Anda di halaman 1dari 12

BAB III

Mempersiapkan Adminstrasi Usaha


A. Pengertian Administrasi Usaha
Secara sempit, administrasi diartikan sebagai kegiatan ketatausahaan yang
meliputi:menghimpun informasi, mengolah data, memperbanyak atau menggandakan
data,mendistribusi data, menyimpan/mengarsip data yang penting dan memusnahkannya.
Secaraluas, administrasi diartikan sebagai proses kerjasama yang dilakukan oleh
sekelompokorang untuk mencapai tujuan tertentu.
B. Perizinan Usaha
Salah satu administrasi yang berkaitan dengan suatu usaha atau perusahaan berupa
pengurusan perizinan dan juga pengelolaan surat menyurat dalam perusahaan. Legalisasi
sangat diperlukan bagi keberlangsungan usaha.
Dengan adanya perizinan dari pihak berwenang usaha kita mendapat jaminan dan
perlindungan secara hukum. Meskipun yang diwajibkan untuk mengurus perizinan adalah
segala bentuk usaha yang telah berjalan dan menetap. Jika usaha yang kamu lakukan tidak
menetap seperti halnya pedagang kaki lima, maka tidak diwajibka untuk mengurus
administrasi perizinan
Secara umum, surat dokumen mendirikan usaha yang harus diketahui, di antaranya:
1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
a) Pengertian SIUP
Pengertian SIUP menurut Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor
36/M-DAG/PER/9/2007 Tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan (Permendag
36/2007), Surat Ijin Usaha Perdagangan yang selanjutnya disebut SIUP adalah Surat Ijin
untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha perdagangan, yang selanjutnya disebut SIUP.
b) Macam-macam SIUP
SIUP digolongkan menjadi tiga macam sesuai dengan modal dan kekayaan bersih
dari sebuah usaha. Macam-macam SIUP yaitu sebagai berikut :
1) SIUP Kecil, yaitu SIUP yang wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan dengan
modal dan kekayaan bersih (netto) seluruhnya sampai dengan Rp. 200.000.000,-
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2) SIUP Menengah, yaitu SIUP yang wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan
dengan modal dan kekayaan bersih (netto) seluruhnya diatas Rp. 200.000.000,-
sampai dengan Rp. 500.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
3) SIUP Besar, yaitu SIUP yang wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan dengan
modal dan kekayaan bersih (netto) seluruhnya diatas Rp. 500.000.000,- tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Perlu diketahui bahwa setiap perusahaan dagang yang dijalankan di Indonesia, wajib
memiliki SIUP. Namun, ada beberapa usaha yang tidak wajib memiliki SIUP antara
lain :
1) Kantor cabang perusahaan atau kantor perwakilan perusahaan
2) Perusahaan kecil perorangan yang tidak berbentuk Badan Hukum atau Persekutuan,
yang diurus, dijalankan, atau dikelola sendiri oleh pemiliknya atau anggota
keluarga/kerabat terdekat
3) Pedagang keliling, pedagang asongan, pedagang pinggir jalan atau pedagang kaki
lima.
c) Proses Pengurusan SIUP
Untuk mendapatkan SIUP, adapun prosesnya :
1) Mengajukan surat permohonan SIUP (SP-SIUP) kepada Pejabat Penerbit SIUP
dengan mengisi formulir SP-SIUP
2) Melampirkan dokumen persyaratan (akta pendirian perusahaan dari notaris, fotokopi
KTP, foto pemilik atau penanggung jawab perusahaan)
3) Mendapatkan SIUP paling lambat tiga hari kerja sejak mengajukan SP-SIUP dan
dokumen persyaratan secara lengkap dan benar. (MENDAGRI:36/M-
DAG/PER/9/2007)
4) Apabila membuka kantor cabang wajib melapor tertulis kepada pejabat penerbit di
daerah stempat dengan dokumen persyaratan.
d) Sanksi-sanksi
Jenis sanksi yang diberikan kepada pelaku usaha ada tiga, yaitu sebagai berikut :
1) Pemberian Surat Peringatan
Pemberian surat peringatan tertulis oleh pejabat penerbit SIUP diberikan kepada
pelaku usaha apabila :
a. Membuka kantor cabang tanpa ada laporan tertulis kepada Pejabat Penerbit SIUP
setempat.
b. Tidak melaporkan adanya perubahan data dengan mengajukan sp-siup perubahan
c. tidak menyampaikan Laporan mengenai pelaksanaan kegiatan usahanya bila
diminta oleh menteri atau pejabat penerbit SIUP
d. Tidak melakukan kegiatan usaha selama 6 bulan berturut-turut atau menutup
perusahaannya, dan tidak menyampaikan laporan secara tertulis kepada pejabat
penerbit SIUP disertai alasan penutupan dan mengembalikan SIUP asli pemberian
surat peringatan maksimal tiga kali berturut-turut dalam rentang waktu 2 Pekan
2) Pemberhentian sementara SIUP
Pemberhentian sementara SIUP kepada pelaku usaha dilakukan apabila
penanggung jawab perusahaan tidak menghiraukan peringatan tertulis sanksi
pemberhentian sementara SIUP diberikan paling lama 3 bulan
3) Pencabutan SIUP 
Pencabut SIUP dilakukan apabila penanggung jawab usaha tidak mengurus
pemberhentian sementara SIUP atau melanggar ketentuan pendaftaran SIUP
misalnya melakukan pemalsuan data atau membohongi petugas dengan jenis
usahanya.
2. Surat Izin Tempat Usaha
a) Pengertian
Surat izin tempat usaha SITU adalah izin yang diberikan kepada perorangan,
perusahaan, badan untuk memperoleh tempat usaha sesuai dengan tata ruang wilayah
yang diperlukan dalam rangka penanaman modal.
SITU dikeluarkan oleh pemerintah daerah berupa Perda yang diatur Bagaimana
proses memperoleh situ dan informasi lainnya.
SITU diperlukan agar usaha yang dibangun mendapat pengakuan hukum dan sah
menggunakan tanah dan bangunan
Peraturan perizinan tempat usaha diatur oleh daerah masing-masing namun tetap
mengacu pada surat keputusan bersama menteri dalam negeri dan menteri perdagangan
nomor 56 tahun 1971 tanggal 19 nomor 103-a/kp-v/ 17 Mei 1971 tentang ketentuan-
ketentuan kewenangan dalam memberikan izin tempat usaha dan izin usaha
perdagangan.
b) Ketentuan izin tempat usaha
Diatur dalam surat keputusan bersama menteri dalam negeri dan menteri
perdagangan nomor 56 tahun 1971 tanggal 19 nomor 103-a/kp-/71 Mei 1971 tentang
Ketentuan kewenangan dalam memberikan izin tempat usaha dan izin usaha
perdagangan. Ketentuan yang tertulis dalam surat keputusan tersebut antara lain:
 Semua perusahaan yang menggunakan tempat untuk melakukan usaha ( usaha
hinder ordonantie dan non-hinder ordonantie), wajib memiliki izin tempat usaha
Titik jenis-jenis usaha hinder ordonantie dapat dilihat di dalam undang-undang
gangguan
 Izin tempat usaha berlaku untuk jangka waktu selama 5 tahun atau jangka waktu
tertentu kurang dari 5 tahun. Izin tempat usaha yang berlaku untuk jangka waktu,
dikeluarkan atas dasar beberapa pertimbangan tertentu selain Persyaratan yang
telah ditetapkan.
c) Persyaratan mendapatkan situ
Dalam memperoleh izin tempat usaha dalam mengajukannya diperlukan beberapa
dokumen Adapun sebagai berikut:
1) Skema lokasi tempat usaha
2) Luas tanah/bangunan tempat usaha dan atau sertifikat/surat tanah
3) Surat izin persetujuan dari pemilik tanah/bangunan dan atau surat perjanjian sewa-
menyewa kedua belah pihak bila tanah atau/bangunan tersebut bukan milik
pengusaha atau pemohon
4) Surat keterangan/bukti lunas/retribusi daerah yang dikeluarkan oleh dinas
pendapatan daerah
5) Gambaran bangunan/gambar kerja/bestek
6) Perhitungan konstruksi dan pondasi
7) Data mesin yang dipakai
8) Jumlah tenaga kerja
9) Studi analisis mengenai dampak lingkungan AMDAL dan atau usaha pengelolaan
lingkungan UKL dan usaha pemantauan lingkungan lpl bila diperlukan menurut
peraturan yang berlaku
10) Memiliki racun api, yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dinas pemadam
kebakaran
d) Biaya pembuatan situ
Biaya pengurusan situ berbeda-beda tiap daerahnya sesuai dengan peraturan
daerah masing-masing. Namun rata-rata biaya yang dikenakan tiap bangunan untuk
mendapatkan situ sebesar 5000-rp10.000 per meter
e) Sanksi-sanksi
Untuk menghindari pengusaha-pengusaha yang nakal dan untuk keteraturan kota,
maka siapapun yang melanggar akan dikenakan hukum pidana yang diatur sebagai
berikut:
a. Keterlambatan sampai dengan 1 bulan dikenakan denda sebesar 10% dari besarnya
biaya surat izin tempat usaha yang harus dibayar
b. Keterlambatan lebih dari 1 bulan sampai 3 bulan dikenakan denda sebesar 25%
dari besarnya biaya surat izin tempat usaha yang harus dibayar
c. Kata lompatan lebih dari 3 bulan sampai dengan 6 bulan dikenakan denda sebesar
50% dari besarnya biaya surat tempat izin usaha yang harus dibayar
d. Keterlambatan lebih dari 6 bulan sampai 1 tahun dikenakan denda sebesar 100%
dari besarnya biaya surat izin tempat usaha yang harus dibayar
3. Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP
1. Pengertian
Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak
sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda
pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya 
Wajib pajak (WP) adalah orang pribadi atau badan meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
2. Fungsi dan Manfaat
Berikut ini adalah Manfaat memiliki NPWP yang disarikan dari booklet pajak
pribadi Direktorat Jenderal Pajak :

a. Kemudahan pengurusan Administrasi, dalam:


1. Pengajuan kredit bank;
2. Pembuatan rekening koran bank;
3. Pengajuan SIUO/ TDP;
4. Pembayaran pajak final PPH final PPN dan BPHTB dll
5. Pembuatan paspor
6. Mengikuti lelang di instansi pemerintah BUMN dan BUMD
b. Kemudahan pelayanan perpajakan:
1. Pengembalian pajak
2. Pengurangan pembayaran pajak
3. Penyetoran dan pelaporan pajak
3. Tarif pajak penghasilan
Pada dasarnya, tidak semua orang yang sudah bekerja atau berpenghasilan wajib
membayar pajak atau memiliki NPWP. Berdasarkan buku pedoman perpajakan yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak tahun 2015, mulai tahun 2015, besarnya
PTKP (Pengusaha Tidak Kena Pajak) adalah sebagai berikut :
a. Rp.36.000.000,- untuk wajib pajak(WP) orang pribadi(OP)
b. Rp 3.000.000,- tambahan untuk wajib pajak yang kawin
c. Rp.36.000.000,- tambahan untuk seorang istri yang penghasilan digabung
dengan penghasilan suami sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat 1 UU PPH
d. Rp3.000.000 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga
sementara dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggung
sepenuhnya paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga
4. Sanksi-sanksi
Ketentuan mengenai kewajiban pendaftaran pajak penghasilan ditentukan dalam
undang-undang nomor 6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tatacara perpajakan
dan diubah terakhir kali dalam undang-undang Nomor 28 Tahun 2007.
Dalam UU Nomor 6 tahun 1983 pasal 41 ayat 1-3 mengatur tentang hukum
pidana bagi yang sengaja ataupun tidak sengaja lupa tidak membayar pajak titik
hukumannya antara lain sebagai berikut
a. Bagi yang karena kealpaannya tidak memenuhi kewajiban akan dipidana dengan
Pidana kurungan selama-lamanya 6 bulan dan/ atau denda setinggi-tingginya
Rp1.000.000,-
b. Bagi yang sengaja tidak memenuhi kewajiban atau menyebabkan seseorang tidak
memenuhi kewajiban akan dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 1 tahun dan
atau denda setinggi-tingginya Rp2.000.000,-
4. Tanda Daftar Perusahaan
a. Pengertian
Tanda daftar perusahaan adalah tanda daftar yang diberikan oleh kantor pendaftaran
perusahaan kepada badan usaha atau perusahaan yang telah disahkan pendaftarannya. Jadi,
agar perusahaan yang sedang kamu bangun terdaftar sebagai salah satu perusahaan resmi di
Indonesia maka kamu perlu mengurus tanda daftar
Perusahaan yang perlu mengurus TDP kepada pemerintah adalah perusahaan yang
berbentuk perseroan terbatas (PT), koperasi, persekutuan komanditer (CV), firma,
perorangan dan bentuk usaha lainnya, termasuk perusahaan asing dengan status kantor pusat,
kantor tunggal, kantor cabang kantor pembantu, anak perusahaan, agen perusahaan, dan
perwakilan perusahaan yang berkedudukan dan menjalankan usahanya di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia wajib didaftarkan dalam daftar perusahaan.
Perusahaan yang masuk dalam daftar perusahaan wajib melakukan pendaftaran di kantor
pendaftaran perusahaan dalam jangka waktu 3 bulan terhitung sejak perusahaan mulai
menjalankan kegiatan usahanya. Sedangkan perusahaan yang dikecualikan dari kewajibannya
melakukan pendaftaran adalah perusahaan negara yang berbentuk perusahaan jawatan
perusahaan kecil perorangan dan juga usaha atau kegiatan yang bergerak di luar bidang
perekonomian yang sifat dan tujuan tidak semata-mata mencari keuntungan atau laba.
b. Persyaratan pembuatan TDP
Yang diberlakukan oleh tiap daerah bisa berbeda-beda, namun secara garis besar
pembuatan TDP memerlukan dokumen antara lain sebagai berikut :

1. Mengisi formulir permohonan


2. Fotokopi KTP pemilik atau penanggung jawab perusahaan
3. Fotocopy NPWP
4. Fotokopi SIUP
5. Fotocopy SITU
6. Fotokopi akta pendirian perusahaan
Dalam pengajuan TDP pemilik usaha tidak akan dipungut biaya. Jika kamu sudah
mendapat TDP, agamamu tidak perlu registrasi ulang, sebab TDP yang kamu miliki sudah
berlaku selama perusahaan itu tetap beroperasi dan selama tidak ada perubahan terhadap
kepemilikan, sifat, dan jenis perusahaan.
c. Sanksi-sanksi
Sanksi-sanksi yang tercantum dalam undang-undang nomor 3 tahun 1982 antara lain:
1. Dalam pasal 32 ayat 1, Jika dengan sengaja atau lalai untuk tidak memenuhi
kewajibannya mendaftarkan perusahaan, maka diancam dengan pidana penjara selama-
lamanya tiga bulan atau pidana denda setinggi-tingginya Rp3.000.000
2. Dalam pasal 33 ayat 1, Jika melakukan atau menyuruh melakukan pendaftaran secara
keliru atau tidak lengkap, maka diancam dengan Pidana kurungan selama 3 bulan atau
pidana dengan denda setinggi-tingginya Rp1.500.000
3. Dalam Pasal 34 ayat 1, jika tidak memenuhi kewajibannya sesuai dengan undang-
undang yang berlaku dan atau Peraturan pelaksanaannya seperti misalnya menolak
untuk menyerahkan salah satu persyaratan kemah maka diancam dengan Pidana
kurungan Selama 2 bulan atau pidana denda setinggi-tingginya Rp1.000.000
5. Surat – Surat Niaga
Surat niaga adalah Surat yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan untuk kepentingan
dagang usaha Titik surat niaga merupakan surat resmi yang biasanya berisi tentang penawaran
atau pembelian barang dan jasa.
Surat perkenalan, surat perkenalan berisi mengenai produk yang dihasilkan oleh penjual dan
ditunjukkan kepada pembeli dari perusahaan lain atau kepada pelanggan tertentu surat perkenalan
biasanya menginformasikan tentang profil perusahaan dan juga daftar harga produk jual titik surat
ini penting diberikan kepada rekan bisnis agar perusahaan kita saling Sinergi dengan perusahaan
lainnya.
1. Surat permintaan penawaran
Surat permintaan penawaran berisi mengenai permintaan akan suatu produk kepada
penjual dari perusahaan lain dengan harga yang diminta pembeli. Surat permintaan
penawaran dimaksudkan untuk mendapatkan harga promo suatu produk dari penjual dan
menginformasikan bahwa perusahaan kita sedang membutuhkan produk mereka dan
perusahaan kita bisa membantu perusahaan lain untuk tetap berproduksi menjalankan
usahanya
2. Surat penawaran
Surat penawaran berisi kurang lebih seperti surat perkenalan. Namun surat penawaran
bisa diberikan kembali ketika Perusahaan kita memiliki produk baru atau produk-produk
tertentu yang sedang dipromosikan.
3. Surat pemesanan
Surat pemesanan adalah surat yang diterbitkan oleh pembeli dan ditujukan kepada penjual
untuk keperluan pemesanan atau permintaan barang atau jasa yang dibeli. Inti dari surat
pesanan harus menyertakan nama dan jenis barang yang hendak dibeli beserta harganya dan
Cara pembayarannya.
4. Bagian-bagian surat
Secara umum, baik surat niaga maupun surat dinas memiliki kesamaan struktur. Berikut
ini adalah bagian- bagian surat yang perlu di cermati :

KOP SURAT

Nomor Surat :
Perihal :
Lampiran :

Alamat :

Salam pembuka
Isi surat : ......................................................................................................................
......................................................................................................................................
Salam penutup

Tanda Tangan,

Tembusan Nama Terang


..............................
..............................
a) Kop atau kepala surat
Kop atau kepala surat dimaksudkan agar mempermudah penerima surat karena
penerima Ma surat bisa dengan cepat mengetahui pengirim surat titik kop surat berisi
logo instansi, nama instansi, alamat lengkap instansi, dan nomor telepon atau faximile.
b) Nomor surat
Nomor surat adalah unsur penting yang harus ada dimaksudkan untuk
mempermudah bagian administrasi untuk melakukan pendataan tentang surat yang
keluar dan masuk
c) Perihal
Perihal atau hal merupakan inti atau pokok surat hal ini dimaksudkan untuk
mempermudah penerima surat untuk melihat garis besar isi surat dan mengelompokkan
mana surat yang harus segera direspon dan makna surat yang bisa di baca kemudian
d) Lampiran
Lampiran biasanya menunjukkan jumlah halaman yang dikirim bersamaan
dengan surat
e) Tanggal surat
Penulisan tanggal surat dimulai dengan nama kota pengirim surat dan juga
tanggal lengkap Kapan surat itu dikirim
f) Alamat
Alamat surat merupakan kepada siapa surat yang ditujukan alamat surat
g) Salam pembuka
Salam pembuka sangat penting dalam surat niaga karena menunjukkan sopan
santun dari pengirim surat dalam surat surat resmi salam pembuka biasanya ditulis
dengan hormat atau salam sejahtera atau Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
h) Isi surat
Isi surat berisi tentang inti pokok dari surat untuk menghindari kesalahpahaman,
isi surat sebaiknya berisi pesan yang singkat padat dan jelas jika ada informasi tertentu
yang sifatnya panjang, bisa dijelaskan dalam lampiran
i) Salam penutup
Sama halnya seperti salam pembuka salam penutup penting ditulis dalam surat
niaga untuk menunjukkan sopan santun titik penulisan salam penutup bisa Dengan
hormat kami atau wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
j) Tanda tangan dan nama terang
Tanda tangan dan nama Terang merupakan penanggungjawab dari sebuah surat
Nama terang artinya nama lengkap titik surat resmi baru dianggap sah jika sudah
dibubuhi tanda tangan dan nama terang penanggung jawab hal ini berkaitan dengan isi
surat bilamana ada kesalahan di kemudian hari
k) Tembusan
Tembusan merupakan salinan surat yang dikirimkan kepada pihak-pihak tertentu
tembusan ditulis sebagai informasi bahwa surat tersebut sudah dikirimkan tembusan ini
sifatnya opsional bisa dibubuhkan jika diperlukan dan bisa juga tidak
5. Perhitungan Tarif Pajak Penghasilan
Cara menghitung pajak penghasilan orang pribadi sebagai pengusaha yang
diperoleh dari gaji atas usahanya dihitung berdasarkan aturan umum PPh yang
berlaku untuk karyawan pada umumnya, yakni:
PPh dari Gaji = Penghasilan Bruto – PTKP x Tarif Pajak
Besar PTKP 2021 wajib pajak orang pribadi masih sama seperti dalam
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 101/PMK.010/2016 tentang Penyesuaian
PTKP, yakni Rp 54.000.000 setahun atau Rp 4.500.000 per bulan, dengan rincian
sebagai berikut:
- Wajib pajak lajang Rp 54.000.000
- Tambahan untuk istri yang penghasilannya digabung dengan suami
Rp.54.000.000
- Tambahan wajib pajak yang memiliki status kawin Rp 4.500.000
- Tambahan untuk setiap anggota keluarga yang jadi tanggungan, maksimal 3
(keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak
angkat) Rp 4.500.000
Tarif pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi dalam negeri adalah sebagai
berikut:
1. Penghasilan Kena Pajaksampai dengan Rp50.000.000,00 dikenai tarif 5%
2. Penghasilan Kena Pajak  di atas Rp50.000.000,00 sampai dengan
Rp250.000.000,00 dikenai tarif 15%
3. Penghasilan Kena Pajakdi atas Rp 250.000.000,00 sampai dengan
Rp500.000.000,00 dikenai tarif 25%
4. Penghasilan Kena Pajakdi atas Rp500.000.000,00 tarif 30%

Contoh soal :
Setelah mengetahui konsep di atas, mari kita lihat ilustrasi berikut.
Bapak Leo, seorang Karyawan dengan usaha sambilan reparasi alat elektronik
memiliki satu orang istri dan satu orang anak yang sudah berusia dua tahun.
Ia memiliki total penghasilan netto(bersih) sebesar Rp300.000.000,00 pada
tahun ini, di mana Rp200.000.000,00 berasal dari pekerjaannya di Hydra Corp. dan
Rp100.000.000,00 sisanya berasal dari usaha reparasi alat elektroniknya.
Atas penghasilannya di Hydra Corp., bapak Leo telah dipotong pajak
penghasilan sebesar Rp15.550.000,00 yang tercantum pada bukti potong pajak (form
1721).
Ibu Ema, istri bapak Leo merupakan seorang ibu rumah tangga yang tidak
memiliki penghasilan.
Dari data tersebut, dapat dilakukan penghitungan seperti ini:
Penghasilan Netto                                                               Rp300.000.000,00
Penghasilan tidak kena pajak  (kawin, 1 orang anak)        (Rp63.000.000,00)
Penghasilan kena pajak                                                    Rp237.000.000,00
Pajak terutang
5% x Rp50.000.000,00                                                        Rp 2.500.000,00
15% x (Rp237.000.000,00-Rp50.000.000,00)                   Rp.28.050.000,00
Total pajak terutang                                                         Rp.30.550.000,00
Dengan demikian, maka pajak yang masih harus dibayar adalah sebesar:
Total pajak terutang                                                            Rp30.550.000,00
Kredit pajak (bukti potong dari Hydra Corp.)                   (Rp15.550.000,00)
Pajak yang masih harus dibayar                                     Rp15.000.000,00

Anda mungkin juga menyukai