id/id/mekanisme-penghitungan-pajak-penghasilan-badan
Materi meliputi:
Badan usaha yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak ditandai memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP) mempunyai kewajiban untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT)
Tahunan Pajak Penghasilan.
Sebagai Wajib Pajak, Anda wajib mengisi SPT dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam
bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang
Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke KPP, atau tempat lain yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
Untuk Anda, Wajib Pajak badan yang diizinkan untuk menyelenggarakan pembukuan
dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat, wajib
menyampaikan SPT PPh Wajib Pajak badan beserta lampirannya dalam bahasa Indonesia
kecuali lampiran berupa laporan keuangan, dan menggunakan satuan mata uang Dollar
Amerika Serikat.
SPT harus diisi dengan benar, lengkap dan jelas. Yang dimaksud dengan SPT harus diisi
dengan benar, lengkap dan jelas adalah sebagai berikut:
Benar adalah bahwa SPT yang disampaikan benar dalam perhitungan, benar dalam
penerapan peraturan perundang-undangan perpajakan, benar dalam penulisan dan benar-
benar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Misalnya, apakah penghasilan yang dilaporkan sudah sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya atau belum? Dan apakah penghitungan pajak yang terutang atas penghasilan
yang dilaporkan telah benar atau belum berdasarkan ketentuan perpajakan yang berlaku?
Lengkap adalah bahwa SPT harus diisi dengan lengkap. SPT dikatakan lengkap jika telah
memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pajak dan unsur-unsur lain yang
harus dilaporkan dalam SPT.
Adapun yang dimaksud dengan unsur-unsur lain di sini termasuk penghasilan yang tidak
termasuk objek pajak, penghasilan yang dikenakan PPh Final, kekayaan, kewajiban, dan
keterangan-keterangan lainnya. Selain itu, SPT harus disampaikan lengkap beserta seluruh
lampiran yang dipersyaratkan.
Jelas adalah bahwa SPT harus diisi dengan jelas, di mana SPT harus melaporkan asal-usul
atau sumber dari objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan.
Contohnya, jika WP melaporkan sejumlah aset dalam kelompok daftar harta, WP harus
menjelaskan saat perolehan aset beserta nilai perolehannya. Dan jika aset tersebut
diperoleh secara kredit, WP sebaiknya mencantumkan klausul ‘kredit’ pada kolom
keterangan yang tersedia pada daftar harta. Kemudian bersamaan dengan hal ini, WP perlu
menginformasikan saldo utang.
2. tempat lain berupa Layanan Pajak di Luar Kantor yang disediakan KPP atau KP2KP
tempat Wajib Pajak terdaftar.
Selain disampaikan langsung penyampaian SPT bisa melalui pos dengan bukti pengiriman surat
dan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat.
1. e-Filing, upload file csv dari aplikasi e-SPT ke website Direktorat Jenderal Pajak
(www.pajak.go.id) atau Penyedia Jasa ASP (Application Service Provider).
2. e-Form, mengisi file yang diunduh dari laman djponline lalu diunggah kembali. Setelah
terkirim, Bukti Penerimaan Elektronik akan masuk ke surel yang sudah didaftarkan.
1. SPT tidak ditandatangani (dalam hal SPT disampaikan langsung atau dikirimkan via
pos/jasa kurir);
2. SPT tidak sepenuhnya dilampiri keterangan dan/atau dokumen yang dipersyaratkan;
3. SPT yang menyatakan lebih bayar disampaikan setelah 3 (tiga) tahun sesudah
berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, dan Wajib Pajak telah
ditegur secara tertulis; atau
4. SPT disampaikan setelah Direktur Jenderal Pajak melakukan pemeriksaan, melakukan
pemeriksaan bukti permulaan secara terbuka, atau menerbitkan surat ketetapan pajak.
Dalam hal SPT dianggap tidak disampaikan, Direktur Jenderal Pajak harus memberitahukan
secara tertulis kepada Wajib Pajak.
Khusus BUT: