Bisnis
BAB 11
11.1 PENDAHULUAN
Dalam dunia bisnis, perizinan jelas memegang peranan yang sangat penting, bahkan bisa dikatakan
perizinan dan pertumbuhan dunia usaha bisa dikatakan merupakan dua sisi mata uang yang saling
berkaitan. Dunia usaha takkan berkembang tanpa adanya izin yang jelas menurut hukum, dan izin
berfungsi karena dunia usaha membutuhkannya.
Dalam Pengaturan Perizinan Dunia Bisnis terdapat beberapa ketentuan Perizinan Usaha
Perdagangan. Menurut pasal 5 dan 6 Surat Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi No.
130/KP/IV/82, bahwa Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) diberikan kepada pengusaha yang
berdasarkan atas domisilinya. Bagi pengusaha/ pemilik /penanggung jawab perusahaan yang
berdasarkan berdomisili diluar tempat kedudukan perusahaan, maka pemilik perusahaan harus
menunjuk penanggung jawab/ kuasa berdasarkan domisili yang dikuatkan dengan Kartu Tanda
Penduduk ditempat SIUP yang terbitkan.
11.3 Masalah Pengaturan Perizinan
Masalah perizinan dalam dunia bisnis, bisa meliputi perizinan disektor pemeritahan umum, sektor
agraria, sektor perindustrian, sektor usaha/perdagangangan, sektor pariwisata, sektor pekerjaan umum,
sektor pertanian, sektor kesehatan, sektor sosial dan sektor-sektor lainnya.
Pemerintah telah mengeluarkan peraturan yaitu Inpres No.5 Tahun 1984 tanggal 11 April 1984
tentang Pedoman penyelenggaraan dan Pengendalian Perizinan di bidang usaha. Dikeluarkan
pedoman ini dimaksudkan guna menujang berhasilnya pelaksanaanpembangunan yang bertumpu pada
trilogi pembangunan yaitu pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, stabilitas nasioanal yang sehat
dan dinamis, serta pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya. Lampiran Inpres No.5 Tahun 1984
terdiri dari 9 pasal, dan terdapat 7 hal penting yang menjadi tolak ukur setiap perizinan yang akan
dikeluarkan, yaitu :
1. Perlunya dikurangi jumlah perizinan yang harus dimiliki pengusaha, sehingga yang benar-benar
diperlukan saja diberikan izin.
2. Perlunya disederhanakan persyaratan administrasi dengan mengurangi jumlah dan menghindari
pengurangan persyaratan yang sealur dalam rangakian perizinan yang bersangkutan.
3. Perlunya diberikan jagka waktu yang cukup panjang, sehingga dapat memberi jaminan bagi kepastian
dan kelangsungan usaha.
4. Perlunya dikurangi bila perlu meringankan dan menghilangkan sama sekali biaya pengurusan
perizinan.
5. Perlunya disederhanakan tata cara pelaporan, sehingga satu laporan dapat dipergunakan untuk
memenuhi kebetuhan berbagai departemen/instansi pemerintah, baik di pusat maupun di daerah.
6. Perlunya dilakukan pengawasan terhadap pelaksanaan perizinan di bidang usaha, dan ditekankan agar
penerima izin dapat diwajibkan untuk memberikan laporan paling banyak satu kali setiap satu
semester(enam bulan)
7. Perlunya dilakukan penerbitan terhadap pelaksanaan perizinan yang manyangkut personel sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan kepegawaian, termasuk tuntutan ganti rugi, displin pegawai
negeri dan tuntutan pidana.
Dalam masalah perizinan dunia bisnis, secara umum dapat dikatakan ada 4 masalah yang terkait,
yaitu sebagai berikut :
1. Adanya bentuk dan jenis izin yang diselenggarakan umumnya secara bertahap, yang diawali dengan
letter of intent untuk mendapatkan izin prinsip yang kemudian dikenal dengan adanya izin sementara,
izin tetap, dan izin perluasan.
2. Adanya badan hukum yang dipersyaratkan dalam perizinan sehingga terdapat berbagai kemungkinan
badan hukum berdasarkan ketentuan hukum yang berbeda seperti KUHD, UUPMA, UUPMDN, dan
sebagainya.
3. Adanya bidang kegiatan industri yang dalam pemberian izinnya dibedakan antara bidang yang
dikelola oleh departemen-departemen seperti perindustrian, pertanian, pertambangan dan energi, serta
departemen-departemen lainya.
4. Dibidang perdagangan pada dasarnya izin diterbitkan oleh departemen perdangan, namun
dipersyaratkan pula untuk mendapat rekomendasi dan depatemen terkait, sehingga jalurnya menjadi
lebih panjang.
3 Ekonomi Komersial: Perizinan Dalam
Bisnis
Berkaitan dengan masalah perizinan diatas, maka untuk memperoleh izin itu sendiri, biasanya
diperlukan persyaratan yang selalu megacu pada 5 hal seperti:
a) syarat untuk mendapat izin;
b) bobot kegiatan usaha yang dikaitan dengan izinyang diberikan;
c) berbagai persyaratan penopangnya yang terkait dengan dampak pemberian izin bersangkutan;
d) berbagai hak dan manfaat yang dapat digunakan oleh penerima izin; dan
e) penerima izin diharuskan untuk memenuhui kewajiban, sesuai degan pengarahan pemerintah,
misalnya untuk peningkatan ekspor, penyediaan lapangan kerja, menjadi bapak angkat, mendorong
golongan ekonomi lemah, koperasi, pencegahan pencemaran, dan sebagianya.
Menurut Keppres No. 53 Tahun 1988, disebutkan adanya beberapa kegiatan usaha yang tidak
dikenakan ketentuan wajib daftar perusahaan, yaitu sebagai berikut :
1. usaha atau kegiatan yang bergerak diluar bidang perekonomian dan sifat serta tujuannya tidak semata-
mata mencari keuntungan dan/ atau laba.
2. Bidang-bidang usaha seperti:
a) pendidikan formal dalam segala jenis dan jenjang yang di selenggarakan oleh siapa pun;
b) pendidikan nonformal yang dibina oleh pemerintah dan diselenggarakan bersama oleh masyarakat
serta dalam bentuk badan usaha;
c) notaris;
d) penasihat umum;
e) praktik perorangan dokter dan praktirk berkelompok dokter;
f) rumah sakit;
g) klinik pengobatan.
11.4. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Surat izin usaha perdagangan atau disingkat SIUP adalah surat izin untuk dapat melaksanakan
kegiatan perdagangan. Dasar hukum untuk mendapatkan SIUP adalah UU No. 3 tahun 1982 tentang
wajib daftar perusahaan, yang menyebutkan bahwa suatu perusahaan wajib didaftarkan dalam jangka
waktu 3 bulan setelah perusahaan mulai menjalankan usahanya.
Untuk melaksanakan ketentuan diatas, khususnya ketentuan menegenai izin, telah dikeluarkan
keputusan Menteri Perdagangan Nomor: 1458/Kp/XII/84 tanggal 19 desember 1984 tentang Surat
Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Dalam Keputusan Menteri tersebut disebutkan bahwa setiap
perusahaan yang melakukan kegiatan perdagangan diwajibkan memiliki SIUP. Untuk memperoleh
SIUP ini, perusahaan terlebih dahulu wajib mengajukan surat permohonan izin (SPI) yang dapat
diperoleh secara Cuma Cuma pada kantor wilayah Departemen Perdagangan atau Kantor
Perdagangan setempat.
Ketentuan perusahaan yang harus memiliki dibedakan atas 3 kelompok, yaitu:
a) SIUP KECIL : wajib dimiliki oleh Perusahaan Perdagangan dengan modal dan kekayaan bersih (netto)
seluruhnya sebesar Rp. 50 Juta sampai dengan Rp. 500 Juta, tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha
b) SIUP MENEGAH : wajib dimiliki oleh Perusahaan Perdagangan dengan modal dan kekayaan bersih
(netto) seluruhnya sebesar Rp. 500 Juta sampai dengan Rp. 10 Milyar, tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha
4 Ekonomi Komersial: Perizinan Dalam
Bisnis
c) SIUP BESAR : wajib dimiliki oleh Perusahaan Perdagangan dengan modal dan kekayaan bersih
(netto) seluruhnya lebih Rp. 10 Milyar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
Ada perusahaan yang dibebaskan dari kewajiban untuk memiliki SIUP, yang terdiri dari :
a) Cabang/ perwakilan perusahaan yang dalam menjalankan kegiatan perdagangan mempergunakan
SIUP kantor pusat perusahaan.
b) Perusahaan yang telah mendapat izin usaha dari departemen teknis berdasarkan peraturan perundang
undangan yang berlaku, dan tidak melakukan kegiatan perdagangan.
c) Perusahaan produksi yang didirikan dalam rangka UU no.6 Tahun 1968 tentang penanaman modal
dalam negeri
d) Perusahaan jawatan (perjan) dan perusahaan Umum (perum) dan
e) Perusahaan kecil perorangan
Perusahaan yang memiliki SIUP mempunyai 3 kewajiban yang harus dilaksanakan, yaitu sebagai
berikut:
1. Wajib lapor apabila tidak melakukan lagi kegiatan perdagangan ataupun menutup perusahaan disertai
dengan pengembalian SIUP, mengenai pembukuan cabang/ perwakilan perusahaan,atau mengenai
penghentian kegiatan atau penutupan cabang/ perwakilan perusahaan.
2. Wajib memberikan data/ informasi mengenai kegiatan usahanya apabila diperlukan oleh menteri atau
pejabat yang berwenang, dan
3. Wajib membayar uang jaminan dan biaya administrasi perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku.
g) Menutup Perusahaan yaitu menghentikan semua jenis kegiatan yang tercantum dalam SIUP,
atas kehendak atau bukan kehendak sendiri. Misalnya SIUP dicabut karena melakukan
pelanggaran dibidang perizinan.
11.4.2 PERSYARATAN SITU
Secara umum, persyaratan untuk SITU adalah hal-hal berikut:
a. Surat Permohonan bermaterai Rp. 6000,- lengkap dengan stempel/cap perusahaan
b. Fotocopi KTP Pemohon (Umumya Pemilik/Direktur/Penanggungjawab) atau Surat Izin Sementara
khusus bagi warna negara asing
c. Surat Kuasa dan fotocopi KTP Penerima Kuasa apabila pengurusan dikuasakan kepada orang lain
d. Fotocopi IMBG yang masih berlaku sesuai dengan kegiatan usaha
e. Fotocopi Bukti Penguasaan Hak atas tanah, antara lain berupa sertifikat, perjanjian sewa menyewa,
perjanjian pinjam pakai atau perjanjian dalam bentuk lain
f. Fotocopi akte pendirian perusahaan dan/atau akta perubahannya serta akta pengesahannya
g. Fotocopi SPPT dan STTS PBB tahun terakhir
h. Persetujuan lingkungan/warga/tetangga radius 200 m dari lokasi tempat usaha, yang diketahui oleh
RT/ RW/Kepala Desa/Lurah
i. Surat Keterangan Domisili Usaha
11.6 Lembaga Pembiayaan
Lembaga Pembiayaan adalah Keputusan Menteri Keuangan RI No. 448/KMK.017/2000 tentang
Perusahaan Pembiayaan, memberikan pengertian lembaga pembiayaan sebagai suatu kegiatan
pembiayaan yang dilakukan dalam bentuk penyediaan dana bagi konsumen untuk pembelian barang
yangpembayarannya dilakukan secara angsuran atau berkala oleh konsumen. Berdasarkan definisi
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya antara kredit konsumsi dengan pembiayaan
konsumen sama saja. Hanya pihak pemberi kreditnya yang berbeda.
Pembiayaan konsumen sebagai salah satu lembaga pembiayaan lebih banyak diminati oleh
konsumen ketika mereka memerlukan barang yang pembayarannya dilakukan secara angsuran/cicilan.
Barang yang menjadi obyek pembiayaan konsumen umumnya adalah barang-barang seperti, alat-alat
elektronik, sepeda motor, komputer dan alat-alat kepentingan rumah tangga yang menjadi kebutuhan
konsumen. Besarnya pembiayaan yang diberikan kepada konsumen umumnya relatif kecil, sehingga
kandungan risiko yang mesti harus dipikul oleh perusahaan pembiayaan konsumen juga relatif kecil.
Lembaga pembiayaan termasuk bagian dari lembaga keuangan. Dalam melakukan kegiatan
usahanya, lembaga pembiayaan lebih menekankan pada fungsi pembiayaan. Istilah lembaga keuangan
lebih luas dibandingkan dengan lembaga pembiyaan. Lembaga keuangan meliputi:
1. Badan usaha yang mempunyai kekayaan dalam bentuk aset keuangan yang disediakan untuk
menjalankan usaha dibidang jasa keuangan termasuk juga pembiayaan.
2. Badan usaha yang hanya menjalankan usaha dibidang jasa pembiayaan, menyediakan dana dan barang
modal tanpa menarik dana secara langsung dari masyarakat.Neni Sri Imaniyati, Hukum Bisnis
Telaah Tentang Pelaku dan Kegiatan Ekonomi, Yogyakarta: Grafika Ilmu, 2009, hlm. 69
Menurut Abdulkadir Muhamad, yang dimaksud dengan lembaga keuangan (financial institution)
adalah badan usaha yang mempunyai kekayaan dalam bentuk asset keuangan (financial assets).
Kekayaan dalam bentuk aset keuangan ini digunakan untuk menjalankan usaha dibidang jasa
keuangan, baik penyediaan dana untuk membiayai usaha productif dan kebutuhan konsumtif,
maupun jasa keuangan bukan pembiayaan.
3. Melakukan pemindah tanganan hak dan pemindahan lokasi usaha industry tanpa persetujuan dai
meteri Perindustrian atau meteri lainnya yang mempunyai kewenangan prngaturan, pembinaan, dan
pengembangan industry
4. Tidak dipenuhinya ketentuan dalam perizinan
11.8. Perizinan Menurut Undang-Undang Gangguan
(UUG)
Salah satu izin yang sering menjadi problema dunia usaha adalah mengenai izin Undang-Undang
Gangguan yang diatur dalam Statsblaad tahun 1926 Nomor 226. Izin UUG sebetulnya bertujuan
untuk memberikan perlindungan kepada warga/penghuni disekitar lokasi suatu usaha. Sebab tidak
jarang terjadi suatu tempat usaha ditutu oleh pemerintah (pemerintah daerah) hanya karena usaha
tersebut diprotes oleh warga masyarakat sekitarnya. Masyarakat tidak pernah memberikan ersetujuan
kepada pengelola tempat usaha tersebut.
Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui adanya izin UUG ini. Bahwa pemikiran usaha
yang dijalankan berskala kecil, tidak dierlukan adanya izin, adalah tidak benar. Izin UUG ini
sangatdierlukan untuk kelangsungan usaha secara aman. Hal ini tamak jelas bila kita berusaha di
wilayah DKI Jakarta.
Khusus di wilayah DKI Jakarta, Gubernur Keala Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta telah mengeluarkan
Surat Keputusan Nomor 1641 Tahun 1987 tanggal 28 Agustus 1987 yang menugaskan seluruh
walikota untuk melaksanakan pemberian izin UUG.
Jenis-jenis usaha yang memberikan izin UUG oleh walikota, terdiri atas 54 jenis usaha atau
dapat dibagi atas 3 (tiga) kelompok besar, yaitu:
A. Kelompok usaha dagang, bengkel, warung, yang terdiri dari:
1. Dagang oli eceran;
2. Dagang eceran minyak tanah, gas elpiji;
3. Tempat penyimpanan/garasi/pool kendaraan angkutan jenis IV dan kendaraan roda empat maksimal
10 buah;
4. Bengkel las;
5. Dagang bahan kimia dan tempat penyimpanannya;
6. Dagang karbit dan tempat penyimpanannya;
7. Bengkel sepeda, sepeda motor;
8. Warung nasi, mi bakso, sate, dan sejenisnya:
9. Perbaikan/servis aki dan strum aki, dynamo, termasuk menggulung dynamo;
10. Tempat pemotongan/penampungan unggas/ ayam;
11. Penjualan dan tempat penampungan kertas, besi, kayu, plastik dan barang bekas lainnya;
12. Usaha rumah tangga dalam bidang perdagangan kebutuhan sehari-hari;
13. Peternakan unggas, sapi perah/kerbau, dan sejenisnya;
14. Tempan penimbunan tulang;
15. Pengepakan barang-barang, perusahaan ekspedisi, sortasi, dan sejenisnya.
Kelompok Industri Rumah Tangga, terdiri dari:
9 Ekonomi Komersial: Perizinan Dalam
Bisnis
11 Ekonomi Komersial: Perizinan Dalam
Bisnis
DAFTAR PUSTAKA
http://beststoryofme.blogspot.co.id/2014/11 / makalah-hukum-perizinan-kasus analisa.html
https://id.wikipedia.org/wiki/ Surat_Izin_Gangguan
http://akhyar-umam.blogspot.co.id/2014/12/perizinan-dalam- dunia-bisnis.html
http://azarfatimah.blogspot.co.id/2014/12/perizinan-dunia-bisnis-siup lembaga.html
http://www.putra-putri-indonesia.com/ izin-tempat-usaha.html
http://www.jakarta.go.id/v2/news/2013/07/perizinan-tempat-usaha-berdasarkan-undang-undang-
gangguan#.WGwrs8n_vK8
12 Ekonomi Komersial: Perizinan Dalam
Bisnis
Biodata Penulis
Josef Gunawan Purba
Penulis lahir di Tapanuli Utara, tanggal 22 juli 1999. Saat ini, penulis tercatat sebagai mahasiswa
Universitas Negeri Medan (UNIMED) jurusan Ilmu Ekonomi Stambuk 2018 . Penulis melakukan
penulisan ini dengan tujuan untuk memenuhi tugas salah satu KKNI Mata Kuliah Ekonomi
Komersial.