Stambuk : C30019017
Persero adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang dibentuk berdasarkan
undang-undang nomor 9 tahun 1969, yang paling sedikitnya 51% saham dikeluarkan
dimiliki oleh Negara melalui penyertaan modal secara langsung, penyertaan modal ini
diatur oleh peraturan pemerintah.
Persero didirikan dengan maksud dan tujuan untuk mencari keuntungan, namun
persero dapat pula didirikan untuk melaksanakan penugasan khusus, yaitu persero yang
sifat usahanya untuk melaksanakn pelayanan kepentingan masyarakat luas.
4. Badan usaha berbadan hukum ini mempunyai hak dan kewajiban, sedangkan badan usaha
tidak berbadan hukum tidak. Konsekuensi hukumnya, pihak ketiga yang mempunyai
perikatan hanya dapat menuntut pendiri/pengurusnya dan bukan badan usahanya
selayaknya pada badan usaha berbadan hukum.
a. Badan usaha yang berbadan hukum adalah badan usaha yang memisahakan antara
harta kekayaan pribadi pemilik atau pendirinya dan harta kekayaan badan usaha
b. Badan usaha yang tidak berbadan hukum adalah badan usaha yang tidak memiliki
pemisah yang tegas antara harta kekayaan pribadi pemilik atau pendirinya dengan
harta kekayaan badan usaha.
- Bahwa disamping bentuk badan hukum perseroan terbatas sebagaimana diatur dalam
kitab undang-undang hukum dagang, hingga saat ini masih terdapat badan hukum lain
dalam bentuk Maskapai Andil Indonesia sebagaimana di atur dalam Ordonansi
Maskapai Andil Indonesia (Ordonantie op de Indonesische Maatschapij op Aandeelen
Staatsblad 1939:569 jo.717);
- bahwa dalam rangka menciptakan kesatuan hukum untuk memenuhi kebutuhan
hukum baru yang dapat lebih memacu pembangunan nasional serta untuk menjamin
kepastian dan penegakan hukum, dualisme pengaturan sebagaimana perlu ditiadakan
dengan mengadakan pembaharuan peraturan tentang perseroan terbatas.
- Bahwa pembaharuan pengaturan tentang perseroan terbatas sebagaimana dimaksud
harus merupakan pengejawantahan asas kekeluargaan menurut dasar-dasar demokrasi
ekonomi berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945.
- Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud diatas dipandang perlu
membentuk undang-undang tentang perseroan terbatas.
7.
11. Kekayaan intelektual yang secara universal diakui dan diatur oleh hukum internasional
HAKI terdiri :
a. Hak cipta dan hak terkait
b. Merek dagang
c. Indikasi geografi
d. Desain industri
e. Paten
f. Tata letak (topografi) sirkuit terpadu
g. Perlindungan informasi rahasia
h. kontrol terhadap persaingan usaha tidak sehat dalam perjanjian lisensi.
12. Menurut Undang-undang nomor 30 tahun 2000 tentang rahasia dagang :
Rahasia dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum dibidang
teknologi//bisnis mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha dan
dijaga kerahasiaanya oleh pemilik rahasia dagang. Lingkungan perlindungan rahasia
dagang meliputi ;
a. Metode produk
b. Metode pengolahan
c. Metode penjualan atau informasi lain dibidang teknologi/bisnis yang memiliki
nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum.
13. Setiap jenis pajak yang dikenakan pada wajib pajak, tentunya memiliki subjek dan objek
pajak secara sederhana, yang disebut dengan subjek pajak adalah perorangan atau badan
yang ditetapkan menjasi subjek pajak. Sedangkan objek pajak merupakan sumber
pendapatan yang dikenakan pajak.
14. Menurut UU No 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak, Tax Amnesty adalah
penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanski pidana dibidang
perpajakan, dengan cara mengungkap harta dan membayar uang tebusan sebagaimana
diatur dalam undang-undang ini. Pelaksanaan program tax amnesty ini sendiri
berlangsung selama 10 bulan mulai dari juli 2016 hingga april 2017 serentak diseluruh
Indonesia.
15. Utang pajak adalah adanya jumlah pajak yang terutang, kurang atau tidak dibayar. Atau
sejumlah uang yang harus dibayar oleh masyarakat (khususnya wajib pajak), akibat
adanya keadaan, perbuatan atau peristiwa, yang harus dilunasi dengan mekanisme yang
berlaku dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Pengertian hutang pajak ini diatur
oeraturan undang-undang, seperti undang-undang nomor 19 tahun 2000 tentang
penagihan pajak dengan surat periksa.
16. menurut UU nomor 11 Tahun 2016 tentang pengampunan pajak, Tax amnesty adalah
d. konsiliasi adalah salah satu upaya dalam menyelesaikan sengketa atau perselisihan
kepentingan. Perselisihan antar serikatpekerja maupun perselisihan yang dikarenakan
pemutusan hubungan kerja dalam suatu perusahaan, melalui musyawarah yang dipimpin
oleh satu orang atau konsiliator yang netral. Hal ini dilakukan dalam rangka
mempertemukan keinginan dari pihak yang berselisih atau bersengketa.
e. arbitrasi adalah sebuah cara penyelesaian masalah di luar pengadilan. Sengketa akan
diselesaikan oleh satu orang atau lebih (arbitrator, arbiter atau pengadilan arbitral), yang
memberikan keputusan arbitrasi. Keputusan arbitrasi mengikat secara hukum pada kedua
belah pihak dan diberlakukan dalam pengadilan. Arbitrasi dapat dilakukan bila para pihak
yang berkonflik tidak dapat mencapai kompromi sendiri.
22. hubungan industrial adalah hubungan antara semua pihak yang terkait atau
berkepentingan atas proses produksi atau pelayanan jasa di suatu perusahaan. Hubungan
industrial tersebut harus diciptakan sedemikian rupa agar aman, harmonis, serasidan
sejalan agar perusahaan dapat terus meningkatkan produktivitasnya untuk meningatkan
kesejahteraan semua pihak yang terkait atau berkepentingan terhadap perusahaan
tersebut. Menurut UU No 13/2003 tentang ketenagakerjaan pasal 1 angka 16, hubungan
industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk anatar para pelaku dalam proses
produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh, dan
pemerintah yang didasarkan pada nilai-nilai pancasila dan undang-undang dasar Negara
republik Indonesia tahun 1945.
23. pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh dengan alasan
pekerja/buruh telah melakukan kesalahna berat sebagai berikut :
7. dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang
milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi peusahaan
8. dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam
keadaan bahaya di tempat kerja.
10. melakukan perbuatan lainnya dilingkungan perusahaan yang diancam pidana penjara
5 (lima) tahun atau lebih.
Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum
untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Konsumen adalah setiap orang pemakai
barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri,
keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
25. 1. Produk dalam negeri cenderung kalah bersaing dengan masuknya barang-barang luar
26. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 mengatur tentang larangan praktek monopoli dan
27. yang dimaksud dengan perjanjian yang dilarang adalah pelaku usaha dilarang membuat
perjanjian dengan pelaku usaha lain yang memuat persyaratan bahwa pihak yang
menerima barang atau jasa hanya akan memasok atau tidak memasok kembali barang
atau jasa tersebut kepada pihak tertentu atau pada tempat tertentu.
28. pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang
dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan
usaha tidak sehat. Seperti : monopoli (pasal 17), monopsony (pasal 18), penguasaan pasar
(pasal 19), jual rugi (pasal 20), penet biaya produksi secara curang (pasal 21),
persekongkolan tender (pasal 22), persekongkolan mendapatkan rahasia perusahaan
pesaing (pasal 23), persekongkolan menghambat produksi/pemasaran barang/jasa pesaing
(pasal 24).
29. beberapa hal yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 1999 atau juga disebut sebagai UU
Antimonopoli antara lain :
penyalahgunaan posisi dominan. Posisi dominan yang dimaksud adalah keadaan dimana
pelaku usaha tidak memiliki pesaing yang berarti di pasar yang bersangkutan dalam kaitan
dengan pangsa pasar yang dikuasai, atau pelaku usaha memiliki posisi tertinggi di antara
pesaingnya dipasar yang bersangkutan dalam kaitan dengan kemampuan keuangan, kemampuan
akses pada pasokan atau, serta kemampuan untuk menyesuaikan pasokan atau permintaan barang
atau jasa tertentu. Adapun posisi dominan misalnya jabatan rangkap, pemilikan saham, dan lain-
lain sebagaimana diatur dalam pasal 25 sampai dengan pasal 27 UU No 5 Tahun 1999.