Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SSP Pajak atau Surat Setoran Pajak adalah bukti pembayaran pajak atau setoran pajak
yang telah dilakukan menggunakan formulir atau dengan cara lainnya ke kas negara,
melalui tempat pembayaran yang ditunjuk Menteri Keuangan seperti bank persepsi atau
kantor pos persepsi.
Peraturan terkait SSP berikut cara mengisi formulir Surat Setoran Pajak dapat Anda
temukan dalam beberapa dasar hukum formulir Surat Setoran Pajak berikut ini:
Surat Setoran Pajak dikelompokan menjadi beberapa jenis, berikut ini sejumlah di
antaranya:
Merupakan surat yang digunakan oleh wajib pajak dan berfungsi untuk melakukan
penyetoran pajak yang terutang ke kantor penerima pembayaran. Surat setoran pajak
standar ini digunakan sebagai bukti pembayaran dengan bentuk, ukuran isi
sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak(Per-01/PJ/2006).
Surat Setoran Pajak standar diisi sesuai dengan buku petunjuk pengisian SSP yang
ditetapkan pada lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. Per-01/PJ/2006.
2. Surat Setoran Pajak Khusus
Surat Setoran Pajak khusus merupakan bukti pembayaran atau penyetoran pajak
terutang ke KPP dengan menggunakan mesin transaksi atau alat lain yang isinya
sesuai dengan ketetapan dalam Peraturan Jenderal Pajak no PER-01/PJ/2006
SSP khusus dicetak kantor penerima pembayaran yang telah mengadakan kerjasama
monitoring pelaporan pembayaran pajak dengan Direktorat Jenderal Pajak.
Surat Setoran Pabean, Cukai dan Pajak dalam Rangka Impor atau SSPCP merupakan
SSP yang digunakan wajib pajak khusus untuk impor.
4. Surat Setoran Cukai atas Barang Kena Cukai dan PPN Hasil Tembakau Buatan
Dalam Negeri
Surat Setoran Cukai atas Barang Kena Cukai merupakan SSP yang digunakan oleh
pengusaha untuk cukai atas barang kena cukai dan PPN hasil tembakau buatan dalam
negeri.
SSP Pajak atau formulir Surat Setoran Pajak merupakan lembaran yang berisi
informasi berupa NPWP, nama wajib pajak, alamat wajib pajak, nomor objek pajak,
alamat objek pajak, kode akun pajak dan kode jenis setoran.
Selain itu terdapat juga uraian pembayaran, masa pajak, tahun pajak, nomor ketetapan
dan jumlah pembayaran.
Perlahan tapi pasti, cara setor pajak manual pun ditinggalkan karena banyaknya
kelemahan. Sejumlah kelemahan yang menonjol adalah buruknya kualitas data
pembayaran, serta banyaknya pembatalan transaksi yang dilakukan perbankan.
Berikut ini, panduan mudah cara mengisi Formulir Surat Setoran Pajak secara manual:
Setelah selesai mengisi formulir Surat Setoran Pajak, silakan lanjutkan ke tahapan
pembayaran pajak secara manual, berikut ini:
Di era MPN G2, wajib pajak yang ingin membayar pajak harus terlebih dahulu
mengakses e-billing untuk mendapatkan ID Billing. Sistem e-billing sendiri merupakan
pengganti SSP pajak. Sementara ID billing merupakan kode identifikasi yang diterbitkan
sistem billing atas suatu jenis pembayaran yang akan dilakukan wajib pajak dalam
rangka identifikasi penerbit kode billing.
Untuk memperoleh ID billing, wajib pajak bisa memperolehnya melalui situs DJP Online
atau penyedia jasa aplikasi (Application Service Provider/ASP) resmi DJP seperti
OnlinePajak. Namun, untuk bisa mengakses situs dan aplikasi tersebut, wajib pajak
harus melakukan registrasi terlebih dahulu.
Setelah mendapatkan ID billing, wajib pajak bisa melakukan pembayaran pajak secara
manual melalui teller bank, kantor pos persepsi, ataupun menggunakan metode
pembayaran online. Caranya, cukup dengan menginput ID billing tersebut pada metode
pembayaran pajak yang Anda pilih.
4. Dapatkan ID Billing