Anda di halaman 1dari 60

Nama : Noni Devitasari Amanda

Kelas : XII MIPA 3


Absen : 23

PROFIL SINGKAT PRESIDEN


PASCA REFORMASI

1. BJ. HABIBIE
Biografi BJ Habibie

 Nama Lengkap: Prof. Dr.-Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie


 Nama Populer: BJ Habibie
 Istri: Hasri Ainun Besari
 Tempat, Tanggal Lahir: Pare-pare, 25 Juni 1936
 Masa Menjabat Presiden: 21 Mei 1998-20 Oktober 1999
 Pendidikan: SMAK Dago, Bandung, Institut Teknologi Bandung (ITB), RWTH
Aachen
 Anak: Ilham Akbar, Thareq Kemal
Bacharuddin Jusuf Habibie merupakan nama lengkap dari BJ Habibie. Beliau lahir pada 25 Juni
1936 di Kota Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Presiden ketiga Indonesia ini menempuh pendidikan
SMA di SMAK Dago, Kota Bandung pada tahun 1954. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di
ITB (Institut Teknologi Bandung). Namun, hanya beberapa bulan di ITB kemudian Ia
memutuskan untuk mengikuti jejak teman-temannya untuk bersekolah di Jerman. Namun
berbeda dengan yang lainnya, Ia tidak menggunakan beasiswa dari Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan untuk melanjutkan kuliahnya di Jerman melainkan dengan menggunakan biaya
sendiri dari ibunya yaitu R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Mengingat pesan Bung Karno tentang
pentingnya penguasaan Teknologi yang berwawasan nasional yaitu teknologi maritim dan
teknologi dirgantara dikala Indonesia waktu itu masih berkembang akhirnya BJ Habibie diberi
kesempatan belajar di Jerman.

Pada waktu itu pemerintah Indonesia dibawah Soekarno gencar membiayai ratusan siswa cerdas
Indonesia untuk mengemban pendidikan di luar negeri dan menimba ilmu disana. Habibie
merupakan rombongan kedua diantara ratusan pelajar SMA yang secara khusus dikirim ke
berbagai negara. Kemudian Habibie memilih jurusan Teknik Penerbangan dengan spesialisasi
Konstruksi pesawat terbang di Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule.

Biografi BJ Habibie : Kehidupan Kuliah di Jerman

BJ Habibie Ketika Menempuh Kuliah di Jerman


Pendidikan yang ditempuh BJ Habibie diluar negeri bukan pendidikan kursus kilat akan tetapi
merupakan sekolah bertahun – tahun sambil kerja praktek. Sejak awal Habibie memang tertarik
dengan how to build commercial aircraft bagi rakyat Indonesia yang menjadi ide Soekarno di
masa jabatannya. Darisana kemudian muncul perusahaan – perusahaan strategis, ada PT PAL
dan salah satunya IPTN. Kemudian ketika BJ Habibie sampai di Jerman, Habibie punya tekad
untuk sungguh – sungguh di perantauan dan harus pulang membawa kesuksesan mengingat jerih
payah ibunya yang membiayai kuliah dan kehidupan sehari – harinya. Beberapa tahun kemudian,
di tahun 1955 di Aachean, 99% mahasiswa Indonesia yang belajar disana diberikan beasiswa
penuh. Hanya beliau yang punya paspor hijau atau swasta daripada teman yang lain.

Bagi Habibie di perantauan, musim liburan bukan liburan bagi beliau justru menjadi kesempatan
emas yang harus diisi dengan ujian dan mencari uang untuk membeli buku. Setelah masa liburan
berakhir, semua kegiatan dikesampingkan kecuali belajar. Berbeda dengan teman – temannya
yang lain, mereka lebih banyak menggunakan waktu liburan musim panas untuk bekerja,
mencari pengalaman dan uang tanpa mengikuti ujian. Kemudian pada tahun 1960, BJ Habibie
mendapat gelar Diploma Ing, dari Technische Hochschule dengan predikat cumlaude (sempurna)
yang nilai rata – ratanya mencapai 9,5. Dengan gelar insinyur yang sudah dikantongi kemudian
membuat Habibie muda mendaftarkan dirinya untuk bekerja di Firma Talbot yang merupakan
sebuah industri kereta api Jerman. Setelah itu kemudian beliau melanjutkan studinya untuk
mendapatkan gelar Doktor di Technische Hochschule Die Facultaet Fure Maschinenwesen
Aachen kemudian menikah di tahun 1962 dengan Hasri Ainun Habibie yang kemudian diboyong
ke Jerman. Hidupnya semakin keras di Jerman, pagi – pagi Habibie harus jalan kaki cepat ke
tempat kerjanya yang jauh untuk menghemat biaya hidup kemudian pulang malam hari dan
belajar untuk kuliahnya. Memang penuh liku akan tetapi mendapatkan hal yang manis di akhir
hidupnya dengan pulang ke Indonesia membuat pesawat Indonesia kemudian menjadi presiden
RI.

Masa kecil BJ Habibie

Habibie Kecil
Biografi BJ Habibie diawali dengan masa kecil beliau. BJ Habibie lahir di Pare-Pare pada 25
Juni 1936 dengan nama Bacharuddin Jusuf Habibie. Ayahnya bernama Alwi Abdul Jalil Habibie
adalah seorang ahli pertanian dan berasal dari Gorontalo. Sedangkan sang Ibu bernama R.A. Tuti
Marini Puspowardojo adalah seorang spesialis mata yang berasal dari Yogyakarta. Habibie
adalah anak keempat dari total delapan bersaudara. Habibie juga tumbuh dalam keluarga religius
dimana ayah beliau seringkali membacakan ayat suci Al-Qur’an semenjak beliau kecil.

Habibie menyatakan jika ayat suci yang dibacakan ayahnya selalu mampu membuat dirinya
tenang. Tak heran jika sang ayah pun kerap membacakan ayat Al-Qur’an untuknya satu sampai
dua juz. Kebiasaannya sejak kecil yang sering mendengarkan Al-Qur’an memberikan pengaruh
yang positif pada dirinya sehingga ketika Habibie kecil usia 3 tahun, dirinya sudah mampu
membaca Al-Qur’an dengan lancar. Sejak kecil memang Habibie sudah dikenal sebagai anak
yang cerdas.

Masa Pendidikan BJ Habibie 

Habibie bersama Prototipe Pesawat Terbang. Sumber: Gramedia


Membaca biografi BJ Habibie seolah tidak akan lengkap rasanya jika tanpa mengenal latar
belakang pendidikannya. Memasuki usia sekolah, otak Habibie pun kian cerdas. Namun
sedihnya dirinya harus ditinggalkan sang ayah ketika usianya masih sangat muda yaitu 14 tahun.
Sang ayah meninggal lantaran serangan jantung. Karena ayahnya selaku kepala keluarga
meninggal, maka sang Ibulah yang menggantikan peran dan berjuang secara ekstra untuk bisa
menanggung biaya hidup seluruh anggota keluarga. Pada akhirnya, sang Ibu memutuskan
menjual rumah lalu pindah ke Bandung. Habibie muda pun menempuh pendidikannya di SMAK
Dago lalu melanjutkan kuliah di ITB yang saat itu bernama Universitas Indonesia Bandung
dengan jurusan Teknik Mesin.

Di saat pemerintahan Presiden Soekarno saat itu, pemerintah sedang banyak membiayai para
anak bangsa untuk bisa bersekolah ke luar negeri untuk bisa menimba ilmu di sana. Di antara
ratusan pelajar, Habibie saat itu masuk ke rombongan kedua yang khusus dikirim ke negara luar,
namun tanpa beasiswa melainkan dibiayai oleh ibunya. Di jerman, Habibie bersekolah di Rhein
Westfalen Aachen Technische Hochschule dengan jurusan Teknik Penerbangan spesialisasi
Konstruksi pesawat terbang.

Pendidikan Habibie di luar negeri ini bukan kursus yang kilat, namun memang pendidikan
bertahun-tahun dan disambi dengan bekerja secara praktik. Awalnya, Habibie hanya tertarik
untuk membangun pesawat komersial sesuai ide Presiden Soekarno saat itu yang kemudian
memunculkan perusahaan PT PAL dan salah satunya IPTN. Sampai di Jerman, Habibie memang
telah bertekad kuat untuk bisa sukses nantinya karena melihat jerih payah dari sang Ibu dalam
membiayai pendidikan hingga kehidupannya. Di tahun 1955, mahasiswa Indonesia yang sedang
belajar di sana diberikan beasiswa penuh dan diantara teman yang lain, hanya Habibie yang
memiliki paspor swasta atau paspor hijau.

Biografi BJ Habibie di masa pendidikannya belum selesai begitu saja. Semasa liburannya, beliau
menjadikannya kesempatan emas untuk bisa belajar, ikut ujian dan juga mencari uang sehingga
bisa membeli buku. Namun jika masa libur habis, maka seluruh kegiatannya dikesampingkan
dan hanya fokus pada belajar. Hal ini berbeda dengan teman lainnya dimana ketika libur mereka
lebih suka bekerja dan mencari pengalaman tanpa memikirkan ujian.

Di tahun 1960, beliau mampu mendapatkan gelar Diploma Ing di Jerman dari Technische
Hochschule dan predikatnya adalah Cum Laude atau sempurna dengan nilainya rata-rata adalah
9,5. Dengan mendapatkan gelar Insinyur ini, beliau pun mendaftarkan diri bekerja di Firma
Talbot yang merupakan industri kereta api di Jerman. Saat itu, Firma Talbot tersebut sedang
butuh wagon dengan volume yang besar. Hal ini lantaran wagon itu akan mengangkut barang
ringan dengan volume besar. Talbot butuh wagon dengan jumlah 1000 dan mendapati persoalan
ini, maka Habibie pun berusaha mengaplikasikan cara konstruksi dalam membuat sayap pesawat
terbang lalu diterapkan pada wagon yang ternyata membuahkan hasil.
Biografi BJ Habibie tentang pendidikan beliau berlanjut ke gelar doktornya dimana beliau
melanjutkan studi ke Technische Hochschule Die Facultaet de Fuer Maschinenwesen Aachen
untuk mendapatkan gelar doktor. Di tahun 1962, BJ Habibie menikah dengan Hasri Ainun
Habibie lalu memboyongnya ke Jerman. Hidupnya saat itu begitu sulit dimana beliau seringkali
harus berjalan kaki ke tempat kerja yang jaraknya jauh demi menghemat dalam pengeluaran
uangnya. Selain itu Habibie pun harus pulang malam padahal tetap harus belajar untuk studinya.

Perjuangan yang sama juga dirasakan oleh sang istri dimana beliau harus mengantri untuk bisa
mencuci baju di tempat umum agar bisa menghemat pengeluaran uang. Setelah berjuang dengan
pendidikannya, BJ Habibie akhirnya bisa mendapatkan gelar Doktor Ingenieur dari Technische
Hochschule Die Facultaet de Fuer Maschinenwesen Aachen dengan nilai summa cumlaude dan
rata-rata nilainya adalah 10 sehingga sangat sempurna.

Biografi BJ Habibie di masa jabatan presiden

Pelantikan Presiden Habibie. Sumber Wikimedia


Setelah IPTN ditutup, BJ Habibie kala itu masih menjadi Menteri Riset dan Teknologi. Beliau
kemudian diangkat menjadi Wakil Presiden di tanggal 14 Maret 1998 untuk mendampingi
Presiden Soeharto. Namun hanya beberapa bulan setelah beliau menjabat, gejolak politik pun tak
bisa terhindarkan dan mencapai puncaknya. Presiden Soeharto yang sudah bertahta di kursi
presiden selama puluhan tahun akhirnya lengser dengan pengunduran dirinya pada 21 Mei 1998.

Lengsernya Presiden Soeharto pun secara otomatis menjadikan BJ Habibie secara resmi
menggantikannya menempati kursi nomor satu di Indonesia. Beliau menjadi Presiden ketiga di
RI. BJ Habibie hanya menjabat sekitar satu tahun saja dimana beliau justru mewarisi kondisi saat
Indonesia sedang dalam masa rusuh dan banyak wilayah yang ingin melepaskan diri dari
Indonesia. Kondisi Indonesia saat itu memang betul-betul memprihatinkan.

Meski begitu BJ Habibie tetap berusaha untuk membangun kembali Indonesia. Beberapa
keputusan penting yang dilakukan adalah dengan lahirnya UU tentang Otonomi Daerah. Beliau
pun mampu membebaskan rakyatnya untuk beraspirasi sehingga Indonesia bisa membuat banyak
partai politik baru yang muncul. Mata uang Indonesia di mata asing saat itu yang mencapai 15
ribu rupiah per dolar bisa ditekannya menjadi hanya di bawah 10 ribu rupiah saja. Beliau
punmampu melikuidasi bank bermasalah kala itu.

Namun BJ Habibie pun dipaksa lengser saat itu setelah adanya sidang umum MPR di tahun
1999. Pidato pertanggungjawaban yang diberikannya ditolak MPR dengan alasan Timor Timur
yang lepas dari Indonesia saat itu. Setelah jabatannya lepas, KH Abdurrahman Wahid menjadi
Presiden penggantinya. BJ Habibie pun sudah kembali menjadi warga negara Indonesia biasa
dan kembali bermukim di Jerman meski sesekali pulang ke Indonesia.

Meninggalnya sang istri tercinta

Sang Istri Tercinta, Ainun Meninggal Dunia. Sumber Kompasiana


Setelah kabarnya lama tak terdengar, di tanggal 22 Mei 2010 ada kabar mengejutkan dimana
sang istri yang setia mendampinginya yakni Hasri Ainun Habibie telah meninggal dunia di
Jerman karena penyakit kanker ovarium yang dideritanya. Ibu Ainun meninggal di hari Sabtu
pukul 17.30 waktu Jerman. Kepastian meninggalnya Ibu Ainun ini diperoleh dari Ali Mochtar
Ngabalin selaku mantan anggota DPR yang juga wakil keluarga dari BJ Habibie. Hal ini menjadi
duka yang amat mendalam bagi sang mantan Presiden RI itu.

Bagi BJ Habibie, Ibu Ainun adalah segalanya bagi beliau. Beliau pernah berkata jika Ibu Ainun
adalah mata untuk bisa melihat hidupnya. Ibu Ainun juga merupakan pengisi kasih di hidupnya
baik di kala susah hingga senang sekalipun. Selama 48 tahun menikah, BJ Habibie dan Ainun
tidak pernah terpisah. Ibu Ainun selalu mengikuti kemanapun BJ Habibie pergi dengan rasa
sabar dan kasih sayang yang penuh. Bahkan BJ Habibie sendiri tidak tahu menahu akan kanker
overium yang diidap oleh sang istri dan hanya tahu 3 hari sebelum Ibu Ainun meninggal lantaran
Ibu Ainun tak pernah mengeluh. Betapa terluka hati BJ Habibie saat itu.

Sebab di Angkat Menjadi Presiden


ari itu, satu hari sebelum Soeharto mundur sebagai Presiden Indonesia. Pada 20 Mei 1998,
Wakil Presiden Habibie bertemu Soeharto. Keduanya membicarakan isu penting. Soeharto akan
mundur sebagai Presiden RI.
Pertanyaan dilontarkan Habibie. "Pak Harto, kedudukan saya sebagai Wakil Presiden
bagaimana?" tanya Habibie. Seperti dikutip dari buku Detik-Detik Yang Menentukan.

Soeharto tak memberi jawaban yang tak pernah terpikirkan oleh Habibie. "Habibie akan
melanjutkan tugas sebagai Presiden."
Setelah itu sempat dibicarakan mengenai surat pengunduran diri 14 menteri. Hanya singkat yang
disampaikan Soeharto. Lalu Soeharto mengulurkan tangan. Menjabat tangan Habibie. Dia
memberi pesan agar Habibie menjalankan tugas dengan baik. "Akan saya usahakan,"
singkat Habibie saat itu.

Dilantik di Istana

Keesokan harinya, saatnya tiba bagi Habibie. Kamis, 21 Mei 1998. Langit Jakarta masih gelap,
sisa-sisa kerusuhan. Di Istana Negara, menggelar acara penting yang menjadi catatan sejarah
perjalanan bangsa.
Habibie berjalan di belakang Soeharto. Mengenakan jas dan peci hitam. Wajah Soeharto tampak
dingin. Habibie lantas berdiri di belakang Soeharto. Sebuah kertas putih digenggamnya. Soeharto
membacakan isi surat pengunduran diri sebagai Presiden Republik Indonesia. Berlangsung
singkat.

"Saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden Republik
Indonesia," ujar Soeharto.

Dia lantas menyebut nama Habibie menjadi penggantinya sebagai Presiden Republik Indonesia.
"Maka Wakil Presiden Republik Indonesia, Professor Doktor Ir. BJ Habibie yang akan
melanjutkan sisa waktu jabatan Presiden mandataris MPR 1998-2003," lanjut Soeharto.

Selesai Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI, protokol istana menyerahkan sebuah
map cokelat kepada Habibie. Berlogo Burung Garuda. Tongkat estafet kepemimpinan negeri
siap diserahkan. Mantan Menristek itu diminta membacakan sumpah dan kewajiban sebagai
Presiden Indonesia. Soeharto menyaksikan langsung pelantikan Habibie.
Semuanya berlangsung cepat dan lancar. Setelah Habibie mengucap sumpah jabatan, Soeharto
menjabat tangan semua yang hadir. Termasuk menjabat tangan Habibie. Tanpa senyuman. Lalu
Soeharto berjalan di belakang Habibie. Dia meninggalkan ruangan.

Tetap Sah

Pelantikan Habibie tidak dilakukan di Gedung DPR/MPR. Karena saat itu Gedung DPR/MPR
diduduki mahasiswa. Pelantikan Habibie yang digelar di Istana sempat menjadi perdebatan.
Dianggap inkonstitusional karena hanya dilakukan dihadapan Mahkamah Agung dan beberapa
pejabat MPR dan DPR. Mereka dianggap bukan mewakili kelembagaan.

Dilihat dari sisi hukum materiil, pelantikan Habibie sebagai presiden tetap sah dan
konstitusional. Namun jika dilihat hukum formal dianggap tidak konstitusional. Sebab
pelimpahan kekuasaan dari Soeharto kepada Habibie harus melalui acara resmi yang
konstitusional. Apalagi Presiden sebagai mandataris MPR.

Namun yang perlu dicatat, saat itu di gedung DPR/MPR tidak mungkin dilakukan sidang.
Karena diduduki mahasiswa. Hal ini dijadikan alasan yang kuat untuk menilai pelantikan
Habibie tetap sah secara hukum.

Program B.J HABIBIE

merencanakan pelaksanaan pemilihan umum yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan
adil. Pemilihan umum yang akan diselenggarakan di bawah pemerintahan Presiden Habibie
merupakan pemilihan umum yang telah bersifat demokratis. Habibie juga membebaskan
beberapa narapidana politik yang ditahan pada zaman pemerintahan Soeharto. Kemudian,
Presiden Habibie juga mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independen. Hal-hal
yang dilakukan pada masa pemerintahan Habibie :

Bidang ekonomi

a) Melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan BPPN dan unit
Pengelola Aset Negara
b) Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah
c) Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dollar hingga di bawah Rp. 10.000,00
d) Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri

2. Bidang Politik
a) Memberi kebebasan pada rakyat untuk menyalurkan aspirasinya sehingga banyak
bermunculan partai-partai politik baru yakni sebanyak 48 partai politik
b) Membebaskan narapidana politik (napol) seperti Sri Bintang Pamungkas dan Mochtar
Pakpahan
c) Mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independen

3. Bidang Pers
Dilakukan pencabutan pembredelan pers dan penyederhanaan permohonan SIUPP untuk
memberikan kebebasan terhadap pers, sehingga muncul berbagai macam media massa cetak,
baik surat kabar maupun majalah.

4. Bidang Hukum
Pada masa Pemerintahan Presiden B.J. Habibie dilakukan reformasi di bidang hukum. Reformasi
hukum itu disesuaikan dengan aspirasi yang berkembang dimasyarakat.

5. Bidang Hankam
Di bidang hankam diadakan pembaharuan dengan cara melakukan pemisahan Polri dan ABRI.

6. Pembentukan kabinet
Presiden BJ Habibie membentuk kabinet baru yang diberi nama Kabinet Reformasi
Pembangunan yang terdiri atas 16 menteri, yang meliputi perakilan dari ABRI, Golkar, PPP, dan
PDI.

7. Kebebasan Menyampaikan Pendapat


Pada masa pemerintahan Habibie, orang bebas mengemukakan pendapatnya di muka umum.

Peristiwa saat BJ.Habibie Menjabat

Saat Habibie menjabat sebagai Presiden, kondisi Indonesia di tengah kerusuhan dan
pengunduran diri Soeharto.
Pada awal masa kepemimpinannya, Habibie langsung membentuk sebuah kabinet. Tugas penting
Habibie yakni untuk mendapatkan kembali dukungan Dana Moneter Internasional dan program
pemulihan ekonomi oleh komunitas Negara-negara donor.

Saat itu pada 1998, nilai tukar rupiah tercatat nyaris menyentuh Rp 15.000 per dolar AS. Pada
Januari 1998, Rupiah sempat menyentuh 14.800 per dolar AS, dan paling parah pernah terjadi
pada Juni 1998, di mana USD 1 senilai Rp 16.800.

Namun, nilai tukar Rupiah pada era tersebut mampu dikendalikan Presiden BJ Habibie. Dia
berhasil menekan Rupiah dari belasan ribu hingga berada di bawah Rp 7.000 jelang akhir masa
pemerintahannya.

Di era pemerintahannya juga, landasan kokoh bagi Indonesia berhasil BJ Habibie berikan di
antaranya Undang-Undang Anti Monopoli (Undang-Undang Persaingan Sehat), Undang-Undang
Otonomi Daerah, dan Undang-Undang Partai Politik.

Dampak dari Undang-Undang Otonomi Daerah yang dibuat keras oleh Habibie mampu meredam
gejolak dan disintegrasi yang terjadi sejak era Orde Baru.

Di periode kepemimpinannya pada 1998-1999, BJ Habibie mengambil keputusan


kontroversional, yakni Timor Timur lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Penyebab mundurnya B. J. Habibie sebagai Presiden RI:


 
 
Salah satu kesalahan yang dinilai pihak oposisi terbesar adalah setelah menjabat sebagai
Presiden, B.J. Habibie memperbolehkan diadakannya referendum provinsi Timor Timur
(sekarang Timor Leste), ia mengajukan hal yang cukup menggemparkan publik saat itu, yaitu
mengadakan jajak pendapat bagi warga Timor Timur untuk memilih merdeka atau masih tetap
menjadi bagian dari Indonesia.
 
Pada masa kepresidenannya, Timor Timur lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
menjadi negara terpisah yang berdaulat pada tanggal 30 Agustus 1999. Lepasnya Timor Timur di
satu sisi memang disesali oleh sebagian warga negara Indonesia, tapi disisi lain membersihkan
nama Indonesia yang sering tercemar oleh tuduhan pelanggaran HAM di Timor Timur.
Kasus inilah yang mendorong pihak oposisi yang tidak puas dengan latar belakang Habibie
semakin giat menjatuhkan Habibie. Upaya ini akhirnya berhasil dilakukan pada Sidang Umum
1999, ia memutuskan tidak mencalonkan diri lagi setelah laporan pertanggungjawabannya
ditolak oleh MPR.
Susunan Kabinet BJ.Habibie
Kabinet Pemerintahan Presiden Ke-3 RI, BJ Habibie Masa Jabatan 22 Mei 1998 - 20 Oktober
1999.
Terdiri dari Menteri Koordinator, Menteri Departemen, Menteri Negara.
Menteri departemen
 1. Menteri Dalam Negeri, Syarwan Hamid (sampai dengan 27 September 1999) dan
Feisal Tanjung (ad-interim, sejak 1 Oktober 1999)
 2. Menteri Luar Negeri, Ali Alatas
 3. Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI, Wiranto
 4. Menteri Kehakiman , Muladi
 5. Menteri Penerangan, Yunus Yosfiah
 6. Menteri Keuangan, Bambang Subianto
 7. Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Rahardi Ramelan
 8. Menteri Pertanian, Soleh Solahudin
 9. Menteri Pertambangan dan Energi, Kuntoro Mangkusubroto
 10. Menteri Kehutanan dan Perkebunan, Muslimin Nasution
 11. Menteri Pekerjaan Umum, Rachmadi Bambang Sumadhijo
 12. Menteri Perhubungan, Giri Suseno Hadihardjono
 13. Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya, Marzuki Usman (sampai dengan 27 September
1999), Giri Suseno Hadihardjono (ad-interim, sejak 1 Oktober 1999)
 14. Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah Adi Sasono
 15. Menteri Tenaga Kerja, Fahmi Idris (sampai dengan 27 September 1999), AM
Hendropriyono (ad-interim, sejak 1 Oktober 1999)
 16. Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan, A.M. Hendropriyono
 17. Menteri Kesehatan, Faried Anfasa Moeloek
 18. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Juwono Soedarsono
 19. Menteri Agama, Malik Fajar
 20. Menteri Sosial, Justika Baharsjah
Menteri negara
 21. Menteri Negara Sekretaris Negara, Akbar Tandjung (sampai dengan 10 Mei 1999),
Muladi (sejak 10 Mei 1999)
 22. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Boediono
 23. Menteri Negara Riset dan Teknologi/Kepala BPPT Muhammad Zuhal
 24. Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara/Kepala Badan Pengelola
BUMN Tanri Abeng
 25. Menteri Negara Pangan dan Hortikultura, A.M. Saefuddin (sampai dengan 27
September 1999), Soleh Solahudin (ad-interim, sejak 1 Oktober 1999)
 26. Menteri Negara Kependudukan/Kepala BKKBN, Ida Bagus Oka
 27. Menteri Negara Investasi/Kepala BKPM, Hamzah Haz (sampai dengan 18 Mei 1999),
Marzuki Usman (sejak 18 Mei 1999-27 September 1999), Muhammad Zuhal (ad-interim,
sejak 1 Oktober 1999)
 28. Menteri Negara Agraria/Kepala BPN, Hasan Basri Durin
 29. Menteri Negara Perumahan Rakyat dan Pemukiman, Theo L. Sambuaga (sampai
dengan 27 September 1999), Rachmadi Bambang Sumadhijo (ad-interim, sejak 1
Oktober 1999)
 30. Menteri Negara Lingkungan Hidup/Kepala Bapedal, Panangian Siregar
 31. Menteri Negara Peranan Wanita, Tuti Alawiyah
 32. Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga, Agung Laksono (sampai dengan 27
September 1999),  Juwono Sudarsono (ad-interim, sejak 1 Oktober 1999)
Menteri negara koordinator
 33. Menteri Negara Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Feisal Tanjung
 34. Menteri Negara Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri Ginandjar
Kartasasmita (sampai dengan 27 September 1999), Hartarto Sastrosoenarto (ad-interim,
sejak 1 Oktober 1999)
 35. Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan
Aparatur Negara Hartarto Sastrosoenarto
 36. Menteri Negara Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan
Kemiskinan, Haryono Suyono

2. KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

Biografi KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)


Nama Lengkap : Abdurrahman Wahid
Alias : Gus Dur
Profesi : Politisi
Agama : Islam
Tempat Lahir : Jombang
Tanggal Lahir : Minggu, 4 Agustus 1940
Zodiac : Leo
Warga Negara : Indonesia

Istri : Sinta Nuriyah


Anak : Alissa Qotrunnada, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid, Anita
Hayatunnufus, Inayah Wulandari
Ayah : K.H. Wahid Hasyim
Ibu : Ny. Hj. Sholehah
Saudara : Salahuddin Wahid
BIOGRAFI
Kyai Haji Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur lahir di Jombang, Jawa
Timur pada tanggal 7 September 1940. Ia lahir dengan nama Abdurrahman Adakhil yang berarti
sang penakluk. Karena kata “Adakhil” tidak cukup dikenal, maka diganti dengan nama “Wahid”
yang kemudian lebih dikenal dengan Gus Dur. Gus adalah panggilan kehormatan khas Pesantren
kepada seorang anak kiai yang berarti “abang atau mas”.

Gus Dur adalah anak pertama dari enam bersaudara. Ia lahir dari keluarga yang cukup terhormat.
Kakek dari ayahnya, K.H. Hasyim Asyari, merupakan pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Sementara
itu kakek dari pihak ibu, K.H. Bisri Syansuri, adalah pengajar pesantren pertama yang
mengajarkan kelas pada perempuan. Ayahnya K.H. Wahid Hasyim merupakan sosok yang
terlibat dalam Gerakan Nasionalis dan menjadi Menteri Agama tahun 1949, sedangkan ibunya
Ny. Hj. Sholehah adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denayar Jombang.

Gus Dur pernah menyatakan secara terbuka bahwa ia adalah keturunan TiongHoa dari Tan Kim
Han yang menikah dengan Tan a Lok, yang merupakan saudara kandung dari Raden Patah (Tan
Eng Hwa) yang merupakan pendiri kesultanan Demak. Tan a Lok dan Tan Eng Hwa ini
merupakan anak dari Puteri Campa yang merupakan Puteri Tiongkok yaitu selir Raden
Brawijaya V. Berdasarkan penelitian seorang peneliti Perancis Louis Charles Damais, Tan Kim
Han diidentifikasikan sebagai Syekh Abdul Qodir Al Shini yang makamnya ditemukan di
Trowulan.

Pada tahun 1944 Abdurrahman Wahid pindah dari kota asalnya Jombang menuju Jakarta, karena
pada saat itu ayahnya terpilih menjadi ketua pertama Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia
yang biasa disingkat “Masyumi”. Masyumi adalah sebuah organisasi dukungan dari tentara
Jepang yang pada saat itu menduduki Indonesia. Setelah deklarasi kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945, Gus Dur kembali ke Jombang dan tetap berada di sana selama perang
mempertahankan kedaulatan Indonesia melawan Belanda. Ia kembali ke Jakarta pada akhir
perang tahun 1949 karena ayahnya ditunjuk sebagai Menteri Agama.

Gus Dur menempuh ilmu di Jakarta dengan masuk ke SD Kris sebelum pindah ke SD Matraman
Perwari. Pada tahun 1952 ayahnya sudah tidak menjadi Menteri Agama tetapi beliau tetap
tinggal di Jakarta. Pada tahun 1953 di bulan April ayah Gus Dur meninggal dunia akibat
kecelakaan mobil.

Pada tahun 1954 pendidikannya berlanjut dengan masuk ke sekolah menengah pertama, yang
pada saat itu ia tidak naik kelas. Lalu ibunya mengirimnya ke Yogyakarta untuk meneruskan
pendidikan.

Setelah lulus dari SMP pada tahun 1957, Gus Dur memulai pendidikan muslim di sebuah
Pesantren yang bernama Pesantren Tegalrejo di Kota Magelang. Pada tahun 1959 ia pindah ke
Pesantren Tambakberas di Kota Jombang. Sementara melanjutkan pendidikanya, ia juga
menerima pekerjaan pertamanya sebagai seorang guru yang nantinya sebagai kepala sekolah
madrasah.  Bahkan ia juga bekerja sebagai jurnalis Majalah Horizon serta Majalah Budaya Jaya.

Pada tahun 1963, ia menerima beasiswa dari Kementrian Agama untuk melanjutkan pendidikan
di  Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir. Ia pergi ke Mesir pada November tahun 1963.
Universitas memberitahu Gus Dur untuk mengambil kelas remedial sebelum belajar bahasa Arab
dan belajar islam. Meskipun mahir berbahasa Arab, ia tidak mampu memberikan bukti bahwa
sesungguhnya ia mahir berbahasa Arab. Ia pun terpaksa harus mengambil kelas remedial.

Pada tahun 1964 Gus Dur sangat menikmati kehidupannya di Mesir.  Ia menikmati hidup dengan
menonton film Eropa dan Amerika, dan juga menikmati menonton sepakbola. Gus Dur juga
terlibat dengan Asosiasi  Pelajar Indonesia dan menjadi jurnalis majalah dari asosiasi tersebut.
Akhirnya ia berhasil lulus dari kelas remedialnya pada akhir tahun. Pada tahun 1965 ia memulai
belajar ilmu Islam dan juga bahasa Arab. Namun Gus Dur kecewa dan menolak metode belajar
dari universitas karena ia telah mempelajari ilmu yang diberikan.

Di Mesir, Gus Dur bekerja di Kedutaan Besar Indonesia. Namun pada saat ia bekerja peristiwa
Gerakan 30 September (G 30 S) terjadi. Upaya pemberantasan komunis dilakukan di Jakarta dan
yang menangani saat itu adalah Mayor Jendral Suharto. Sebagai bagian dari upaya tersebut.  Gus
Dur diperintahkan untuk melakukan investigasi terhadap pelajar universitas dan memberikan
laporan kedudukan politik mereka. Ia menerima perintah yang ditugaskan menulis laporan.

Akhirnya ia mengalami kegagalan di Mesir. Hal ini terjadi karena Gus Dur tidak setuju akan
metode pendidikan di universitas dan pekerjaannya setelah G 30 S sangat mengganggu dirinya.
Pada tahun 1966 ia harus mengulang pendidikannya. Namun pendidikan pasca sarjana Gus Dur
diselamatkan oleh beasiswa di Universitas Baghdad. Akhirnya ia pindah menuju Irak dan
menikmati lingkungan barunya. Meskipun pada awalnya ia lalai, namun ia dengan cepat belajar.
Gus Dur juga meneruskan keterlibatannya dengan Asosiasi Pelajar Indonesia dan sebagai penulis
majalah Asosiasi tersebut.
Pada tahun 1970 ia menyelesaikan pendidikannya di Universitas Baghdad. Setelah itu, Gus Dur
ke Belanda untuk meneruskan pendidikan. Ia ingin belajar di Universitas Leiden, namun ia
kecewa karena pendidikan di Universitas Baghdad tidak diakui oleh universitas tersebut.
Akhirnya ia pergi ke Jerman dan Perancis sebelum kembali lagi ke Indonesia pada tahun 1971.

Di Jakarta, Gus Dur berharap akan kembali ke luar negeri untuk belajar di Universitas McGill di
Kanada. Ia pun bergabung ke Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan
Sosial (LP3ES). Organisasi ini terdiri dari kaum intelektual  muslim progresif dan sosial
demokrat. LP3ES mendirikan majalah yang bernama Prima dan Gus Dur menjadi salah satu
kontributor utama majalah tersebut. Beliau berkeliling pesantren di seluruh Jawa.

Pada saat itu pesantren berusaha keras untuk mendapatkan pendanaan dari pemerintah dengan
mengadopsi kurikulum pemerintah. Karena nilai-nilai pesantren semakin luntur akibat perubahan
ini, Gus Dur pun prihatin dengan kondisi tersebut. Ia juga prihatin akan kemiskinan yang
melanda pesantren yang ia lihat. Melihat kondisi tersebut Gus Dur membatalkan belajar ke luar
negeri dan lebih memilih mengembangkan pesantren.

Akhirnya ia meneruskan kariernya sebagai seorang jurnalis pada Majalah Tempo dan Koran
Kompas. Tulisannya dapat diterima dengan baik. Ia mengembangkan reputasi sebagai
komentator sosial. Dengan itu ia mendapatkan banyak undangan untuk memberikan seminar
sehingga membuatnya sering pulang dan pergi antara Jakarta dan Jombang.

Meskipun kariernya bisa meraih kesuksesan namun ia masih merasa sulit hidup karena hanya
memiliki satu sumber pencaharian. Ia pun bekerja kembali dengan profesi berbeda untuk
mendapatkan pendapatan tambahan dengan menjual  kacang dan mengantarkan es. Pada tahun
1974 ia menjabat sebagai Sekretaris Umum Pesantren Tebu Ireng hingga tahun 1980. Pada tahun
1980 ia menjabat sebagai seorang Katib Awwal PBNU hingga pada tahun 1984. Pada tahun
1984 ia naik pangkat sebagai Ketua Dewan Tanfidz PBNU. Tahun 1987 Gus Dur menjabat
sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia. Pada tahun 1989 kariernya pun meningkat dengan
menjadi seorang anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat RI. Dan hingga akhirnya pada tahun
1999 sampai 2001 ia menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.

Sebagai seorang Presiden RI, Gus Dur memiliki pendekatan-pendekatan yang berbeda dalam
menyikapi suatu permasalahan bangsa. Ia melakukan pendekatan yang lebih simpatik kepada
kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM), mengayomi etnis Tionghoa , meminta maaf kepada
keluarga PKI yang mati dan disiksa, dan lain-lain. Selain itu, Gus Dur juga dikenal sering
melontarkan pernyataan-pernyataan kontroversial, yang salah satunya adalah mengatakan bahwa
anggota MPR RI seperti anak TK.

Hanya sekitar 20 bulan Gus Dur menjabat sebagai Presiden RI. Musuh-musuh politiknya
memanfaatkan benar kasus Bulloggate dan Bruneigate untuk menggoyang kepemimpinannya.
Belum lagi hubungan yang tidak harmonis dengan TNI, Partai Golkar, dan elite politik lainnya.
Gus Dur sendiri sempat mengeluarkan dekrit yang berisi (1) pembubaran MPR/DPR, (2)
mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dengan mempercepat pemilu dalam waktu satu
tahun, dan (3) membekukan Partai Golkar sebagai bentuk perlawanan terhadap Sidang Istimewa
MPR. Namun dekrit tersebut tidak memperoleh dukungan dan pada 23 Juli 2001, MPR secara
resmi memberhentikan Gus Dur dan menggantikannya dengan Megawati Sukarnoputri.

Sebelumnya, pada Januari 2001, Gus Dur mengumumkan bahwa Tahun Baru Cina (Imlek)
menjadi hari libur opsional. Tindakan ini diikuti dengan pencabutan larangan penggunaan huruf
Tionghoa.

Setelah berhenti menjabat sebagai presiden, Gus Dur tidak berhenti untuk melanjutkan karier dan
perjuangannya. Pada tahun 2002 ia menjabat sebagai penasihat Solidaritas Korban Pelanggaran
HAM. Dan pada tahun 2003, Gus Dur menjabat sebagai Penasihat pada Gerakan Moral
Rekonsiliasi Nasional.

Tahun 2004, Gus Dur kembali berupaya untuk menjadi Presiden RI. Namun keinginan ini
kandas karena ia tidak lolos pemeriksaan kesehatan oleh Komisi Pemilihan Umum.

Pada Agustus 2005 Gus Dur menjadi salah satu pimpinan koalisi politik yang bernama Koalisi
Nusantara Bangkit Bersatu. Bersama dengan Tri Sutrisno, Wiranto, Akbar Tanjung dan
Megawati, koalisi ini mengkritik kebijakan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

Pada tahun 2009 Gus Dur menderita beberapa penyakit. Bahkan sejak ia menjabat sebagai
presiden, ia menderita gangguan penglihatan sehingga surat dan buku seringkali dibacakan atau
jika saat menulis seringkali juga dituliskan. Ia mendapatkan serangan stroke, diabetes, dan
gangguan ginjal. Akhirnya Gus Dur pun pergi menghadap sang khalik (meninggal dunia) pada
hari Rabu 30 Desember 2009 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta pada pukul 18.45
WIB.

Riset dan Analisa oleh Siwi P. Rahayu


PENDIDIKAN
 1957-1959 Pesantren Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah
 1959-1963 Pesantren Tambak Beras, Jombang, Jawa Timur
 1964-1966 Al Azhar University, Cairo, Mesir, Fakultas Syari'ah (Kulliyah al-Syari'ah)
 1966-1970 Universitas Baghdad, Irak, Fakultas Adab Jurusan Sastra Arab

KARIR
 1972-1974 Fakultas Ushuludin Universitas Hasyim Ashari, Jombang, sebagai Dekan
dan Dosen
 1974-1980 Sekretaris Umum Pesantren Tebu Ireng
 1980-1984 Katib Awwal PBNU
 1984-2000 Ketua Dewan Tanfidz PBNU
 1987-1992 Ketua Majelis Ulama Indonesia
 1989-1993 Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat RI
 1998 Partai Kebangkitan Bangsa, Indonesia, Ketua Dewan Syura DPP PKB
 1999-2001 Presiden Republik Indonesia
 2000 Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Mustasyar
 2002 Rektor Universitas Darul Ulum, Jombang, Jawa Timur, Indonesia
 2004 Pendiri The WAHID Institute, Indonesia

PENGHARGAAN
 2010 Lifetime Achievement Award dalam Liputan 6 Awards 2010
 2010 Bapak Ombudsman Indonesia oleh Ombudsman RI
 2010 Tokoh Pendidikan oleh Ikatan Pelajar Nadhlatul Ulama (IPNU)
 2010 Mahendradatta Award 2010 oleh Universitas Mahendradatta, Denpasar, Bali
 2010 Ketua Dewan Syuro Akbar PKB oleh PKB Yenny Wahid
 2010 Bintang Mahaguru oleh DPP PKB Muhaimin Iskandar
 2008 Penghargaan sebagai tokoh pluralisme oleh Simon Wiesenthal Center
 2006 Tasrif Award oleh Aliansi Jurnanlis Independen (AJI)
 2004 Didaulat sebagai “Bapak Tionghoa” oleh beberapa tokoh Tionghoa Semarang
 2004 Anugrah Mpu Peradah, DPP Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia, Jakarta,
Indonesia
 2004 The Culture of Peace Distinguished Award 2003, International Culture of Peace
Project Religions for Peace, Trento, Italia
 2003 Global Tolerance Award, Friends of the United Nations, New York, Amerika
Serikat
 2003 World Peace Prize Award, World Peace Prize Awarding Council (WPPAC),
Seoul, Korea Selatan
 2003 Dare to Fail Award , Billi PS Lim, penulis buku paling laris "Dare to Fail",
Kuala Lumpur, Malaysia
 2002Pin Emas NU, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jakarta, Indonesia.
 2002 Gelar Kanjeng Pangeran Aryo (KPA), Sampeyan dalem Ingkang Sinuhun
Kanjeng Susuhunan Pakubuwono XII, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
 2001 Public Service Award, Universitas Columbia , New York , Amerika Serikat
 2000 Ambassador of Peace, International and Interreligious Federation for World
peace (IIFWP), New York, Amerika Serikat
 2000 Paul Harris Fellow, The Rotary Foundation of Rotary International
 1998 Man of The Year, Majalah REM, Indonesia
 1993 Magsaysay Award, Manila , Filipina
 1991 Islamic Missionary Award , Pemerintah Mesir
 1990 Tokoh 1990, Majalah Editor, Indonesia
 Doktor Kehormatan:
 Doktor Kehormatan bidang Filsafat Hukum dari Universitas Thammasat, Bangkok,
Thailand (2000)
 Doktor Kehormatan dari Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand (2000
 Doktor Kehormatan bidang Ilmu Hukum dan Politik, Ilmu Ekonomi dan Manajemen,
dan Ilmu Humaniora dari Pantheon Universitas Sorbonne, Paris, Perancis (2000)
 Doktor Kehormatan dari Universitas Chulalongkorn, Bangkok, Thailand (2000)
 Doktor Kehormatan dari Universitas Twente, Belanda (2000)
 Doktor Kehormatan dari Universitas Jawaharlal Nehru, India (2000)
 Doktor Kehormatan dari Universitas Soka Gakkai, Tokyo, Jepang (2002)
 Doktor Kehormatan bidang Kemanusiaan dari Universitas Netanya, Israel (2003)
 Doktor Kehormatan bidang Hukum dari Universitas Konkuk, Seoul, Korea Selatan
(2003)
 Doktor Kehormatan dari Universitas Sun Moon, Seoul, Korea Selatan (2003)

Gusdur Berasal dari Partai


 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

Program Gus Dur

1. Jadikan tahun baru Imlek hari libur


Merayakan tahun baru Imlek sempat dilarang pada masa kolonial Belanda. Baru pada masa
pendudukan Jepang, Imlek dijadikan hari libur resmi berdasarkan keputusan Osamu Seiri No. 26
tanggal 1 Agustus 1942. Pada masa pendudukan “saudara tua” kita ini pula, warga Tionghoa
dapat dengan leluasa merayakan imlek.
Berlanjut ke masa kemerdekaan. Imlek tetap dapat dirayakan secara bebas di tanah air selama
masa pemerintahan Presiden Sukarno. Pada masa Orde Baru, perayaan Imlek mulai dibatasi
meskipun tidak sama sekali dilarang. Alasannya berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) No.
14 Tahun 1967 adalah:
“Manifestasinya dapat menimbulkan pengaruh psikologis, mentalm dan moril yang kurang wajar
terhadap warga negara Indonesia sehingga merupakan hambatan terhadap proses asimilasi.”
Adalah Gus Dur yang semasa menjadi presiden memutuskan untuk mencabut Inpres nomer
14/1967.
Beliau melakukan hal itu tersebut dengan mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) No. 6
Tahun 2000. Bersamaan dengan itu, Gus Dur juga kemudian menjadikan Imlek sebagai hari
libur fakultatif (berlaku bagi mereka yang merayakannya).
Penerus Gus Dur, mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, kemudian meresmikan Imlek
sebagai hari libur nasional pada 2002, yang mulai berlaku 2003.
@PurbaSr Atraktif nya grebek sudiro jelang imlek di kawasan pasar gedhe solo.Thanks Gus Dur,
nice !!! pic.twitter.com/A43EIsA8ls — Bambang Sutedjo (@bambang_tbs) February 16, 2015

2. Jadikan Kong Hu Cu agama yang diakui


Di era Gus Dur, jumlah agama yang diakui di Indonesia berubah dari lima menjadi 6, bertambah
agama Kong Hu Cu.
Sebelumnya selama puluhan tahun, penganut Kong Hu Cu tak bisa sepenuhnya mengklaim hak-
hak mereka sebagai warga negara Indonesia, karena agamanya tak diakui. 
Sebagaimana perayaan Imlek, diskriminasi terhadap agama Kong Hu Cu juga diawali di masa
Orde Baru dengan terbitnya Inpres No. 14 Tahun 1967.
Ini merupakan representasi betapa Gus Dur tidak menyetujui diskriminasi terhadap kaum
Tionghoa di Indonesia.

3. Berusaha menghapus diskriminasi terhadap PKI


Setelah mengalami diskriminasi sosial, politik, hingga ekonomi di bawah rezim Orde Baru,
mereka yang terkait dengan gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di masa lalu, akhirnya
memperoleh angin segar saat Gus Dur menjadi presiden. 
Meski menghadapi tentangan yang tak sedikit, Gus Dur dengan berani mengusulkan
pencabutan Ketetapan MPRS No. 25 tahun 1966, salah satu landasan legal proses diskriminasi
tersebut. Ketetapan MPRS tersebut berisikan larangan penyebaran paham komunisme di
Indonesia.
Namun, bukan berarti Gus Dur menutup mata bahwa sikap dan tindakan PKI juga tak selalu
benar.
Intelektual muslim Akhmad Sahal pernah menjelaskan tentang sikap Gus Dur ini secara lebih
mendalam dan mengapa sikap tersebut mendapatkan banyak tentangan dalam tulisannya pada
2012.
ISLAM, MAAF DAN PKIAkhmad Sahal (Kolom TEMPO, 9 April 2000)MENGAPA kalangan
Islam menolak usul Gus Dur untuk... Posted by Akhmad Sahal on Tuesday, October 2, 2012
Gus Dur memang tak berhasil mewujudkan usulnya ini. Namun demikian, apa yang
dilakukannya telah menjadi inspirasi bagi para aktivis generasi selanjutnya untuk
memperjuangkan penghapusan diskriminasi bagi PKI dan kelompok marginal lain. 
4. Merawat paham kebangsaan di tubuh NU
Sebagai organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU), memiliki peran
besar dalam proses pembangunan Indonesia dari masa ke masa.
Dalam proses tersebut, NU berhasil menjadi jembatan antara umat Islam dan elemen lain bangsa
Indonesia dengan keyakinan bahwa persoalan keumatan adalah persoalan kebangsaan,
begitupun sebaliknya. 
Saat menjabat sebagai Ketua Umum NU, Gus Dur secara konsisten terus
memperjuangkan paham kebangsaan NU ini. 

5. Sejahterakan PNS
Gus Dur turut berjasa dalam meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan
mendorong naiknya gaji mereka secara signifikan saat menjabat sebagai presiden. 
"Di masa pemerintahan Gus Dur, gaji PNS naik sekitar 100 persen, itu sangat luar biasa bagi
kesejahteraan PNS, ditambah pangkat dan golongan para PNS juga lebih baik," kata Bupati
Mamuju Suhardi Duka pada 2010 kepada Antara.

Peristiwa Saat Gus Dur Menjabat

Setelah menjabat, pemerintah Gus Dur memiliki beberapa kebijakan politik, yaitu:
Departemen Penerangan dibubarkan, dianggap mengganggu kebebasan pers. Departemen Sosial
dibubarkan, dianggap sebagai sarang korupsi Mentetujui penggantian nama Irian Jaya pada
Desember 1999 menjadi Papua Masyarakat etnis Tionghoa diperbolehkan beribadah dan
merayakan Imlek Pencabutan peraturan mengenai larangan terhadap PKI dan penyebaran
Marxisme dan Lenisme Membekukan MPR dan DPR Pada masa pemerintahan Gus Dur.
Kondisi perekonomian Indonesia mulai membaik dibandingkan era sebelumnya. Namun,
ternyata tidak semua kebijakan Gus Dur disenangi. Banyak pihak yang menganggap kebijakan
Gus Dur terlalu sering menuai kontroversi. Sehingga mengakibatkan kredibilitas Gus Dur
perlahan-lahan menurun. Kepemimpinan Gus Dur tidak berlangsung lama, dirinya mundur dari
jabatannya pada 23 Juli 2001.

Penyebab mundurnya K. H. Abdurrahman Wahid sebagai


Presiden RI:
 
Pada Januari 2001, Gus Dur mengumumkan bahwa Tahun Baru Cina (Imlek) menjadi hari libur
opsional. Tindakan ini diikuti dengan pencabutan larangan penggunaan huruf Tionghoa. Gus Dur
lalu mengunjungi Afrika Utara dan juga Arab Saudi untuk naik haji. Abdurrahman Wahid
melakukan kunjungan terakhirnya ke luar negeri sebagai presiden pada Juni 2001 ketika ia
mengunjungi Australia.
 
Pada pertemuan dengan rektor-rektor universitas pada 27 Januari 2001, Gus Dur menyatakan
kemungkinan Indonesia masuk kedalam anarkisme. Ia lalu mengusulkan pembubaran DPR jika
hal tersebut terjadi. Pertempuan tersebut menambah gerakan anti-Wahid. Pada 1 Februari, DPR
bertemu untuk mengeluarkan nota terhadap Gus Dur.
 
Nota tersebut berisi diadakannya Sidang Khusus MPR dimana pemakzulan Presiden dapat
dilakukan. Anggota PKB hanya bisa walk out dalam menanggapi hal ini. Nota ini juga
menimbulkan protes di antara NU. Di Jawa Timur, anggota NU melakukan protes di sekitar
kantor regional Golkar. Di Jakarta, oposisi Gus Dur turun menuduhnya mendorong protes
tersebut.
 
Gus Dur membantah dan pergi untuk berbicara dengan demonstran di Pasuruan. Namun,
demonstran NU terus menunjukan dukungan mereka kepada Gus Dur dan pada bulan April
mengumumkan bahwa mereka siap untuk mempertahankan Gus Dur sebagai presiden hingga
mati.
 
Pada bulan Maret, Gus Dur mencoba membalas oposisi dengan melawan disiden pada
kabinetnya. Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Yusril Ihza Mahendra dicopot dari
kabinet karena ia mengumumkan permintaan agar Gus Dur mundur. Menteri Kehutanan
Nurmahmudi Ismail juga dicopot dengan alasan berbeda visi dengan Presiden, berlawanan dalam
pengambilan kebijakan, dan diangap tidak dapat mengendalikan Partai Keadilan, yang pada saat
itu massanya ikut dalam aksi menuntut Gus Dur mundur. Dalam menanggapi hal ini, Megawati
mulai menjaga jarak dan tidak hadir dalam inagurasi penggantian menteri. Pada 30 April, DPR
mengeluarkan nota kedua dan meminta diadakannya Sidang Istimewa MPR pada 1 Agustus.
 
Gus Dur mulai putus asa dan meminta Menteri Koordinator Politik, Sosial, dan Keamanan
(Menko Polsoskam) Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyatakan keadaan darurat.
Yudhoyono menolak dan Gus Dur memberhentikannya dari jabatannya beserta empat menteri
lainnya dalam reshuffle kabinet pada tanggal 1 Juli 2001.
 
Akhirnya pada 20 Juli, Amien Rais menyatakan bahwa Sidang Istimewa MPR akan dimajukan
pada 23 Juli. TNI menurunkan 40.000 tentara di Jakarta dan juga menurunkan tank yang
menunjuk ke arah Istana Negara sebagai bentuk penunjukan kekuatan. Gus Dur kemudian
mengumumkan pemberlakuan dekrit yang berisi (1) pembubaran MPR/DPR, (2) mengembalikan
kedaulatan ke tangan rakyat dengan mempercepat pemilu dalam waktu satu tahun, dan (3)
membekukan Partai Golkar sebagai bentuk perlawanan terhadap Sidang Istimewa MPR. Namun
dekrit tersebut tidak memperoleh dukungan dan pada 23 Juli, MPR secara resmi memakzulkan
Gus Dur dan menggantikannya dengan Megawati Sukarnoputri.
Abdurrahman Wahid terus bersikeras bahwa ia adalah presiden dan tetap tinggal di Istana
Negara selama beberapa hari, namun akhirnya pada tanggal 25 Juli ia pergi ke Amerika Serikat
karena masalah kesehatan.
 

Susunan Kabinet Gus Dur :


Kabinet Pemerintahan Indonesia Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid dan Wakil Presiden
Megawati Sukarnoputri, Masa Jabatan 28 Oktober 1999 - 23 Juli 2001
Kabinet ini terdiri dari sejumlah menteri koordinator, sejumlah menteri pemimpin departemen,
sejumlah menteri negara, Sekretaris Negara, dan Jaksa Agung.
Anggota Kabinet
Menteri koordinator
1. Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (bernama Menteri Koordinator Bidang
Politik, Sosial, dan Keamanan sejak perombakan I)
 - Wiranto, masa jabatan 28 Oktober 1999 - 15 Februari 2000
 - Surjadi Soedirdja masa jabatan 15 Februari 2000 - 26 Agustus 2000
 - Susilo Bambang Yudhoyono masa jabatan 26 Agustus 2000 - 1 Juni 2001
 - Agum Gumelar masa jabatan 1 Juni 2001 - 23 Juli 2001
2. Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industrim
 - Kwik Kian Gie masa jabatan 28 Oktober 1999 - 10 Agustus 2000
 - Rizal Ramli masa jabatan 26 Agustus 2000 - 12 Juni 2001
 - Burhanuddin Abdullah masa jabatan 12 Juni 2001 - 23 Juli 2001
3. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan
(digabungkan dengan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan sejak perombakan I)
 - Hamzah Haz masa jabatan 28 Oktober 1999 - 26 November 1999
 - Basri Hasanuddin masa jabatan 26 November 1999 - 26 Agustus 2000
Menteri
4. Menteri Dalam Negeri (bernama Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah sejak
perombakan I), Surjadi Soedirdja masa jabatan 28 Oktober 1999 - 23 Juli 2001
5. Menteri Luar Negeri, Alwi Abdurrahman Shihab masa jabatan 28 Oktober 1999 - 23 Juli 2001

6. Menteri Pertahanan,
 - Juwono Sudarsono masa jabatan 28 Oktober 1999 - 26 Agustus 2000
 - Mahfud MD.jpg Mohammad Mahfud masa jabatan 26 Agustus 2000 - 20 Juli 2001
 - Agum Gumelar masa jabatan 20 Juli 2001 - 23 Juli 2001
7. Menteri Hukum dan Perundang-undangan (bernama Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia sejak perombakan I)
 - Yusril Ihza Mahendra masa jambatan 28 Oktober 1999 - 7 Februari 2001
 - Baharuddin Lopa masa jabatan 9 Februari 2001 - 1 Juni 2001
 - Marsillam Simanjuntak masa jabatan 1 Juni 2001 - 20 Juli 2001
 - Mohammad Mahfud masa jabatan 20 Juli 2001 - 23 Juli 2001
8. Menteri Keuangan
 - Bambang Sudibyo masa jabatan 28 Oktober 1999 - 26 Agustus 2000
 - Prijadi Praptosuhardjo masa jabatan 26 Agustus 2000 - 12 Juni 2001
 - Rizal Ramli masa jabatan 12 Juni 2001 - 23 Juli 2001
9. Menteri Pertambangan dan Energi (bernama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral sejak
perombakan I)
 - Susilo Bambang Yudhoyono masa jabatan 28 Oktober 1999 - 26 Agustus 2000
 - Purnomo Yusgiantoro masa jabatan 26 Agustus 2000 - 23 Juli 2001
10. Menteri Perindustrian dan Perdagangan
 - Muhammad Jusuf Kalla masa jabatan 28 Oktober 1999 - 26 April 2000
 - Luhut Binsar Panjaitan masa jabatan 26 April 2000 - 23 Juli 2001
11. Menteri Pertanian (bernama Menteri Pertanian dan Kehutanan sejak perombakan I)
 - Mohamad Prakosa masa jabatan 28 Oktober 1999 - 26 Agustus 2000
 - Bungaran Saragih masa jabatan 26 Agustus 2000 - 23 Juli 2001
12. Menteri Kehutanan dan Perkebunan (bernama Menteri Muda Kehutanan (menteri negara)
sejak perombakan I)
 - Nur Mahmudi Ismail masa jabatan 28 Oktober 1999 - 15 Maret 2001
 - Marzuki Usman masa jabatan 15 Maret 2001 - 23 Juli 2001
13. Menteri Perhubungan
 - Agum Gumelar masa jabatan 28 Oktober 1999 - 1 Juni 2001
 - Budi Mulyawan Suyitno masa jabatan 1 Juni 2001 - 23 Juli 2001
14 Menteri Eksplorasi Laut (bernama Menteri Kelautan dan Perikanan sejak perombakan I)
 - Sarwono Kusumaatmadja masa jabatan 28 Oktober 1999 - 1 Juni 2001
 - Rokhmin Dahuri masa jabatan 1 Juni 2001 - 23 Juli 2001
15. Menteri Tenaga Kerja (bernama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi sejak perombakan
I)
 - Bomer Pasaribu masa jabatan 28 Oktober 1999 - 26 Agustus 2000
 - Al Hilal Hamdi masa jabatan 26 Agustus 2000 - 23 Juli 2001
16. Menteri Kesehatan (bernama Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial sejak perombakan
I), Achmad Sujudi masa jabatan 28 Oktober 1999 - 23 Juli 2001
17. Menteri Pendidikan Nasional, Yahya Muhaimin masa jabatan 28 Oktober 1999 - 23 Juli 2001
18. Menteri Agama, Muhammad Tolchah Hasan masa jabatan 28 Oktober 1999 - 23 Juli 2001
19. Menteri Permukiman dan Pengembangan Wilayah Republik Indonesia (bernama Menteri
Pemukiman dan Prasarana Wilayah sejak perombakan I), Erna Witoelar masa jabatan 28
Oktober 1999 - 23 Juli 2001
Menteri Negara
 20. Menteri Negara Riset dan Teknologi, Muhammad A.S. Hikam masa jabatan 28
Oktober 1999 - 23 Juli 2001
 21. Menteri Negara Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah (bernama Menteri Negara
Urusan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah sejak perombakan I), Zarkasih Nur
masa jabatan 28 Oktober 1999 - 23 Juli 2001
 22. Menteri Negara Lingkungan Hidup, Alexander Sonny Keraf masa jabatan 28 Oktober
1999 - 23 Juli 2001
 23. Menteri Negara Otonomi Daerah Republik Indonesia (digabungkan dengan Menteri
Dalam Negeri sejak perombakan I), Ryaas Rasyid masa jabatan 28 Oktober 1999 - 26
Agustus 2000
 24. Menteri Negara Pariwisata dan Kesenian (bernama Menteri Kebudayaan dan
Pariwisata (menteri departemen) sejak perombakan I) Hidayat Jaelani masa jabatan 28
Oktober 1999 - 26 Agustus 2000, I Gede Ardika masa jabatan 26 Agustus 2000 - 23 Juli
2001
 25. Menteri Negara Penanaman Modal dan Pembinaan Badan Usaha Milik Negara
(dibubarkan pada perombakan I) Laksamana Sukardi masa jabatan 28 Oktober 1999 - 26
April 2000, Rozi Munir masa jabatan 26 April 2000 - 26 Agustus 2000
 26. Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga (dibubarkan pada perombakan I) Mahadi
Sinambela masa jabatan 28 Oktober 1999 - 26 Agustus 2000
 27. Menteri Negara Pekerjaan Umum (dibubarkan pada perombakan I) Rozik Boedioro
Soetjipto masa jabatan 28 Oktober 1999 - 26 Agustus 2000
 28. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (merangkap Kepala Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional sejak perombakan I), Khofifah Indar Parawansa masa
jabatan 28 Oktober 1999 - 23 Juli 2001
 29. Menteri Negara Urusan Hak Asasi Manusia (digabungkan dengan Menteri Hukum
dan Perundang-undangan sejak perombakan I), Hasballah M. Saad masa jabatan 28
Oktober 1999 - 26 Agustus 2000
 30. Menteri Negara Transmigrasi dan Kependudukan (digabungkan dengan Menteri
Tenaga Kerja sejak perombakan I), Al Hilal Hamdi masa jabatan 28 Oktober 1999 - 26
Agustus 2000
31. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara,
 - Freddy Numberi masa jabatan 28 Oktober 1999 - 26 Agustus 2000
 - Ryaas Rasyid masa jabatan 26 Agustus 2000 - 7 Februari 2001
 - Marsillam Simanjuntak masa jabatan 7 Februari 2001 - 12 Juni 2001
 - Anwar Supriyadi masa jabatan 12 Juni 2001 - 23 Juli 2001
32. Menteri Negara Masalah-Masalah Kemasyarakatan (dibubarkan pada perombakan I) Dr.
Anak Agung Gde Agung masa jabatan 28 Oktober 1999 - 26 Agustus 2000
33. Menteri Muda Urusan Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia (dibentuk pada
perombakan I), Manuel Kaisiepo masa jabatan 26 Agustus 2000 - 23 Juli 2001
34. Menteri Muda Urusan Rekstrukturisasi Ekonomi Nasional (dibentuk pada perombakan I dan
dibubarkan pada perombakan II) Cacuk Sudarijanto masa jabatan 26 Agustus 2000 - 1 Juni 2001

3. MEGAWATI
Biografi Megawati
Nama : Dr (HC) Hj. Megawati Soekarnoputri

Nama Lengkap : Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri

Lahir : Yogyakarta, 23 Januari 1947

Agama : Islam

Pasangan :
-Surindro Supjarso (m. 1968-1970; alm)
-Hassan Gamal A. Hasan (1972; dibatalkan oleh PTA)
-Taufiq Kiemas (m. 1973-2013; alm)

Anak :
1. Mohammad Rizky Pratama
2. Mohammad Prananda Prabowo
3. Puan Maharani

Orang Tua :
Ir. Soekarno dan Fatmawati

Pendidikan :
-SD Perguruan Cikini Jakarta (1954-1959)
-SLTP Perguruan Cikini Jakarta (1960-1962)
-SLTA Perguruan Cikini Jakarta
-Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran (1965-1967); tidak selesai
-Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1970-1972); tidak selesai

Karier Politik :
-Wakil Ketua Cabang PDI Jakpus (1986)
-Anggota DPR/MPR (1987-1992)
-Wakil Presiden RI (1999-2001)
-Presiden RI (2001-2004)
-Ketua Umum PDIP (2000-sekarang)

Organisasi :
-Aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (1965-1972)
-Ketua Partai Demokrasi Perjuangan (PDI) Cabang jakarta Pusat
-Ketua Umum DPP PDI, 1993-1998, Hasil Munas 1993, 22 Desember 1993-1998
-Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, 1998-April 2000, Hasil Kongres 1998, Sanur Bali, 8-10
Oktober 1998
-Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, April 2000-2005, Hasil Kongres PDI-P, Semarang jawa
Tengah, April 2000
-Peserta Konvensi Wanita Islam Internasional di Pakistan, 1994

Penghargaan :
-”Priyadarshni Award” dari Lembaga Priyadarshni Academy, Mumbay, India, 19 September
1998
-Doctor Honoris Causa dari Universitas Waseda, Tokyo, Jepang

Biografi Singkat :
Bernama Lengkap Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri ataupun familier di sapa
Megawati Soekarnoputri lahir di Yogyakarta, 23 Bulan januari 1947. Se-belum diangkat selaku
presiden, beliau adalah Wakil Presiden RI yang kedelapan dibawah pemerintahan Abdurrahman
Wahid. Megawati adalah putri sulung dari Presiden RI kesatu yang jua proklamator, Soekarno
dan juga Fatmawati. Megawati, kepada awalnya menikah dengan pilot Letnan Satu Penerbang
TNI AU, Surendro dan juga dikaruniai dua anak laki-laki bernama Mohammad Prananda dan
juga Mohammad Rizki Pratama.

Beliau memulai pendidikannya, dari SD hingga SMA di Perguruan Cikini, Jakarta. Sementara,
dia pernah belajar di dua Universitas, yaitu Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Bandung
(1965-1967) dan juga Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1970-1972). Kendati lahir dari
keluarga politisi jempolan, Mbak Mega -- panggilan familier para pendukungnya -- tidak
terbilang piawai dalam dunia politik. Lebih-lagi, Megawati sempat dipandang sebelah bola mata
oleh kawan dan juga lawan politiknya. Beliau lebih-lagi dianggap selaku pendatang baru dalam
kancah politik, yaitu baru kepada tahun 1987. Ketika tersebut Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
menempatkannya selaku keliru satu orang calon legislatif dari daerah pemilihan Jawa Tengah,
untuk mendongkrak suara.

Masuknya Megawati menuju kancah politik, berarti beliau telah mengingkari kesepakatan
keluarganya untuk tidak terjun menuju dunia politik. Trauma politik keluarga tersebut
ditabraknya. Megawati tampil men-jadi primadona dalam kampanye PDI, walau tergolong tidak
banyak bicara. Ternyata memang berhasil. Suara untuk PDI naik. Dan juga beliau pun terpilih
men-jadi anggota DPR/MPR. Kepada tahun tersebut pula Megawati terpilih selaku Ketua DPC
PDI Jakarta Pusat.

Megawati Berasal dari Partai :


Partai Demokrasi Indonesia-Pejuangan (PDI-P)

Program Megawati
1. Mempertahankan Persatuan dan Kesatuan bangsa dalam kerangka utuh Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2. Meneruskan proses reformasi dan demokratisasi dalam seluruh aspek kehidupan nasional
melalui kerangka, arah, dan agenda yang lebih jelas, dengan terus meningkatkan penghormatan
terhadap Hak Asasi Manusia.
3. Normalisasi kehidupan ekonomi dan kemasyarakatan untuk memperkuat dasar bagi kehiduan
perekonomian rakyat.
4. Melaksanakan penehakan hukum secara konsisten, mewujudkan rasa aman serta tenteram
dalam kehidupan masyarakat, melakukan pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
5. Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif, memulihkan martabat bangsa dan negara
serta kepercayaan luar negeri, termasuk lembaga-lembaga pemberi pinjaman dan kalangan
investor terhadap pemerintah.
6. Mempersiapkan penyelenggaraan Pemilihan Umum 2004 yang aman, tertib, rahasia, dan
langsung.

Peristiwa Saat Megawati Menjabat


Janji Megawati kepada Aceh dan Papua

Arun merujuk kawasan ladang gas yang dieksplorasi sejak awal dekade 1970-an. Ucapan "saya
akan berikan hasil 'Arun'-mu" adalah pengakuan terbuka bahwa Aceh tidak mendapatkan hak
secara layak dan Megawati berjanji hak itu akan diberikan.

Petaka di Tanah Rencong


Malapetaka di Aceh dimulai sejak pemerintahan Orde Baru. Pada 1989, pemerintahan Soeharto
menetapkan Aceh sebagai Daerah Operasi Militer (DOM). Dengan status ini, pihak militer
memegang kendali penuh atas provinsi paling barat di Indonesia itu. Status DOM resmi dicabut
pada Agustus 1998, beberapa bulan setelah Soeharto mengundurkan diri dari jabatan presiden.

Kasus Papua & Pembunuhan Munir

Dokumentasi organisasi hak asasi manusia di Jakarta seperti KontraS dan Elsam mencatat
soal pembunuhan terhadap pemimpin Papua Theys Eluay oleh Kopassus pada 11 November
2001, kurang dari empat bulan setelah Megawati berkuasa. Kasus lain adalah
peristiwa penembakan oleh "orang tak dikenal" terhadap Else Bonay Rumbiak dan Mariana
Bonay, istri dan anak Johanis G. Bonay, Direktur Lembaga Studi dan Advokasi HAM Papua,
pada Desember 2002. Di akhir masa kekuasaan Megawati, pembela HAM terkemuka Munir Said
Thalib meninggal. Pada 7 September 2004, kurang dua bulan sebelum Megawati diganti Susilo
Bambang Yudhoyono, Munir tewas dalam penerbangan menuju Belanda untuk melanjutkan
studi.
Sengketa Pula Sipadan dan Ligitan

Proses penyelesaian sengketa Pulau Sipadan dan Ligitan di Mahkamah Internasional memasuki
tahap akhir, yaitu proses argumentasi lisan (“oral hearing“), yang berlangsung dari tanggal 3-12
Juni 2002. Pada kesempatan itu, Menlu Hassan Wirajuda selaku pemegang kuasa hukum RI,
menyampaikan argumentasi lisannya (“agent’s speech“), yang kemudian diikuti oleh presentasi
argumentasi yuridis yang disampaikan Tim Pengacara RI. Mahkamah Internasional kemudian
menyatakan bahwa keputusan akhir atas sengketa tersebut akan ditetapkan pada Desember 2002.

Penyebab mundurnya Megawati sebagai Presiden RI:


Masa jabatan nya selama menjadi presiden telah selesai. Ia menjadi presiden sejak MPR
mengadakan sidang istimewa MPR pada 23 Juli 2001 hingga 20 Oktober 2004. Pada pemilu
presiden tahun 2004, beliau ikut serta kembali namun kalah perolehan suara dengan Susilo
Bambang Yudhoyono

Susunan Kabinet Megawati:


Kabinet Pemerintahan Presiden Megawati Sukanroputri dan Wakil Presiden Hamzah Haz masa
jabatan, 10 Agustus 2001 - 20 Oktober 2004.
Kabinet ini diumumkan pada 9 Agustus 2001.
Selama kabinet ini bertugas, Presiden Megawati Soekarnoputri tidak pernah melakukan
perombakan kabinet.
Tetapi, hanya mengangkat beberapa menteri ad-interim karena beberapa menteri mengundurkan
diri sehubungan dengan pencalonan mereka di Pilpres 2004.
Kabinet ini terdiri dari sejumlah menteri koordinator, sejumlah menteri pemimpin departemen,
sejumlah menteri negara, Sekretaris Negara, dan Jaksa Agung.
Menteri koordinator
 1. Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Susilo Bambang Yudhoyono masa
jabatan 10 Agustus 2001 - 11 Maret 2004, Hari Sabarno (Pelaksana Tugas) masa jabatan
12 Maret 2004 - 20 Oktober 2004.
 2. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Muhammad Jusuf Kalla masa
jabatan 10 Agustus 2001 - 19 April 2004, Abdul Malik Fadjar (Pelaksana Tugas) masa
jabatan 22 April 2004 - 20 Oktober 2004.
 3. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Dorodjatun Kuntjoro-Jakti masa jabatan
10 Agustus 2001 - 20 Oktober 2004
Menteri
 4. Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, Yusril Ihza Mahendra masa jabatan 10
Agustus 2001 - 20 Oktober 2004
 5. Menteri Pertahanan, H Matori Abdul Djalil masa jabatan 10 Agustus 2001 - 20
Oktober 2004
 6. Menteri Dalam Negeri, Hari Sabarno masa jabatan 10 Agustus 2001 - 20 Oktober 2004
 7. Menteri Luar Negeri, Nur Hassan Wirajuda masa jabatan 10 Agustus 2001 - 20
Oktober 2004
 8. Menteri Kesehatan, Dr. dr. Achmad Sujudi, M.P.H. masa jabatan 10 Agustus 2001 - 20
Oktober 2004 Non Partai
 9. Menteri Pendidikan Nasional, Abdul Malik Fadjar masa jabatan 10 Agustus 2001 - 20
Oktober 2004
 10. Menteri Sosial, Bachtiar Chamsyah masa jabatan 10 Agustus 2001 - 20 Oktober 2004
 11. Menteri Agama, Said Agil Husin Al Munawwar masa jabatan 10 Agustus 2001 - 20
Oktober 2004 Non Partai
 12. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Jacob Nuwa Wea masa jabatan 10 Agustus
2001 - 20 Oktober 2004
 13. Menteri Keuangan, Boediono masa jabatan 10 Agustus 2001 - 20 Oktober 2004.
 14. Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Rini Mariani Soemarno Soewandi masa
jabatan 10 Agustus 2001 - 20 Oktober 2004.
 15. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Purnomo Yusgiantoro, masa jabatan 10
Agustus 2001 - 20 Oktober 2004
 16. Menteri Perhubungan, Agum Gumelar masa jabatan 10 Agustus 2001 - 24 Mei 2004,
Sunarno (Pelaksana Tugas) masa jabatan 24 Mei 2004 - 20 Oktober 2004
 17. Menteri Pertanian, Bungaran Saragih masa jabatan 10 Agustus 2001 - 20 Oktober
2004
 18. Menteri Kehutanan, Mohamad Prakosa masa jabatan 10 Agustus 2001 - 20 Oktober
2004
 19. Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah masa jabatan Sunarno 10 Agustus 2001
- 20 Oktober 2004
 20. Menteri Kelautan dan Perikanan, Rokhmin Dahuri masa jabatan 10 Agustus 2001 -
20 Oktober 2004
Menteri negara
 21. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, Muhammad Feisal Tamin masa
jabatan 10 Agustus 2001 - 20 Oktober 2004

 22. Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata, I Gede Ardika masa jabatan 10 Agustus
2001 - 20 Oktober 2004
 23. Menteri Negara Percepatan Pembangunan Kawasan Timur, Manuel Kaisiepo masa
jabatan 10 Agustus 2001 - 20 Oktober 2004
 24. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Kwik Kian
Gie masa jabatan 10 Agustus 2001 - 20 Oktober 2004
 25. Menteri Negara Komunikasi dan Informasi, Syamsul Mu'arif masa jabatan 10
Agustus 2001 - 20 Oktober 2004
 26. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara, Laksamana Sukardi masa jabatan 10
Agustus 2001 - 20 Oktober 2004
 27. Menteri Negara Riset dan Teknologi, Muhammad Hatta Rajasa masa jabatan 10
Agustus 2001 - 29 September 2004
 28. Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Alimarwan Hanan masa
jabatan 10 Agustus 2001 - 20 Oktober 2004
 29. Menteri Negara Pemberdayaan Wanita Sri Redjeki, Sri Redjeki Sumarjoto masa
jabatan 10 Agustus 2001 - 20 Oktober 2004
 30. Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nabiel Makarim masa jabatan 10 Agustus 2001 -
20 Oktober 2004

4. Susilo Bambang Yudhoyono


Biografi Susilo Bambang Yudhoyono
Nama : Jenderal TNI (HOR.) (Purn.) Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, M.A., GCB., AC.

Nama Panggilan : SBY

Lahir :  Tremas, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur,  9 September 1949

Agama : Islam

Pasangan : Kristiani Herawati (m. 1976-2019; alm)

Anak :
-Agus Harimurti Yudhoyono
-Edhie Baskoro Yudhoyono
Orang Tua : Raden Soekotjo dan Siti Habibah

Pendidikan :
-SMP Negeri 1 Pacitan
-SMA Negeri 1 Pacitan
-Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh November
-Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama, Malang
-Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) tahun 1973
-American Language Course, Lackland, Texas Amerika Serikat, 1976
-Airbone and Ranger Course, Fort Benning, Amerika Serikat, 1976
-Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, Amerika Serikat, 1982-1983
-On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, Amerika Serikat, 1983
-Jungle Warfare School, Panama, 1983
-Kursus Senjata Antitank di Belgia dan Jerman, 1984
-Kursus Komando Batalyon, 1985
-Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat, 1988-1989
-Command and General Staff College, Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat
-Master of Art (M.A.) dari Management Webster University, Missouri, Amerika Serikat
-Doktor dalam bidang Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB), 2004
-Guru Besar Ilmu Ketahanan Nasional dari Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan), 2014

Karier Militer :
-Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (1974-1976)
-Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad (1976-1977)
-Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977)
-Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978)
-Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981)
-Paban Muda Sops SUAD (1981-1982)
-Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)
-Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988)
-Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988)
-Dosen Seskoad (1989-1992)
-Korspri Pangab (1993)
-Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994)
-Asops Kodam Jaya (1994-1995)
-Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995)
-Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (sejak awal
November 1995)
-Kasdam Jaya (1996-hanya lima bulan)
-Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda

Karier Politik :
-Asospol Kassospol ABRI/ Wakil Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Umum MPR 1998)
-Kassospol ABRI/ Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998)
-Kepala Staf Teritorial ABRI (1998-1999)
-Menteri Pertambangan dan Energi (sejak 26 Oktober 1999)
-Menteri Koordinator Politik Sosial Keamanan (Pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid)
-Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri)
mengundurkan diri 11 Maret 2004
-Presiden Republik Indonesia (2004-2014)
-Ketua Umum Partai Demokrat (30 Maret 2013) menggantikan Anas Urbaningrum
-Ketua Umum Partai Demokrat (2015-2020)

Penghargaan :

1. Tri Sakti Wiratama (prestasi tertinggi gabungan mental, fisik, dan kecerdasan intelektual),


1973
2. Adhi Makayasa (lulusan terbaik Akabri 1973)
3. Satya Lencana Seroja, 1976
4. Honor Graduate IOAC, Amerika Serikat, 1983
5. Satya Lencana Dwija Sista, 1985
6. Lulusan terbaik Seskoad Susreg XXVI, 1989
7. Dosen Terbaik Seskoad, 1989
8. Satya Lencana Santi Dharma, 1996
9. Satya Lencana United Nations Peacekeeping Force (UNPF), 1996
10. Satya Lencana United Nations Transitional Authority in Eastern Slavonia, Baranja, and
Western Sirmium (UNTAES), 1996
11. Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, 1998
12. Bintang Yudha Dharma Nararya, 1998
13. Wing Penerbang TNI-AU, 1998
14. Wing Kapal Selam TNI-AL, 1998
15. Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, 1999
16. Bintang Yudha Dharma Pratama, 1999
17. Bintang Dharma, 1999
18. Bintang Maha Putera Utama, 1999
19. Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik, 2003
20. Bintang Asia (Star of Asia) oleh BusinessWeek, 2005
21. Bintang Kehormatan Darjah Kerabat Laila Utama oleh Sultan Brunei, 2006 
22. Yang Dipertuan Maharajo Pamuncak Sari Alam oleh Masyarakat Tanjung Alam dan Pewaris
Kerajaan Pagaruyung, 2006
23. Seri Indra Setia Amanah Wangsa Negara oleh Lembaga Adat Melayu se-Provinsi Riau, 2007
24. Darjah Utama Seri Mahkota oleh Yang DiPertuan Agong Tuanku Mizan Zainal Abidin, 2008
25. Gelar Adat Melayu Jambi oleh Lembaga Adat Melayu Jambi
26. 100 tokoh Berpengaruh Dunia 2009 kategori Pemimpin & Revolusioner Majalah TIME, 2009
27. Patuan Sorimulia Raja oleh Lembaga Batak Puak Angkola, 2011
28. Knight Grand Cross in the Order of the Bath oleh Ratu Elizabeth II, 2012
29. Bapak Demokrasi Indonesia oleh DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia, 2012Warga
Kehormatan Kota Quito oleh Wali kota Quito, 2012
30. Guru Besar (Profesor) dalam bidang ilmu Ketahanan Nasional oleh Universitas Pertahanan
Indonesia, 2014Apresiasi atas berbagai upaya penting atas pemberantasan korupsi, dari Forum
for Budget Transparency (FITRA), 2014
31. Order of Sikatuna with the Rank of Raja dengan kategori Grand Collar dari Pemerintah
Filipina, 2014
32. Order of Temasek (First Class), dari Pemerintah Singapura, 2014
33. Global Statesmanship Award dari World Economic Forum (WEF), 2014
34. Penghargaan Jas Merah dari The Sukarno Center, 2014
35. emeton Tamiu Utama Desa Pakraman Tampaksiring, 2014
36. Anakaji To Appamaneng Ri Luwu dari Datu Luwu ke-40, Andi Maradang Mackulau Opu To
Bau, 2014
37. Tominaa Ne Sando Tato, Gelar Adat Tana Toraja, 2014

SBY juga pernah dicalonkan untuk menjadi penerima Penghargaan Perdamaian


Nobel 2006 bersama dengan Gerakan Aceh Merdeka dan Martti Ahtisaari atas inisiatif mereka
untuk perdamaian di Aceh. Selain itu, Susilo Bambang Yudhoyono telah menerima gelar
Doktor Honoris Causa sebanyak 12 kali, yaitu:

1. Doktor Honoris Causa Bidang Hukum dari Universitas Webster, Inggris. (2005)


2. Doktor Honoris Causa Bidang Politik dari Universitas Thammasat, Thailand. (2005)
3. Doktor Honoris Causa Bidang Pembangunan Pertanian Berkelanjutan dari Universitas
Andalas, Indonesia. (2006)
4. Doktor Honoris Causa Bidang Pemerintahan dan Media dari Universitas Keio, Jepang.
(2006)
5. Doktor Honoris Causa Bidang Ekonomi dari Universitas Tsinghua, Republik Rakyat
Tiongkok. (2012)
6. Doktor Honoris Causa Bidang Perdamaian dari Universitas Utara Malaysia. (2012)
7. Doktor Honoris Causa Bidang Kepemimpinan dan Pelayanan Publik dari Universitas
Teknologi Nanyang, Singapura. (2005)
8. Doktor Honoris Causa Bidang Hukum Perdamaian dari Universitas Syiah Kuala, Aceh.
(2013)
9. Doktor Honoris Causa dari Universitas Ritsumeikan, Jepang. (2014)
10. Doktor Honoris Causa Bidang Pendidikan dan Kebudayaan dari Universitas Soka,
Jepang. (2014)
11. Doktor Honoris Causa dari Universitas Western Australia, Perth (2015)
12. Doktor Honoris Causa Bidang Pembangunan Berkelanjutan dari Institut Teknologi
Bandung (2016)

Biografi Singkat :

Susilo Bambang Yudhoyono lahir di Pacitan, Jawa Timur, 9 September 1949. Saat masih remaja,
SBY ingin mengikuti jejak ayahnya di bidang militer. Ia pun mendaftar di Akademi Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Selama menjadi taruna, ia berhasil memperoleh sejumlah
penghargaan. Dikutip dari laman Facebook resminya, SBY meraih penghargaan di bidang
akademis atau Kartika Ati Tanggap serta penghargaan bidang mental dan kepribadian atau
Kartika Tanggon Kosala. Pada 1973, SBY menjadi lulusan terbaik dari 487 taruna. Presiden ke-2
Republik Indonesia, Soeharto, menyematkan Bintang Adhi Makayasa kepada SBY yang kelak
menjadi penerus tampuk kekuasaan RI.

Selama hidupnya, SBY menjadi menteri koordinator sebanyak tiga kali. SBY menjabat sebagai
Menko Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia (sejak 26 Oktober 1999-2000), Menko
Bidang Politik, Sosial dan Keamanan (Pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid), dan
Menko Bidang Politik dan Keamanan (Pemerintahan Presiden Megawati Sukarnopotri, namun
mengundurkan diri 11 Maret 2004).

SBY makin menunjukkan eksistensinya di bidang politik setelah mendirikan Partai Demokrat
pada 9 September 2002. Namanya dicalonkan menjadi presiden dalam Pemilihan Umum
Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2004. Partai Demokrat menuai sukses dalam
pemilu legislatif dengan meraih 7,45 % suara. Bersama Jusuf Kalla, ia berhasil memenangkan
Pilpres 2004 dan menjabat sebagai Presiden hingga 2009. SBY kembali mencalonkan diri
sebagai presiden, kali ini ditemani oleh Boediono. Pasangan ini berhasil memenangkan Pilpres
dan menjabat hingga 2014.

Susilo Bambang Yudhoyono Berasal dari Partai


Partai Demokrat

Program Susilo Bambang Yudhoyono


PERIODE 1 (2004-2009) :

3 Pokok Program Kerja :

I. Pertahanan, Keamanan, Politik, dan Sosial untuk Mewujudkan Indonesia yang Lebih
Aman dan Damai

II. Keadilan, Hukum, HAM dan Demokrasi untuk Mewujudkan Masyarakat yang Lebih
Adil dan Demokratis

III. Ekonomi dan Kesejahteraan Untuk Mewujudkan Masyarakat yang Lebih Sejahtera

PERIODE 2 (2009-2014) :

1. Program aksi Bidang Pendidikan

2.  Program aksi Bidang Kesehatan

3.  Program aksi Bidang Penanggulangan Kemiskinan

4.  Program aksi Penciptaan Lapangan Kerja

5.  Program aksi Pembangunan Infrastruktur Dasar

6.  Program aksi Ketahanan Pangan

7.  Program aksi Ketahanan dan Kemandirian Energi

8.  Program aksi Perbaikan dan Pelaksanaan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

9.  Program aksi Penegakkan Pilar Demokrasi

10.  Program aksi Penegakkan Hukum

11.  Program aksi Pembangunan yang Inklusif dan Berkeadilan


12.  Program aksi Bidang Lingkungan Hidup

13.  Rogram aksi Pengembangan Kebudayaan

Peristiwa Saat Susilo Bambang Yudhoyono Menjabat


Kasus Century      
Kasus penyelamatan Bank Century yang terjadi pada November 2008 atau saat pemerintahan
SBY-JK. Kasus Century ditengarai merugikan negara. Isu itu terus berkembang dan puncaknya
DPR membuat Panitia Hak Angket Century atau lebih dikenal Pansus Century pada 4 Desember
2009 saat pemerintahan SBY-Boediono. Pansus dibubarkan pada 24 Februari 2010 dengan
pandangan akhir masing-masing fraksi partai politik di DPR. Hanya Partai Demokrat dan PKB
yang menyatakan tidak ada pelanggaran prosedur dalam penyelamatan Bank Century tersebut.
Dalam rekomendasinya, kasus ini tetap diteruskan pada aparat penegak hukum, tetapi hingga
kini masih terkatung-katung. "Kasus ini menjadi hantu politik yang sewaktu-waktu bisa bangun,"
kata anggota DPR Fraksi PKS, Andi Rahmat. Akibat dari isu ini adalah terpentalnya Menteri
Keuangan Sri Mulyani Indrawati dari Kabinet Indonesia Bersatu II. Sebelum mengundurkan diri,
Sri Mulyani sempat bersitegang dengan Aburizal Bakrie yang merupakan Ketua Umum Golkar.

Kasus Kriminalisasi KPK  


Isu ini bermula dari wacana yang digelar oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang
KPK sebagai lembaga "superbody". Hal itu tampaknya mendapatkan sorotan negatif dari media-
media, apalagi saat itu kasus Ketua KPK Antasari Azhar sedang disidangkan dalam kasus
pembunuhan Nasrudin Zulkarnein. Hal itu membuat polemik antara fakta dan rekayasa terhadap
kasus tersebut. Akhirnya Antasari diberhentikan secara tetap dari jabatannya pada tanggal 11
Oktober 2009 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono setelah diberhentikan sementara pada
tanggal 6 Mei 2009. Pada 11 Februari 2010, Antasari divonis hukuman penjara 18 tahun karena
terbukti bersalah turut serta melakukan pembujukan untuk membunuh Nasrudin Zulkarnaen. Isu
itu belum selesai karena kemudian muncul adanya penahanan anggota KPK Bibit Samad Riyanto
dan Candra M Hamzah yang dituduh telah menerima suap. Namun, hingga kini hal itu tidak bisa
dibuktikan oleh pihak kepolisian yang justru memberikan informasi yang berubah-ubah terkait
dengan alat bukti penyadapan untuk penangkapan keduanya. Bahkan, kepolisian lebih
dipermalukan dengan pemutaran percakapan Anggodo dan Yuliana Gunawan pada 3 November
2009. Kasus ini kemudian merembet dengan perseteruan KPK dan kepolisian dan yang
memunculkan sebutan "cicak lawan buaya". Salah satu akibat dari kasus ini adalah kemunculan
Satgas Mafia Hukum. Isu kriminalisasi KPK hingga kini belum selesai karena masih adanya
hambatan hukum terkait status Bibit Samad Riyanto dan Candra M Hamzah yang telah
ditetapkan menjadi tersangka.
Kasus Mafia Pajak   
Hal ini bermula dari pengungkapan oleh mantan Kabareskrim Polri, Komjen Susno Duadji,
tentang adanya mafia pajak yang melibatkan aparat pajak Gayus Tambunan, oknum kepolisian,
dan aparat penegak hukum lainnya.

Sekretariat Gabungan 
Sekretariat Gabungan (Setgab) merupakan perhimpunan partai koalisi yang diketuai oleh Ketua
Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan ketua pelaksana harian oleh
Aburizal bakrie. Setgab didirikan untuk menjembatani antara eksekutif dan politik di legislatif.
Setgab menimbulkan kontroversi karena sering kali dinilai memiliki kewenangan layaknya
pemerintah. Di antara anggota Setgab yang terdiri dari enam partai koalisi juga terjadi
ketidaknyamanan, terutama terhadap kepemimpinan Golkar. Hingga kini isu ini masih terus
berlangsung.

Konflik Perbatasan Dengan Malaysia  


Masalah perbatasan dengan Malaysia bersifat laten dan bisa menonjol sewaktu-waktu, tetapi
temporer. Isu ini pernah menyita perhatian publik ketika petugas Dinas Kelautan Indonesia
ditangkap oleh Kepolisian Diraja Malaysia di Perairan Tanjung Berikat. Gelora nasionalisme di
masyarakat menguat sehingga membuat Presiden harus berpidato di Markas TNI untuk masalah
ini.

Isu Jaksa Agung     


Munculnya isu itu berawal dari pengajuan uji materiil UU terkait pengangkatan Jaksa Agung
Hendarman Supandji oleh Mantan Mensesneg Yusril Ihza Mahendra ke Mahkamah Konstitusi.
Hasilnya, Mahkamah Konstitusi menyatakan, Hendarman Supandji tidak sah lagi menjadi Jaksa
Agung.

21 Desember 2004:
Helikopter Bell 205 nomor registrasi HU-416 milik TNI AD jatuh menabrak tebing di kawasan
Sungai Siriwo, Kampung Okobado, Distrik Siriwo, Nabire, Papua, dan menewaskan lima awak
dan penumpang. Kejadian itu adalah yang pertama dari rangkaian kecelakaan alutsista pada masa
pemerintahan SBY.

26 Desember 2004:
Terjadi gempa bumi di Samudera Hindia, lepas pantai barat Aceh. Gempa yang disusul tsunami
tersebut menewaskan setidaknya 600 ribu jiwa.
18 Maret 2005:
Pollycarpus Budihari Priyanto, pilot maskapai Garuda Indonesia, ditahan sebagai tersangka
kasus pembunuhan aktivis HAM, Munir. Penahanan Pollycarpus sempat membuka harapan
penanganan kasus HAM di bawah rezim SBY.

15 Agustus 2005:
Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menandatangani pakta perdamaian
yang tertuang dalam MoU Helsinki. GAM sepakat menyudahi gerakan militer menuntut
kemerdekaan dengan imbalan perluasan otonomi Aceh.

1 Oktober 2005:
Tiga buah bom bunuh diri kembali meledak di Bali. Setidaknya 22 orang tewas dan sekitar dua
ratus lainnya luka-luka akibat ledakan di sebuah klub di Pantai Kuta dan di Jimbaran.

9 Desember 2005:
Sebanyak 55 orang dilaporkan meninggal dunia dalam peristiwa kelaparan di Kabupaten
Yahukimo, Papua.

9 Mei 2006:
Indonesia terpilih sebagai anggota Dewan Hak Asasi Manusia PBB. Indonesia mendapatkan
dukungan 165 negara dari 191 negara anggota PBB.

15 Juli 2014:
SBY mengumumkan bahwa Indonesia telah masuk dalam sepuluh besar kekuatan ekonomi dunia
berdasarkan hitungan Bank Dunia terkait purchasing power parity.

Penyebab mundurnya Susilo Bambang Yudhoyono sebagai


Presiden RI:
SBY tidak menjabat kembali karena masa jabatan telah selesai. Beliau telah mencapai batas
maksimal pencalonan diri sebagai presiden yaitu dua kali. Beliau menjabat selama dua periode.
Pada periode pertama tahun 2004-2009 dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan pada periode
kedua tahun 2009-2014 dengan Wakil Presiden Boediono.

Susunan Kabinet Susilo Bambang Yudhoyono:


Kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil
Presiden Muhammad Jusuf Kalla, masa jabatan 21 Oktober 2004 - 20 Oktober 2009.
Menteri koordinator
 1. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Laksamana TNI (purn.)
Widodo Adi Sutjipto masa jabatan 21 Oktober 2004 - 20 Oktober 2009
 2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Aburizal Bakrie masa jabatan 21 Oktober
2004 - 7 Desember 2005, Boediono masa jabatan 7 Desember 2005 - 22 Mei 2008, Sri
Mulyani Indrawati (Pelaksana Tugas) masa jabatan 13 Juni 2008 - 20 Oktober 2009
 3. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Alwi Shihab 21 Oktober 2004 7
Desember 2005
 Kabinet aburizal-b.jpg Aburizal Bakrie 7 Desember 2005 20 Oktober 2009
Menteri
 4. Menteri Sekretaris Negara Kabinet, Yusril Ihza Mahendra 21 Oktober 2004 - 9 Mei
2007, Hatta Rajasa masa jabatan 9 Mei 2007 - 20 Oktober 2009
 5. Menteri Dalam Negeri Kabinet, M. Ma'ruf masa jabatan 21 Oktober 2004 - 30 Maret
2007, Laksamana TNI (purn.) Widodo Adi Sutjipto (Pelaksana Tugas) masa jabatan 2
April 2007 - 29 Agustus 2007, Mardiyanto masa jabatan 29 Agustus 2007 20 Oktober
2009
 6. Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, Foreign, Hassan Wirajuda masa jabatan 21
Oktober 2004 - 20 Oktober 2009
 7. Menteri Pertahanan Kabinet, Juwono Sudarsono masa jabatan 21 Oktober 2004 - 20
Oktober 2009
 8. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Hamid Awaluddin masa jabatan 21 Oktober
2004 - 9 Mei 2007, Mohammad Andi Mattalatta masa jabatan 9 Mei 2007 - 20 Oktober
2009
 9. Menteri Keuangan, Jusuf Anwar masa jabatan 21 Oktober 2004 - 7 Desember 2005,
Sri Mulyani Indrawati masa jabatan 7 Desember 2005 - 20 Oktober 2009
 10. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Purnomo Yusgiantoro masa jabatan 21
Oktober 2004 - 20 Oktober 2009
 11. Menteri Perindustrian, Andung Nitimihardja 21 Oktober 2004 - 7 Desember 2005,
Fahmi Idris masa jabatan 7 Desember 2005 - 20 Oktober 2009
 12. Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu masa jabatan 21 Oktober 2004 - 20
Oktober 2009
 13. Menteri Pertanian Kabinet anton a.jpg Anton Apriantono 21 Oktober 2004 20
Oktober 2009
 14. Menteri Kehutanan Kabinet mskaban.jpg MS Kaban 21 Oktober 2004 20 Oktober
2009
 15. Menteri Perhubungan, Hatta Rajasa masa jabatan 21 Oktober 2004 9 Mei 2007,
Jusman Syafii Djamal masa jabatan 9 Mei 2007 20 Oktober 2009
 16. Menteri Kelautan dan Perikanan, Freddy Numberi masa jabatan 21 Oktober 2004 - 20
Oktober 2009
 17. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Fahmi Idris masa jabatan 21 Oktober 2004 -
7 Desember 2005, Erman Suparno masa jabatan 7 Desember 2005 - 20 Oktober 2009
 18. Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto masa jabatan 21 Oktober 2004 20
Oktober 2009
 19. Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari masa jabatan 21 Oktober 2004 20 Oktober
2009
 20. Menteri Pendidikan Nasional, Bambang Sudibyo masa jabatan 21 Oktober 2004 20
Oktober 2009
 21. Menteri Sosial, Bachtiar Chamsyah masa jabatan 21 Oktober 2004 - 20 Oktober 2009
 22. Menteri Agama, Muhammad Maftuh Basyuni masa jabatan 21 Oktober 2004 - 20
Oktober 2009
 23. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik 21 Oktober 2004 30 September
2009, Mohammad Nuh (Pelaksana Tugas) 1 Oktober 2009 20 Oktober 2009
 24. Menteri Komunikasi dan Informatika (sebelum 31 Januari 2005 bernama Menteri
Negara Komunikasi dan Informasi), Sofyan Djalil masa jabatan 21 Oktober 2004 - 9 Mei
2007, Mohammad Nuh masa jabatan 9 Mei 2007 - 20 Oktober 2009
 Menteri Negara
 25. Menteri Negara Riset dan Teknologim, Kusmayanto Kadiman 21 Oktober 2004 20
Oktober 2009
 26. Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Suryadharma Ali masa
jabatan 21 Oktober 2004 - 30 September 2009, Mari Elka Pangestu (Pelaksana Tugas)
masa jabatan 1 Oktober 2009 - 20 Oktober 2009
 27. Menteri Negara Lingkungan Hidup, Rachmat Witoelar masa jabatan 21 Oktober 2004
- 20 Oktober 2009
 28. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Meuthia Hatta Swasono 21 Oktober 2004
20 Oktober 2009
 29. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, Taufik Effendy masa jabatan 21
Oktober 2004 - 30 September 2009, Widodo Adi Sutjipto (Pelaksana Tugas) masa
jabatan 1 Oktober 2009 - 20 Oktober 2009
 30. Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (sebelum 9 Mei 2007 bernama
Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal), Saifullah Yusuf 21
Oktober 2004 - 9 Mei 2007, Mohammad Lukman Edy masa jabatan 9 Mei 2007 - 30
September 2009, Djoko Kirmanto (Pelaksana Tugas) masa jabatan 1 Oktober 2009 20
Oktober 2009
 31. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, Sri Mulyani Indrawati masa
jabatan 21 Oktober 2004 7 Desember 2005, Paskah Suzetta 7 Desember 2005 20 Oktober
2009
 32. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara, Soegiharto 21 Oktober 2004 - 9 Mei
2007, Sofyan Djalil masa jabatan 9 Mei 2007 - 20 Oktober 2009
 33. Menteri Negara Perumahan Rakyat, Muhammad Yusuf Asy'ari 21 Oktober 2004 20
Oktober 2009
 34. Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Adhyaksa Dault masa jabatan 21 Oktober
2004 - 20 Oktober 2009

Kabinet Indonesia Bersatu II


pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono (wikipedia)
Kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil
Presiden Boediono pada masa pemerintahan 22 Oktober 2009 - 20 Oktober 2014
Presiden SBY mengumumkan perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II, beberapa wajah baru
masuk ke dalam kabinet dan beberapa menteri lainnya bergeser jabatan di dalam kabinet.
Menteri koordinator
 1 Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan,  Marsekal TNI (Purn.)
Djoko Suyanto masa periode 22 Oktober 2009 - 20 Oktober 2014
 2 Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa masa jabatan 22 Oktober
2009 - 13 Mei 2014  Chairul Tanjung 19 Mei 2014 20 Oktober 2014
 3 Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono 2.jpg Agung
Laksono 22 Oktober 2009 20 Oktober 2014
Menteri
 4 Menteri Sekretaris Negara,  Letjen TNI (Purn.) Sudi Silalahi 22 Oktober 2009 - 20
Oktober 2014
 5 Menteri Dalam Negeri , Gamawan Fauzi 22 Oktober 2009 - 20 Oktober 2014
 6 Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa 22 Oktober 2009 - 20 Oktober 2014
 7 Menteri Pertahanan , Purnomo Yusgiantoro 22 Oktober 2009 - 20 Oktober 2014
 8 Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Patrialis Akbar 22 Oktober 2009 - 19 Oktober
2011, Amir Syamsuddin 19 Oktober 2011 20 Oktober 2014
 9 Menteri Keuangan Indrawati, Sri Mulyani Indrawati  masa jabatan 22 Oktober 2009 -
20 Mei 2010, Agus Martowardojo 20 Mei 2010 - 19 April 2013, Hatta Rajasa (Pelaksana
Tugas) masa jabatan 19 April 2013[9] 21 Mei 2013, Muhammad Chatib Basri 21 Mei
2013 - 20 Oktober 2014
 10 Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Darwin Zahedy Saleh  masa jabatan 22
Oktober 2009 -  19 Oktober 201,  Jero Wacik masa jabatan 19 Oktober 2011 - 5
September 2014, Chairul Tanjung (Pelaksana Tugas) masa jabatan 11 September 2014 -
20 Oktober 2014
 11 Menteri Perindustrian, Muhammad Sulaeman Hidayat masa jabatan 22 Oktober 2009 -
20 Oktober 2014
 12 Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu masa jabatan 22 Oktober 2009  - 19
Oktober 2011, Gita Wirjawan masa jabatan 19 Oktober 2011 - 31 Januari 2014, Bayu
Krisnamurthi (Pelaksana Tugas) masa jabatan 31 Januari 2014 - 14 Februari 2014,
Muhammad Lutfi masa jabatan 14 Februari 2014 - 20 Oktober 2014
 13 Menteri Pertanian,  Suswono masa jabatan 22 Oktober 2009 - 20 Oktober 2014
 14 Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan masa jabatan 22 Oktober 2009 - 1 Oktober 2014,
Chairul Tanjung (Pelaksana Tugas) 1 Oktober 2014 -  20 Oktober 2014
 15 Menteri Perhubungan, Freddy Numberi 22 Oktober 2009 - 19 Oktober 2011,  Mayjen
TNI (Purn.) Evert Ernest Mangindaan 19 Oktober 2011 - 1 Oktober 2014, Bambang
Susantono (Pelaksana Tugas) 1 Oktober 2014 20 Oktober 2014
 16 Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad masa jabatan 22 Oktober 2009 -
19 Oktober 2011, Sharif Cicip Sutarjo 19 Oktober 2011 - 20 Oktober 2014
 17 Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi , Muhaimin Iskandar 22 Oktober 2009 - 1
Oktober 2014, Armida Alisjahbana (Pelaksana Tugas) masa jabatan 1 Oktober 2014 - 20
Oktober 2014
 18 Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto 22 Oktober 2009 - 20 Oktober 2014
 19 Menteri Kesehatan,  Endang Rahayu Sedyaningsih masa jabatan 22 Oktober 2009 - 30
April 2012, Ali Ghufron Mukti (Pelaksana Tugas) 30 April 2012 - 14 Juni 2012, Nafsiah
Mboi 14 Juni 2012 - 20 Oktober 2014
 20 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (sebelum 19 Oktober 2011 bernama Menteri
Pendidikan Nasional) Mohammad Nuh 22 Oktober 2009 - 20 Oktober 2014
 21 Menteri Sosial, Salim Segaf Al-Jufri masa jabatan 22 Oktober 2009 - 20 Oktober 2014
 22 Menteri Agama KIBII Suryadharma Ali.jpg Suryadharma Ali 22 Oktober 2009 -  26
Mei 2014[14] Agung Laksono 2.jpg Agung Laksono (Pelaksana Tugas) 28 Mei 2014 - 9
Juni 2014 KIBII Lukman Hakim S.jpg Lukman Hakim Saifuddin 9 Juni 2014 - 20
Oktober 2014
 23 Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (sebelum 19 Oktober 2011 bernama Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata) KIBII Jero Wacik.jpg Jero Wacik 22 Oktober 2009 - 19
Oktober 2011, Mari Elka Pangestu 19 Oktober 2011- 20 Oktober 2014
 24 Menteri Komunikasi dan Informatika , Tifatul Sembiring 22 Oktober 2009 -  30
September 2014, Djoko Suyanto (Pelaksana Tugas) 1 Oktober 2014 - 20 Oktober 2014
 25 Menteri Riset dan Teknologi (sebelum 19 Oktober 2011 bernama Menteri Negara
Riset dan Teknologi) Suharna Surapranata masa jabatan 22 Oktober 2009 - 19 Oktober
2011, Gusti Muhammad Hatta 19 Oktober 2011 - 20 Oktober 2014
 26 Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (sebelum 19 Oktober 2011 bernama
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah) KIBII Syarifuddin Hasan.jpg
Syarifuddin Hasan 22 Oktober 2009 1 Oktober 2014
 M. Lutfi in Press Conference Trade Expo 2017-4-1507716594.jpg Muhammad Lutfi
(Pelaksana Tugas) 1 Oktober 2014 20 Oktober 2014
 27 Menteri Lingkungan Hidup (sebelum 19 Oktober 2011 bernama Menteri Negara
Lingkungan Hidup) KIBII Gusti Muhammad Hatta.jpg Gusti Muhammad Hatta 22
Oktober 2009 19 Oktober 2011
 KIBII Balthasar Kambuaya.jpg Balthasar Kambuaya 19 Oktober 2011 20 Oktober 2014
 28 Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
 (sebelum 19 Oktober 2011 bernama Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak) Linda Amalia Sari.jpg Linda Amalia Sari 22 Oktober 2009 20
Oktober 2014
 29 Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
 (sebelum 19 Oktober 2011 bernama Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi) KIBII Evert Ernest Mangindaan.jpg E.E. Mangindaan 22
Oktober 2009 19 Oktober 2011 KIBII Azwar Abubakar.jpg Azwar Abubakar 19 Oktober
2011 20 Oktober 2014
 30 Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal
 (sebelum 19 Oktober 2011 bernama Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal)
KIBII Helmy Faishal Zaini.jpg Helmy Faishal Zaini 22 Oktober 2009 1 Oktober 2014
 KIBII Armida Alisyahbana.jpg Armida Alisjahbana
 (Pelaksana Tugas) 1 Oktober 2014 20 Oktober 2014
 31 Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional
 (sebelum 19 Oktober 2011 bernama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional) KIBII Armida Alisyahbana.jpg Armida Alisjahbana 22 Oktober 2009 20
Oktober 2014
 32 Menteri Badan Usaha Milik Negara
 (sebelum 19 Oktober 2011 bernama Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara) KIBII
Menteri Mustafa Abubakar.jpg Mustafa Abubakar 22 Oktober 2009 19 Oktober 2011
 Dahlan Iskan.jpg Dahlan Iskan 19 Oktober 2011 20 Oktober 2014
 33 Menteri Perumahan Rakyat
 (sebelum 19 Oktober 2011 bernama Menteri Negara Perumahan Rakyat) KIBII Suharso
Monoarfa.jpg Suharso Monoarfa 22 Oktober 2009 19 Oktober 2011
 KIBII Djan Hfafidz.jpg Djan Faridz 19 Oktober 2011 20 Oktober 2014
 34 Menteri Pemuda dan Olahraga
 (sebelum 19 Oktober 2011 bernama Menteri Negara Pemuda dan Olahraga) KIBII Andi
Alfian Mallarangeng.jpg Andi Mallarangeng 22 Oktober 2009 7 Desember 2012[15]
 Agung Laksono 2.jpg Agung Laksono
 (Pelaksana Tugas) 7 Desember 2012[16] 15 Januari 2013
 KIBII Roy Suryo.jpg Roy Suryo 15 Januari 2013[17][18] 20 Oktober 2014
5. JOKOWI
Biografi Jokowi
 Nama lengkap : Ir. H. Joko Widodo
 Nama panggilan : Jokowi
 Agama : Islam
 Tempat lahir : Surakarta, Jawa Tengah
 Tanggal lahir : Rabu, 21 Juni 1961
 Zodiak : Gemini
 Hoby : Membaca, traveling
 Kebangsaan : Indonesia
 Partai Politik : Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
 Istri : Nyonya Hj. Iriana Joko Widodo
 Anak : Gibran Rakabuming Raka, Kahiyang Ayu, Kaesang Pangarep
 Almamater : Universitas Gajah Mada
 Pekerjaan : Pengusaha
Joko Widodo merupakan nama lengkap dari presiden Jokowi. Jokowi dilahirkan pada 21 Juni
1961 di Surakarta, Jawa Tengah. Biografi Jokowi memang sederhana semasa hidupnya, sejak ia
kecil hidupnya sudah dibumbui perjuangan bersama keluarga kecilnya. Jokowi menempuh masa
kecil di sebuah rumah kecil bersama orang tuanya. Jokowi menempuh pendidikan dasar sampai
menengah di kota Solo. Kemudian setelah sampai di sekolah menengah, pada pendidikan tinggi
Jokowi memilih untuk melanjutkan sekolahnya di Universitas Gadjah Mada Jogjakarta. Ketika
menempuh pendidikan di perguruan tinggi memang tidak ada prestasi yang menonjol yang
didapatkan oleh Jokowi. Ia termasuk mahasiswa yang biasa – biasa saja di Universitas Gadjah
Mada. Akan tetapi setelah selesai kuliah, Jokowi punya tekad untuk bekerja pada sebuah
perusahaan. Akan tetapi hal ini tidak bertahan lama karena jiwa pengusaha didalam dirinya.
Kemudian Jokowi memilih untuk meneruskan usaha meubel yang dimiliki oleh keluarganya.
Dalam waktu yang sangat cepat, usaha meubel yang ditekuninya berhasil mendapatkan banyak
keuntungan sehingga membuat hidup keluarga Jokowi berubah menjadi model keluarga
pengusaha namun tetap mengedepankan budaya sederhana dalam hidupnya.
Biografi Jokowi : Saat Menjadi Walikota Solo
Di tahun 2005 Jokowi terpilih menjadi walikota Solo. Ada banyak sekali prestasi yang sudah
dilakukan oleh pria ini di kota Solo. Karena melihat prestasi Jokowi yang bagus di kota Solo
kemudian pada tahun 2012 dia dicalonkan menjadi gubernur Jakarta. Setelah jabatannya menjadi
gubernur Jakarta, tentu hal ini membuat pria yang satu ini semakin sibuk. Banyak aktifitas yang
dia lakukan. Tak sedikit juga media yang membuat berita khusus akan Jokowi dan darisana
popularitasnya meningkat dan membuat banyak orang menginginkan Jokowi menjadi seorang
presiden. Setelah melalui rangkaian pemilu yang panjang, pada akhirnya Jokowi terpilih sebagai
seorang presiden Indonesia ke 7 pada periode 2014 – 2019.

Biografi Jokowi : Pendidikan dan Karir


Pendidikan:

 SMP Negeri 1 Surakarta


 SMA Negeri 6 Surakarta
 Universitas Gajah Mada (UGM) Fakultas Kehutanan
Karir:

 Walikota Surakarta (2005-2012)


 Gubernur Jakarta (2012-2017)
 Pengusaha meubel dan pertamanan

Perjalanan politik Joko Widodo yang lebih dikenal panggilan Jokowi ini cukup fenomenal.
Berbagai profesi pernah dilakoninya, mulai dari kuli panggul, ojek payung hujan, pengusaha
mebel hingga terjun ke dunia politik. Konsep “blusukan” dengan turun ke lapangan,
mengantarkannya menjadi wali kota, gubernur, hingga menjadi presiden selama 2 periode. 

Ir. H. Joko Widodo adalah Presiden ke-7 Republik Indonesia dan  mulai menjabat sejak 20
Oktober 2014 pada usia 53 tahun. 

Joko Widodo pertama kali terjun ke pemerintahan sebagai Wali Kota Surakarta (Solo) pada 28
Juli 2005 hingga 1 Oktober 2012.

Selepas itu, Joko Widodo menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 15 Oktober 2012
sebelum terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
Saat Pilpres tersebut Joko Widodo terpilih bersama pasangannya, Jusuf Kalla.
Dalam Pilpres 2019, Joko Widodo kembali terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia untuk
masa jabatannya yang kedua. Kali ini, Joko Widodo didampingi oleh Wakil Presiden K.H.
Ma’ruf Amin dan dilantik pada 20 Oktober 2019 untuk masa jabatan 2019 hingga 2024
mendatang.
 
Tidak ada yang menyangka sosok sederhana seperti Jokowi ini bakal menduduki pucuk
kepemimpinan tertinggi di Indonesia sebagai presiden Indonesia ketujuh. 

Presiden Jokowi bersama ibunda, Sujiatmi Notomiharjo

Jokowi lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada 21 Juni 1961 dari pasangan Noto Mihardjo dan
Sujiatmi Notomiharjo yang wafat pada tanggal 25 Maret 2020 di Solo.

Jokowi adalah anak pertama dari empat bersaudara. Jokowi dibesarkan dari keluarga sederhana
bahkan dia mengalami beberapa kali pindah rumah karena tempat tinggalnya digusur.

Dikutip dari laman resmi Presiden RI, Jokowi menempuh pendidikan dasar hingga menengah di
kota Solo. Dan setelah itu pada pendidikan tinggi, Jokowi memilih untuk belajar di UGM. Pada
saat menempuh pendidikan di perguruan tinggi memang tidak ada prestasi yang menonjol yang
dilakukan oleh Jokowi. 

Setelah selesai kuliah, pria ini memilih untuk bekerja pada sebuah perusahaan. Akan tetapi dia
tidak bertahan lama dan memilih untuk meneruskan usaha mebel yang dimiliki oleh keluarga.
Dalam waktu yang cepat, usaha mebel yang dilakukan berhasil mendapatkan banyak
keuntungan.

Seperti dikutip dari Viva.co.id, sejak kecil Jokowi tidak mau menyusahkan orangtuanya. Ia
membantu orang tuanya dengan cara menjadi pengojek payung hujan, kuli panggul, dan jualan
aneka barang. 

Hasil dari pekerjaannya itu, ia gunakan untuk biaya sekolah. Jokowi juga tidak mau ikut-ikutan
temannya ke sekolah dengan bersepeda. Dia memilih jalan kaki ketimbang minta dibelikan
sepeda oleh orangtuanya.
Bahkan saat umur 12 tahun, ia ikut bekerja di perusahaan kayu sebagai penggergaji kayu. Dia
bisa mengerjakan itu karena keahlian orangtuanya sebagai tukang kayu.

Pada tahun 1985, Jokowi lulus kuliah dalam usia 24 tahun. Tidak lama setelah menyandang gelar
insinyur, Jokowi menikahi Iriana di Solo pada usia 25 tahun.

Untuk hidup mandiri, Jokowi mencari pekerjaan. Dia merantau ke Aceh. Di sana, dia bekerja di
salah satu BUMN, PT Kertas Kraft Aceh. Di perusahaan ini, Jokowi ditempatkan di area hutan
pinus Merkusii, Aceh Tengah. 

Bekerja di tanah rencong tidak bertahan lama, hanya 2 tahun. Ia tidak betah dan memilih kembali
ke Solo untuk mendampingi istrinya yang sedang mengandung tujuh bulan. Sambil menunggu
istri, dia sempat bekerja di tempat pamannya, bergerak di bidang perkayuan.

Tak lama di tempat pamannya, Jokowi keluar karena ingin mandiri. Pada usia 27 tahun, Jokowi
mendirikan usaha sendiri dengan nama CV Rakabu, nama ini diambil dari nama anak
pertamanya, Gibran Rakabuming Raka.

Tiga tahun dia menjalani bisnis tidak berjalan mulus. Jatuh bangun mengiringinya. Dapat
pinjaman modal Rp30 juta dari ibunya, Jokowi bangkit lagi. Ia pasarkan mebelnya melalui
pameran-pameran.
Bisnisnya mulai bangkit, ia keliling Eropa, Amerika, dan Timur Tengah. Alhasil, Jokowi sukses
menjadi pengusaha ekspor mebel.

Berbekal pengalamannya dalam mengelola bisnis mebel, Jokowi berani terjun ke dunia politik.
Tidak tanggung-tanggung, Jokowi mencalonkan untuk memimpin kota kelahirannya. Pada usia
44 tahun, Jokowi menjadi Wali Kota Solo periode 2005-2010.

Untuk periode kedua 2010-2015, ia terpilih lagi. Baru dua tahun memimpin Kota Solo pada
periode keduanya, Jokowi diminta PDI Perjuangan kembali untuk bertarung di pemilihan
gubernur DKI Jakarta.

Selama memimpin Solo, ada banyak sekali prestasi yang sudah dilakukan kader PDIP ini.
Karena melihat prestasi Jokowi yang bagus di kota Solo, pada tahun 2012 Jokowi dicalonkan
menjadi gubernur Jakarta. Untuk menjadi gubernur Jakarta, Jokowi harus menghadapi
perlawanan yang sengit dari lawan politiknya. Dengan kerja keras yang dilakukan, akhirnya
Jokowi bisa menang dalam pilkada Jakarta.

Setelah menjadi Gubernur DKI Jakarta, tentu membuat pria ini semakin sibuk. Banyak sekali
aktifitas yang harus dia lakukan. Tidak sedikit pula media yang membuat berita khusus akan
Jokowi. Dengan popularitas yang semakin meningkat ini sudah pasti membuat banyak orang
yang ingin Jokowi maju sebagai presiden. Pada tahun ini Jokowi resmi menjadi calon presiden
dari partai PDI-P. Dengan maju sebagai calon presiden, pria ini menjadi semakin sibuk dan
banyak musuh khususnya dalam dunia politik.
 
Tanggal 20 oktober 2014, sosok wong cilik yang dikenal dengan gaya blusukannya ini secara
resmi dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia ke-7.

Hari yang begitu bersejarah untuk bangsa Indonesia dimana banyaknya masyarakat yang ikut
merayakan pengangkatan Presiden ketuujuh ini. 

Tidak hanya dalam kalangan masyarakat biasa, beberapa artis pun ikut merayakan dengan
menggelar acara konser salam 3 jari di Monas, Jakarta.

Sayang selama, pada periode pertama, Jokowi tidak bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi
Indonesia sesuai target dan janjinya saat kampanye 2014. Target yang tertulis di dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, pertumbuhan ekonomi terus
meningkat. Dimulai tahun 2015, pertumbuhan ekonomi ditargetkan menjadi 5,7 persen. Puncak
pertumbuhan ekonomi pada 2019 sebesar 8 persen.

Realisasinya, pertumbuhan ekonomi selama lima tahun berturut-turut tidak mencapai target,
hanya mentok di 5,0 persen. Pemerintah Jokowi berdalih, hal ini disebabkan meningkatnya harga
komoditas di pasar internasional tidak terjadi, tepat ketika Jokowi menjabat sebagai Presiden.

Pembangunan infrastruktur menjadi program prioritas di masa kepemimpinannya yang pertama.


Pembangunan yang dilakukan secara merata hingga ke daerah terluar Indonesia ini dilakukan
untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dalam sektor ini dibandingkan negara-negara lain.

Program prioritas tersebut dibarengi dengan program berupa bantuan sosial seperti Kartu
Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS), hingga Program Keluarga Harapan (PKH).
Selain itu, sejak awal masa jabatannya, Joko Widodo juga mengupayakan reforma agraria
dengan salah satunya melakukan percepatan penerbitan sertifikat hak atas tanah untuk
mengurangi terjadinya sengketa lahan oleh karena ketiadaan sertifikat.
Di masa jabatannya yang kedua, Joko Widodo mengalihkan fokus pemerintahan pada
pembangunan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia Indonesia untuk dapat bersaing
dengan negara-negara lainnya. Adapun program pembangunan infrastruktur masih terus
dilanjutkan bersamaan dengan itu.  

Diperiode kedua, Jokowi targetkan pertumbuhan Ekonomi 6-7 persen, sayang hingga saat ini
pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami pelambatan, bahkan kurs rupiah kini terjun bebas
dan tercatat menjadi mata uang terlemah di Asia pasca wabah corona menghantam Indonesia.
Saat biografi ini ditulis (25/3/2020), kurs rupiah Rp 16,142.05 per dollar Amerika Serikat.
Kepimpinan Jokowi kini dihadapkan pada pelemahan ekonomi Indonesia dan wabah corona
yang kian mengganas.

Jokowi Berasal dari Partai


Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-Perjuangan)

Program Jokowi
1. Pembangunan sumber daya manusia.
Jokowi menyebutkan bahwa pembangunan sumber daya manusia akan menjadi menjadi prioritas
utama.
Upaya tersebut dilakukan untuk merespons bonus demografi yang menciptakan peluang
tersendiri.
Presiden Jokowi ingin menciptakan generasi pekerja keras yang dinamis, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Kita perlu endowment fund yang besar untuk manajemen SDM kita. Kerja sama dengan industri
juga penting dioptimalkan," kata Jokowi di Gedung Parlemen, Jakarta, Minggu (20/10/2019).
2. Pembangunan infrastruktur
Hal kedua yang menjadi prioritas Jokowi yakni pembangunan infrastruktur.
Pembangunan infrastruktur, imbuh Jokowi akan terus dilanjutkan untuk mendukung aktivitas
masyarakat.
Termasuk untuk mendukung pengembangan perekonomian dan kemudahan aksesibilitas.

3. Penyederhanaan segala bentuk kendala regulasi


Hal ketiga yang disampaikan Jokowi yakni terkait rencananya untuk menyederhanakan segala
bentuk kendala regulasi.
Karena itu, Jokowi akan mengajak DPR untuk menerbitkan 2 undang-undang besar. Pertama UU
Cipta Lapangan Kerja dan UU Pemberdayaan UMKM
UU tersebut akan merevisi Undang-Undang yang dinilai menghambat tercapainya lapangan kerja
dan UMKM.

4. Penyederhanaan birokrasi
Jokowi juga bertekad untuk memotong birokrasi yang panjang dan penyederhanaan eselonisasi. 
Ia mengaku akan membuat eselon menjadi dua level saja, yaitu tingkat fungsional yang
menghargai kompetensi dan keahlian

5. Transformasi ekonomi
Poin terakhir, Jokowi juga menyampaikan bahwa negara akan fokus pada upaya transformasi
dari ketergantungan sumber daya alam ke daya saing manufaktur dan jasa modern yang
mempunyai nilai tambah tinggi bagi kemakmuran bagsa.

Peristiwa Saat Jokowi Menjabat


Menaikkan Harga BBM
Penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) masih berlangsung sampai sekarang
sejak diumumkan Jokowi di Istana Negara, Senin (17/11). Wacana kenaikan ini sebetulnya sudah
ditentang oleh mahasiswa di berbagai daerah sebelum diputuskan.

Bentrok TNI vs Brimob


di Batam Sehari jelang berlakunya harga baru BBM yang naik Rp 2000 untuk jenis bensin dan
solar, anggota Brimob Polda Kepri dan prajurit Batalyon Infanteri 134/TS, Batam. Aksi baku
tembak dari dua kesatuan yang berbeda menyebabkan Praka JK Marpaung tewas. Aksi baku
tembak ini juga menyita perhatian netizens dengan munculnya TNI vs Polri di twitter. Hampir
dua hari, TNI vs Polri menjadi trending topic.
Covid-19 Sampai di Indonesia

Indonesia mendapat kejutan di bulan Maret dengan kedatangan Covid-19.

Virus yang sebelumnya pertama ditemukan di Wuhan, China, sampai di Indonesia

Presiden Joko Widodo mengumumkan dua orang warga negara Indonesia yang terjangkit virus
corona pada Senin 2 Maret 2020 di Istana Kepresidenan.

Konsumsi LPG Naik Selama Pandemi dan Libur Nasional

PT Pertamina (Persero), melalui Marketing Operation Region (MOR) II Sumbagsel, mencatat


telah terjadi peningkatan konsumsi Liquified Petroleum Gas (LPG) di Kota Palembang dan
Lubuklinggau selama masa Pandemi Covid-19, serta saat libur nasional dan cuti bersama akhir
Oktober 2020. Rabu (4-11).

Di Kota Palembang, pada bulan Oktober telah terjadi kenaikan konsumsi LPG Non Subsidi
sektor Rumah Tangga sebesar 14% (4,22 Metrik Ton (MT) per  hari) dibandingkan konsumsi
sebelum Covid-19 (Januari 2020). Sementara untuk konsumsi LPG PSO meningkat 3,6% (6,97
MT per hari) dibandingkan konsumsi Januari 2020.  Penyediaan LPG di Kota Palembang
disalurkan melalui 39 Agen LPG PSO, 11 Agen LPG Non PSO dan 1.883 Pangkalan aktif yang
tersebar di seluruh kelurahan.

Indonesia Mengalami Resesi

Indonesia resmi mengalami resesi ekonomi yang ditandai dengan produk domestik bruto (PDB)
RI pada kuartal III-2020 minus mencapai 3,49 persen (year on year/yoy). Hal itu disampaikan
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto, seperti diberitakan Kompas.com, Kamis
(5/11/2020). “Dengan berbagai catatan peristiwa pada triwulan II-2020, ekonomi Indonesia kalau
PDB atas dasar harga konstan kita bandingkan pada kuartal II-2019, maka ekonomi kontraksi
3,49 persen," kata Suhariyanto. Suhariyanto menyebutkan, ekonomi Indonesia berdasarkan PDB
kuartal II atas dasar harga berlaku Rp 3.894 triliun. Sementara itu, jika berdasarkan harga dasar
konstan dengan tahun dasar 2010 adalah Rp 2.720,6 triliun. Pengeluaran secara tahunan (year on
year/yoy) memperlihatkan semua komponen mengalami kontraksi. Konsumsi rumah tangga
mencatatkan penurunan paling dalam.

Asian Games
Pelaksanaan ajang pesta olahraga terbesar se-Asia ini berlangsung sejak 18 Agustus-2 September
di Jakarta-Palembang. Indonesia mencatatkan tinta emas dalam ajang pesta olahraga yang
digelar empat tahunan ini. Indonesia sukses sebagai penyelenggara maupun melebihi target 10
besar dalam perolehan medali dalam Asian Games 2018 ini. Indonesia berada di peringkat
keempat dengan raihan 98 medali, yang terdiri dari 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu.

Sementara China keluar sebagai juara umum Asian Games 2018 dengan koleksi 289 medali
dengan rincian 132 emas, 92 perak, dan 65 perunggu. Prestasi ii sekaligus mengukuhkan
dominasinya pada sepuluh gelaran terakhir. Capaian ini merupakan prestasi terbaik Indonesia
sejak Asian Games dilaksanakan di New Delhi 1951. Pada edisi Asian Games digelar di Incheon,
Korea, kontingen merah putih berada di peringkat 17. Medali terbanyak diberikan atlet dari
cabang olahraga Pencak Silat. 14 medali emas disumbang dari cabang olahraga ini.

Teror Bom Surabaya

Belum usai insiden kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, serangkaian
ledakan bom mengguncang Jawa Timur. Ada lima tempat di Jawa Timur menjadi sasaran
ledakan bom dari para teroris.

Ledakan pertama terjadi di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel pada pukul
06.30. Kemudian bom meledak di Gereja kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro pukul 07.15
WIB dan di Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno pada pukul 07.53 WIB. Selanjutnya di Rusun
Wonocolo, Sidoardjo, Jawa Timur dan Polrestabes Surabaya. Tak tanggung-tanggung, para
teroris beraksi mulai pagi sampai malam hari. Ledakan bom juga tak hanya sekali, melainkan
dua sampai tiga kali. Jumlah korban dari serangkaian teror bom ini mencapai 12 orang
meninggal dan 13 pelaku tewas.

Gempa dan Tsunami

Duka mewarnai tanah air akibat bencana alam yang terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2018.
Dari catatan Badan Nasional penanggulangan Bencana (BNPB) gempa pertama terjadi pada 23
Januari 2018. Saat itu telah terjadi Gempa di Lebak yang mengakibatkan 8.467 unit rumah rusak.
Dari angka itu sebanyak 1.071 mengalami rusak berat, 2.271 mengalami rusak sedang dan 5.125
rusak ringan.

Pada bulan April 2018, Indonesia kembali didatangi musibah bencana alam yakni gempa yang
terjadi di Banjarnegara. Sebanyak 2.125 mengungsi, 2 orang meninggal dunia dan 27 orang
mengalami luka berat maupun ringan. Atas musibah tersebut, sebanyak 465 unit rumah menjadi
rusak. Di antaranya 144 rumah rusak berat, 125 rumah rusak sedang, 196 rumah rusak ringan dan
10 unit fasilitas rusak.

Gempa bermagnitudo 7,7 mengguncang wilayah Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, pada
pukul 28 September 2018. Pusat gempa berlokasi di 27 kilometer timur laut Kabupaten
Donggala. Gempa itu memicu tsunami yang menyapu teluk Palu, tepatnya di daerah Pantai
Talise dan sekitarnya.

Penyebab mundurnya K. H. Abdurrahman Wahid sebagai


Presiden RI:
Joko Widodo saat ini masih menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Masa jabatannya
selesai di tahun 2024 nanti. Setrlah masa jabatannya habis, beliau tidak dapat menyalonkan diri
kembali di Pilpres karena beliau sudah mencapai batas maksimal pencalonan diri menjadi
presiden yaitu sebanyak dua kali. Joko Widodo memimpin Indonesia sebanyak dua periode sejak
tahun 2014 hingga 2024.

Susunan Kabinet Jokowi:


Periode I :

Kabinet Kerja

Kepala Negara : Joko Widodo

Kepala Pemerintahan : Joko Widodo

Wakil Kepala Pemerintahan : Muhammad Jusuf Kalla

Menteri Sekretaris Negara: Pratikno


Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Bappenas: Andrinof Chaniago
Menteri Koordinator Kemaritiman: Indroyono Soesilo
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan: Tedjo Edy Purdjianto
Menteri Koordinator Perekonomian: Sofyan Djalil
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Puan Maharani
Menteri Perhubungan: Ignatius Jonan
Menteri Kelautan dan Perikanan: Susi Pudjiastuti
Menteri Pariwisata: Arief Yahya
Menteri ESDM: Sudirman Said
Menteri Dalam Negeri: Tjahjo Kumolo
Menteri Luar Negeri: Retno Lestari Priansari Marsudi
Menteri Pertahanan: Ryamizard Ryacudu
Menteri Hukum dan HAM: Yasonna H. Laoly
Menteri Kominfo: Rudiantara
Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Yuddy Chrisnandi
Menteri Keuangan: Bambang Brodjonegoro
Menteri Negara BUMN: Rini M. Soemarno
Menteri Koperasi dan UMKM: A.A. Gusti Ngurah Puspayoga
Menteri Perindustrian: Saleh Husin
Menteri Perdagangan: Rahmat Gobel
Menteri Pertanian: Amran Sulaiman
Menteri Ketenagakerjaan: Hanif Dhakiri
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat: Basuki Hadimuljono
Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup: Siti Nurbaja
Menteri Agraria dan Tata Ruang: Ferry Musyidan Baldan
Menteri Agama: Lukman Hakim Saifudin
Menteri Kesehatan: Nila F. Moeloek
Menteri Sosial: Khofifah Indar Parawansa
Menteri Peranan Wanita: Yohanan Yambise
Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah: Anies Baswedan
Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi: M. Nasir
Menteri Pemuda dan Olahraga: Imam Nahrawi
Menteri Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi: Marwan Ja'far

Reshuffle Kabinet I

-Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan menggantikan Menko Polhukam Tedjo Edhy
Purdijatno.
-Mantan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution menjabat sebagai Menko Perekonomian
menggantikan Sofyan Djalil.
-Mantan Menko Perekonomian pada era Presiden Abdurrahman Wahid, Rizal Ramli, menjadi
Menko Kemaritiman menggantikan Indroyono Soesilo.
-Thomas Lembong, menjabat sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Rachmat Gobel.
-Politikus PDI Perjuangan, Pramono Anung, menggantikan Andi Widjajanto sebagai Sekretaris
Kabinet.
-Sofyan Djalil menggantikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas
Andrinof Chaniago.

Reshuffle Kabinet II
-Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dicopot digantikan oleh Budi Karya Sumadi.
- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional Sofyan Djalil digantikan oleh Bambang Brodjonegoro yang sebelumnya menjabat
sebagai Menteri Keuangan.
- Sri Mulyani Indrawati masuk kabinet sebagai Menteri Keuangan.
- Sofyan Djalil menggantikan Ferry Mursidan Baldan sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang.
- Menteri Perindustrian berganti dari Saleh Husin ke kader Partai Golkar, Airlangga Hartarto.
- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mendikbud yang sebelumnya dijabat oleh Anies
Baswedan digantikan oleh Prof. Muhajir.
- Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dipercayakan pada Eko
Putro Sanjojo menggantikan Marwan Jafar.
- Politikus PAN Asman Abnur mengantikan posisi Yuddy Chrisnadi sebagai Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara, Reformasi, dan Birokrasi.
- Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan
digeser menjadi Menko Kemaritiman mengganti Rizal Ramli.
- Wiranto mengisi jabatan Menko Polhukam yang ditinggalkan Luhut B Panjaitan.
- Enggartiasto Lukita diberikan amanat sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Thomas
Lembong.
- Thomas Lembong mendapat posisi baru sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM) menggantikan Franky Sibarani.
- Franky Sibarani ditugaskan sebagai Wakil Menteri Perindustrian.
- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Menteri ESDM Sudirman Said digantikan oleh
Archandra Tahar. Archandra tak sampai sebulan memegang jabatan ini. Luhut Panjaitan menjadi
pelaksana tugas Menteri ESDM sampai ditunjuknya Ignatius Jonan pada 14 Oktober 2016.
Bersamaan dengan itu, Archandra diberi tugas mendampingi Jonan sebagai Wakil Menteri
ESDM.

Reshuffle Kabinet III

- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mundur dari kabinet setelah memutuskan maju dalam
Pemilihan Gubernur Jawa Timur. Sekjen Partai Golkar Idrus Marham ditunjuk menggantikan
Khofifah.
- Eks Panglima TNI, Moeldoko menggantikan Teten Masduki sebagai Kepala Staf
Kepresidenan. Teten diminta menjadi Koordinator Staf Khusus Presiden.

Reshuffle Kabinet IV

-Kader PAN di kabinet, Asman Abnur mundur dari jabatannya, Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

-Wakil Kepala Kepolisian, Komisaris Jenderal Syafruddin ditugaskan mengisi posisi yang
ditinggalkan Asman.
-Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Mensos Idrus Marham sebagai tersangka dalam
kasus korupsi PLTU Riau-1. Agus Gumiwang Kartasasmita ditunjuk menggantikan koleganya di
Partai Golkar itu.

Periode II :

Kabinet Indonesia Maju (2019-2024)

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan: Mahfud MD

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian: Airlangga Hartarto

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Muhadjir Effendy

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi: Luhut B Pandjaitan

Menteri Pertahanan: Prabowo Subianto

Menteri Sekretaris Negara: Pratikno

Menteri Dalam Negeri: Jenderal (Pol) Tito Karnavian

Menteri Luar Negeri: Retno LP Marsudi

Menteri Agama: Jenderal Fachrul Razy

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia: Yasonna Laoly

Menteri Keuangan: Sri Mulyani

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Nadiem Makarim

Menteri Kesehatan: dr Terawan

Menteri Sosial: Juliari Batubara


Menteri Tenaga Kerja: Ida Fauziah

Menteri Perindustrian: Agus Gumiwang Kartasasmita

Menteri Perdagangan: Agus Suparmanto

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM): Arifin Tasrif

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR): Basuki Hadimuljono

Menteri Perhubungan: Budi Karya Sumadi

Menteri Komunikasi dan Informasi: Johny G Plate

Menteri Pertanian: Syahrul Yasin Limpo

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan: Siti Nurbaya

Menteri Kelautan dan Perikanan: Edhy Prabowo

Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT): Abdul Halim
Iskandar

Menteri Agraria Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN): Sofyan Djalil

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas: Suharso Monoarfa

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB): Tjahjo Kumolo

Menteri BUMN: Erick Thohir

Menteri Koperasi dan UKM: Teten Masduki

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif: Wishnutama

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: I Gusti Ayu Bintang Darmawati
Menristek Bambang Brodjonegoro

Menteri Pemuda dan Olahraga: Zainudin Amali

Kepala Staf Kepresidenan: Moeldoko

Sekretaris Kabinet: Pramono Anung

Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM): Bahlil Lahadalia

Jaksa Agung: Burhanudin

Anda mungkin juga menyukai