Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

Disusun oleh :
1. Arini Syavira (A0D02310001)
2. Baiq Herlina Dewi (A0D02310003)
3. Erna Rahmawati (A0D02310005)
4. I Putu Yoga Adhitya Pratama Putra (A0D02310007)
5. Kadek Ferllia Wulan Maharani (A0D02310009)
6. Makiah Amelia (A0D02310011)
7. Muhammad Jihad Akbar Al Gifari (A0D02310012)
8. Adelia Cahyani (A0D02310025)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MATARAM
2023

i
DAFTAR ISI

Table of Contents
COVER............................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PEMBAHASAN.............................................................................................................................1
1. Pengertian SPT.....................................................................................................................................1
1.1. Fungsi dan Jenis SPT....................................................................................................................1
1.1.1. Fungsi SPT................................................................................................................................1
1.1.2. Jenis SPT..................................................................................................................................1
1.2. Bentuk dan Isi SPT........................................................................................................................3
1.3. Kewajiban Wajib Pajak Yang Menyangkut SPT............................................................................3
1.4. Batas waktu penyampain SPT, Penundaan dan Pengecualian.....................................................4
1.5. Penerimaan dan penyampaian SPT.............................................................................................4
1.6. Pembetulan SPT...........................................................................................................................5
1.7. WP yang di kecualikan oleh sanksi administrasi dan yang dikenakan sanksi...............................5
BAB II.............................................................................................................................................7
PENUTUP......................................................................................................................................7
1.KESIMPULAN............................................................................................................................................7

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt., yang dengan limpahan rahmat dan
petunjuk-Nya, memungkinkan kami menyelesaikan makalah ini dengan baik

Kami juga ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih setinggi-tingginya


kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, telah
menjadi pendorong utama kelancaran makalah ini.

Sebagai penyusun, kami sadar akan adanya kekurangan dalam makalah ini, baik dari
segi penyajian data maupun aspek teknis lainnya. Oleh karena itu, kami dengan tulus
menerima setiap saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca, sebagai
bahan perbaikan di masa mendatang.

iii
BAB I
PEMBAHASAN

1. Pengertian SPT
SPT (Suat Pemberitahuan) adalah surat yang digunakan wajib pajak untuk
melaporkan penghitungan pajak, penghasilan, harta, objek pajak, atau kewajiban
pajak lainnya yang disebutkan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan. SPT
memuat informasi seputar jumlah pajak terutang serta pelunasan pajak yang telah
dilakukan dalam priode tertentu. Segala informasi yang dituliskan dalam SPT harus
benar, lengkap, dan jelas. Wajib pajak juga harus bertanggung jawab atas informasi
yang tertera dalam SPT. Jika terdapat informasi yang tidak sesuai ditjen pajak sebagai
penyelenggaraan kegiatan pajak dapat meminta keterangan dan pertanggung jawaban
pada wajib pajak.

1.1. Fungsi dan Jenis SPT


1.1.1. Fungsi SPT
Apa sajakah fungsi SPT bagi pemungut pajak serta wajib pajak
 Bagi wajib pajak, fungsi SPT adalah sebagai pelaporan atas pelunasan pajak yang
dilakukannya.
 Selain itu, SPT adalah bentuk pelaporan harta kekayaan diluar penghasilan utama.
 Bagi pemungutan pajak, SPT adalah sarana pertanggung jawaban atas dipotongnnya
pajak dari pendapatannya.
 Bagi pengusaha kena pajak, SPT adalah pelaporan pajak terutang yang digunakan
sebagai laporan atas pengkreditan pajak masukan terhadap pajak keluaran.

1.1.2. Jenis SPT


Setelah mengetahui feungsinya, berikut adalah jenis SPT yang terbagi menjadi dua,
yaitu SPT Masa dan SPT Tahunan.
1. SPT Masa
SPT Masa adalah laporan pajak yang tiap bulannya diperbarui karena adanya
pemungutan atau pemotongan pajak. Biasanya SPT Masa adalah jenis SPT atau

1
laporan pajak di mana perusahaan melakukan pemotongan gaji terhadap karyawannya
atas pembayaran PPh.
Tidak semua pajak menggunakan SPT Masa untuk pelaporannya. Pajak-pajak
berikut ini adalah pajak yang menggunakan jenis SPT Masa:
 Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
 Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
 Pajak Penghasilan (PPh) Final/ pasal 4 ayat 2
 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25
 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21/26
 Pajak Panghasilan (PPh) Pasal 22
 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23/26
2. SPT Tahunan
SPT Tahunan adalah bentuk pelaporan dari wajib pajak terkait perhitungan dan
pembayaran pajak, termasuk objek pajak dan bukan objek pajak. SPT Tahunan juga
digunakan untuk melaporkan harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan perpajakan. Laporan SPT Tahunan merupakan kewajiban warga
Indonesia yang telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
SPT Tahunan dibagi menjadi 2, yaitu SPT Tahunan Pribadi dan SPT Tahunan
Badan
a. SPT Tahunan Pribadi
Untuk Tahunan Pribadi, jenis formular SPT Tahunan adalah 1770S, 1770SS dan
1770 sesuai dengan jenis profesi dan besarnya Penghasilan Wajib Pajak. Sedangkan
batas pelaporan SPT adalah 3 bulan masa pajak berakhir.
b. SPT Tahunan Badan
SPT Tahunan Badan memiliki formular jenis 1771 dalam pelaporannya. Untuk
Tahunan Badan, batas pelaporan SPT adalah maksimum 4 bulan sejak masa pajak
berakhir

2
1.2. Bentuk dan Isi SPT
Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) Pribadi dapat diisi
dengan beberapa bentuk formulir, tergantung pada status dan penghasilan Anda.
Berikut adalah beberapa informasi yang relevan:
Jenis Formulir SPT Tahunan untuk Orang Pribadi:
a. 1170 SS: Digunakan jika penghasilan Anda kurang dari Rp60 juta pertahun.
Contoh penggunaan formulir ini adalah untuk pegawai/karyawan, pegawai
dengan penghasilan lain, atau bukan pegawai
b. 1770 S: Digunakan jika penghasilan Anda diatas Rp60 juta pertahun. Contoh
penggunaan formulir ini adalah untuk pegawai/karyawan, pegawai dengan
penghasilan lai, atau bukan pegawai.
c. 1770: Digunakan jika Anda memiliki penghasilan dari usaha seperti pertokoan,
salon, warung, atau pekerjaan bebas seperti dokter atau notaris.

1.3. Kewajiban Wajib Pajak Yang Menyangkut SPT


Selain hak, Wajib Pajak juga memiliki sejumlah kewajiban yang perlu
dilakasanakan, yaitu:
a. Kewajiban untuk mendaftarkan diri
Salah satu hak dan kewajiban wajib pajak utama adalah mendaftarkan dirinya
atau usahanya untuk mendapatkan NPWP.
b. Kewajiban untuk memberi data
Wajib pajak diwajibkan untuk memberikan informasi yang berhubungan
dengan aspek perpajakan yang akan dilakukan kepada DJP.
c. Kewajiban untuk melakukan pembayaran, pelaporan, pemungutan atau
pemotongan pajak
Wajib pajak diharuskan untuk menghitung, membayar, dan melaporkan pajak
terutangnya sesuai dengan ketentuan perpajakan.
d. Kewajiban pemeriksaan
Wajib pajak yang tidak patuh dalam menjalankan kewajiban perpajakannya, maka
wajib untuk memengaruhi panggilan untuk menghadiri pemeriksaan, memberikan
izin untuk memasuki ruangan atautempat yang dirasa perlu untuk diperiksa, dan
memberikan keterangan apabila diperlukan.

3
1.4. Batas waktu penyampain SPT, Penundaan dan Pengecualian
Batas waktu penyampain Surat Pemberitahuan (SPT) secara umum adalah:
a. Untuk SPT Masa, paling lama 20 hari setelah akhir masa pajak.
b. Untuk SPT Tahunan pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi, paling lama 3
bulan setelah akhir tahun pajak.
c. Untuk SPT Tahunan pajak penghasilan wajib pajak badan, paling lama 4 bulan
setelah akhir tahun pajak.

1.5. Penerimaan dan penyampaian SPT


Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan.
Sejak 1 Januari 2013, beberapa cara bagi Wajib Pajak untuk dapat menyampaikan
Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan. Ketentuan ini juga diatur dalam Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-02/PJ/2019 mengenai Tata Cara Penyampaian,
Penerimaan, dan Pengolaan SPT
a. Secara langsung, Mengacu pada Pasal 9 PER-02/PJ/2019, penyampaian SPT
Tahunan secara langsung dapat dilakukan di TPT tempat Wajib Pajak terdaftar,
atau tempat lain berupa layanan pajak di luar kantor yang disediakan oleh KPP
atau KP2KP tempat Wajib Pajak terdaftar.

Bagi Wajib Pajak yang menyampaikan SPT Tahunan 1770 S atau SPT Tahunan
1770 SS yang memenuhi kriteria, yaitu SPT dengan status nihil atau kurang bayar,
bukan merupakan SPT pembetulan, disampaikan dalam bentuk kertas, dan
disampaikan sampai dengan batas akhir pelaporan SPT Tahunan, dapat
menyampaikan SPT tersebut ke TPT atau layanan pajak di luar kantor selain tempat
Wajib Pajak terdaftar.

b. Melalui Pos, Jasa Ekspedisi, atau Jasa Kurir dengan Bukti Pengiriman
SuratMengacu pada Pasal 10 Pasal 9 PER-02/PJ/2019, penyampaian SPT
Tahunan melalui pos, jasa ekspedisi, atau jasa kurir dengan bukti pengiriman
surat dapat disampaikan ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar atau tempat lain
yang ditetapkan oleh DJP. Adapun, Wajib Pajak harus menyampaikan satu SPT
Tahunan dalam amplop tertutup disertai satu tanda bukti pengiriman surat.

4
Pada amplop tersebut dibubuhi beberapa informasi, yaitu NPWP, jenis SPT,
tahun pajak, dan status SPT. Wajib Pajak juga harus menyediakan informasi pada
tanda bukti pengiriman surat yang terdiri dari nama dan NPWP, jenis SPT, dan tahun
pajak. Apabila SPT berstatus lebih bayar dan disampaikan melalui pos dengan bukti
pengiriman surat, maka Wajib Pajak harus menggunakan layanan pengiriman khusus,
sehingga SPT diterima KPP paling lama 3 (tiga) hari setelah tanggal pada tanda bukti
pengiriman surat.
Kemudian, apabila SPT berstatus lebih bayar dan disampaikan melalui
perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat, maka Wajib
Pajak harus menggunakan layanan pengiriman khusus sehingga SPT diterima KPP
paling lama 3 (tiga) hari setelah tanggal pada tanda bukti pengiriman surat.

1.6. Pembetulan SPT


Kesalahan-kesalahan pada perhitungan Surat Pemberitahuan memang tidak
dapat dipungkiri. Maka dari itu, perlu diadakan Pembetulan SPT agar wajib pajak
mengetahui berapa besar pajak yang sesungguhnya harus dibayar. Ada baiknya
proses pembetulan ini dilakukan sebelum tindakan pemeriksaan oleh DJP. Anda
sebagai wajib pajak yang telah menyadari terdapat kesalahan dalam pengisian SPT,
dengan kesadaran sendiri melakukan pembetulan, maka sanksi yang dikenakan akan
lebih sedikit dibandingkan dengan menunggu DJP menerbitkan SKPKB atau STP.
Syarat pembetulan SPT:
Pembetulan SPT sendiri, telah diatur dalam pasal 8 ayat (1) UU KUP, yang
menyatakan bahwa wajib pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan SPT
yang telah disampaikan. Terhadap kekeliruan tersebut wajib pajak memiliki hak
untuk melakukan pembetulan selama DJP belum melakukan tindakan pemeriksaan.
Tindakan Pemeriksaan sendiri adalah saat SPT Pemeriksaan Pajak disampaikan
kepada wajib pajak, wakil, kuasa, pegawai, atau anggota keluarga yang telah dewasa
dari wajib pajak yang bersangkutan.

1.7. WP yang di kecualikan oleh sanksi administrasi dan yang dikenakan sanksi
Sanksi administrasi pajak merupakan tindakan yang diberlakukan terhadap wajib
pajak yang tidak memenuhi kewajibannya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

5
Wajib Pajak (WP) diharuskan melakukan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT)
Tahunan setiap tahunnya. Namun, terdapat beberapa kondisi di mana negara
mengkecualikan WP dari sanksi administrasi berupa denda karena tidak
menyampaikan surat pemberitahuan dalam jangka waktu yang ditentukan.
Adapun berikut adalah delapan kategori WP yang di kecualikan dari pengenaan
sanksi administrasi:
a. Wajib Pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia.
b. Wajib Pajak orang pribadi yang sudah tidak melakukan kegiatan usaha
atau pekerjaan bebas.
c. Wajib Pajak orang pribadi yang berstatus sebagai warga negara asing yang
tidak tinggal lagi di Indonesia.
d. Bentuk Usaha Tetap yang tidak melakukan kegiatan lagi di Indonesia.
e. Wajib Pajak badan yang tidak melakukan kegiatan usaha lagi tetapi belum
dibubarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
f. Bendahara yang tidak melakukan pembayaran lagi.
g. Wajib Pajak yang terkena bencana, yang ketentuannya diatur dengan
Peraturan Menteri Keuangan.
h. Wajib Pajak lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
Beberapa contoh pelanggaran yang dapat mengakibatkan sanksi administrasi pajak
meliputi:
a. Terlambat Melaporkan SPT: Jika wajib pajak tidak melaporkan Surat
Pemberitahuan Tahunan (SPT) tepat waktu, maka dapat dikenai sanksi
administrasi.
b. Tidak Membayar Pajak: Ketika wajib pajak tidak membayar pajak
penghasilan (PPh) tahun berjalan dan tidak menyampaikan SPT yang
lengkap, sanksi administrasi dapat diberlakukan.
c. Menyembunyikan Data: Jika wajib pajak dengan sengaja
menyembunyikan data yang bertujuan untuk mengurangi jumlah
pembayaran pajak, maka sanksi administrasi juga berlaku.

6
BAB II

PENUTUP

KESIMPULAN
SPT (Surat Pemberitahuan) adalah surat yang digunakan wajib pajak untuk
melaporkan perhitungan pajak, penghasilan, harta, objek pajak, atau kewajiban pajak
lainnya yang disebutkan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan. jadi,
pastikan untuk mematuhi batas waktu penyampaian SPT agar tidak dikenakan sanksi.
Jika ada kendala atau alas an tertentu, pertimbangkan untuk mengajukan penundaan
penyampaian sesuai ketentuan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai