Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PENGISIAN SURAT SETORAN PAJAK (SSP) PPh BADAN

XI AKUNTANSI 3

DISUSUN OLEH :

1. ANISA RAHMA SUSANTI


2. AYUNINGSIH AMBAR SARI
3. DIAN RAHMAWATI
4. NURUL DWI AVIANTY

SMKN 2 KAB. TANGERANG

TAHUN 2020
A. CARA PENGISIAN SSP BADAN MANUAL

1. PENGATURAN SSP BADAN

Pembayaran pajak bisa dilakukan di kantor pelayanan pajak yang berada di wilayah
sekitar wajib pajak dengan cara mengisi Surat Setoran Pajak (SSP). SPP tersebut dapat
diambil dikantor pelayanan pajak atau KPP terdekat ataupun dengan cara melalui
pembayaran online.

Besar PPh yang harus disetor dihitung setiap akhir tahun pajak. Apabila ada
kekurangan pajak, maka harus disetor selambat-lambatnya tanggal 25 bulan ketiga setelah
tahun pajak berakhir. Suatu badan melaporkan PPh Badan terutangnya dengan cara
membuat SPT tahunan PPh Badan, serat dilaporkan ke kantor pelayanan pajak sebelum
tahun pajak berakhir. Penyetoran PPh teraebut paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya
setelah masa pajak perolehan penghasilan berakhir (untuk masa). Adapun untuk tahunan
disetorkan paling lambat tanggal 25 Maret tahun berikutnya setelah tahun pajak perolehan
penghasilan yang berakhir. Bagi PPh masa. Pembayaran PPh dilaporkan dalam SPT
selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya setelah masa pajak perolehan
penghasilan yang berakhir. Bagi PPh untuk tahunan, selambat-lambatnya tanggal 31 Maret
tahun berikutnya setelah tahun pajak perolehan penghasilan yang berakhir.

Cara pengisisan SSP Badan sebenarnya sama saja dengan pengisian SSP pribadi,
hanya saja ada beberapa kolom yang diisi berbeda. SSP merupakan suatu bukti
pembayaran yang dilakukan wajib pajak dengan menggunakan formulir yang telah
tersedia dikantor pelayanan pajak ataupun bisa dilakukan dengan cara lain yang telah
mendapatkan izin dari DJP. Dalam mengisi SSP, hal pertama yang perlu diperhatikan
adalah kode akun pajak serta kode jenis setoran pajak. Kode tersebut penting karena akan
menjadi pembeda jenis setoran pajak. Kode tersebut akan tercatat sebagai administrasi.
Misalnya, kode 100 untuk jenis setoran masa PPh pasal 21 atau kode 200 untuk jenis
setoran tahunan PPh Pasal 21. Contoh lainnya yaitu kode akun pajak 411121 untuk jenis
pajak PPh Pasal 21. Oleh karena hal tersebut, maka saat pengisian SSP harus teliti.
2. PENGISIAN SSP BADAN MANUAL

Berikut ini merupakan contoh formulir SSP

Keterangan :

a. Istilah No. NPWP dengan NPWP badan anda


b. Untuk nama diisi dengan badan sesuai pada NPWP
c. Alamat diisi dengan alamat NPWP badan
d. Nomor Objek Pajak (NOP) diisi dengan NOP badan anda
e. Alamat OP disesuaikan dengan alamat NOP. NOP dan alat diisi apabila ada
transaksi terkait dengan pengalihan hak tsanah serta bangunan
f. Kode akun pajak diisi sesuai setoran yang dilakukan, apabila anda salah
memasukan kode maka proses administrasi tidak dapat terselesaikan
g. Kode jeniis setoran diisi dengan kode jenis setoran yang anda bayar
h. Uraian pembayaran diisi dengan yang anda uraikan. Contohnya pajak PPh pasal 26
i. Masa pajak diisi tanda X dalam kolom sesuai bulan pelaporannya
j. Tahun pembayaran diisi dengan tahun pajak yang dibayar
k. Nomor ketetapan boleh tidak diisi
l. Pada jumlah pembayaran diisi dengan angka diteruskan dengan tulisan huruf.
Contohnya untuk angka Rp 500.000,00, untuk penulisannya yaitu lima ratus ribu
rupiah
m. Wajib pajak/penyetor diisi dengan tanggal pembuatan SSP, tanda tangan, nama
jelas, serta stempel di area kotak tersebut

B. CARA PENGISIAN SPP ONLINE

1. MEMBUAT ID BILLING

Sebelum melakukan akses ke e-billing, anda harus mempunyai ID billing


terlebih dahulu. ID billing adalah serangkaian angka yang terdiri atas kode akun pajak,
kode jenis setoran, serta kode unik guna mengidentifikasi pembayaran wajib pajak.

a. Cara Pembuatan ID Billing

1. Anda bisa membuat ID billing dengan mengakses situs DJP online.


2. . Dengan mengirim data melalui SMS/WhatsApp ke nomor DJP yaitu
082258888601
3. Mengakses ke aplikasi e-billing online pajak. Selain untuk membuat ID
billing, online pajak juga bisa menghitung, menyetor, serta melaporkan
pajak
secara online.

b. Langkah-Langkah Pembuatan ID Billing


Setelah berhasil membuat ID Billing, silahkan masuk ke alamat web berikut
ini https://djponline.pajak.go.id/account/login. Kemudian ikuti langkah-langkah
dibawah ini.
1. Login dengan nomor NPWP dan password.
2. Tuliskan kode autentifikasi yang berada didalam kotak.
3. Pilih ikon Billing System.
4. Kemudian pilihlah tab yang berwarna hijau dan bertuliskan isi SSE.
5. Isilah formulir surat setoran elektronik tersebut.
6. Selanjutnya, pilihlah jenis pajak yang akan dibayarkan dan jenis setoran
pajaknya.
7. Pilihkah masa pajak (dari bulan apa sampai dengan bulan apa)
8. Jangan lupa untuk memilih tahun masa pajak.
9. Tulislah nominal pajak yang akan disetorkan.
10. Kolom uraian berfungsi apabila ingin menyampaikan informasi tambahan.
11. Jika semua sudah benar klik simpan.
12. Setelah klik simpan, maka akan muncul dua kotak dialog konfirmasi.
a. Klik ya untuk kotak dialog pertama.
b. Klik ok untuk kotak dialog kedua
13. Kemudian, akan muncul halaman yang terdapat dua tombol perintah.
a. Pada pilihan Ubah SSP berfungsi untuk mengubah data yang sudah
dimasukan.
b. Pada pilihan kode billing berfungsi untuk melanjutkan proses.

14. Saat memilih kode billing, akan muncul kotak dialog baru sebagai
pemberitahuan bahwa kode billing sudah dibuat. Kemudian, klik Ok.
15. Kode billing telah berhasil dibuat.
16. Halaman berikutnya menunjukan informasi anda serta nomor kode billing
serta masa berlakunya.
17. Pilih kotak cetak billing kemudian klik, apabila ingin mencetaknya.
2. Pembayaran

Setelah membuat ID billing, anda bisa membayar pajak dengan cara sebagai berikut:

a. Anda bisa melukan pembayaran melalui bank atau loket kantor pos dengan
menunjukkan kode ID billing ataupun via ATM, mobile banking, serta internet
banking.

b. Pembayaran pajak melalui sistem kode e-billing wajib pajak menerima BPN (Bukti
Penerimaan Negara). Kedudukan BPN tersebut sama dengan SSP, Hal tersebut sesuai
dengan Praturan Menteri Keuangan Nomor 242/PMK.03/2014.

Anda mungkin juga menyukai