Anda di halaman 1dari 17

WARALABA DALAM

KONTEKS HUKUM
BISNIS
Litna Nurjannah Ginting, SP, M.Si
SEJARAH WARALABA
• Waralaba atau dikenal dengan franchising pertama kali dilakukan di Eropa oleh
bangsa Jerman pada tahun 1840 dan terus berkembang. Tahun 1951, franchise
modern dimulai oleh SINGER yaitu salah satu perusahaan mesin jait di Amerika
Serikat.
PENGERTIAN WARALABA
• Waralaba menurut Faisal Santiago adalah sistem pemasaran barang, jasa dan atau teknologi yang
didasari oleh perjanjian terus menerus antara franchisor atau franchisee dan terpisah baik legal
maupun keuangan, dimana franchisor memberikan hak kepada franchisee untuk menjalankan
bisnisnya sesuai dengan konsep franchisor
• Waralaba/franchise menurut PP No 16 tahun 1997 adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan
hak untuk memanfaatkan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri
khas usaha yang dimiliki oleh pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyarakat yang
ditetapkan oleh pihak lain tersebut, dalam rangka penyediaan dan penjualan barang dan jasa tersebut
KENAPA MEMILIH WARALABA?
→ Memiliki bisnis yang sukses bagi sebagian orang adalah hal yang sulit dicapai. Kendala
utamanya adalah proses membangun bisnis yang tidaklah mudah, perlu memiliki modal, ide
bisnis, sumber daya dan juga strategi pemasaran yang tepat. 

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA


UNSUR DALAM WARALABA
1. Franchisor: pemilik/produsen suatu produk barang atau jasa tertentu yang telah memiliki merek dagang
tertentu dan memberikan hak eksklusif untuk pemasaran dan penjualan atas merek dagang tertentu
2. Franchise: pihak yang menerima hak eksklusif dari franchisor, hak-hak tersebut meliputi hak milik
intelektual dan hak perindustrian dan franchisor ke franchise
3. Pengelolaan unit usaha: adanya pendirian badan usaha tertentu untuk menjalankan waralaba oleh
franchisee termasuk penetapan hak wilayah operasi Bisnis oleh franchisor
4. Initial/royalty fee: fee ini diberikan kepada franchisor oleh franchisee atau imbal prestasi termasuk fee lain
yang telah disepakati Bersama
5. Standar mutu: diberikan kepada franchisee oleh franchisor untuk menjaga kualitas yang sesuai standar
franchisor sekaligus supervise secara berkesinambungan agar mutu tetap terjamin
6. Pelatihan/training: diperuntukan bagi SDM unit usaha waralaba dibawah franchisee dengan difasilitasi
oleh frenchasior secara berkala yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi, pelayanan, dan
keterampilan yang memadai
7. Kontrak: suatu kesepakatan/perjanjian dalam draft kontrak yang mengikat serta menjelaskan hak dan
kewajiban antara franchisor dan franchisee
JENIS WARALABA
BERDASARKAN PRODUKNYA
Menurut Lindaty P Sewu (2006), Bisnis waralaba terbagi menjadi 3 jenis
yaitu:
1. Waralaba Produk: produk franchise yang dijual dalam bentuk produk
makanan dan minuman. Contoh: Mc Donald, KFC, Chatime, Boba, dll
2. Waralaba Jasa: Produk yagn dijual dalam bentuk layanan jasa. Contoh:
agen travel, studio photo, Lembaga Pendidikan, dll
3. Waralaba Gabungan: Jenis produk yang dijual dalam waralaba
meliputi produk dan jasa yang digabungkan
Jenis franchise dilihat dari sektor usaha di
Indonesai:
1. Makanan dan minuman
2. Ritel (non food & food)
3. Salon rambut dan kecantikan
4. Binatu/jasa perbaikan
5. Training/Jasa konsultasi
6. Fitnes & Perawatan Jasmani
7. Printing/Photo furniture
8. Real estate/car rental
JENIS WARALABA BERDASARKAN
ASALNYA
1. Waralaba dalam Negeri
Bisnis waralaba dalam negeri tidak banyak membutuhkan modal. Jensinya bisa beraneka
ragam, tetapi paling banyak berasal dari waralaba makanan dan minuman.
2. Waralaba luar negeri
Waralaba luar negeri membutuhkan modal besar karena brand perusahaan sudah dikenal di
seluruh dunia. Selain itu dari segi kualitas, sistem dan promosi sudah tertata dengan baik.
WARALABA MINIMARKET
Minimarket muncul karena prubahan orientasi konsumen
dalam belanja kebutuhan sehari-hari. Dulu konsumen
mengejar harga murah, sekarang kenyamanan berbelanja
juga menjadi daya Tarik tersendiri.
Contoh: Franchise Indomaret.
TIPE WARALABA
Agar tidak salah dalam perjanjian waralaba, ada beberapa tipe waralaba:
 Trade Name Franchising : tipe waralaba yang sudah mendapatkan hak dari franchisor untuk
melakukan produksi secara langsung tapi masih dalam pengawasarn franchisor. Contoh: PT.
Great River memiliki hak untuk memproduksi pakaian dalam Triumph dengan lisensi dari
Jerman
 Product Distribution Franchising : tipe waralaba yang hanya memiliki hak untuk
melakukan pendistribusian produk pada wilayah tertentu saja. Setiap wilayah bisa memiliki
perusahaan distribusi yang berbeda walaupun produk yang sama. Contoh: Soft drink,
cosmetics
 Pure Franchising : jenis waralaba yang mendapatkan hak secara penuh dari franchisor untuk
melakukan proses produksi, penjualan, Manajemen, distribusi dan lainnya. Contoh: restaurant,
fast food, Pendidikan, dan konsultan.
PRINSIP DAN KONSEP PRODUK BISNIS WARALABA

Konsep Bisnis waralaba pada dasarnya mengikuti standar 4P yaitu Price,


Place, Product, Promotion.
Dalam menjalankan Bisnis waralaba beberapa dasar hukum, yaitu:
1. Peraturan pemerintah No 16 tahun 1997 tentang waralaba
2. Dasar hukum perjanjian khususnya dalam kebebasan berkontrak
3. UU tentang paten, merek dan hak cipta (HAKI)
4. Pasal tentang keagenan KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang)
PERJANJIAN DALAM BISNIS WARALABA
• Perjanjian waralaba: perbuatan hukum antara franchisee dengan
franchisor yang menimbulkan kewajiban dan hak timbal balik antara
kedua pihak.
• Kewajiban franchisor memberikan hak kepada franchisee, sedangkan
kewajiban franchisee adalah mendistribusikan barang/jasa dalam
lingkup area geografis dan periode tertentu dengan mempergunakan
merek logo dan sistem operasi yang dimiliki dan dikembangkan oleh
franchisor.
• Perjanjian ini dituangkan dalam bentuk perjanjian waralaba
• Perjanjian waralaba harus memenuhi syarat sah perjanjian yang
tercantum dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
4 syarat sah perjanjian
a. Adanya suatu kesepakan bagi mereka yang mengikatkan dirinya. Dalam hal ini
antara franchisee dan franchisor. Persetujuan ini tanpa paksaan, tipuan dan
kekeliruan.
b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan. Perjanjian harus ada subjek hukum
atau pihak-pihak yang terdiri dari sedikitnya dua orang. Kriteria cakap yaitu sudah
mencakup umur 21 tahun atau sudah menikah walaupun belum mencapai umur 21
tahun
c. Suatu hal tertentu artinya ada prestasi yang akan dilaksanakan dan ada tujuan yang
akan dicapai franchisee dalam menggunakan merek yang dimiliki oleh franchisor
d. Suatu sebab yang halal artinya perjanjian waralaba harus tertuang dalam bentuk
tertulis, lisan atau tulisan dan ada syarat tertentu sebagai isi pelaksanaan
perjanjian.
Berdasarkan Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 Tentang
Waralaba
Dalam setiap perjanjain waralaba harus memuat beberapa klausula, yaitu:
a. Nama dan alamat para pihak
b. Jenisk hak kekayaan intelektual
c. Kegiatan usaha
d. Hak dan kewajiban para pihak
e. Bantuan, fasilitas, bimbingan operasional, dan pemasaran yang diberikan pemberi waralaba kepada penerima
waralaba, wilayah usaha
f. Jangka waktu perjanjian
g. Tata cara pembayaran imbalan
h. Kepemilikan, perubahan kepemilikan, dan ahli waris
i. Penyelesaian sengketa
j. Tata cara perpanjangan, pengakhiran dan pemutusan perjanjian
KELEBIHAN BISNIS WARALABA
1. Merek/brand sudah terkenal
2. Standar mutu kualitas sudah terjaga dengan baik
3. Resep/konsep khusus Bisnis yang sudah teruji dengan baik
4. Metode dan SOP yang sudah tersedia
5. Informasi seputar market dan Bisnis yang terkait
6. Pelatihan untuk meningkatkan keterampilah
7. Bantuan keuangan dan permodalan
KELEMAHAN BISNIS WARALABA
1. Ketergantungan yang sangat tinggi pada franchisor
2. Franchise fee yang mengikat, meskipun Bisnis sedang menurun
3. Sangat sulit menilai franchisor
4. Kontrak yang membatasi ruang gerak franchisee
5. Kebijakan-kebijakan franchisor yang berubah-ubah yang harus
dipatuhi
6. Reputasi merek. Bisnis akan terganggu jika reptuasi merek mengalami
kesan negative.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai