Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Waralaba


2.1.1. Sejarah Waralaba Di Dunia
Waralaba diperkenalkan pertama kali pada tahun 1850-an oleh Isaac
Singer, pembuat mesin jahit Singer, ketika ingin meningkatkan distribusi
penjualan mesin jahitnya. Walaupun usahanya tersebut gagal, namun dialah
yang pertama kali memperkenalkan format bisnis waralaba ini di AS.
Kemudian, caranya ini diikuti oleh pewaralaba lain yang lebih sukses, John
S Pemberton, pendiri Coca Cola. Namun, menurut sumber lain, yang
mengikuti Singer kemudian bukanlah Coca Cola, melainkan sebuah industri
otomotif AS, General Motors Industry ditahun 1898. Contoh lain di AS ialah
sebuah sistem telegraf, yang telah dioperasikan oleh berbagai perusahaan
jalan kereta api, tetapi dikendalikan oleh Western Union serta persetujuan
eksklusif antar pabrikan mobil dengan penjual. Mc Donalds, salah satu
pewaralaba rumah makan siap saji terbesar di dunia. Waralaba saat ini lebih
didominasi oleh waralaba rumah makan siap saji. Kecenderungan ini dimulai
pada tahun 1919 ketika A&W Root Beer membuka restoran cepat sajinya.
Pada tahun 1935, Howard Deering Johnson bekerjasama dengan
Reginald Sprague untuk memonopoli usaha restoran modern. Gagasan
mereka adalah membiarkan rekanan mereka untuk mandiri menggunakan
nama yang sama, makanan, persediaan, logo dan bahkan membangun desain
sebagai pertukaran dengan suatu pembayaran.
Dalam perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami berbagai
penyempurnaan terutama pada tahun l950-an yang kemudian dikenal
menjadi waralaba sebagai format bisnis (business format) atau sering pula
disebut sebagai waralaba generasi kedua. Perkembangan sistem waralaba
yang demikian pesat terutama di negara asalnya, AS, menyebabkan waralaba
digemari sebagai suatu sistem bisnis diberbagai bidang usaha, mencapai 35
persen dari keseluruhan usaha ritel yang ada di AS. Sedangkan di Inggris,
berkembangnya waralaba dirintis oleh J. Lyons melalui usahanya Wimpy
and Golden Egg, pada tahun 60-an. Bisnis waralaba tidak mengenal

2
diskriminasi. Pemilik waralaba (franchisor) dalam menyeleksi calon mitra
usahanya berpedoman pada keuntungan bersama, tidak berdasarkan SARA.
Kategori waralaba berbeda-beda antara lain : franchise dalam bentuk
makanan, pendidikan dan lain-lain. salah satu bentuk nya adalah dan masih
banyak lagi franchise yang berkembang di Indonesia ini.
2.1.2. Sejarah Waralaba di Indonesia
Di Indonesia sistem waralaba mulai dikenal pada tahun 1950-an, yaitu
dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi.
Perkembangan kedua dimulai pada tahun 1970-an, yaitu dengan
dimulainya sistem pembelian lisensi plus, yaitu franchisee tidak sekedar
menjadi penyalur, namun juga memiliki hak untuk memproduksi
produknya . Agar waralaba dapat berkembang dengan pesat, maka
persyaratan utama yang harus dimiliki satu teritori adalah kepastian hukum
yang mengikat baik bagi franchisor maupun franchisee. Karenanya, kita
dapat melihat bahwa di negara yang memiliki kepastian hukum yang jelas.
Waralaba berkembang pesat, misalnya di AS dan Jepang Tonggak
kepastian hukum akan format waralaba di Indonesia dimulai pada tanggal
18 Juni1997, yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah(PP) RI
No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba. PP No. 16 tahun 1997 tentang
waralaba ini telah dicabut dan diganti dengan PP no 42 tahun 2007 tentang
Waralaba. Selanjutnya ketentuan-ketentuan lain yang mendukung
kepastian hukum dalam format bisnis waralaba adalah sebagai berikut :
1. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No.
259/MPP/KEP/7/1997 Tanggal 30 Juli 1997 tentang Ketentuan Tata
Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba.
2. Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 31/M-
DAG/PER/8/2008 tentang Penyelenggaraan Waralaba
3. Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten.
4. Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek.
5. Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.

Banyak orang masih skeptis dengan kepastian hukum terutama dalam


bidang waralaba di Indonesia. Namun saat ini kepastian hukum untuk
berusaha dengan format bisnis waralaba jauh lebih baik dari sebelum tahun

3
1997. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya payung hukum yang dapat
melindungi bisnis waralaba tersebut. Perkembangan waralaba di Indonesia,
khususnya di bidang rumah makan siap saji sangat pesat. Hal ini ini
dimungkinkan karena para pengusaha kita yang berkedudukan sebagai
penerima waralaba (franchisee) diwajibkan mengembangkan bisnisnya
melalui master franchise yang diterimanya dengan cara mencari atau
menunjuk penerima waralaba lanjutan. Dengan mempergunakan Sistem
Pemerintah atau sistem sel, suatu jaringan format bisnis waralaba akan
terus berekspansi.
Ada beberapa asosiasi waralaba di Indonesia antara lain APWINDO
(Asosiasi Pengusaha Waralaba Indonesia), WALI (Waralaba & License
Indonesia), AFI (Asosiasi Franchise Indonesia). Ada beberapa konsultan
waralaba di Indonesia antara lain IFBM, The Bridge, Hans Consulting, FT
Consulting, Ben WarG Consulting, JSI dan lain-lain. Ada beberapa
pameran Waralaba di Indonesia yang secara berkala mengadakan roadshow
diberbagai daerah dan jangkauannya nasional antara lain International
Franchise and Business Concept Expo (Dyandra),Franchise License Expo
Indonesia ( Panorama convex), Info Franchise Expo ( Neo dan Majalah
Franchise Indonesia).

2.2. Pengertian Waralaba


Waralaba ( Inggris: Franchising ;Prancis : Franchise ) untuk kejujuran atau
kebebasan) adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan.
Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba
adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau
menggunakan Hak dari Kekayaan Intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas
usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang
ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan
barang dan jasa.
Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia , yang dimaksud dengan
Waralaba ialah, Suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan
akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau
perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan

4
cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi
area tertentu.
Franchisor atau pemberi waralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang
memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak
atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimilikinya.
Adapula Pengertian Franchise Menurut Para Pakar, sebagai berikut :
1. Menurut David J. Kaufmaan
Franchise (Waralaba) adalah sistem pemasaran dan distribusi yang
dijalankan oleh suatu institusi bisnis kecil yang memiliki jaminan dengan
membayar sejumlah uang, memperoleh hak terhadap akses pasar yang
dijalankan dengan standar operasi yang mapan di dalam pengawasan asistensi
franchisor.

2. Menurut Campbell Black


Franchise (waralaba) ialah suatu lisensi merek yang diberikan oleh
pemilik yang mengizinkan kepada orang lain guna menjual produk berupa
barang atau jasa atas nama merek tersebut.

3. Menurut Winarto
Ia mengemukakan Franchise merupakan hubungan kemitraan yang
usahanya kuat dan sukses dengan usahawan yang relatif baru dalam usaha yang
tergolong baru dalam usaha tersebut, yang bertujuan untuk saling menguntungan
di dalam bidang penyediaan jasa dan produk kepada konsumen.

4. Menurut Lyden, Roberts, Severance dan Reitzel


Franchise (Waralaba) adalah sebuah kontrak atas barang yang dimiliki
seseorang, contohnya seperti merek yang diberikan kepada orang lain untuk
mempergunakan merek tersebut di dalam usahanya sesuai dengan perjanjian yang
telah disepakati.

5. Menurut Queen
Franchise (waralaba) ialah pemberian lisensi dari pihak pemegang usaha
kepada pihak pembeli merek usaha guna untuk berusaha di bwah nama dangan

5
dari pihak pemegang usaha, yang berdasarkan pada kontrak dan royalti yang
disepakati.

6. Menurut International Franchise Association


Franchise adalah hubungan kontraktual antara franchisor dan franchisee
yang menawarkan waralaba atau berkewajiban untuk menjaga minat melanjutkan
dalam bisnis franchisee di daerah tersebut, seperti bagaimana dan pelatihan, di
mana dalam franchisee beroperasi di bawah nama umum perdagangan, format
dan atau prosedur yang dimiliki atau dikendalikan oleh franchisor, dan di mana
franchisee memiliki atau akan membuat investasi modal substansial dalam bisnis
dari sumber daya sendiri.

7. Dalam Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2007


Franchise (Waralaba) adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang
perseorangan atau badan usaha terhadap suatu sistem bisnis dengan ciri khas
usaha di dalam rangka memasarkan barang dan jasa yang sudah terbukti berhasil
dan dapat dimanfaatkan atau dipergunakan oleh pihak lain berdasarkan
perjanjian franchise (waralaba).
Berikut adalah pihak – pihak yang terlibat dalam ruang lingkup
waralaba/franchise:
a. Franchisor adalah orang perseorangan atau badan usaha yang memberikan
hak untuk memanfaatkan atau menggunakan Waralaba yang dimilikinya
kepada Penerima Waralaba.
b. Franchisee adalah orang perseorangan atau badan usaha yang diberikan hak
oleh Pemberi Waralaba untuk memanfaatkan atau menggunakan Waralaba
yang dimiliki Pemberi Waralaba.

Pada dasarnya Franchise adalah sebuah perjanjian mengenai metode


pendistribusian barang dan jasa kepada para konsumen. Franchisor
memberikan lisensi kepada franchisee dalam jangka waktu tertentu untuk
melakukan usaha pendistribusian barang dan jasa di bawah nama dan identitas
franchisor dalam wilayah tertentu. Usaha tersebut haruslah dijalankan sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan franchisor. Franchisor memberikan bantuan

6
terhadap franchisee, maka sebagai imbalannya yaitu franchisee membayar
sejumlah uang berupa initial fee dan royalty .
Menurut David Hess, Franchise (waralaba) dapat dibedakan dalam dua
bentuk yaitu produk dan perdagangan Franchise (waralaba), dan format bisnis
franchise (waralaba).
a. Produk dan Perdagangan Franchise (Waralaba)
Dalam bentuk yang pertama ini franchisor memberikan lisensi kepada
franchisee untuk menjual produk-produk franchisor. Contoh dari bentuk
yang pertama ini adalah dealer mobil dan stasiun pompa bensin.
b. Format Bisnis Franchise (waralaba)
Dalam bentuk yang kedua ini franchisor memberikan seluruh konsep bisnis
yang meliputi strategi pemasaran, pedoman dan standar pengoperasian usaha
dan bantuan dalam mengoperasikan franchise. Franchisee dalam hal ini
mempunyai identitas yang tidak terpisahkan dari franchisor.

Pada umumnya bentuk franchise (waralaba) ini digunakan dalam usaha


restourant cepat saji, seperti KFC, Pizza HUT, Mc Donald, Hotel dan jasa
penyewaan mobil. Bentuk franchise (waralaba) inilah yang digunakan oleh
franchisor asing untuk menyerbu pasar Indonesia dan digunakan juga oleh
bisnis lokal contohnya seperti Es Teller 77.
2.3. Manfaat Waralaba
Waralaba sebagai salah satu alternative model bisnis menawarkan berbagai
manfaat yang menarik, baik untuk si franchisor maupun untuk para franchisee.
Manfaat yang bisa diperoleh oleh si franchisor dengan system waralaba adalah
sebagai berikut:
a. Pengembangan usaha dengan biaya yang relative murah
b. Potensi passive income yang besar
c. Efek Bola Salju dalam hal brand awareness dan brand equity usaha Anda
d. Terhindar dari Undang-undang Antimonopoli
e. Para Franchisee pun bisa mendapatkan manfaat sebagai berikut:
1) Memperkecil risiko kegagalan usaha
2) Menghemat waktu, tenaga, dan dana untuk proses trial & error
3) Memberi kemudahan dalam operasional usaha
4) Penggunaan nama merek yang sudah lebih dikenal masyarakat.

7
2.4. Ciri- ciri Waralaba yang Prosfektif
Ciri-ciri dari Waralaba Yang Prospektif diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Memiliki sistem kuat dan bermodal besar.
Sistem yang kuat mampu teruji secara bertahun-tahun sesuai dengan
tujuan dan kultur kerja. Modal besar adalah penting mengingat BEP (break
event point) atau balik modal setiap usaha berbeda-beda. Pada beberapa bulan
pertama sejak openning biasanya nggak ambil untung. Dan ini tentu saja butuh
modal berlipat. Kalau nggak ada modal kuat, siap-siap saja dikejar-kejar invoice
supplier.
2. Memiliki laporan keuangan yang akuntable.
Laporan keuangan hendaknya disusun secara rapi, mudah dibaca dan
dibuat berdasarkan kondisi fakta. Akan lebih baik bila dibuat oleh akuntan
publik. Yang sering terjadi adalah menyerahkan laporan keuangan kepada staff
dari dalam. Hal ini sangat berpeluang terjadi manipulasi data, terutama saat
perusahaan membutuhkan kucuran dana dari kreditor.
3. Tak sekedar menjual bisnis.
Franchisor hendaknya tak pelit berbagi ilmu dan pengalaman seputar
sistem kerja waralaba. Ini bukan sekedar ajang membeli nama, namun juga
sarana transfer ilmu dari franchisor ke franchisee. Hubungan keduanya
hendaknya bersifat mutualisme atau saling menguntungkan. Franchisee
mendapatkan keuntungan optimal, sedangkan franchisor mendapat royalty fee
yang sepadan.
4. Menyediakan pelatihan karyawan sampai mahir.
Transfer ilmu dan pengalaman bukan hanya terjadi dalam posisi vital
manajemen, namun juga kepada praktisi di lapangan yang berhubungan
langsung dengan konsumen. Pelatihan hendaknya memiliki standard yang baku
sehingga kemampuan teknik karyawan memiliki kesamaan parameter. Pelatihan
yang buru-buru dan tidak sempurna bisa menimbulkan kekacauan manajemen
yang berujung kepada kerugian finansial usaha.
5. Menyediakan peralatan yang dibutuhkan.
Peralatan memang tersedia di pasaran dan bisa dibeli sesuai kemampuan
franchisee. Namun alangkah baiknya kalau pihak franchisor bersedia
membantu menyediakan peralatan kerja. Ini bukan saja akan memangkas biaya

8
yang tidak perlu, namun juga proses pembelajaran yang baik tentang peralatan.
Banyak kejadian karyawan dibelikan peralatan canggih tapi nggak bisa
dimanfaatkan karena nggak tahu cara mengoperasikannya.
6. Menyuplai bahan makanan sehingga kualitas terjaga.
Adanya Standard Operation Procedure (SOP) adalah untuk menciptakan
kesamaan standard kualitas rasa, warna, tampilan, penyajian dan pelayanan.
Sistem order yang baik bisa mencegah kerusakan bahan makanan dan menjaga
konsistensi jumlah pelanggan sehingga keuntungan usaha bisa di optimalkan.

2.5. Keuntungan dan Kerugian dari Waralaba


Bisnis waralaba memberikan keuntungan dan kerugian untuk berbisnis di
bawah bendera bisnis lain yang sudah memiliki reputasi yang bagus. Ide,
penamaan dan manajemen suatu bisnis telah di uji coba sebelumnya dan siap untuk
di implementasikan pada lokasi yang baru. Keuntungan dari bisnis Waralaba
adalah sebagai berikut:
a. Dikenal Masyarakat
Pemasaran bisnis waralaba cenderung lebih mudah, karena bisnis
sebelumnya lebih terdahulu di kenal masyarakat. Dengan kata lain, biaya dan
tenaga yang diperlukan untuk membangun reputasi bisnis tersebut jauh lebih
sedikit dibandingkan dengan membangun bisnis baru.

b. Manajemen Finansial yang lebih mudah


Investor cenderung lebih suka untuk memberikan modal pada bisnis yang
telah kokoh dari segi finansial dan jaringan pemasaran. Dengan menggunakan
bisnis waralaba, sistem manajeman finansial telah di tetapkan oleh pemilik
waralaba utama, sehingga kita tidak perlu dipusingkan lagi dengan manajemen
finansial seperti membangun bisnis baru.

c. Kerjasama Bisnis telah terbangun


Orang yang membeli waralaba bisa mendapatkan keuntungan kerjasama
yang telah terbangun sebelumnya oleh pemilik waralaba. Contohnya
kerjasama dengan pemasok bahan baku, pihak periklanan dan juga pemasaran.

9
d. Dukungan dan keamanan yang lebih kuat
Pemilik waralaba biasanya akan memberikan pelatihan seperti manajemen
finansial, pemasaran, periklanan dan lain lain. Hal – hal seperti ini biasanya
sudah termasuk dalam paket pembelian waralaba.

e. Bisa mendapat untung lebih besar


Banyak orang berpikir bahwa keuntungan dari bisnis waralaba adalah
mendapatkan keuntungan lebih besar karena brand telah dikenal banyak
orang. Tapi pada kenyataannya, hal ini tidak selalu terjadi. Biaya yang
dikeluarkan oleh pembeli waralaba kepada pihak pemilik waralaba tentunya
dipotong dari keuntungan yang didapat. Pembeli waralaba akan mendapatkan
banyak kemudahan di saat-saat awal usaha, tapi untuk jangka panjang, para
pemilik waralaba kadang menemukan bahwa memulai bisnis sendiri mungkin
akan jauh lebih menguntungkan.

Adapun Kekurangan dari Bisnis Waralaba yaitu sebagai berikut:


a. Kurang kendali
Salah satu kekurangan dari bisnis waralaba adalah kurangnya kendali
dari pembeli waralaba terhadap bisnisnya sendiri, karena semua sistem
telah ditentukan oleh pemilik waralaba. Sehingga ruang gerak pembeli
waralaba sangat terbatas. Ide-ide untuk berkreatifitas pun terkadang tidak
bisa diaplikasikan, karena adanya perjanjian-perjanjian khusus.

b. Sangat terikat dengan supplier


Untuk mendapatkan keuntungan yang mencukupi, tentunya setiap
pengusaha menginginkan modal yang kecil. Salah satu caranya adalah
mencari supplier yang murah. Dengan menggunakan sistem waralaba,
pihak pemasok barang pun telah ditentukan. Sehingga kita tidak bisa
memilih lagi supplier yang lebih murah.

c. Ketergantungan pada reputasi waralaba lain

10
Salah satu kekurangan terbesar dari waralaba adalah tergantungnya
reputasi waralaba terhadap waralaba yang lain. Jika waralaba yang lain
melakukan kesalahan yang mengakibatkan rusaknya reputasi, maka hal ini
juga akan mempengaruhi waralaba yang anda kelola.

d. Biaya waralaba
Pihak pemilik waralaba akan mengajukan biaya awal untuk membeli
perjanjian waralaba. Kemudian biaya lanjutan untuk pelatihan dan
dukungan bagi para pembeli waralaba.

e. Pemotongan keuntungan
Pembeli waralaba di haruskan untuk membayar royalti dari sejumlah
keuntungan yang didapatkan. Jika keuntungan yang didapatkan sedikit,
berarti keuntungan tersebut akan dipotong untuk menutupi biaya ini.

2.6. Jenis-Jenis Usaha yang berpotensial Waralaba


Berdasarkan kriteria yang digunakan, kita bisa membedakan jenis franchise.
Secara umum, kita bisa membedakan franchise industrial dan franchise komersial:
1. Franchise industrial
Franchise industrial Adalah suatu bentuk kerjasama wirausaha antar
pengusaha(manufacturer). Franchisor adalah pemilik sistem manufacture
dan/atau brevet eksklusif. Di sini, franchisor memberikan pengusaha
(manufacturer) lainnya hak mengeksploitasi sistem manufacture dan/atau brefet
eksklusif dan mengoperasikannya di wilayah yang terbatas. Karena dengan
semua sarana yang dimiliki akan memungkinkan franchisee melakukan bisnis
usaha yang sama dengan franchisor, yaitu dengan mengkopi formula dan
metodologi yang ditransferkan. Oleh karena itu, franchisor tidak menyerahkan
kepada franchisee integralitas dari prosedur produksi melainkan hanya sebagian.

2. Franchise komersial
Franchise komersial ini, terdiri dari beberapa franchise diantaranya
sebagai berikut:

11
a. Franchise distribusi produk adalah franchise yang bertujuan
mengkomersialisasi satu atau beberapa produk, yang biasanya diproduksi
oleh franchisor atau didistribusikan oleh franchisor secara eksklusif
b. Franchise distribusi jasa adalah obyek perusahaan terdiri dari satu atau
kesatuan dari jasa, yang dikomersialisasikan oleh franchisee, berdasarkan
metodologi yang dia terima dari franchisor. Jenis franchise ini
membutuhkan kontrol yang cukup ketat dari franchisor supaya kualitas
servis yang memuaskan tercapai.

Dari beberapa sektor bisnis waralaba yang sudah ada, masing-


masing memiliki peluang dan potensi keuntungan yang berbeda-beda.
Mungkin beberapa data berikut bisa menjadi pertimbangan anda sebelum
menentukan akan berinvestasi waralaba di sektor mana, berikut jenis sektor
usaha di bidang waralaba yang bisa dijajaki.

1) Jenis Usaha Waralaba Sektor Makanan


Pada tahun 2009, sektor makanan menjadi penyumbang
terbesar dalam perputaran omzet bisnis waralaba di Indonesia. Menurut
Dewan Pengarah WALI (Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia)
, Amir Karamoy sektor ini masih akan menjadi primadona di tahun
mendatang. Pasalnya, kebutuhan akan makanan dan minuman menjadi
harga mati setiap orang. Ia menyarankan, masyarakat yang tertarik
terjun ke bisnis makanan dan minuman bisa mencoba peluang di usaha
es krim, yoghurt, fast-food, atau makanan kecil seperti donat.

2) Jenis Usaha Waralaba Sektor Ritel


Peminat sektor ritel terbilang paling tinggi tahun ini.
Kontribusinya dalam perputaran bisnis waralaba menduduki peringkat
kedua. Dewan Pengarah WALI Amir Karamoy masih melihat, tawaran
waralaba atau kemitraan minimarket masih prospektif tahun depan.
Kebutuhan masyarakat akan barang sehari hari turut menunjang
perkembangan minimarket. Jangan heran, hampir di setiap lokasi
perumahan selalu bisa kita jumpai minimarket. Tak jarang, letaknya
saling berhimpitan.

12
3) Jenis Usaha Waralaba Sektor Jasa
Sepintas, sektor jasa terlihat sepele. Namun, justru karena
sederhana, sektor ini bisa menjadi peluang yang sangat menarik di
tahun 2010. Peluang usaha yang menarik di sektor ini misalnya bisnis
jasa pencucian mobil dan motor, termasuk di antaranya jasa cuci helm.
Banyak pihak meyakini, pemulihan ekonomi Indonesia akan
mendongkrak pertumbuhan otomotif di Indonesia tahun depan. Ini
menjadi berita baik bagi mereka yang ingin berusaha di sektor jasa
otomotif.

4) Jenis Usaha Waralaba Sektor Farmasi


Salah satu subsektor bisnis ritel ini bakal menarik tahun depan.
Terutama, bisnis apotek. Apalagi, pemerintah sudah menghapus
ketentuan mengenai jarak antar apotek yang minimal 500 meter.
Merujuk pengalaman pemilik jaringan waralaba apotek K-24 Gideon
Hartono, omzet setiap gerai waralabanya bisa bertumbuh antara 15%
hingga 60% dari tahun ke tahun. Ketergantungan masyarakat yang
begitu tinggi terhadap obat-obatan dan vitamin menjadi penyebab
utamanya.

2.7. Pengembangan Perusahaan


Perencanaan strategis perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang yang
bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana perusahaan akan diarahkan,
dan bagaimana sumberdaya dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka
waktu tertentu dalam berbagai kemungkinan keadaan lingkungan.
Dengan adanya perencanaan strategis dalam pengembangan perusahaan maka
konsepsi perusahaan menjadi jelas sehingga akan memudahkan dalam
memformulasikan sasaran serta rencana-rencana lain dan dapat mengarahkan
sumber-sumber organisasi secara efektif. Sehingga dapat dikatakan bahwa
perencanaan strategi dapat menentukan keberhasilan organisasi atau perusahaan,
hal ini disebabkan karena:

13
1. Perencanaan strategi merupakan tipe perencanaan yang terpenting
2. Melakukan perencanaan strategi berarti menetapkan misi organisasi secara jelas
3. Perencanaan strategi memungkinkan manajer mempersiapkan diri.

Kemungkinan terjadinya perubahan pada lingkungan organisasinya


Perencanaan strategis terhadap pengembangan perusahaan tidak mengenal standar
baku, dan prosesnya mempunyai variasi yang tidak terbatas. Tiap penerapan perlu
merancang variasinya sendiri sesuai kebutuhan,situasi dan kondisi setempat.
Meskipun demikian, secara umum proses perencanaan strategis memuat unsur -
unsur:
(1) perumusan visi dan misi,
(2) pengkajian lingkungan eksternal,
(3) pengkajian lingkungan internal,
(4) perumusan isu-isu strategis,
(5) penyusunan strategi pengembangan (yang dapat ditambah dengan tujuan dan
sasaran).
Ciri-ciri strategi dalam pengembangan perusahaan meliputi :
1. Wawasan waktu, strategi menggambarkan kegiatan dengan cakrawala jangka
panjang atau pandangan yang ajauh ke depan, yaitu waktu untuk
melaksanakan dan melihat hasilnya.
2. Dampak, pengaruh strategi akan sangat berarti pada hasil akhirnya.
3. Pemusatan upaya, dengan memfokuskan pada kegiatan yang terpilih
mengharuskan pemusatan pemanfaatan sumber daya yang ada.
4. Pola keputusan, strategi mensyaratkan sederetan keputusan tertentu perlu
diambil sepanjang waktu mengiluti suatu pola yang konsisten.
5. Peresapan, strategi mencakup kegiatan yang luas mulai alokasi sumber daya
sampai kegiatan operasional perusahaan.

2.8. Prosedur Pengajuan Kredit Modal Kerja


Persyaratan Pengajuan Kredit Modal Kerja Bank Rakyat Indonesia (BRI) ~
BANK BRI tak henti-hentinya membantu para pelaku usaha yang akan
mengembangkan usahanya menjadi lebih maju, berbagai kemudahan yang
diberikan BANK BRI salah satunya adalah memberika kredit modal kerja. Kredit

14
modal kerja ini dapat digunakan untuk membiayai operasional usaha termasuk
kebutuhan untuk pengadaan bahan baku, proses produksi, piutang dan persediaan.
Berikut ini fasilitas untuk pengajuan permohonan pinjaman kredit modal
kerja, antara lain :
1. Permohonan pinjaman dapat diajukan ke Kantor Cabang BRI dan Kantor
Cabang Pembantu BRI di Seluruh Indonesia.
2. Jangka waktu pinjaman 1 s/d 3 tahun dan dapat diperpanjang lagi sesuai dengan
kebutuhan.
3. Limit Kredit Rp 100 Juta. - sampai dengan Rp 40 Milyar.
4. Kredit dalam bentuk rupiah maupun valas.
5. Dapat diberikan rekening koran atau dengan angsuran.
6. Dapat dipergunakan untuk refinancing.

Adapun persyaratan yang perlu diketahui dan dipenuhi untuk permohonan


peminjaman kredit modal kerja, antara lain sebagai berikut :
1. Melampirkan legalitas usaha, berupa:
- NPWP
- SIUP
- SITU, TDP / Surat keterangan usaha.
2. Melampirkan dokumen identitas diri, berupa:
- KTP / SIM
- Untuk badan usaha melampirkan Akte Pendirian dan perubahannya).
3. Melampirkan copy rekening koran atau rekening tabungan, 3 (tiga) bulan
terakhir.

Berikut tahapan Pengajuan Kredit Modal Kerja ke Bank:


Mengajukan kredit, khususnya kredit produktif antara lain Kredit Modal
Kerja (KMK) di bank/lembaga pembiayaan lainnya dirasa merupakan suatu
kebutuhan yang mendasar bagi para pengusaha dimana KMK umumnya untuk
membiayai aktiva lancar (kas,piutang,persediaan) perusahaan.

Tahapan pengajuan kredit umumnya sebagai berikut:

15
Mendatangi bank, pilihlah bank yang sesuai dengan segmen usaha anda, yang telah
dikenal bereputasi bank dan mempunyai tenaga kerja yang professional di
bidangnya.

2.9. Pola Kemitraan


Sebagai contoh, dalam pengembangan usaha kecil di sektor perikanan di
Indonesia, terdapat beberapa pola atau bentuk kemitraan antara usaha kecil atau
petani dengan pengusaha besar, yang dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Pola kemitraan inti-plasma.
Pada pola ini umumnya merupakan hubungan antara petani, kelompok tani
sebagai plasma dengan perusahaan inti yang bermitra usaha. Perusahaan inti
menyediakan lahan, sarana produksi, bimbingan teknis, manajemen, menampung,
mengolah dan memasarkan hasil produksi. Sedangkan kelompok mitra
berkewajiban memenuhi kebutuan perusahaan inti sesuai dengan persyaratan
yang telah disepakati bersama. Pola ini dapat diterapkan dalam pengembangan
Tambak Inti Rakyat.

b. Pola Kemitraan subkontrak.


Pola ini merupakan pola kemitraan antara perusahaan dengan kelompok
mitra yang memproduksi komponen yang diperlukan perusahaan mitra sebagai
bagian dari hasil produksinya. Pada pola ini ditandai dengan adanya kesepakatan
tentang kontrak bersama yang menyangkut volume, harga, mutu dan waktu. Pola
ini sangat bermanfaat dalam transfer alih teknologi, modal, ketrampilan, dan
produktifitas.

c. Pola Kemitraan dagang umum.


Pola ini merupakan hubungan usaha dalam pemasaran hasil produksi. Dalam
pola ini pihak yang terlibat adalah pihak pemasaran dengan kelompok usaha
pemasok komoditas tertentu. Penerapan pola banyak dijumpai pada kegiatan
agribisnis hortikultura, dimana kelompok tani hortikultura bergabung dalam
bentuk koperasi kemudian bermitra dengan swalayan atau kelompok
supermarket. Pihak kelompok tani berkewajiban memasok barang-barang dengan
persyaratan dan kualitas produk yang telah disepakati bersama.

16
d. Pola kemitraan kerjasama operasional.
Pola kemitraan ini merupakan pola hubungan bisnis yang dijalankan oleh
kelompok mitra dengan perusahaan mitra. Umumnya kelompok mitra adalah
kelompok yang menyediakan lahan, sarana dan tenaga kerja. Sedangkan
perusahaan mitra menyediakan biaya, modal, manajemen dan pengadaaan sarana
produksi lainnya. Terkadang perusahaan mitra juga berperan sebagai penjamin
pasar dengan meningkatkan nilai tambah produk melalui pengolahan dan
pengemasan. Pola ini sering diterapkan pada usaha perkebunan tebu,tembakau,
sayuran dan pertambakan.

17

Anda mungkin juga menyukai