Anda di halaman 1dari 12

Hukum Komersial

Bab 4 Hukum Dagang


A.Beberapa pengertian

1. komersial
Istilah komersial dalam bahasa ingggris “commercial” dari kata commerce yang
berarti perdagangan atau perniagan (wojowasita,28).Sedangkan
pengertian”komersil”menurut kamus umum bahasa indonesia adalah bettrsifat
berdagang ,secara berdagang (poerwadarminta,1982:517).
2.hukum ekonomi dan hukum komersial
Hukum dagang dan hukum bisnis atau komersial merupakan bagian dari hukum
privat (perdata),sedangkan hukum ekonomi disamping meliputi kukum dagang
dan hukum bisnis tersebut juga menjangkau hukum publik,seperti hukum
administrasi negara,hukum pidana dan lain-lain.
3.Usaha perniagaan
Usaha perniagaan (Handelszaak) adalah segala usaha kegiatan, baik aktif/pasif,
termasuk juga segala sesuatu yang menjadi perlengkapan perusahaan tertentu,
yangkesemuanya itu dimaksud untuk mencapai tujuan memperoleh keuntungan.
a. Benda yang dapat diraba, dilihat dan hak-hak. Misalnya: gedung, perlengkapan
kantor, penagihan, hutang, dll.
b. Para langganan.
c. Rahasia-rahasia perusahaan
B.Surat Izin Perdagangan(SIUP)
Ada 4(empat) masalah yang terkait dalam masalah perizinan di dunia bisnis (Burton,
1995:197),yaitu:
1. Adanya bentuk dan jenis izin yang di selenggarakan umumnya secara bertahap,
yang diawali dengan letter of intent untuk mendapatkan izin prinsip yang kemudian
dikenal dengan adanya izin sementara,izintetap dan izin perluasan.
2. Adanya badan hukum yang dipersyaratkan dalam perizinan sehingga terdapat
berbagai kemungkinan badan hukum berdasarkan ketentuan hukum yang berbeda
seperti,KUHD,UUHD,UUPMA,UUPMDN, dan lain sebagainya..
3. Adanya bidang kegiatan industri yang dalam pemberian izinnya dibedakan antara
bidang yang dikelola oleh departemen-departemen seperti perindustrian, pertanian,
pertambangan, dan energi, serta departemen-departemen lainya.
4. Dibidang perdagangan pada dasarnya izin diterbitkan oleh departemen
perdagangan, namun dipersyaratkan pula untuk mendapatkan rekomendasi dari
departemen terkait, sehingga jalurnya menjadi lebih panjang.
Ketentuan perusahaan yanga harus memiliki SIUP dibedakan menjadi 3(tiga)
kelompok, sebagaimana disebutkan dalam pasal 4SK Menprindag Nomor:
1458/Kp/XII/84 yaitu bahwa:
1. Perusahaan kecil, adalah perusahaan yang mempunyai modal dan kekayaan bersih
(netto) dibawah Rp.25.000.00;SIUPnya berwarna putih.
2. Perusahaan menengah, adalah perusahaan yang mempunyai modal dan kekayaan
bersih (netto) dibawah Rp.25.000.00 sampai dengan Rp.100.000.00; SIUPnya
berwarna biru.
3. Perusahaan besar, adalah perusahaan yang mempunyai modal dan kekayaan
bersih diatas Rp.100.000.00 SIUPnya berwarna kuning.
C.Daftar perusahaan
1. Pengertian dan pengaturan daftar perusahan
a. pengaturan
Dalam rangka pelaksanaan undang-undang No.3 Tahun 1982 maka pemerintah
sampai saat ini telah menerbitkan beberapa surat keputusan mentri yang terakhir
yang masih berlaku hingga kini adalah surat keputusan mentri perindustrian dan
perdangan No.12/MPP/Kep/1/1998 tentang wajib daftar perusahaan yang di ikuti
dengan keputusan mentri perindustrian dan perdagangan No.327/MPP/Kep/7/1999
tentang perubahan keputusan Menperindag No.12/MPP/Kep/1/1998.
b. Pengertian
“Daftar perusahaan adalah daftar catatan resmi yang diadakan menurut atau
berdasarkan ketentuan undang-undang ini dan atau peraturan-peraturan pelak
sanaannya, dan memuat hak-hal yang wajib didaftarkan oleh pejabat yang
berwenang dari kantor perusahaan.daftar catatan resmi terdiri dari formulir yang
memuat catatan lengkap mengenai hal yang wajib di daftarkan oleh setiap
perusahaan.”
2.Tujuan, Sifat dan manfaat Daftar Perusahaan
a. Tujuan daftar perusahaan
1.Melindungi perusahaan yang jujur
2.Melindungi masyarakat atau konsumen
3.Perkembangan dunia usaha dan perusahaan
4.Memudahkan pembinaan,pengarahan dan pengawasan
3.Kewajiban pendaftaran
Yang wajib didaftarkan dalam daftar perusahaan, yaitu:Perseroan
terbatas(PT),Koprasi, Persekutuan Komanditer (CV), Firma(Fa) dan perseorangan.
Namun undang-undang memberikan pengecualian kepada perusahaan tertentu dari
kewajiban daftar , yakni :
a. Setiap perusahaan negara yang berbentuk perusahaan jawatan (PERJAN)
b. Setiap perusahaan kecil perorangan yang di jalankan oleh pribadi
Yang tidak dikenakan wajib daftar perusahaan, yakni:
a. Pendidikan formal
b. Pendidikan non formal
c. Jasa notaris
d. Jasa pengacara
e. Peraktek perorangan
f. Rumah sakit
g. Klinik pengobatan
4.Penyelenggaraan Wajib Daftar Perusahaan
Menurut ketentuan pasal 8 Kepmenprindag No.12 Tahun 1998, bahwa mentri
perindustrian dan perdagangan berwenang menetapkan tempat kedudukan ,susunan
kantor pendaftaran perusahaan (KPP), ketentuan dan tata cara penyelenggaraan
wajibdaftar perusahaan (WDP). Mentri menunjuk dirjen perdagangan dalam negri
sebagai pembina teknis dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan wajib daftar
perusahaan.
5.Tentang Sanksi
a. pasal 32 UU No.3 Tahun 1982
b. pasal 33 UU No.3 Tahun 1982
c. pasal 34 UU No.3 Tahun 1982
d. pasal 35 UU No.3 Tahun 1982
D. Pembukuan
1. Maksud dan Pengaturan
Yang dimaksud dengan pembukuan adalah catatan yang berisi tentang keadaan
kekayaan dan tentang segala sesuatu yang berhubuangan dengan
perusahaan.Catatan tesebut dapat disebut buku sebagai mana disebutkan dalam
pasal 6(3) KUHD.
2. Kewajiban Penyimpanan
Dengan telah dibuatnya pembukuan dan neraca maka menurut ketentuan Pasal 6
ayat 3 KUH Dagang, bahwa Pengusaha harus menyimpan selama 30 tahun tentang
segala buku-buku dan surat. surat yang bersangkutan dalam mana menurut ayat 1,
catatan tadi dibuat menurut neracanya, dan selama 10 (sepuluh) tahun akan surat-
surat dan surat kawat yang diterimanya seta segala tembusan-tembusan surat-surat
dan surat kawat yang dikirimkannya. Kewaliban penyimpan buku dan neraca in erat
kaitannya dengan fungi pembukuan yaitu segala alat pembuktian bila ada sengketa
di pengadilan
3.Kerahasiaan Pembukuan
meskipun maksud mengadakan pembukuan agar pihak ketiga (III) dapat mengetahui hak-haknya
dan kewajibannya hamun tidak berarti tidak otomatis setiap orang diperbolenkan memeriksa atau
melihat pembukuan pengusaha. (ingat ketentuan pasal 322 KUHP, bahwa membuka rahasia akan
dijatuhi hukuman peniara selama-lamanya 9 bulan/denda sebanyaknya Rp. 9.000,) Kerahasiaan ini
tidak mutlak, namun bisa ditembus dengan 2 (dua) cara:
a. Representation:
Yaitu melihat pembukuan pengusaha dengan perantara hakim. Sebagaimana diatur dalam pasal 8
KUHD.
b. Communication:
Adalah melihat pembukuan pengusaha secara langsung/ tanpa perantaraan hakim sebagaimana
ditentukan dalam pasal 12 KUHD. Hal ini bisa dilakukan karena yang bersangkutan ada hubungan
kepentingan langsung dengan perusahaan tersebut.
Misalnya:
1) Para ahli waris
2) Para pendirian perseroan
3) Kreditur dalam kepailitan
4) Buruhnya yang upahnya besar kecilnya ditentukan oleh maju mundurnya perusahaan.
Tidak ada sanksi yang tegas bagi pengusaha yang tidak/lalai membuat pembukuan
namun ada pengecualian dalam beberapa hal seperti :
a. 396 KUHP
Pedagang yang sudah dinyatakan pailit, dihukum karena palit, sederhana,dengan
hukuman penjara selama-lamanya 1 tahun 4 bulan.
b. 397 KUHP
Pedagang yang sedang dinyatakan pailit dihukum karena pailit dengan tipu dengan
hukuman penjara selama-lamanya 7 tahun.
c. Pasal 263 KUHP:
Ayat 1 dan Ayat 2

Anda mungkin juga menyukai