Anda di halaman 1dari 5

Sertifikasi Kosmetik BPOM

Kosmetik merupakan produk khusus yang diawasi secara ketat di Indonesia, otoritas di
Indonesia yang berkompeten berwenang mengurusi Sertifikasi Kosmetik adalah Badan
Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (BPOM), BPOM juga mengelola makanan dan
minuman, produk kesehatan, obat-obatan, dan obat tradisional. Baru-baru ini, BPOM
membuat ketat sertifikasi BPOM untuk e-commerce, banyak penjual berkonsultasi
terkait Sertifikasi Kosmetik, dan artikel ini dikhususkan agar pembaca mengerti tentang
sertifikasi Kosmetik BPOM.

1. Pengertian Kosmetik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kosmetik adalah obat (bahan) untuk
mempercantik wajah, kulit, rambut, dan sebagainya (seperti bedak, pemerah bibir)

Berikut contoh 20 jenis Kosmetik:


Kosmetik yang mengandung merkuri, asam retinoat, hidrokuinon berlebihan, resorsinol,
dan bahan terlarang BPOM lainnya tidak dapat disertifikasi.

2. Polusi Kosmetik
Polusi mengacu pada faktor tertentu yang secara tidak sengaja dan tidak dapat
dihindari untuk mencemari kosmetik selama pemrosesan, penyimpanan, dan /
atau transportasi bahan mentah. Pembatasan kontaminasi kosmetik yakni:
a. Batasan kontaminasi mikroba

b. Batasan pencemaran logam berat

c. Batasan kontaminasi bahan kimia

3. Mengapa diwajibkan Sertifikasi BPOM


Produk yang tidak tersertifikasi tidak bisa diedarkan di Indonesia, dulu tidak
dikelola secara ketat, tapi sekarang semakin ketat.

Platform e-commerce besar untuk produk yang belum disertifikasi tidak akan
diizinkan untuk dijual di Pasar. Sebelumnya, platform tersebut tidak
mengizinkan penjual dengan skala kecil dan menengah. Belakangan ini,
karena maraknya kosmetik tidak berlisensi di Internet, penjual skala kecil
dan menengah wajib mendaftarkan produknya di BPOM. Pemerintah
mewajibkan platform untuk memblokir pedagang yang tidak memiliki izin
BPOM.

Produk tanpa lisensi tidak dapat diimpor secara resmi.

4. Cara mendaftar Sertifikasi BPOM


a. Syarat

b. Pemeriksaan pabrik / audit gudang


BPOM akan melakukan inspeksi pabrik terhadap produsen / gudang
lokal yang mengaudit importir untuk memastikan bahwa prose produksi
atau penyimpanan kosmetik aman dan tidak bermasalah. Informasi
yang perlu disiapkan importir:

1) Surat Pengangkatan
2) Certificate of Free Sale (CFS) yang diaktakan oleh Kedutaan Besar
Indonesia
3) GMP atau ISO 22716 yang diaktakan oleh Kedutaan Besar
Indonesia
4) Izin Usaha (Manufacturing Lisence) yang diaktakan oleh Kedutaan
Besar Indonesia
5) Laporan Pemeriksaan Bahan Baku (CoA Bahan Baku)
6) Laporan pemeriksaan produk jadi (CoA of Finish Product)
7) Laporan MSDS
8) Prosedur Operasi Standar (SOP)

c. Membuka akun
Pengajuan sertifikasi BPOM dapat dilakukan secara online. Setiap
perusahaan harus mendaftarkan akun perusahaan untuk mengajukan
sertifikasi.

d. Pengujian sampel dan registrasi produk


Setelah menyerahkan semua dokumen, nomor BPOM produk dapat
diperoleh setelah BPOM lulus pemeriksaan, dan dapat didistribusikan.

Namun jika BPOM merasa bahan produk Anda perlu diuji, maka harus
diuji di laboratorium Indonesia dan sertifikatnya bisa dikeluarkan
setelah lulus uji tersebut.

e. Review dokumen informasi produk ( DIP )


Review ini akan dilakukan dalam waktu 6 bulan hingga 1 tahun setelah
produk mendapatkan nomor BPOM. Tujuan audit DIP adalah untuk
melacak hasil pengawasan selama periode pasca pasar. Jika produk
menerima laporan / keluhan dari masyarakat, maka akan ditinjau juga.

5. Standar Kemasan Produk dari Luar Negeri


Kepatuhan pengemasan adalah hal yang tersulit dalam proses sertifikasi. Ada
banyak korban yang telah ditipu dalam hal ini. Tujuan label kosmetik adalah
untuk memberikan informasi kepada konsumen tentang kosmetik tersebut,
termasuk nama produk, tujuan, dan bahkan bahan produk. Informasi yang
dikemas bisa berupa gambar, teks atau bentuk lainnya. Label dapat langsung
ditempelkan pada kemasan kosmetik atau dicetak pada kemasan produk.
Label boleh dalam bahasa asing, tetapi beberapa informasi harus
ditambahkan dalam bahasa Indonesia.
Informasi yang harus ada pada label kemasan:

a. Nama Produk
b. Nomor lot / kode produksi
c. Dimensi, isi atau berat bersih
d. Nomor distribusi BPOM
e. Nama dan alamat pabrik dan importir
f. Nama dan alamat distributor
g. Tujuan
h. Cara menggunakan
i. Tanggal kedaluwarsa produk
j. Komposisi bahan
k. Label lain yang terkait dengan keamanan dan / atau mutu

6. Apa sanksi jika melanggar peraturan BPOM?


a. Peringatan tertulis
b. Melarang distribusi produk untuk sementara
c. Larangan sementara kegiatan produksi
d. Penarikan kembali produk
e. Pencabutan nomor distribusi

7. Hal-hal yang membutuhkan perhatian


a. Produsen harus memiliki sistem standar produksi yang baik, memiliki
sertifikat GMP dan ISO 2271, dan produk harus memperoleh sertifikat
penjualan bebas (CFS).
b. Importir kosmetik harus memiliki gudang yang berkualitas.
c. Importir kosmetik harus memiliki penanggung jawab teknologi (PJT),
minimal sarjana, jurusan: ilmu farmasi, ilmu kedokteran, ilmu biologi
atau kimia.
d. Masa berlaku sertifikat BPOM adalah 3 tahun, dapat diperpanjang
sebelum habis masa berlakunya, jika kemasan atau ukuran akan
diubah, dapat diubah, jika komposisi produk berubah, harus didaftarkan
ulang.

Anda mungkin juga menyukai