Anda di halaman 1dari 2

BIOGRAFI RUDY HABIBIE

Bacharuddin Jusuf Habibie merupakan nama lengkap dari Rudy Habibie. Beliau lahir pada 25
juni 1936 di kota pare-pare, Sulawesi selatan. Habibie merupakan Presiden RI Ke-3, beliau menjadi
Presiden Ke-3 selama 1,4 tahun, Habibie juga pernah menjadi wakil Presiden RI Ke-7 selama 2 bulan.
Ayahnya bernama Alwi Abdul Jalil Habibie adalah seorang ahli pertanian dan berasal dari Gorontalo,
sedangkan sang ibu bernama R.A Tuti Marini Puspowardojo adalah seorang spesialis mata yang berasal
dari Yogyakarta. Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara. Habibie merupakan
keturunan antara Orang Jawa ( Ibunya ) dan Makassar / Pare-Pare ( Ayahnya ). Habibie tumbuh dalam
keluarga religious dimana sang ayah seringkali membacakan ayat suci Al-Qur’an. Beliau menyatakan jika
ayat suci yang dibacakan ayahnya selalu mampu membuat dirinya tenang. Tak heran jika sang ayah pun
kerap membacakan ayat Al-Qur’an untuknya satu sampai dua juz. Kebiasaan sejak kecilnya ini memberi
pengaruh positif pada dirinya, sehingga ketika Habibie kecil berusia 3 tahun, dirinya sudah mampu
membaca Al-Qur’an dengan lancar. Sejak kecil memang Habibie sudah dikenal sebagai anak yang cerdas.
Ketika Habibie berusia 14 tahun dirinya harus ditinggalkan sang ayah. Sang ayah meninggal
lantaran serangan jantung. Karena ayahnya selaku kepala keluarga meninggal, maka sang ibulah yang
menggantikan peran dan berjuang secara ekstra untuk bisa menanggung biaya hidup seluruh anggota
keluarga. Habibie muda pun menempuh pendidikannya di SMAK Dago lalu melanjutkan kuliah di ITB
yang saat itu bernama Universitas Indonesia Bandung dengan jurusan teknik mesin. Disaat pemerintahan
presiden soekarno saat itu, pemerintah sedang banyak membiayai para anak bangsa untuk bisa bersekolah
ke luar negeri untuk menimba ilmu disana. Habibie saat itu masuk ke rombongan kedua yang khusus
dikirim ke negara luar, namun tanpa beasiswa melainkan di biayai oleh ibunya. B.J. Habibie hanya kuliah
satu tahun di ITB, kemudian melanjutkan sepuluh tahun kuliah untuk menyelesaikan studi S-1 hingga S-3
di Aachen – Jerman.
Di Jerman, Habibie bersekolah di Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule dengan
jurusan teknik penerbangan spesialisasi konstruksi pesawat terbang. Habibie memang telah bertekad kuat
untuk bisa sukses nantinya karena melihat jerih payah dari sang ibu dalam membiayai pendidikannya
hingga kehidupannya. Ditahun 1955, mahasiswa Indonesia yang sedang belajar disana diberikan beasiswa
penuh dan di antara teman yang lain, hanya Habibie yang memiliki paspor swasta atau paspor hijau.
Semasa liburannya, beliau menjadikan kesempatan emas untuk bisa belajar, ikut ujian dan juga mencari
uang sehingga bisa membeli buku. Namun jika masa libur habis, maka seluruh kegiatannya
dikesampingkan dan hanya focus pada belajar. Hal ini berbeda dengan teman yang lainnya, dimana ketika
libur mereka lebih suka bekerja dan mencari pengalaman tanpa memikirkan ujian.
Ditahun 1960, beliau mampu mendapatkan gelar Diploma Ing di jerman dari Technische
Hochschule dan predikatnya adalah Cum Laude atau sempurna dengan nilai rata-rata adalah 9,5. Dengan
mendapatkan gelar insinyur ini, beliau pun mendaftarkan diri bekerja di firma Talbot yang merupakan
industry kereta api di Jerman. Saat itu, firma Talbot tersebut sedang butuh wagon dengan volume yang
besar. Hal ini lantaran wagon itu mengangkut barang ringan dengan volume besar. Talbot butuh wargon
dengan jumlah 1000 dan mendapati persoalan ini, maka Habibie pun berusaha mengaplikasikan cara
konstruksi dalam nembuat sayap pesawat terbang lalu diterapkan pada wagon yang ternyata membuahkan
hasil.
Di tahun 1967, BJ Habibie mendapatkan gelar profesor kehormatan atau guru besar dari ITB.
Selain itu, dari ITB juga BJ Habibie mendapatkan penghargaan tertinggi yakni Ganesha Praja Manggala.
Dengan segala kejeniusan yang dimilikinya, tak heran jika beliau mendapatkan banyak pengakuan dari
lembaga kelas internasional mulai dari Gesselschaft Fuer Luft und Raumfahrt, yakni lembaga
penerbangan di Jerman, The Royal Aeronautical Society London yang ada di Inggris, The Academie
Nationale de l’air et de l’espace dari prancis, the royal Swedish academy of engineering sciences dari
swedia dan bahkan the us academy ofengineering dari amerika serikat. BJ Habibie juga mendapatkan
penghargaan yang amat bergengsi yaitu Edward warner award serta award von karman dimana
penghargaan ini hampir setara penghargaan hadiah nobel.
Pada tanggal 12 Mei 1962, BJ Habibie menikah dengan Hasri Ainun Habibie lalu
memboyongnya ke Jerman. Tetapi sebelum berumah tangga dengan ainun, ternyata ada wanita lain yang
pernah disebut dekat dengan Habibie muda yang dipanggil Rudy. Dialah Ilona, wanita yang ditemuinya
saat kuliah di Jerman. Selain setia menemani, Habibie dan Ainun saling mendukung pasangannya saat
masa-masa sulit. Cobaan berat pasangan ini dilalui ketika Ainun di nyatakan menderita kanker ovarium
pada tahun 2010, bahkan ketika sempat menjalani perawatan eksklusif di Jerman, Habibie selalu setia
mendampingi sang istri. Habibie dan Ainun harus terpisah untuk selamanya, Ainun meninggal dunia pada
22 Mei 2010 di Klinikum Grobhadern, Munchen, Jerman. Itulah beberapa perjalanan cinta dari Habibie
dan Ainun yang selalu dikenang sepanjang masa. Kini salah satu putra terbaik bangsa ini, Habibie telah
berpulang menemui Sang Pencipta dan kembali bertemu belahan jiwanya. Semoga segala prestasi dan
kenangan manis dari kisah cinta sejati dari pasangan Habibie dan Ainun bisa menjadi inspirasi tersendiri
bagi kita semua.
Menariknya Biografi B.J.Habibie adalah karena ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari
kisah hidup tokoh atau biografi B.J.Habibie. Biografi singkat B.J.Habibie bisa membuat kita berkotribusi
pada negara dan bisa membuat kita termotivasi untuk menuntut ilmu. Seperti yang telah diketahui,
B.J.Habibie merupakan seorang yang memiliki kemauan belajar yang sangat tinggi sejak usia muda, tidak
heran ia mendapatkan berbagai pencapaian yang menakjubkan sepanjang hidupnya. Tak hanya memiliki
kemauan belajar yang sangat tinggi, tokoh B.J.Habibie juga merupakan seorang yang cerdas dan berani
serta tegas dalam mengambil keputusan.

Nama kelompok : Nurairin


Widya Tamara

Anda mungkin juga menyukai