelah pajak dipungut dan batas waktu
lapor jatuh pada hari kerja akhir minggu berikutnya.
SPT Masa PPh Pasal 23/26
SPT Masa PPh Pasal 23/26, sehubungan dengan pajak yang dipotong dari
hasil transaksi modal, seperti dividen, bunga, royalti, hadiah dan
penghargaan, sewa dan pendapatan yang terkait dengan aset selain dari
transaksi tanah dan bangunan dan jasa. Pasal 23 diperuntukkan untuk
transaksi yang terjadi dengan wajib pajak Indonesia, pasal 26 dengan orang
asing atau Badan Usaha Tetap milik asing. Batas waktu pembayaran jatuh
pada tanggal 10 bulan berikutnya dan batas waktu melapor pada tanggal 20.

SPT Masa PPh Final Pasal 4 Ayat (2)


SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2), sehubungan dengan pajak yang dipotong dari
penghasilan yang dipotong dari bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga
obligasi dan surat utang negara, bunga simpanan yang dibayarkan koperasi,
hadiah undian, transaksi saham dan sekuritas lainnya, serta transaksi lain
sebagaimana diatur dalam peraturannya. Batas waktu pembayaran jatuh
pada tanggal 10 bulan berikutnya, diikuti tanggal 20 dimana merupakan batas
waktu pelaporan.

SPT Masa PPh Pasal 15


SPT Masa PPh Pasal 15 adalah laporan pajak yang berhubungan dengan
Norma Perhitungan Khusus untuk golongan wajib pajak tertentu, seperti
wajib pajak badan yang bergerak di bidang pelayaran atau penerbangan
internasional, perusahaan asuransi luar negeri, pengeboran minyak, gas dan
geothermal, perusahaan dagang asing, dan perusahaan yang melakukan
investasi dalam bentuk bangunan-guna-serah. Batas waktu pembayaran jatuh
pada tanggal 10 pada bulan berikutnya dan diikuti tanggal 20 sebagai batas
waktu pelaporan.

Anda mungkin juga menyukai