Anda di halaman 1dari 5

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah Surat Izin untuk dapat melaksanakan
kegiatan usaha perdagangan. SIUP sebagai surat izin perdagangan dan usaha yang
diberikan oleh pejabat pemerintah kepada pelaku usaha sebagai bukti pengesahan
bahwa suatu usaha yang sedang dijalankan adalah sah dan legal serta sudah diakui
oleh pemerintah.

Mengenai persiapan pendirian usaha berdasarkan proposal usaha ada 6 hal yang
perlu dipersiapkan dalam mempersiapkan pendirian usaha :

1. Pengurusan izin usaha


2. Penentuan tempat/ lokasi usaha
3. Pengadaan fasilitas produksi
4. Bahan baku produksi
5. Perekrutan dan penepatan SDM (Sumber Daya Manusia)
6. dan Persiapan administrasi usaha.

Surat Izin Usaha Perdagangan berlaku selama Perusahaan Perdagangan


menjalankan kegiatan usaha. Perusahaan Perdagangan sebagaimana dimaksud
wajib melakukan pendaftaran ulang setiap 5 (lima) tahun di tempat penerbitan
SIUP. Namun, mulai awal tahun 2017 SIUP tidak perlu didaftar ulang.
Penghapusan pendaftaran ulang SIUP diatur dalam Pasal 7 Peraturan Menteri
Perdagangan No. 7/M-DAG/PER/2/2017.

Adapun jenis-jenis Surat Izin Usaha Perdagangan menurut Keputusan Menteri


Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No. 289/MPP/Kep/10/2001 :

1. Surat Izin Usaha Perdagangan kecil. Perusahaan yang melakukan kegiatan


Usaha Perdagangan dengan modal dankekayaan bersih (netto) Perusahaan
seluruhnya sampai dengan Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, wajibmemperoleh SIUP
Kecil.
2. Surat Izin Usaha Perdagangan menengah. Perusahaan yang melakukan
kegiatan usaha Perdagangan dengan modal disetor dan kekayaan bersih
(netto) seluruhnya di atas Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) sampai
dengan Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidaktermasuk tanah dan
bangunan tempat usaha, wajib memperoleh SIUP Menengah.
3. Surat Izin Usaha Perdagangan. Perusahaan yang melakukan kegiatan
Usaha Perdagangan dengan modal disetor dan kekayaan bersih (netto)
seluruhnya diatas Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha wajib memperoleh SIUP
Besar.

Ada beberapa perusahaan yang dibebaskan dari kewajiban memperoleh Surat


IzinUsaha Perdagangan berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan
PerdaganganRepublik Indonesia No. 289/MPP/Kep/10/2001 pasal 9 :

(1) Perusahaan yang dibebaskan dari kewajiban memperoleh SIUP adalah :

a. Cabang/Perwakilan Perusahaan yang dalam menjalankan kegiatan Usaha


Perdagangan mempergunakan SIUP Perusahaan Pusat;
b. Perusahaan Kecil perorangan yang memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1) tidak berbentuk Badan Hukum atau Persekutuan; dan diurus, dijalankan
atau dikelola sendiri oleh pemiliknya atau denganmempekerjakan anggota
keluarganya/kerabat terdekat.
c. Pedagang keliling, pedagang asongan, pedagang pinggir jalan atau
pedagangkaki lima.

(2) Perusahaan dibebaskan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan
SIUP apabila dikehendaki yang bersangkutan.
TATA CARA PERMINTAAN PENERBITAN SURAT IZIN USAHA
PERDAGANGAN:

1. Permintaan SIUP Kecil atau SIUP Menengah, atau SIUP Besar bagi
Perusahaansebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 diajukan kepada Bupati
atau Walikota. Dinas yang bertanggung jawab di bidang perdagangan
setempat, dengan mengisi Formulir SP-SIUP Kecil/Menengah/Besar
Model A sebagaimana dimaksud padaLampiran Keputusan ini.
2. Permintaan SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
ditandatangani olehPemilik/Direktur Utama/Penanggung Jawab
Perusahaan.
3. Permintaan SIUP wajib dilengkapi dokumen-dokumen dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas :
 Copy Akta Notaris Pendirian Perusahaan.
 Copy Surat Keputusan Pengesahan Badan Hukum dari Menteri
Kehakiman bagi Perseroan Terbatas.
 Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemilik/Direktur
Utama/penanggung jawab Perusahaan.
 Copy NPWP Perusahaan
 Copy Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemerintah Daerah
setempat bagi kegiatan Usaha Perdagangan yang dipersyaratkan
SITU berdasarkan ketentuan Undang-Undang Gangguan (HO)
 Neraca Perusahaan.

b. Perusahaan Perorangan :

 Copy Kartu Tanda Pengenal (KTP) Pemilik/Penanggung


JawabPerusahaan
 Copy NPWP Perusahaan
 Copy Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemerintah Daerah
setempat bagi kegiatan Usaha Perdagangan yang dipersyaratkan
SITU berdasarkan ketentuan Undang-Undang Gangguan (HO)
 Neraca Perusahaan.
4. Terhadap pemohon SIUP apabila telah memperoleh Surat Keputusan
PengesahanBadan Hukum dari Menteri Kehakiman, wajib menyampaikan
copy Surat Keputusan Pengesahan Badan Hukum dari Menteri Kehakiman
kepada Bupati atauWalikota yang bersangkutan paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja terhitungsejak tanggal diterbitkannya Surat Pengesahan
tersebut.
5. Apabila dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari kerja sejak tanggal
pengajuanpermohonan pengesahan badan hukum kepada Menteri
Kehakiman, pemohon SIUPbelum mendapatkan Surat Keputusan
Pengesahan Badan Hukumdari Menteri Kehakimana, maka pemohon SIUP
cukup melampirkan copy Data Akta PendirianPerseroan dan copy bukti
setor Biaya Administrasi Pembayaran proses pengesahanbadan hukum dari
Departemen Kehakiman sebagai kelengkapan persyaratan
gunamendapatkan SIUP.
6. Terhadap pemohon SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
yangpermohonannya untuk mendapatkan pengesahan badan
hukumditolak, makapermohonan SIUP adalah gugur dan dianggap tidak
ada.
7. Bagi Perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang tidak
dipersyaratkanmemperoleh Surat Izin Tempat Usaha (SITU) berdasarkan
ketentuanUndang-Undang Gangguan (HO), wajib melampirkan Surat
Keterangan tidak perluSurat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemerintah
Daerah setempat sebagaimanadimaksud dalam ketentuan Surat Keputusan
Bersama Menteri DalamNegeri danMenteri Perdagangan dan Koperasi
Nomor 92 Tahun 1979 dan Nomor 409/KPB/5/1979.
8. Copy dokumen harus dilampirkan aslinya guna penelitian dan akan
dikembalikankepada perusahaan yang bersangkutan setelah penelitian
dokumen selesai.

Anda mungkin juga menyukai