Anda di halaman 1dari 12

Nama : Anisa

Stambuk : C30019017

Mata kuliah : Pengantar hukum bisnis

JAWABAN SOAL PENGANTAR HUKUM BISNI

1. A. Hukum tertulis yang belum dikodifikasikan :


a. Kitab undang-undang hukum dagang (KUHD) atau wetboek van koophandel
(WVK), yang mulai berlaku di Indonesia pada 1 mei 1848 terbagi atas dua kitab
dan 23 BAB. di dalam KUHD jelas tercantum bahwa implementasi dan
pengkhususan dari cabang-cabang hukum dagang isi pokok daripada KUHD
Indonesia adalah :
- Kitab pertama berjudul tentang dagang umumnya, yang memuat 10 BAB
- Kitab kedua berjudul tentang hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang terbit
dari pelayaran, terdiri dari 13 BAB.
- Kitab undang-undang hukum perdata (KUHperdata) atau Burgerlijk Wetboek
(BW), buku tentang III perikatan.
B. Hukum tertulis yang belum dikodifikasikan
Hukum tertulis yang belum dikodifikasikan yaitu peraturan perundangan khusus yang
mengatur tentang hal-hal yang berhubungan dengan perdagangan diantaranya adalah
sebagai berikut :
a. Undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas
b. Undang-umdang nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal
c. Undang-undang nomor 32 tahun 1997 tentang perdagangan berjangka komoditi
d. Undang-undang nomor 8 tahun 1997 tentang dokumen perusahaan
C. Hukum kebiasaan
a. Pasal 1339 KUHperdata, suatu perjanjian tidak saja mengikat untuk apa yang
semata-mata telah diperjanjikan tetapi untuk apa yang semata-mata telah
diperjanjikan tetapi untuk apa yang sudah menjadi kebisaan.
b. Pasal 1347 KUHperdata, hal-hal yang sudah lazim diperjanjikan dalam suatu
perjanjian, meskipun tidak secara tegas diperjanjikan harus dianggap juga
tercantum dalam setiap perjanjian semacam itu.

2. Badan usaha yang berbadan hukum di Indonesia yaitu :


a. Perseroan terbatas (PT)
b. Yayasan
c. Koperasi
d. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
e. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
3. - PT (Perseroan Terbatas)
Perseroan terbatas (PT) merupakan subjek hukum yang madiri, yang
eksistensinya tidak tergantung kepada keberadaan pemegang saham, direksi, dan
komisaris. Disini pemegang saham dibebani pertanggung jawaban secara pribadi yaitu
sebagai berikut :
a. persyaratan perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak dipenuhi
b. pemegang saham yang bersangkutan, baik langsung maupun tidak
langsung dengan iktikad buruk, memanfaatkan perseroan semata-mata
untuk kepentingan pribadi.
c. pemegang saham terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang
dilakukan oleh perseroan
d. pemegang saham yang bersangkutan, baik langsung maupun tidak
langsung secara melawan hukum, menggunakan kekayaan perseroan yang
mengakibatkan kekayaan perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi
utang perseroan.

- Perseroan terbatas (persero)

Persero adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang dibentuk berdasarkan
undang-undang nomor 9 tahun 1969, yang paling sedikitnya 51% saham dikeluarkan
dimiliki oleh Negara melalui penyertaan modal secara langsung, penyertaan modal ini
diatur oleh peraturan pemerintah.

Persero didirikan dengan maksud dan tujuan untuk mencari keuntungan, namun
persero dapat pula didirikan untuk melaksanakan penugasan khusus, yaitu persero yang
sifat usahanya untuk melaksanakn pelayanan kepentingan masyarakat luas.

4. Badan usaha berbadan hukum ini mempunyai hak dan kewajiban, sedangkan badan usaha
tidak berbadan hukum tidak. Konsekuensi hukumnya, pihak ketiga yang mempunyai
perikatan hanya dapat menuntut pendiri/pengurusnya dan bukan badan usahanya
selayaknya pada badan usaha berbadan hukum.

a. Badan usaha yang berbadan hukum adalah badan usaha yang memisahakan antara
harta kekayaan pribadi pemilik atau pendirinya dan harta kekayaan badan usaha
b. Badan usaha yang tidak berbadan hukum adalah badan usaha yang tidak memiliki
pemisah yang tegas antara harta kekayaan pribadi pemilik atau pendirinya dengan
harta kekayaan badan usaha.

5. A. dapat kita simpulkan bahwa merger merupakan bergabungnya beberapa perusahaan


menjadi satu, konsolidasi adalah meleburnya beberapa perusahaan jadi perusahaan yang
baru, sedangkan akuisisi adalah perusahaan mengambil alih perusahaan lain unuk
menjadi perusahaan yang lebih besar.
B. bahwa peraturan tentang perseroan terbatas sebagaimana diatur dalam kitab undang-
undang hukum dagang (wetboek van koophandel, staatsblad 1847:23), sudah tidak sesuai
bagi dengan perkembangan ekonomi dan dunia usaha yang semakin pesat, baik secara
nasional maupun internasional ;

- Bahwa disamping bentuk badan hukum perseroan terbatas sebagaimana diatur dalam
kitab undang-undang hukum dagang, hingga saat ini masih terdapat badan hukum lain
dalam bentuk Maskapai Andil Indonesia sebagaimana di atur dalam Ordonansi
Maskapai Andil Indonesia (Ordonantie op de Indonesische Maatschapij op Aandeelen
Staatsblad 1939:569 jo.717);
- bahwa dalam rangka menciptakan kesatuan hukum untuk memenuhi kebutuhan
hukum baru yang dapat lebih memacu pembangunan nasional serta untuk menjamin
kepastian dan penegakan hukum, dualisme pengaturan sebagaimana perlu ditiadakan
dengan mengadakan pembaharuan peraturan tentang perseroan terbatas.
- Bahwa pembaharuan pengaturan tentang perseroan terbatas sebagaimana dimaksud
harus merupakan pengejawantahan asas kekeluargaan menurut dasar-dasar demokrasi
ekonomi berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945.
- Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud diatas dipandang perlu
membentuk undang-undang tentang perseroan terbatas.

6. Faktor yang berpengaruh terhadap penanaman modal asing di Indonesia adalah


pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur melalui produk domestic bruto (PDB),
tingkat suku bunga domestik, nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing dollar Amerika,
ekspor, upah pekerja dan krisis ekonomi.

7.

8. Sewa guna usaha (leasing) pasal 3


Kegiatan sewa guna usaha dilakukan dalam bentuk pengadaan barang modal bagi
penyewa guna usaha, baik dengan maupun tanpa usaha hak opsi untuk membeli barang
tersebut. Dalam kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pengadaan barang
modal dapat juga dilakukan dengan cara membeli barang milik penyewa guna usaha yang
kemudian disewa gunakan kembali. Sepanjang perjanjian sewa guna usaha masih
berlaku, hak milik atas barang modal objek transaksi sewa guna usaha berada pada
perusahaan sewa guna usaha.

9. A. Pembiayaan Perbankan Konvesial


Sumber pembiayaan melalui kredit perbankan, atau pinjaman bank (loan) merupakan
salah satu sumber dana yang cukup popular dalam kegiatan usaha. Pinjaman tersebut
dapat berupa pinjaman yang berasal dari satu bank ataupun dari beberapa bank, yang
disebut dengan kredit sindikasi (sindicated loan).
B. Pembiayaan perbankan Syariah
Prinsip syariah pada dasarnya merupakan pinjaman dana yang memanfaatkan suatu
lembaga yang memiliki kemampuan seperti halnya suatu bank umum dan lembaga
pembiayaan. Metode syariah adalah mudharabah, yaitu suatu metode pembiayaan yang
dilakukan oleh para pihak pemilik dana dan pihak yang membutuhkan dana berdasarkan
kepercayaan sebagai unsur yang terpenting.

10. Yang diatur dalam HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) :


a. Hak Cipta
b. Hak Paten
c. Hak Merek
d. Rahasia Dagang
e. Desain Industri
f. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
g. Perlindungan Varietas Baru Tanaman

11. Kekayaan intelektual yang secara universal diakui dan diatur oleh hukum internasional
HAKI terdiri :
a. Hak cipta dan hak terkait
b. Merek dagang
c. Indikasi geografi
d. Desain industri
e. Paten
f. Tata letak (topografi) sirkuit terpadu
g. Perlindungan informasi rahasia
h. kontrol terhadap persaingan usaha tidak sehat dalam perjanjian lisensi.
12. Menurut Undang-undang nomor 30 tahun 2000 tentang rahasia dagang :
Rahasia dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum dibidang
teknologi//bisnis mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha dan
dijaga kerahasiaanya oleh pemilik rahasia dagang. Lingkungan perlindungan rahasia
dagang meliputi ;
a. Metode produk
b. Metode pengolahan
c. Metode penjualan atau informasi lain dibidang teknologi/bisnis yang memiliki
nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum.
13. Setiap jenis pajak yang dikenakan pada wajib pajak, tentunya memiliki subjek dan objek
pajak secara sederhana, yang disebut dengan subjek pajak adalah perorangan atau badan
yang ditetapkan menjasi subjek pajak. Sedangkan objek pajak merupakan sumber
pendapatan yang dikenakan pajak.
14. Menurut UU No 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak, Tax Amnesty adalah
penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanski pidana dibidang
perpajakan, dengan cara mengungkap harta dan membayar uang tebusan sebagaimana
diatur dalam undang-undang ini. Pelaksanaan program tax amnesty ini sendiri
berlangsung selama 10 bulan mulai dari juli 2016 hingga april 2017 serentak diseluruh
Indonesia.
15. Utang pajak adalah adanya jumlah pajak yang terutang, kurang atau tidak dibayar. Atau
sejumlah uang yang harus dibayar oleh masyarakat (khususnya wajib pajak), akibat
adanya keadaan, perbuatan atau peristiwa, yang harus dilunasi dengan mekanisme yang
berlaku dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Pengertian hutang pajak ini diatur
oeraturan undang-undang, seperti undang-undang nomor 19 tahun 2000 tentang
penagihan pajak dengan surat periksa.

Menurut pasal 1 point 8 undang-undang no 19 tahun 2000tentang penagihan pajak


dengan surat paksa tersebut, yang dimaksud dengan “Utang Pajak” adalah pajak yang
masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga.

16. menurut UU nomor 11 Tahun 2016 tentang pengampunan pajak, Tax amnesty adalah

penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi


perpajakan dan sanksi pidana dibidang perpajakan, dengan cara mengungkap harta dan
membayar uang tebusan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Pelaksanaan
program Tax amnesty ini sendiri berlangsung selama 10 bulan mulai dari juli 2016
hingga april 2017 serentak di seluruh Indonesia.

17. Pengertian sengketa pajak yaitu:


Definisi Sengketa Pajak menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang
Pengadilan Pajak, "Sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara Wajib Pajak
atau Penanggung Pajak dengan pejabat yang berwenang sebagai akibat dikeluarkannya
keputusan yang dapat diajukan Banding atau Gugatan kepada Pengadilan Pajak
berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk Gugatan atas
pelaksanaan penagihan berdasarkan Undang-undang Penagihan Pajak dengan Surat
Paksa". Lebih lanjut dipertegas bahwa "Dengan demikian sengketa yang timbul sebelum
keluar keputusan Direktorat Jenderal Pajak dimaksud, seperti sengketa yang terjadi di
dalam pemeriksaan misalnya, tidak dapat dianggap sebagai Sengketa Pajak. Rumusan
Sengketa Pajak tidak mengharuskan adanya penyelesaian di Pengadilan Pajak, tetapi
hanya memberi batasan bahwa keputusan tersebut dapat diajukan Banding atau Gugatan
ke Pengadilan Pajak. Atas dasar itu, Sengketa Pajak bisa diselesaikan di Direktorat
Jenderal Pajak atau di Pengadilan Pajak" (IAI, 2009).
18. Istilah-istilah
a. WTO
Organisasi perdagangan dunia (world trade organization) adalah sebuah
organisasi internasional yang menaungi upaya untuk meliberalisasi perdagangan.
Organisasi ini menyediakan aturan-aturan dasar dalam perdagangan internasional,
menjadi wadah perundingan konsesi dan komitmen dagang bagi para anggotanya,
serta membantu anggota-anggotanya menyeleaikan sengketa dagang melalui
mekanisme yang mengikat secara hukum.
b. AFTA
AFTA adalah singkatan dari kepanjangan ASEAN Free Trade Area. Organisasi
AFTA didirikan pada tahun 1992 di singapura pada saat berlangsungnya
Konferesi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke IV. AFTA adalah kesepakatan yang
dibentuk oleh Negara-negara ASEAN untuk menciptakan suatu zona perdagangan
bebas.
c. NAFTA
Perjanjian perdagangan bebas Amerika Utara (North American Free Trade
Agreement), kepanjangan dari NAFTA adalah sebuah organisasi yang terdiri dari
Negara-negara Amerika utara. Organisasi ini didirikan pada 1994 oleh tiga
Negara, yaitu Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko. Piagamnya menyatakan
bahwa NAFTA bertugas mengkoordinasikan kegiatan ekonom, termasuk
hubungan niaga, komunikasi, kegiatan kebudayaan, kewarganegaraan paspor dan
visa, kegiatan sosial, dan kegiatan kesehatan.
d. ADEC
Deteksi autis pada masa awal kanak-kank (ADEC) adalah sebuah ukuran
pengamatan untuk mendeteksi autisme pada anak-anak sedini usia satu tahun.
19. Kejahatan bisnis juga merupakan kejahatan terorganisasi (organized crimes). Kejahatan
bisnis yang dilakukan oleh orang-orang diluar pelaku bisnis yang menguasai teknologi
dan dapat memanfaatkan teknologi untuk melakukan kejahatan. Beberapa contoh dari
jenis-jenis kejahatan dibidang ekonomi yaitu :
e. Modus operandi kejahatan sistem pembayaran
f. Modus operandi kejahatan pajak
g. Modus operandi penyeludupan
h. Modu operandi kejahatan industri dan perdagangan
i. Modus operandi kejahatan cybercrime
20. UU No 7 tahun 1995
21. a. perjanjian kerja adalah suatu perjanjian antara pekerja dan pengusaha secara
lisan/tulisna, baik untuk waktu tertentu maupun untuk waktu tidak tertentuyang memuat
syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban pekerja dan perusahaan.

b. perundingan birpartit adalah perundingan antara pengusaha atau gabungan pengusaha


dan pekerja atau serikat pekerja / serikat buruh atau antara serikat pekerja / serikat buruh
dan serikat pekerja / serikat buruh yang lain dalam satu perusahaan yang berselisih.
Perundingan birpartit adalah perundingan secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
c. mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk
memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator

d. konsiliasi adalah salah satu upaya dalam menyelesaikan sengketa atau perselisihan
kepentingan. Perselisihan antar serikatpekerja maupun perselisihan yang dikarenakan
pemutusan hubungan kerja dalam suatu perusahaan, melalui musyawarah yang dipimpin
oleh satu orang atau konsiliator yang netral. Hal ini dilakukan dalam rangka
mempertemukan keinginan dari pihak yang berselisih atau bersengketa.

e. arbitrasi adalah sebuah cara penyelesaian masalah di luar pengadilan. Sengketa akan
diselesaikan oleh satu orang atau lebih (arbitrator, arbiter atau pengadilan arbitral), yang
memberikan keputusan arbitrasi. Keputusan arbitrasi mengikat secara hukum pada kedua
belah pihak dan diberlakukan dalam pengadilan. Arbitrasi dapat dilakukan bila para pihak
yang berkonflik tidak dapat mencapai kompromi sendiri.

22. hubungan industrial adalah hubungan antara semua pihak yang terkait atau
berkepentingan atas proses produksi atau pelayanan jasa di suatu perusahaan. Hubungan
industrial tersebut harus diciptakan sedemikian rupa agar aman, harmonis, serasidan
sejalan agar perusahaan dapat terus meningkatkan produktivitasnya untuk meningatkan
kesejahteraan semua pihak yang terkait atau berkepentingan terhadap perusahaan
tersebut. Menurut UU No 13/2003 tentang ketenagakerjaan pasal 1 angka 16, hubungan
industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk anatar para pelaku dalam proses
produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh, dan
pemerintah yang didasarkan pada nilai-nilai pancasila dan undang-undang dasar Negara
republik Indonesia tahun 1945.

23. pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh dengan alasan
pekerja/buruh telah melakukan kesalahna berat sebagai berikut :

1. melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/atau uang milik


perusahaan;

2. memberikan keterangan palsu atau yang di palsukan sehingga merugikan perusahaan;


3. mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan/atau mengedarkan
narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja;

4. melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja;

5. menyerang, menganiaya, mengancam atau mengintimidasi teman sekerja atau


pengusaha di lingkungan kerja

6. membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang


bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;

7. dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang
milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi peusahaan

8. dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam
keadaan bahaya di tempat kerja.

9. membokar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan


kecuali untuk kepentingan Negara; atau

10. melakukan perbuatan lainnya dilingkungan perusahaan yang diancam pidana penjara
5 (lima) tahun atau lebih.

24. undang-undang nomor 8 tahun 1999 perlindungan konsumen.

Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum
untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Konsumen adalah setiap orang pemakai
barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri,
keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

25. 1. Produk dalam negeri cenderung kalah bersaing dengan masuknya barang-barang luar

negeri yang lebih murah dan berkualitas

2. bertambahnya kemungkinan eksploitasi sumber daya alam oleh perusahaan

3. munculnya ketergantungan terhadap Negara maju


4. bila tidak mampu bersaing, akan berdampak menurunnya pertumbuhan ekonomi
Negara dan meningkatkan jumlah pengangguran.

5. munculnya sifat konsumerisme

26. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 mengatur tentang larangan praktek monopoli dan

persaingan usaha tidak sehat.

27. yang dimaksud dengan perjanjian yang dilarang adalah pelaku usaha dilarang membuat

perjanjian dengan pelaku usaha lain yang memuat persyaratan bahwa pihak yang
menerima barang atau jasa hanya akan memasok atau tidak memasok kembali barang
atau jasa tersebut kepada pihak tertentu atau pada tempat tertentu.

28. pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang

dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan
usaha tidak sehat. Seperti : monopoli (pasal 17), monopsony (pasal 18), penguasaan pasar
(pasal 19), jual rugi (pasal 20), penet biaya produksi secara curang (pasal 21),
persekongkolan tender (pasal 22), persekongkolan mendapatkan rahasia perusahaan
pesaing (pasal 23), persekongkolan menghambat produksi/pemasaran barang/jasa pesaing
(pasal 24).

29. beberapa hal yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 1999 atau juga disebut sebagai UU
Antimonopoli antara lain :

perjanjian yang dilarang, misalnya praktik oligopoli, penetapan harga, pembagian


wilayah, pemboikotan, kartel, trust, oligopsoni, dan sebagainya. (pasal 4 sampai pasal 16 UU No
5 tahun 1999)

kegiatan yang dilarang, misalnya praktek monopoli, praktek monopsoni, persekongkolan,


dan sebagainya. (pasal 17 sampai pasal 24 UU No 5 Tahun 1999)

penyalahgunaan posisi dominan. Posisi dominan yang dimaksud adalah keadaan dimana
pelaku usaha tidak memiliki pesaing yang berarti di pasar yang bersangkutan dalam kaitan
dengan pangsa pasar yang dikuasai, atau pelaku usaha memiliki posisi tertinggi di antara
pesaingnya dipasar yang bersangkutan dalam kaitan dengan kemampuan keuangan, kemampuan
akses pada pasokan atau, serta kemampuan untuk menyesuaikan pasokan atau permintaan barang
atau jasa tertentu. Adapun posisi dominan misalnya jabatan rangkap, pemilikan saham, dan lain-
lain sebagaimana diatur dalam pasal 25 sampai dengan pasal 27 UU No 5 Tahun 1999.

Anda mungkin juga menyukai