a. Laporan bulanan yang dibuat untuk setiap Tahun Pajak dengan mencantumkan nama
Wajib Pajak, Nomor Pokok Wajib Pajak, Tahun Pajak serta menyatakan pemenuhan
persyaratan WP yang memperoleh penurunan tarif 3%. Adapun Laporan Bulanan
yang dimaksud :
Laporan bulanan kepemilikan saham atas emiten atau perusahaan
publik dan rekapitulasi yang telah dilaporkan dari Biro Administrasi
Efek dalam hal laporan bulanan yang disampaikan Biro Administrasi
Efek belum memenuhi ketentuan Wajib Pajak dapat menyampaikan
sendiri laporan bulanan dengan menggunakan format yang telah
ditetapkan
Laporan bulanan kepemilikan saham atas emiten atau perusahaan
publik bagi emiten dan atau perusahaan publik yang
menyelenggarakan administrasi efek sendiri. Sebagaimana diatur
dalam ketentuan perundangundangan di bidang pasar modal yang
mengatur mengenai laporan biro administrasi efek atau emiten dan
perusahaan publik yang menyelenggarakan administrasi efek sendiri.
b. Wajib Pajak melampirkan laporan tersebut sebagai bagian dari SPT Tahunan
pph untuk setiap Tahun Pajak.
b. Laporan kepemilikan saham yang memiliki hubungan istimewa sesuai format
yang ditetapkan.
8. Maria Sekar (210426314)
Disebutkan dalam paper halaman 20 ada tertulis PKP fasilitas dan tidak dapat fasilitas
begitu juga pada PPh ada terutang fasilitas dan tidak dapat fasilitas, jelaskan dan apa
pembeda nya?
Jawaban: PKP fasilitas adalah fasilitas yang dikasi kpd WP dengan peredaran bruto
4,8 M-50 M berupa pengurangan tarif sebesar 50%. Buat PPh intine sama karna
perhitungan PKP itu kan buat ngitung PPh jadi sama aja jadi s
PPh pasal 31e ayat 1 adalah salah satu Undang-undang Pajak Penghasilan (PPh) yang
di dalamnya mengatur tentang Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran
bruto mencapai Rp 50.000.000.000 (lima puluh miliar rupiah) mendapatkan fasilitas
berupa pengaturan tarif sebesar 50% dari tarif normal sebesar 28% (tahun 2009) dan
25% (tahun 2010) yang dikenakan atas Pengusaha Kena Pajak (PKP) dari bagian
peredaran bruto sampai dengan Rp 4.800.000.000.000.
Penghitungan PPh Badan terutang dengan peredaran bruto sampai dengan Rp50
Miliar adalah sebagai berikut:
a. Peredaran bruto < Rp4,8 Miliar, maka:
pp 23 dibawah omset dan memakai pencatatan
4 > 50 M
50 M murni 22 %
Apakah perlu dilakukan pembetulan pada SPT Badan perusahaan yang tahun
bersangkutan tidak memiliki proyek/pemasukan, tapi ada kesalahan pada pelaporan
aset dan beban?
Jawaban: perlu, karena pd dasarnya pajak itu sistemnya self assessment sistem, jadi
kalo suatu badan merasa perlu melakukan pembetulan, maka tdk ada yg melarang.
Walaupun tidak mempengaruhi perhitungan pajak.
Sesuai yang telah disebutkan dalam paper bahwa salah satu objek dari PPh badan
adalah surplus Bank Indonesia. Apakah ada ketentuan khusus mengenai pengenaan
surplus Bank Indonesia ini sebagai objek pajak?
Jawaban: Menurut Peraturan Pemerintah No. 94 Tahun 2010 mengatur : Surplus Bank
Indonesia yang merupakan objek Pajak Penghasilan adalah surplus Bank Indonesia
menurut laporan keuangan audit setelah dilakukan penyesuaian atau koreksi fiskal
sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan dengan memperhatikan
karakteristik Bank Indonesia. Penyesuaian yang dimaksud adalah keuntungan yang
telah diakui atau kerugian perbedaan kurs mata uang asing, penyisihan aktiva, dan
juga pertimbangan penyusutan aktiva tetap. Tidak hanya itu, surplus tersebut juga
wajib melalui pengecekkan yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).