lisensi tersebut memberi hak kepada franchise untuk menggunakan merek dagang franchisor
dan seluruh elemen yang diperlukan untuk menjalankan bisnisnya dengan dasar-dasar yang telah
ditentukan sebelumnya.
3. Memiliki standar atas pelayanan dan barang dan/atau jasa yang ditawarkan yang
dibuat secara tertulis
Memiliki standar atas pelayanan dan pelayanan dan barang dan/atau jasa yang ditawarkan yang
dibuat secara tertulis. Artinya, bisnis waralaba (franchise) wajib memiliki SOP (Standar
Operational Procedure) dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya.
5. Dukungan berkesinambungan
Dukungan yang berkesinambungan artinya dukungan dari Pemberi Waralaba kepada Penerima
Waralaba secara terus menerus diberikan seperti bimbingan operasional, pelatihan, dan promosi.
Tidak seperti membangun bisnis sendiri, sistem waralaba telah memiliki manajemen bisnis yang
siap dan matang. Biasanya para pewaralaba pun mulai memberi kesempatan membuka waralaba
karena bisnis yang dijalani sudah matang, memiliki pasar yang tidak berubah-ubah, dan juga
memiliki reputasi yang baik sehingga manajemen dan strategi bisnis yang dijalankan sudah
berkelanjutan.
Brand yang sudah dikenal oleh masyarakat biasanya sudah memiliki konsumen dan pasarnya
sendiri sehingga para franchisee tidak perlu memikirkan strategi pemasaran dan analisis pesaing.
Merek yang baik pasti juga memiliki liputan media yang luas sehingga bisnis waralaba akan
lebih mudah dikenal oleh masyarakat.
Orang yang membeli waralaba akan mendapatkan keuntungan kerjasama yang telah terbangun
sebelumnya oleh pemilik waralaba. Contohnya kerjasama dengan pemasok bahan baku, pihak
periklanan dan pemasaran, dan lain sebagainya. Dengan kerjasama yang
baik, franchisor biasanya memberikan dukungan berupa pelatihan manajemen finansial,
pemasaran, dan juga pasokan sumber daya.
Setiap investor biasanya lebih suka untuk memberikan modal pada bisnis yang telah kokoh dari
segi finansial dan jaringan pemasaran. Dengan menggunakan bisnis waralaba, maka sistem
manajemen finansial telah ditetapkan oleh pemilik waralaba utama. Sehingga Anda tidak perlu
pusing dengan manajemen finansial seperti membangun
1. Kurangnya kendali dari pembeli waralaba terhadap bisnisnya sendiri. Hal tersebut
dikarenakan semua sistem telah ditentukan oleh pemilik waralaba. Sehingga ruang gerak
pembeli waralaba akan sangat terbatas. Ide-ide untuk berkreatifitas pun terkadang tidak
dapat diaplikasikan, karena adanya perjanjian-perjanjian khusus.
2. Meskipun bisnis waralaba memiliki pasar yang matang, para pembeli waralaba biasanya
terjebak dalam tren pasar. Perilaku konsumen yang berubah-ubah terhadap tren mampu
memengaruhi kondisi bisnis waralaba. Misalnya, franchise Thai Tea yang sudah mulai
tergerus trennya dan digantikan dengan minuman campuran Yakult dan juga susu gula
aren.
3. Ketergantungan pada reputasi waralaba lainnya. Jika waralaba yang lain melakukan
kesalahan yang mengakibatkan rusaknya reputasi, maka hal tersebut juga akan
memengaruhi waralaba yang sedang Anda kelola.
4. Membutuhkan modal yang lebih banyak. Pihak pewaralaba akan mengajukan biaya awal
untuk membeli perjanjian waralaba. Kemudian ada juga biaya lanjutan untuk pelatihan
dan dukungan bagi para pembeli waralaba.
1. Subway
2. Mc Donald’s
4. Burger King
5. 7 Eleven
6. Hertz
8. Ace Hardware