Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

E-COMMERCE CONSUMER TO CUNSUMER (C2C)


DAN BUSINESS TO CONSUMER (B2C)

Disusun Oleh:

CHAIRUNNISA
2060201003

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)


KOTA LHOKSEUMAWE
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan innayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
saya dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Lhokseumawe, September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2

1.3 Tujuan .............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Consumer To Consumer dan Consumer To Business .... 3

2.2 Karakteristik Consumer To Consumer dan Consumer To Business . 7

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Consumer To Consumer dan Consumer To


Business ............................................................................................ 12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan internet menyebabkan terbentuknya dunia baru yang disebut


dunia maya. Di dunia maya,setiap individu memiliki hak dan kemampuan untuk
berinteraksi dengan individu lain tanpa batasan apapun yang dapat
menghalanginya. Globalisasi yang sempurna sebenarnya telah berjalan di dunia
maya yang menghubungkan seluruh komunitas digital. Dari seluruh aspek
kehidupan manusia yang terkena dampak kehadiran internet, sektor bisnis
merupakan sektor yang paling terkena dampak kehadiran internet, sektor bisnis
merupakan sektor yang paling terkena dampak dari perkrmbangan teknologi
informasi dan telekomunikasi serta paling cepat tumbuh. Mobilitas manusia yang
tinggi menuntut dunia perdagangan mampu menyediakan layanan jasa dan barang
dengan cepat sesuai permintaan konsumen. Untuk mengatasi masalah tersebut, kini
muncul transaksi yang menggunakan media internet untuk menghubungkan
produsen dan konsumen ataupun sebaliknya. Transaksi bisnis melalui internet lebih
dikenal dengan nama e-business dan e-commerce.

Menurut O’Brien (2005) menjelaskan bahwa e-business adalah penggunaan


internet dan jaringan serta teknologi informasi lainnya untuk mendukung e-
commerce, komunikasi dan kerjasama perusahaan, dan berbagai proses yang
dijalankan melalui web, baik dalam jaringan perusahaan maupun dalam para
pelanggan serta mitra bisnisnya. Sementara menurut Mohan Sawhney
mendefinisikan e-business sebagai : “The use of electronic networks and associated
technologies to enable, improve, enhance, transform, or invent a business process
or business system to create superior value for current or potential customers”.

1
Secara prinsip definisi tersebut jelas memperlihatkan bagaimana teknologi
elektronik dan digital berfungsi sebagai medium tercapainya 2 proses dan sistem
bisnis (pertukaran barang atau jasa) yang jauh lebih baik dibandingkan dengan cara-
cara konvensional, terutama dilihat dari manfaat yang dapat dirasakan oleh mereka
yang berkepentingan atau stakeholder. Menurut Laudon & Laudon (1998), E-
Commerce adalah suatu proses membeli dan menjual produk-produk secara
elektronik oleh konsumen dan dari perusahaan ke perusahaan dengan computer
sebagai perantara transaksi bisnis.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan consumer to consumer dan


consumer to business?
2. Sebutkan Karakteristik dari consumer to consumer dan consumer to
business?
3. Sebutkan kelebihan dan kekurangan dari consumer to consumer dan
consumer to business?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan consumer to consumer
dan consumer to business.
2. Untuk mengetahui Karakteristik dari consumer to consumer dan
consumer to business.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari consumer to
consumer dan consumer to business.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian E-Commerce Consumer To Consumer dan Consumer To


Business

1. Consumer To Consumer (C2C)

Consumer to consumer merupakan perdagangan antar individu (sektor


swasta) dengan konsumen, dapat didefenisikan juga sebagai transaksi dimana
konsumen menjual produk secara langsung kepada konsumen lainnya. Transaksi
C2C melibatkan lelang terbalik, di mana konsumen merupakan kekuatan yang
dapat menjalankan proses transaksi. Transaksi yang dilakukan dalam aktivitas C2C
ini dilakukan oleh pihak ketiga yang menyediakan aplikasi atau platform online
sebagai media transaksi, maka dari itu penjual dan pembeli bisa langsung berjualan
dan membeli barang pada aplikasi atau platform telah disediakan oleh pihak ketiga
tersebut.

Terdapat tiga jenis C2C, antara lain:

a. Lelang disafilitas di portal tertentu, seperti eBay, yang memungkinkan


penawaran secara real time pada produk/jasa yang dijual di situs web.

b. Peer to peer sistem, seperti model Napster (sebuah protokol untuk dapat
membagi file antara pengguna dengan menggunakan forum chat seperti
IRC), petukaran fie dan perukaran mata uang asing.

c. Mengklasifikasikan iklan pada situs portal seperti Excite Classifieds dan


eWanted (sebuah tempat jual beli online yang interaktif di mana pembeli
dan penjual melakukan negoisasi melalui fitur “Buyer Leads & Want
Ads”.

3
Bentuk-bentuk E-Commerce Cunsomer To Cunsomer (C2C) ini dapat anda
temui misalkan saja layanan di Ebay (www.ebay.com), lapak kaskus
(www.kaskus.co.id), dan sebagainya. Bentuk website ini umumnya berupa forum,
di mana terdapat sejumlah postingan Thread yang memuat produk dan jasa yang
diposting langsung oleh pengguna bersangkutan, yang ingin menawarkan produk
maupun jasa ke pengguna lainnya. Demikian juga, pengguna lainnya dapat
melakukan pencarian untuk produk barang maupun 8 jasa yang diinginkannya,
kemudian melakukan interaksi langsung dengan pengguna yang memiliki produk
tersebut. Proses pembayaran dapat menggunakan pembayaran elektronik (baik ke
rekening pribadi maupun rekening bersama) ataupun bertemu langsung di suatu
tempat.

2. Pengertian Consumer To Business (C2B)

Consumer-to-business (C2B) adalah model bisnis di mana konsumen


(individu) menciptakan nilai, dan perusahaan mengkonsumsi nilai ini. Sebagai
contoh ketika seorang konsumen menulis ulasan atau ketika konsumen memberikan
ide yang berguna untuk pengembangan produk baru, maka individu ini adalah
menciptakan nilai bagi perusahaan, jika perusahaan mengadopsi input. Konsep
Dikecualikan adalah kerumunan sourcing dan co-creation. Model C2B (Consumer
to Business) juga merupakan kebalikan dari Business to Consumer (B2C), dimana
konsumen akhir bertindak sebagai penjual sedangkan perusahaan bertindak sebagai
pembeli dan aktivitas ini dilakukan secara elektronis yang tentunya dengan
menggunakan jaringan internet.

Sebagai contoh adalah situs Priceline (www.priceline.com) yang


memungkinkan seorang menjual rumah ke suatu perusahaan serta menyajikan
berbagai macam spesifikasi tertertu dari suatu barang yang dijual. Bentuk lain dari
C2B adalah elektronik perdagangan model bisnis, dimana konsumen dapat
menawarkan produk dan jasa untuk perusahaan dan perusahaan membayar mereka.

4
Model bisnis ini merupakan pembalikan lengkap dari model bisnis tradisional
dimana perusahaan menawarkan barang dan jasa kepada konsumen (business-to-
consumer = B2C).

Kita bisa melihat contoh ini di blog atau forum-forum internet dimana
penulis menawarkan link kembali ke bisnis online memfasilitasi pembelian
beberapa produk (seperti buku di Amazon.com), dan penulis mungkin menerima
pendapatan afiliasi dari penjualan yang sukses. Dalam C2B konsumen
memberitahukan kebutuhan atas suatu produk atau jasa tertentu dan pemasok
bersaing untuk menyediakan produk atau jasa tersebut ke konsumen. Contohnya di
priceline.com, dimana pelanggan menyebutkan produk dan harga yang diinginkan
dan priceline mencoba menemukan pemasok yang memenuhi kebutuhan tersebut.

Adapun contoh-contoh Website yang tergolong C2B yaitu:

a. www.Priceline.com

5
b. www.Aries-sablon.blogspot.com

c. www.Inabay.com

d. www.Zulida.com

e. www.Gustikakonveksi.multiply.com

6
2.2 Karakteristik Consumer To Consumer dan Consumer To Business

1. Karakteristik Consumer To Consumer

a. Partisipasi Individu

C2C melibatkan partisipasi individu atau konsumen sebagai penjual


dan pembeli. Siapa pun dapat menjadi penjual atau pembeli dalam
lingkungan C2C.

b. Platform Online

Transaksi C2C umumnya terjadi melalui platform online, seperti


situs web e-commerce atau aplikasi seluler. Contoh terkenal dari
platform C2C termasuk eBay, Etsy, dan Craigslist.

c. Produk dan Layanan Beragam

C2C dapat mencakup berbagai jenis produk dan layanan, mulai dari
barang bekas dan barang koleksi hingga penyewaan akomodasi
liburan dan jasa pribadi, seperti layanan pengantar makanan atau
transportasi.

d. Kepercayaan dan Reputasi

Kepercayaan adalah aspek penting dalam transaksi C2C. Pembeli


dan penjual sering mengandalkan sistem peringkat dan ulasan untuk
menilai reputasi satu sama lain.

7
e. Transparansi Harga

Harga produk atau layanan biasanya tercantum dengan jelas, dan


konsumen dapat membandingkannya dengan penawaran lain
sebelum membuat keputusan pembelian.

f. Penyediaan Informasi oleh Konsumen

Dalam model C2C, konsumen yang menjual produk atau layanan


bertanggung jawab untuk menyediakan informasi yang cukup
kepada pembeli potensial, termasuk deskripsi produk, gambar, dan
harga.

g. Harga Lebih Rendah

Salah satu keuntungan utama dari C2C adalah kemungkinan


menemukan produk dengan harga lebih rendah daripada di toko-
toko fisik atau model bisnis lainnya. Ini sering karena penjual dalam
model C2C tidak memiliki biaya operasional yang sama seperti toko
fisik.

h. Interaksi Langsung

Dalam beberapa kasus, pembeli dan penjual dapat berinteraksi


langsung melalui pesan atau komunikasi online untuk membahas
detail transaksi, pertanyaan, atau negosiasi.

i. Pengiriman dan Pembayaran

Dalam banyak transaksi C2C, pembayaran sering dilakukan melalui


platform online yang menyediakan layanan keamanan, dan

8
pengiriman produk dapat disesuaikan sesuai dengan kesepakatan
antara pembeli dan penjual.

j. Komunitas Online

Beberapa platform C2C memiliki fitur komunitas yang


memungkinkan pembeli dan penjual untuk berinteraksi, bertukar
informasi, dan berbagi pengalaman. Ini dapat memperkuat
kepercayaan antara anggota komunitas.

k. Resiko dan Pertimbangan Keamanan

Meskipun model C2C dapat menguntungkan, terdapat risiko yang


perlu diperhatikan, seperti penipuan, produk palsu, atau
ketidakpuasan konsumen. Oleh karena itu, penting bagi konsumen
untuk berhati-hati dan menggunakan platform yang aman.

Karakteristik-karakteristik ini menjadikan model bisnis C2C sebagai


alternatif yang populer bagi individu yang ingin menjual barang atau layanan
mereka secara online kepada konsumen lainnya, dengan potensi untuk
menghasilkan uang tambahan atau memanfaatkan barang yang tidak lagi mereka
butuhkan.

2. Karakteristik Consumer To Business

Berikut beberapa karakteristik utama dari model C2B:

a. Konsumen sebagai Penyedia

Dalam model C2B, konsumen berperan sebagai penyedia produk,


layanan, atau informasi kepada perusahaan atau bisnis. Mereka
menciptakan nilai dengan cara ini, baik melalui penjualan produk

9
mereka sendiri, pemberian ulasan, konten yang dihasilkan
pengguna, atau melalui partisipasi dalam proyek-proyek kreatif.

b. Fleksibilitas

Model C2B sangat fleksibel dan dapat berlaku untuk berbagai jenis
bisnis dan industri. Konsumen dapat berkontribusi dengan berbagai
macam barang dan layanan, mulai dari ulasan produk hingga desain
grafis dan pengembangan perangkat lunak.

c. Internet dan Teknologi

Pertumbuhan internet dan teknologi digital telah memungkinkan


model C2B berkembang pesat. Platform online, pasar digital, dan
situs web crowdsourcing adalah contoh-contoh tempat di mana
model ini sering diterapkan.

d. Keterlibatan Konsumen

Dalam model ini, konsumen memiliki peran yang lebih aktif dalam
berinteraksi dengan bisnis. Mereka dapat memberikan umpan balik,
mengajukan tawaran, atau bahkan menawarkan solusi kepada
perusahaan.

e. Keuntungan bagi Konsumen

Konsumen dalam model C2B sering kali memiliki kekuatan lebih


besar dalam menentukan harga dan syarat-syarat transaksi. Mereka
dapat membandingkan penawaran dari berbagai perusahaan dan
memilih yang terbaik bagi mereka.

10
f. Inovasi

Model C2B sering mendorong inovasi. Konsumen yang memiliki


wawasan dan keterampilan khusus dapat menciptakan produk atau
layanan baru yang inovatif dan menarik perusahaan.

g. Peran Perantara

Kadang-kadang, perusahaan atau platform berperan sebagai


perantara antara konsumen dan bisnis, menghubungkan keduanya
dan memfasilitasi transaksi. Contohnya adalah platform
crowdsourcing atau pemasaran influencer.

h. Kepercayaan

Kepercayaan antara konsumen dan perusahaan sangat penting dalam


model C2B. Konsumen harus yakin bahwa produk atau layanan
yang mereka tawarkan akan memenuhi standar kualitas dan
keamanan yang diharapkan.

i. Pengukuran Kinerja

Menilai kinerja konsumen dalam model C2B bisa menjadi


tantangan. Perusahaan perlu mengembangkan metrik dan
pengukuran yang sesuai untuk mengukur kontribusi konsumen
terhadap bisnis.

j. Fleksibilitas Harga

Model C2B dapat melibatkan berbagai jenis pembayaran, termasuk


penawaran harga, model lelang, komisi atas penjualan, atau bahkan
model berbasis langganan.

11
Model C2B dapat sangat bervariasi tergantung pada industri dan jenis
produk atau layanan yang terlibat, tetapi karakteristik di atas mencerminkan inti
dari model ini. Dengan perkembangan teknologi dan konsumen yang semakin
berdaya, model C2B terus berkembang dan menjadi lebih relevan dalam ekonomi
digital modern.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Consumer To Consumer dan Consumer to


Business

1. Kelebihan dan Kekurangan C2C

Model bisnis C2C (Consumer-to-Consumer) melibatkan interaksi dan


transaksi antara individu konsumen. Seringkali, transaksi ini terjadi melalui
platform atau pasar online yang memfasilitasi pertemuan antara penjual dan
pembeli. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kelemahan dari model bisnis C2C:

a. Kelebihan C2C:

1) Kemudahan Akses, C2C memungkinkan individu untuk dengan


mudah membeli dan menjual produk atau layanan secara online
tanpa memerlukan modal besar atau infrastruktur bisnis yang
kompleks.
2) Rendahnya Biaya Operasional, Tidak seperti bisnis tradisional,
C2C biasanya memiliki biaya operasional yang lebih rendah.
Penjual tidak perlu membayar gaji karyawan atau menyewa toko
fisik.
3) Kemajuan Teknologi, Kemajuan teknologi dan perkembangan
internet telah meningkatkan aksesibilitas dan kemudahan
penggunaan platform C2C, sehingga lebih banyak orang dapat
berpartisipasi.

12
4) Ragam Produk dan Layanan, C2C mencakup berbagai produk
dan layanan, mulai dari barang bekas, barang antik, hingga jasa
seperti penyewaan tempat tinggal atau kendaraan.
5) Kemampuan untuk Mencari Barang Langka, Konsumen dapat
dengan mudah mencari barang langka atau koleksi tertentu yang
mungkin sulit ditemukan di tempat lain.
6) Transparansi dan Ulasan, Banyak platform C2C memiliki fitur
ulasan dan peringkat, sehingga pembeli dapat memeriksa
pengalaman pembeli sebelumnya sebelum melakukan transaksi.

b. Kekurangan C2C:

1) Kepercayaan, adalah faktor kunci dalam bisnis C2C. Pembeli


dan penjual seringkali harus berinteraksi dengan orang yang
tidak mereka kenal secara pribadi, yang dapat menyebabkan
risiko penipuan atau penjualan barang palsu.
2) Masalah Hukum, Beberapa transaksi C2C dapat melibatkan
masalah hukum, terutama dalam hal pajak dan perlindungan
konsumen. Peraturan yang berlaku mungkin berbeda di berbagai
yurisdiksi.
3) Kualitas dan Kondisi Produk, Pembeli dalam bisnis C2C
mungkin memiliki kendala dalam menilai kualitas dan kondisi
produk yang dibeli, terutama jika mereka tidak dapat melihat
produk tersebut secara langsung sebelum pembelian.
4) Kepentingan Pribadi, Beberapa penjual mungkin tidak jujur
tentang produk atau layanan yang mereka tawarkan, dan pembeli
harus berhati-hati untuk menghindari penipuan.

13
5) Keterbatasan Layanan Pelanggan, Beberapa platform C2C
mungkin memiliki keterbatasan dalam menyediakan dukungan
pelanggan jika terjadi masalah dalam transaksi.
6) Persaingan Tinggi, Karena mudahnya memulai bisnis C2C,
persaingan seringkali tinggi, yang dapat membuat sulit bagi
penjual untuk membedakan diri mereka dari yang lain.
7) Biaya Transaksi, Meskipun biaya operasional dapat lebih
rendah, ada biaya transaksi yang harus dibayar oleh penjual
dalam bentuk komisi atau biaya pengiriman.

Bisnis C2C memiliki potensi besar untuk memberikan manfaat, terutama


dalam hal kemudahan akses dan fleksibilitas. Namun, penting untuk menyadari
risiko dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri saat berpartisipasi
dalam model bisnis ini, baik sebagai penjual maupun pembeli.

2. Kelebihan dan Kekurangan C2B

Model C2B juga memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu sebagai berikut.

a. Kelebihan:

1) Mendukung bisnis yang berbasiskan konsumen ke pembisnis.

2) Internet dapat digunakan sebagai sarana negosiasi.

3) Dapat mempromosikan produk kita dengan luas.

4) Transaksi 24 jam penuh.

b. Kekurangan:

14
Kita sebagai konsumen sangat tergantung kepada perusahaan,
artinya jika perusahaan tertarik dengan produk kita, maka akan
terjadi transaksi, jika 7 tidak maka kita harus mencari dan menunggu
perusahaan lain yang mungkin akan tertarik dengan produk yang
kita tawarkan

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Jadi, Consumer to consumer


merupakan perdagangan antar individu (sektor swasta) dengan konsumen, dapat
didefenisikan juga sebagai transaksi dimana konsumen menjual produk secara
langsung kepada konsumen lainnya. Transaksi C2C melibatkan lelang terbalik, di
mana konsumen merupakan kekuatan yang dapat menjalankan proses transaksi.

C2B (Consumer to Business) merupakan transaksi jual beli yang terjadi


antara individu sebagai penjual dengan sebuah perusahaan sebagai pembelinya.
Dalam C2B konsumen memberitahukan kebutuhan atas suatu produk atau jasa
tertentu dan pemasok bersaing untuk menyediakan produk atau jasa tersebut ke
konsumen. Contohnya di priceline.com, dimana pelanggan menyebutkan produk
dan harga yang diinginkan dan priceline mencoba menemukan pemasok yang
memenuhi kebutuhan tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abel, K. Y. (2013, oktober 14). blogub. Retrieved from Pengertian


B2B,B2C,C2C,C2B,B2G dan G2C: https://blog.ub.ac.id

Andreas. (2015, maret 18). blogspot.com. Retrieved from CONTOH KASUS E-


COMMERCE: http://andreaspunya.blogspot.com

Kalakota, R. & Whinston, A.B.1997, Electronic Commerce : a Managers Guide,


Addison-Wesley, United States of America.

Laudon, Kenneth C., Laudon, Jane P. (1998). Management Information


Systems:New Approaches To Organization And Technology, fifth edition.
Prentice-Hall, New Jersey.

O’Brien, James A. 2005. Pengantar Sistem Informasi, Penerbit Salemba Empat,


Jakarta.

Pratama, I. P. (2015). E-Commerce, E-Business, dan Mobile Commerce.


Informatika.

Software seni. (2018, desember 31). Retrieved from 5 Model Bisnis eCommerce
(B2B, B2C, C2C, C2B, B2G) Untuk Dicoba di 2019:
https://www.softwareseni.co.id

Steven Kaplan, Mohanbir Sawhney," B2B E-Commerce Hubs : Toward a


Taxonomy of Business Models", Business 2.0 Magazine, Desember 1999.

17

Anda mungkin juga menyukai