Kosmetik merupakan produk khusus yang diawasi secara ketat di Indonesia, otoritas di
Indonesia yang berkompeten berwenang mengurusi Sertifikasi Kosmetik adalah Badan
Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (BPOM), BPOM juga mengelola makanan dan
minuman, produk kesehatan, obat-obatan, dan obat tradisional. Baru-baru ini, BPOM
membuat ketat sertifikasi BPOM untuk e-commerce, banyak penjual berkonsultasi
terkait Sertifikasi Kosmetik, dan artikel ini dikhususkan agar pembaca mengerti tentang
sertifikasi Kosmetik BPOM.
1. Pengertian Kosmetik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kosmetik adalah obat (bahan) untuk
mempercantik wajah, kulit, rambut, dan sebagainya (seperti bedak, pemerah bibir)
2. Polusi Kosmetik
Polusi mengacu pada faktor tertentu yang secara tidak sengaja dan tidak dapat
dihindari untuk mencemari kosmetik selama pemrosesan, penyimpanan, dan /
atau transportasi bahan mentah. Pembatasan kontaminasi kosmetik yakni:
a. Batasan kontaminasi mikroba
Platform e-commerce besar untuk produk yang belum disertifikasi tidak akan
diizinkan untuk dijual di Pasar. Sebelumnya, platform tersebut tidak
mengizinkan penjual dengan skala kecil dan menengah. Belakangan ini,
karena maraknya kosmetik tidak berlisensi di Internet, penjual skala kecil
dan menengah wajib mendaftarkan produknya di BPOM. Pemerintah
mewajibkan platform untuk memblokir pedagang yang tidak memiliki izin
BPOM.
1) Surat Pengangkatan
2) Certificate of Free Sale (CFS) yang diaktakan oleh Kedutaan Besar
Indonesia
3) GMP atau ISO 22716 yang diaktakan oleh Kedutaan Besar
Indonesia
4) Izin Usaha (Manufacturing Lisence) yang diaktakan oleh Kedutaan
Besar Indonesia
5) Laporan Pemeriksaan Bahan Baku (CoA Bahan Baku)
6) Laporan pemeriksaan produk jadi (CoA of Finish Product)
7) Laporan MSDS
8) Prosedur Operasi Standar (SOP)
c. Membuka akun
Pengajuan sertifikasi BPOM dapat dilakukan secara online. Setiap
perusahaan harus mendaftarkan akun perusahaan untuk mengajukan
sertifikasi.
Namun jika BPOM merasa bahan produk Anda perlu diuji, maka harus
diuji di laboratorium Indonesia dan sertifikatnya bisa dikeluarkan
setelah lulus uji tersebut.
a. Nama Produk
b. Nomor lot / kode produksi
c. Dimensi, isi atau berat bersih
d. Nomor distribusi BPOM
e. Nama dan alamat pabrik dan importir
f. Nama dan alamat distributor
g. Tujuan
h. Cara menggunakan
i. Tanggal kedaluwarsa produk
j. Komposisi bahan
k. Label lain yang terkait dengan keamanan dan / atau mutu