Anda di halaman 1dari 6

PELAKU DAGANG/BISNIS

Oleh : Lovelly Dwina Dahen, S.H., M.H.

Didasarkan pada konsep yg tercantum dlm Ps. 33 UUD 1945.

1. Perusahaan Koperasi.
Diatur dlm UU No. 25/1992 ttg Pokok2 Perkoperasian. Tujuan dasar dr bdn
usaha koperasi (ps. 3 UUPK), memajukan kesejahteraan anggota khususnya
& masy. Pd umumnya serta ikut membangun masy yg maju, adil & makmur
berlandaskan Pancasila & UUD 1945.

2. Perusahaan Negara/BUMN
Diatur dlm UU No. 19/2003 ttg BUMN, yaitu bdn usaha yg seluruh atau
sebagian modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan scr langsung yg
berasal dr kekayaan negara yg dipisahkan.

a. Perusahaan Perseroan, selanjutnya dsbt Persero, merup. BUMN yg


berbentuk Perseroan Terbatas yg modalnya terbagi dlm saham yg seluruh
atau minimal 51 % sahamnya dimiliki oleh ngr dgn tujuan utama mencari
keuntungan.
b. Perusahaan Perseroan Terbuka (Persero Terbuka), merup. persero yg
modal & jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria ttt atau Persero
yg melakukan penawaran umum sesuai dg peraturan perundang-
undangan di bidang pasar modal.
c. Perusahaan Umum (Perum), BUMN yg seluruh modalnya dimiliki ngr &
tdk terbagi atas saham yg bertujuan utk kemanfaatan umum berupa
penyediaan brg/jasa yg bermutu tinggi & sekaligus mengejar keuntungan
berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

3. Perusahaan Swasta
a. Maatschap (perseroan perdata/perkumpulan) : UD, PO.
Dikenal jg dgn “kongsi” merup. bentuk kerjasama paling sederhana, diatur
pd Ps. 1618-1652 BW, merup. bentuk dasar dr bentuk2 perseroan yg
diatur dlm KUHD.
b. Firma (ps. 16-18 KUHD)
Yaitu, perserikatan dagang antara bbrp perusahaan utk menjalankan
usaha antara 2 org/lebih dg memakai nama bersama.
Pemilik Fa terdiri dr bbrp org yg bersekutu & masing2 anggota
persekutuan menyerahkan kekayaan pribadi sesuai yg tercantum dlm akta
pendirian perusahaan.
Ciri2 Firma :
 Didirikan lebih dr 1 org dlm suatu perjanjian
 Memasukkan sesuatu ( brg/uang) dgn maksud utk melakukan
perusahaan dibawah satu nama.
 Membagi keuntungan yg didapatnya
 Anggota2nya masing2 langsung memp. Tanggung jwb renteng
(bersama) & sepenuhnya thdp pihak ketiga
 Setiap persero, tdk dikecualikan, berkuasa utk bertindak atas nama
firma (mengeluarkan uang, mengadakan perjanjia, dll)
 Mengikat persero lain kpd pihak ketiga.
 Pendiriannya dilakukan dgn akta notaris, meskipun bukan sbg syarat
mutlak.

c. Persekutuan Komanditer (commanditaire vennootschap/CV)


Yaitu, suatu persekutuan yg didirikan oleh seseorg/bbrp org yg
mempercayakan uang/brg kpd seorg/bbrp org yg menjalankan
perusahaan & bertindak sbg pemimpin.

 Sekutu aktif (sekutu komplementer)


Merup. sekutu menjalankan perusahaan & berhak melakukan
perjanjian dg pihak ke 3. Artinya semua kebijaksanaan perusahaan
dilakukan oleh sekutu aktif (persero kuasa/persero pengurus).

 Sekutu pasif (sekutu komanditer)


Merup. sekutu yg hanya menyertakan modal dlm persekutuan (persero
diam). Jika perush. rugi, maka ia bertanggung jwb sebatas modal yg
disertakan, demikan jg dg keuntungan. Pendiriannya dg akta & hrs
didaftarkan.
d. Perseroan Terbatas (PT)
Diatur dlm UU No. 1/1995, merup. bdn hk. yg didirikan berdsrkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dg modal dasar yg seluruhnya
terbagi dlm saham & memenuhi persyaratan yg ditetapkan dlm UU serta
peraturan pelaksananya.
Ciri2 PT :
 Didirikan berdasarkan perjanjian
 Melakukan kegiatan usaha dg modal dasar yg seluruhnya terbagi dlm
saham2
 Memenuhi persyaratan yg ditentukan UU & peraturan pelaksananya.

Pendiriannya melalui perjanjian di depan notaris, akta tsb disahkan oleh


Menkumham.

PERANTARA DAGANG :
 Makelar (ps. 62-ps. 70 KUHD)
 Komisioner (Ps. 76 KUHD)
 Pialang (tdk diatur dlm KUHD), merup. perantara dagang dlm
perdagangan efek di pasar modal, dgn melayani permintaan para
investor utk membeli/menjual efek.
 Perantara dagang yg terikat krn hub. perburuhan (pelayan toko,
pekerja keliling, pengurus filiasi, pemegang prokurasi).
PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG

ARBITRASE :

Dasar hukumnya dlm tata hukum INA :

Ps. 377 HIR/705 Rbg, jika org INA dan timur asing menginginkan
persengketaannya diputus oleh juru pemisah, maka wajiblah diturut peraturan
pengadilan perkara yg berlaku bagi gol. Eropa.

Yang dlm perkembangannya diatur lg dlm UU No. 30/1999 ttg arbitrase &
alternatif penyelesaian sengketa.

KLAUSULA ARBITRASE :

Ps. 1 (3) UU No. 30/1999, ada 2 cara yg dpt digunakan :


a) Klausula arbitrase dicantumkan dlm perjanjian pokok
Merupakan satu kesatuan (dlm satu dokumen) yg didalamnya memuat
perjanjian pokok sekaligus klausula arbitrase yg berisi kesepakatan para
pihak utk menyerahkan sengketa yg kemungkinan terjadi dikemudian kpd
forum arbitrase (pactum de compromittendo).

b) Klausual arbitrase dpt dibuat tersendiri terpisah dr perjanjian pokok,


sehingga ada 2 dokumen.

Selain pactum de compromittendo, ada juga klausula arbitase yg dsbt akta


kompromis, yaitu klausula arbitrase yg dibuat setelah timbulnya perselisihan
diantara para pihak dlm perjanjian. Jika ini terjadi maka kesepakatan tsb hrs
memenuhi syarat yg ditentukan oleh UU (ps. 9 UU No. 30/1999), jika tdk
dipenuhi berakibat batal demi hukum :

1. Persetujuan arbitrase hrs diadakan scr tertulis & ditandatangani oleh para
pihak, jika para pihak tdk mampu menandatangani, maka persetujuan hrs
dibuat dihadapan notaris.
2. Persetujuan hrs memuat :
a. Masalah yg menjadi sengketa
b. Nama & tempat tinggal para pihak
c. Nama serta tempat tinggal arbiter/angg. Arbiter, hrs dlm jumlah ganjil
d. Tempat arbiter/majelis arbiter akan mengambil keputusan
e. Nama lengkap sekretaris
f. Jangka waktu penyelesaian sengketa
g. Pernyataan kesediaan arbiter
h. Pernyataan dr pihak yg bersengketa utk menanggung segala biaya yg
diperlukan utk penyelesaian sengketa melalui arbitrase.

JENIS ARBITRASE :

1. Arbitrase Ad Hoc (Arbitrase volunter) : Ps. 13 UU No. 30/1999


Sifatnya insidentil, artinya keberadaannya hanya utk melayani & memutus
kasus sengketa ttt saja & setelah itu fungsi dan keberadaannya berakhir.

Cirinya :
a. penunjukan arbitratornya dilakukan scr perorangan & dipilih sendiri
berdasarkan kesepakatan para pihak.
a) Kddkannya tdk terkait dg suatu bdn arbitrase ttt
b) Tdk memiliki aturan & tata cara sendiri (baik mengenai pengangkatan
arbitratornya maupun tata cara pemeriksaan)
c) Tunduk sepenuhnya kpd aturan tata cara yg ditentukan oleh UU
Tetapi tdk tertutup kemungkinan bahwa arbitrase Ad Hoc ini tunduk pada
suatu rule/konvensi ttt yg dikehendaki para pihak, ex. UNCITRAL.
Hal ini dpt dilakukan jika dlm perj. arbitrasenya trdpt klausul pilihan
hukum.

2. Arbitrase Institusional
Ciri2nya :
a) Keberadaannya sudah eksis sblm timbulnya sengketa
b) Bersifat permanen, artinya tetap berdiri meskipun sengketanya telah
diputus
c) Organisasinya dan ketentuan ttg tata cara bagaimana mengangkat
arbitratornya maupun tata cara pemeriksaan sengketanya telah
ditetapkan aturannya.

Berdasarkan wilayah kerjanya arbitrase institusional dibedakan atas :

 Abitrase Institusional yg bersifat nasional.


Tujuan pendiriannya : utk memenuhi kepentingan suatu ngr tt saja serta
eksistensi & yurisdiksinya hanya sebatas wil. ngr ybs, misal :
 BANI
 The American Arbitration Association
 Arbitrase Institusional yg bersifat internasional
 Court of Arbitration of the International chamber of Commerce (ICC)
Merup. lembaga arbitrase internasional tertua, didirikan di Paris
tahun 1919
 The International Center for Settlement of Investment Dispute
(ICSID).
Berkedudukan di Washington atas prakarsa Worl Bank, 16 Februari.

MANFAAT ARBITRASE :

1. Tenggang waktu penyelesaian perkara


Ps. 48 UU No. 30/1999 : 180 hari ( 6 bulan) dan dpt diperpanjang atas
kesepakatan para pihak.
2. Mengenai saksi ahli
3. Kerahasiaan putusan
Ps. 27 UU arbitrase, pemeriksaan maupun pemutusan perkara dilakukan
tertutup utk umum. Putusan arbitrase tdk pernah dipublikasikan.

ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA (ALTERNATIVE DISPUTE


RESOLUTION) :

 Konsultasi
 Mediasi
 Negosiasi
 Konsiliasi

Anda mungkin juga menyukai