Anda di halaman 1dari 6

(https://www.online-pajak.

com)

Serba-serbi Denda Pasal 7 KUP


OLEH ONLINEPAJAK  SEPTEMBER 27, 2018

 3 MENIT

   

Pengertian Denda Pasal 7 KUP


Bagi wajib pajak yang lalai melaporkan SPT Tahunan, bersiaplah. Anda akan
menerima surat Tagihan Pajak (STP) denda pasal 7 KUP dari Direktorat Jenderal
Pajak (DJP).

Bagi Anda yang belum tahu, denda pasal 7 KUP merupakan salah satu peraturan
mengenai sanksi pajak yang terdapat di dalam Undang-Undang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP).

Pada dasarnya, denda pasal 7 KUP mengatur tentang sanksi yang dikenakan


apabila wajib pajak tidak memenuhi ketentuan dan batas waktu penyampaian
SPT yang ditetapkan pada pasal 3 KUP. 

Jika mengacu pada pasal 3 ayat 3 KUP, batas waktu penyampaian SPT adalah
sebagai berikut:

1. Untuk SPT Masa, paling lama 20 (dua puluh) hari setelah akhir Masa Pajak.
2. Untuk SPT Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) wajib pajak orang pribadi, paling
lama tiga bulan setelah akhir tahun pajak.
3. Untuk SPT Tahunan PPh wajib pajak badan, paling lama empat bulan setelah
akhir tahun pajak.
Pasal 3 ayat 3 KUP ini boleh disebut sebagai dispensasi yang diberikan pemerintah
kepada wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Nah, jika
(https://www.online-pajak.com)
dispensasi ini tak juga diindahkan wajib pajak, siap-siap membayar denda yang
diatur dalam pasal 7 KUP. Lantas, berapa sih besaran denda yang diatur dalam
pasal 7 KUP? Baca penjelasannya di bawah ini.

Besaran Denda Pasal 7 KUP


Pasal 7 ayat 1 KUP dengan gamblang menyebutkan, apabila SPT Tahunan tidak
disampaikan dalam jangka waktu yang disebutkan dalam pasal 3 ayat 3 KUP,
maka wajib pajak akan dikenai sanksi berupa denda. Besaran nilai denda adalah
sebagai berikut:

1. Denda senilai Rp 500.000 untuk SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN).


2. Denda senilai Rp 100.000 untuk SPT Masa lainnya.
3. Denda senilai Rp 1.000.000 untuk SPT Pajak Penghasilan (PPh) wajib pajak
badan.
4. Denda senilai Rp 100.000 untuk SPT PPh wajib pajak perorangan.
Denda pajak yang diatur pada pasal 7 KUP dimaksudkan tidak lain sebagai
bentuk tertib administrasi perpajakan. Melalui pasal ini, pemerintah juga
mengupayakan agar tingkat kepatuhan wajib pajak, baik badan maupun
perorangan, mengalami peningkatan.

Ketentuan Pengecualian Pada Pasal 7 KUP


Sebagai pasal yang mengatur mengenai sanksi, pasal 7 KUP juga memuat
ketentuan mengenai pengecualian penerapan sanksi pajak. Adapun pihak-pihak
yang tidak terkena denda Pasal 7 KUP meski belum melaporkan SPT Tahunan
antara lain:

1. Wajib pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia.


2. Wajib pajak orang pribadi yang tak lagi melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas.
3. Wajib pajak orang pribadi yang berstatus warga negara asing yang sudah
tidak tinggal di Indonesia.
4. Badan usaha yang tidak lagi melakukan kegiatan usaha di Indonesia.
5. Badan usaha asing yang tak lagi melakukan kegiatan usaha di Indonesia,
tapi belum dibubarkan sesuai peraturan yang berlaku.
6. Bendahara yang tidak melakukan pembayaran lagi.
7. Wajib pajak yang terkena bencana
8. Wajib pajak lain yang ditentukan oleh Peraturan Menteri Keuangan
(PMK). PMK ini mengacu pada PMK No. 186/PMK.03/2007. Kriteria wajib pajak
lain yang ditentukan PMK untuk mendapat pengecualian denda pasal 7 KUP
ini antara lain: 
Terkena kerusuhan massal.
Terkena musibah kebakaran.
(https://www.online-pajak.com)
Terkena musibah ledakan bom atau serangan terorisme.
Mengalami perang antar suku.
Mengalami kegagalan sistem komputer administrasi penerimaan negara
atau perpajakan.

Cara Menghindari Denda Pasal 7 KUP


Denda Pasal 7 KUP ini sifatnya tegas dan berlaku bagi wajib pajak yang lalai atau
telat melaporkan SPT Tahunan. Supaya tidak terkena denda pasal 7 KUP, wajib
pajak harus disiplin dalam melaporkan pajak. 

Apalagi di era digital sekarang ini, untuk melaporkan pajak tak lagi harus antre di
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dengan membawa segudang dokumen dan
mengisi SPT Tahunan secara manual. Sebab, kini sudah tersedia e-Filing yang
memungkinkan wajib pajak melaporkan pajak secara online. Nah, dengan
berbagai kemudahan yang tersedia, wajib pajak menjadi lebih mudah dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya.

Cara Membayar Denda Pasal 7 KUP


Bagaimana jika wajib pajak terlanjur menerima STP berisi pemberitahuan denda
pasal 7 KUP? Nah, sebagai wajib pajak yang baik, tentu diharapkan untuk
mematuhi dan tidak mengindar dari sanksi administratif.

Toh, kemajuan teknologi sudah memungkinkan wajib pajak menyelesaikan


kewajibannya secara online. Bahkan, wajib pajak bisa melakukan pembayaran
denda pasal 7 KUP secara online.

Bagi wajib pajak yang ingin membayar denda pajak secara online, berikut ini
panduannya:

1. Wajib pajak masuk ke website DJP Online atau bisa juga langsung ke
halaman e-billing di situs https://sse2.pajak.go.id/default.
2. Dalam situs tersebut, lihat bagian Jenis Pajak dan pilih 411125-PPh Pasal 25/29
Orang Pribadi atau Badan. Selanjutnya akan diarahkan ke bagian jenis
setoran, di bagian ini wajib pajak memilih jenis setoran 300-STP.
3. Kemudian ubah Masa Pajak ke Januari dan isilah dengan nilai yang sesuai
dengan tahun pajak dan jumlah setoran. Ingat, jangan lupa mengisi nomor
ketetapan yang tertera pada STP.
4. Jika sudah mengikuti langkah-langkah tersebut, maka bisa mengklik
“simpan” untuk mendapatkan kode e-billing. Nah, setelah itu wajib pajak
bisa melakukan pembayaran lewat ATM, mobile banking atau aplikasi
PajakPay milik OnlinePajak.
Begitulah poin-poin penting mengenai pasal 7 KUP yang perlu Anda ketahui.
Karena sekarang Anda sudah paham mengenai sanksi pajak yang diatur dalam
(https://www.online-pajak.com)
pasal ini, alangkah lebih baik bila wajib pajak tertib dalam membayar dan
melaporkan pajak.

(/login-page?itm_source=blog-
page&itm_medium=markbox&itm_campaign=signup-conv&itm_content=banner-
b#signup)

S A N K S I / DENDA PAJAK (/TAG/SANKSI-DENDA-PAJAK)

   

LAPOR PAJAK BADAN DENGAN MUDAH & EFISIEN

Lapor semua jenis pajak atau SPT Pajak Anda dengan status pembayaran dan pembetulan apa pun melalui e-Filing
OnlinePajak dengan mudah dan tepat waktu. 

Pelajari Lebih Lanjut →


(/fitur-efiling/e-filing)
BACA JUGA
(https://www.online-pajak.com)

(https://www.online-pajak.com/seputar-pajakpay/5-jenis-surat-ketetapan-pajak)

Mengenal 5 Jenis Surat Ketetapan Pajak dan Fungsinya (https://www.online-pajak.com/seputar-


pajakpay/5-jenis-surat-ketetapan-pajak)

Surat Ketetapan Pajak dan Fungsinya Sebagai wajib pajak, Anda harus

Baca lebih lanjut → (https://www.online-pajak.com/seputar-pajakpay/5-jenis-surat-ketetapan-pajak)

(https://www.online-pajak.com/seputar-pajakpay/sanksi-tidak-melakukan-pembayaran-
pajak)

Ini Sanksinya Jika Anda Tidak Melakukan Pembayaran Pajak (https://www online pajak com/seputar
Ini Sanksinya Jika Anda Tidak Melakukan Pembayaran Pajak (https://www.online-pajak.com/seputar-
pajakpay/sanksi-tidak-melakukan-pembayaran-pajak)

Mengapa ada Sanksi pajak? Kenali alasan, tujuan, u0026 informasi lainnya seputar sanksi/hukuman jika Anda
tidak melakukan pembayaran pajak di artikel ini!

Baca lebih lanjut → (https://www.online-pajak.com/seputar-pajakpay/sanksi-tidak-melakukan-pembayaran-

(https://www.online-pajak.com)
pajak)

0.5
Dapatkan informasi tentang perpajakan langsung di email Anda!

Email

Submit

TERDAFTAR & DIAWASI OLEH DJP

(https://pajak.go.id/id/pt-achilles- (/keamanan-

kerahasiaan-data)
advanced-systems)
© PT Achilles Advanced Systems
OnlinePajak adalah merek terdaftar dan hak cipta dari PT Achilles Advanced Systems. Syarat, ketentuan, dan produk dapat berubah sewaktu-
waktu.

  
(https://www.facebook.com/onlinepajak/) (https://twitter.com/OnlinePajak) (https://www.linkedin.com/company/achilles-systems-pte-ltd)

 
(https://www.youtube.com/channel/UCD9TwNR_xKtCV6biOeHKy3g) (https://www.instagram.com/onlinepajak/)

Anda mungkin juga menyukai