Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MANAJEMEN PENGADAAN

DISUSUN OLEH:

Kelompok 8

AZMI ARINI (A021191115)

NURUL IZZAH (A021191126)

FINSENSIUS TITSE SESA (A021181327)

BATARA ADHIKARA ARYADAHANA (A021171333)

PUTRI ESTHER HALOHO (1819631180071)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis


sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Cepi Pahlevi, SE., MSi, selaku dosen
mata kuliah Manajemen Koperasi dan UMKM yang telah memberikan
bimbingan dan arahan terkait penyusunan makalah ini, sehingga makalah
ini dapat diselesaikan penulis dengan baik. Dan juga kami berterima kasih
kepada teman anggota yang telah bekerja sama dalam menyelesaikan
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari


segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik. Kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi pembaca.

Makassar, 27 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 2

A. Pentingnya Pengadaan ................................................................... 2


B. Pemilihan Asal, Jenis, dan Jumlah Barang ..................................... 5
C. Pengendalian Persediaan ............................................................... 8
D. Pembelian Paling Ekonomis............................................................ 9
E. Pengawasan Pembelian................................................................ 11

BAB III PENUTUP .................................................................................... 13

A. Kesimpulan ................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Koperasi-koperasi yang berada di Indonesia terus dipacu agar tumbuh
menjadi soko guru perekonomian nasional. Salah satu syarat yang
penting untuk menuju ke arah tersebut adalah koperasi harus mampu
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada anggota. Bertitik
tolak pada konsep tersebut, maka sudah semestinya koperasi dikelola
secara efisien, sehingga cita-cita untuk mengangkat tingkat
kesejahteraan anggota lebih mudah dicapai. Pembahasan yang lebih
khusus dalam bab ini berkaitan dengan koperasi yang bergerak pada
bidang pertanian dan produksi, terutama aktivitas pengadaan bahan
baku yang dibutuhkan oleh anggotanya. Selain itu, pembahasan ini juga
berkaitan dengan koperasi konsumsi yang menyediakan persediaan
barang jadi atau barang dagangan yang sangat diperlukan untuk
memenuhi konsumsi para anggotanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pentingnya pengadaan dalam koperasi?
2. Bagaimana pemilihan asal, jenis dan jumlah barang dalam koperasi?
3. Bagaimana pengendalian barang dalam koperasi?
4. Bagaimana pembelian barang paling ekonomis dalam koperasi?
5. Apa itu pengawasan persediaan?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pentingnya pengadaan dalam koperasi.
2. Dapat memahami pemilihan asal, jenis dan jumlah barang dalam
koperasi.
3. Dapat menguraikan pengendalian barang dalam koperasi
4. Dapat mengetahui pembelian barang paling ekonomis dalam
koperasi.
5. Dapat memahami apa itu pengawasan persediaan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pentingnya Pengadaan
Pengadaan merupakan suatu kegiatan yang penting, terlebih lagi bagi
organisasi atau perusahaan yang pengadaannya dilakukan secara rutin.
Tingkat kepentingannya dapat dipandang dari berbagai sudut dan juga
dari berbagai aspek seperti aspek keuangan, aspek barang, aspek
tempat, dan aspek harga.
1. Aspek Keuangan
Frekuensi pengadaan yang tinggi membutuhkan biaya yang tinggi
pula. Dengan manajemen pengadaan yang baik, biaya yang akan
ditanggung organisasi atau koperasi dapat ditekan sekecil mungkin.
Sebagai contoh, untuk membeli pupuk, sebuah koperasi perlu
mengeluarkan biaya transportasi sebesar Rp 3.000, biaya petugas
pembelian Rp 1.000, dan biaya lainnya Rp 1.500 atau Rp 6.500.
Apabila sebulan hanya dilakukan dua kali pengadaan, berarti biaya
pengadaannya adalah Rp 13.000. Akan tetapi, jika pengadaan
dilakukan 26 kali atau setiap hari, berarti biaya pengadaannya
berjumlah = 26 x Rp 6.500 = Rp 169.000,00.
Dapatkah biaya itu dihemat? Mengapa harus setiap hari
mengadakan barang? Mengapa dalam membeli barang tersebut
tidak menggunakan alat transportasi yang lebih besar sehingga
ongkos angkutnya dapat ditekan? Jika pembelian itu dilakukan
hanya beberapa kali saja, berarti dapat menghemat biaya petugas
pembelian dan masih banyak lagi langkah yang bisa diambil untuk
menekan biaya. Prinsipnya adalah kebutuhan barang satu periode
tercukupi, dengan kualitas pelayanan yang dikehendaki dan dengan
biaya semurah mungkin, di mana semua ini hanya dapat dicapai
dengan melaksanakan manajemen pengadaan yang baik.

2
2. Aspek Barang
Pada suatu waktu beberapa jenis barang tertentu kadang sangat
diperlukan oleh orang atau anggota koperasi dan tidak dapat
digantikan dengan barang lain. Dengan kata lain, barang itu harus
selalu ada dan harus selalu tersedia untuk memenuhi kebutuhan
hidup para anggota koperasi. Di sini tugas koperasi adalah
menyediakan barang tersebut sampai kebutuhan anggota terpenuhi.
Selain itu, jangan pula dilupakan masalah pembungkusan,
penimbangan, atau pengepakan barang tersebut, apakah harus
besar atau kecil. Juga jenis atau kualitas barangnya, apakah nomor
satu ataukah yang jelek saja sudah cukup. Jadi aspek barang
merupakan hal yang sangat penting yang harus tersedia dan harus
disesuaikan dengan kebutuhan pembelinya. Apabila persediaan
barang terlalu banyak, maka akan menghadapi resiko yang lebih
besar, misalnya barangnya hilang, rusak, dan sebagainya. Untuk itu
bagian pengadaan harus dapat mengatur jumlah barang sesuai
keperluan dengan tepat.
3. Aspek Tempat
Aspek yang dimaksudkan di sini adalah tempat mana barang yang
dibutuhkan konsumen disimpan. Di sini koperasi harus beranggapan
bawa anggota adalah konsumen yang tidak mau bersusah payah
untuk mendapatkan barang yang dikehendaki. Oleh karena itu,
barang tersebut harus ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi
di mana pembeli berada.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah faktor pesaing di
mana koperasi harus berasumsi bahwa para pesaing membawa
barang yang ia jual ke tempat ia berada. Jika koperasi tidak berbuat
demikian, maka koperasi akan kalah bersaing. Manajemen
pengadaan yang baik harus menyediakan barang yang dibutuhkan
sedekat mungkin dengan anggota yang membutuhkannya, dan jika
perlu diantar sampai ke tempat pembeli. Bila dilihat dari sisi anggota,

3
maka mereka ingin mendapatkan barang yang dibutuhkan dengan
pengorbanan sekecil mungkin. Pengorbanan ini dapat berwujud
waktu, tenaga, dan biaya. Pengorbanan yang berwujud waktu
adalah para anggota dapat memperoleh barang tersebut secepat
mungkin karena akan digunakan. Semakin cepat waktu
memperolehnya maka akan semakin baik.
Pengorbanan yang berwujud tenaga yaitu dengan tenaga
sesedikit mungkin sudah bisa diperoleh barang yang dibutuhkan.
Jadi sisa tenaganya dapat dimanfaatkan untuk mengerjakan
pekerjaan yang lain. Sedangkan pengorbanan yang berwujud biaya
adalah anggota dalam memperoleh barang yang dikehendakinya
tanpa mengeluarkan ongkos atau biaya. Dengan demikian uang
yang ada dapat dimanfaatkan untuk pengeluaran yang lain.
Jadi, koperasi seyogyanya menyediakan barang di tempat
strategis, misalnya lebih mendekati lokasi konsumen sehingga
anggota dapat menghemat biaya, waktu dan tenaga.
4. Aspek Harga
Sebagian besar anggota koperasi adalah para petani kecil atau
pedagang kecil yang ekonominya lemah sehingga kemampuan
membayarnya pun sangat terbatas. Oleh karena itu, koperasi harus
berusaha menyediakan barang dengan harga yang pantas, dan jika
perlu dengan harga yang semurah-murahnya sehingga dapat
terjangkau oleh anggota. Akan tetapi harga yang ditetapkan itu harus
dapat menutup harga pokoknya atau harga belinya, di mana
semuanya telah diperhitungkan keuntungan walaupun hanya sedikit.
Di sini koperasi harus memiliki senjata yang ampuh berupa potongan
harga dari kuantitas.
Faktor lainnya yang juga sangat penting adalah cara
pembayaran, karena biasanya anggota jarang yang memiliki
persediaan uang tunai yang cukup. Cara pembayaran barang yang

4
dibeli dapat dilakukan di belakang atau secara kredit, artinya baru
dibayar setelah usahanya menghasilkan uang.
Sehubungan dengan pengadaan barang yang dilakukan oleh
koperasi, maka manajemen koperasi harus melakukan hal-hal
berikut:
- Menetapkan tingkat pelayanan yang optimal dari setiap aspek
dan produk dengan memberikan keseimbangan antara
kepentingan penghematan dengan kebutuhan anggota untuk
memperoleh pelayanan
- Harus mampu mengelola pengadaan barang secara efektif, yaitu
dengan tingkat pelayanan tertentu sehingga biaya operasinya
minimum.

B. Pemilihan Asal, Jenis, dan Jumlah Barang


Di sini hanya akan disajikan mengenai asal masing-masing barang,
apakah langsung dari pabrikan atau melalui pedagang perantara. Di
samping itu hal yang tidak kalah penting adalah jumlah masing-masing
barang yang harus disediakan agar pelanggan tidak merasa kecewa.
1. Pemilihan Asal Barang
Setelah kebutuhan akan suatu barang diketahui, maka langkah
berikutnya adalah menyelidiki asal usul barang tersebut. Apakah
barang itu dibeli langsung dari pabrik atau dibeli dari agen penjualan
atau lewat distributor yang ditunjuk, yang jelas manajer harus
berusaha mengetahui sumber yang paling murah. Apabila tidak
dapat langsung membelinya ke produsen, harus diusahakan
memperpendek saluran distribusi sehingga margin dari para
pedagang perantara dapat dinikmati oleh koperasi. Jadi koperasi
harus berusaha berfungsi sebagai pedagang perantara di mana
setiap pos saluran yang dilewati (sebagai distribusi barang) tentu ada
biayanya. Jika saluran distribusi dapat diperpendek, berarti koperasi
dapat menghemat berbagai macam biaya.

5
Contoh distribusi barang:
Pabrik-> Agen-> Pedagang besar-> Pedagang kecil-> konsumen.
Misalnya konsumen adalah anggota koperasi, sedangkan pedagang
ecerannya adalah koperasi. Apabila koperasi dapat mengusahakan
pembelian dalam jumlah yang besar dan membelinya langsung dari
pabriknya, berarti koperasi tersebut menggantikan posisi agen dan
pedagang besar. Asumsikan juga bahwa dari pabrik ke agen
diperlukan biaya distribusi sebesar Rp1.000,00 per unit barang,
sedangkan dari agen ke pedagang besar diperlukan biaya sebesar
Rp1.000,00. Dengan demikian keuntungan atau margin harga yang
diberikan (Trade discount = potongan harga sebagai pedagang
perantara) masing-masing adalah Rp2.000,00 per unit untuk agen
maupun pedagang besar atau total berjumlah Rp6.000,00. Akan
tetapi, bila sistem pengadaan yang ditetapkan koperasi tidak dapat
membeli langsung, di mana dia berfungsi sebagai Pedagang besar,
maka akan dapat menghemat biaya Rp2.000 + Rp1.000 per unit.
Jika pengadaan barang membeli dalam jumlah banyak, berapa
banyak dana yang dapat dihemat oleh koperasi?
Karena sebagian besar koperasi masih perlu dibantu mereka dapat
meminta bantuan ke Departemen Perdagangan atau ke Dekopin dan
atau ke Pusat Koperasi untuk bersama-sama mengadakan negosiasi
guna memper oleh prioritas menempati posisi pedagang perantara.
Di sini koperasi harus benar-benar berusaha secara gigih, kalau
perlu lewat Pemda atau lewat jalur jalur yang bisa memberikan
perlakuan khusus sehingga koperasi dapat menempati posisi
sebagai pedagang perantara. Contoh yang sudah sering terjadi
adalah dalam hal distribusi pupuk urea di mana dari pabrik semuanya
disalurkan lewat PUSKUD, yang dapat memperpendek saluran
distribusi. Hal ini sekali lagi harus diusahakan agar koperasi dapat
memperoleh harga beli barang yang lebih murah, sehingga dapat
menjualnya kepada anggota dengan harga yang lebih murah.

6
2. Jenis Barang
Bagian pengadaan barang harus mengetahui secara persis barang
yang ada karena di pasar terdapat berbagai macam barang dengan
kualitas dan jenis yang hampir sama. Di sini masing-masing
konsumen sering mengalami kesulitan dalam menentukan barang
mana yang akan dibeli dan yang memenuhi syarat. Keadaan ini
mengharuskan petugas bagian pengadaan untuk menguasai produk
yang dikehendaki di samping memberikan keterangan atau informasi
tentang produk secara benar dan jujur kepada para anggota
koperasi.
3. Jumlah Barang
Bagian pengadaan barang selain harus mengetahui jenis dan asal
produk, juga harus mengetahui jumlah barang yang sekiranya akan
dikonsumsi oleh para anggota yang benar-benar ingin berbelanja ke
koperasi. Jadi koperasi harus tahu pangsa pasarnya, di mana hal ini
dapat ditempuh dengan cara cara sebagai berikut:
• Menghubungi dinas-dinas yang terkait untuk menaksir jumlah
kebutuhan yang ideal.
• Apabila mungkin dapat dilakukan penelitian atas jumlah tersebut,
apakah sudah ada yang disediakan oleh para pesaing. Dengan
demikian koperasi harus menyediakan berapa banyak untuk
masing-masing jenis barang.
Setelah beberapa aspek pandangan tentang pengadaan tersebut
diketahui, akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa:
• Dilihat dari segi anggota, pengadaan oleh koperasi dapat
dirasakan oleh anggota melalui pelayanan yang baik kepada
mereka. Hal ini akan berakibat kepada efisiensi bagi individu
anggota, terutama bagi anggota yang mempunyai usaha.
• Jika dilihat dari segi koperasi, maka dapat menghemat biaya
sehingga harga jual produk kepada anggota dapat lebih murah.
Selain itu, pelayan an yang lain dapat juga diberikan secara lebih

7
baik kepada anggota. Di sini anggota diharapkan untuk lebih
berpartisipasi kepada koperasi yang akan mengakibatkan
peningkatan atas Sisa Hasil Usaha koperasi.

C. Pengendalian Persediaan
Membahas masalah persediaan memang sering menimbulkan
pertentangan di mana bagian persediaan akan merasa senang dan
tenang kalau jumlah persediaan barangnya sedikit. Hal ini memang
diharapkan karena beberapa alasan berikut:
1. Lebih mudah mengawasi.
2. Risiko hilang, rusak, dan ketinggalan mode akan lebih ringan atau
lebih rendah.
3. Ruangan yang dipakai menyimpan barang lebih sedikit sehingga
dapat menghemat biaya, misalnya biaya perawatan, biaya gudang,
dan biaya asuransi.
4. Dana yang diinvestasikan untuk barang yang jumlahnya sedikit,
otomatis juga sedikit sehingga dapat menghemat modal. Hal
sebaliknya dapat terjadi bila dilihat dari sisi bagian produksi atau
bagian pemasaran. Bagian produksi menginginkan jumlah
persediaan bahan baku sebanyak mungkin di mana hal ini
dimaksudkan untuk mengantisipasi jika ada permintaan akan
produksi. Jadi kontinuitas produksi tidak terganggu, karena bila
sampai terganggu atau ampai terhenti, maka akan terjadi kerugian
yang sangat besar. Kerugian ini dapat berupa biaya untuk
mempersiapkan mesin jika ingin memproduksi lagi dan biaya tenaga
kerja yang tetap harus dibayar walaupun tidak bekerja (jenis biaya
tetap). Untuk koperasi konsumsi, bagian pengadaannya
menginginkan per sediaan barang jadi dalam jumlah besar, sehingga
bila ada pembeli, barangnya selalu siap tersedia dan koperasi tidak
kehilangan kesempatan untuk memperoleh laba.

8
Keadaan tersebut merupakan kontradiksi di mana untuk jalan keluamya
diambil jalan tengah, yaitu memperhitungkan secara tepat berapa
jumlah persediaan yang sebaiknya harus ada. Di sini harus benar-benar
diper hitungkan jumlah yang ideal untuk kepentingan produksi, jadi
jangan sampai persediaan terlalu menumpuk sehingga memerlukan
biaya persediaan yang besar. Semua ini dapat ditentukan dengan rumus
sebagai berikut:

• Persediaan maksimum = Persediaan standar + maksimum masuk


dalam persediaan
• Jumlah maksimum masuk dalam perjalanan = order point –
persediaan barang yang ada pada awal periode
• Order point = persediaan minimum + persediaan awal

D. Pembelian Paling Ekonomis


Persediaan harus ideal, oleh karena itu cara pembelian barang tersebut
juga harus benar. Benar di sini berarti paling ekonomis. Keadaan paling
ekonomis akan dapat dicapai apabila hal-hal berikut ini telah
dipertimbangkan:
1. Biaya perawatan di gudang (carrying Cost = Cc)
2. Biaya pemesanan (Co = Cost per order)
3. Harga beli per unit atau nilai barang per unit (= Cu )
4. Jumlah kebutuhan barang satu periode (Ru = required unit),
misalnya kebutuhan barang satu tahun

Secara sederhana semua ini dapat diketahui dengan rumus EOQ


(economic order quantity), yaitu jumlah di mana setiap kali pembelian
barang akan memperoleh total biaya Persediaan yang paling murah,
dan dapat ditentukan dengan rumus berikut:

2 × 𝑅𝑢 × 𝐶𝑜
𝐸𝑂𝑄 = √
𝐶𝑢 × 𝐶𝑐

9
Sebagai contoh, misalnya biaya perawatan Persediaan adalah 20%,
biaya setiap kali membeli Rp20000; harga per unit barang Rp10000;
Dan kebutuhan selama satu tahun adalah 180 unit.

2 × 180 × Rp 20.000 360 × Rp 20.000


𝑂𝑄 = √ =√ = √3.600 = 60 unit
Rp 10.000 × 20% Rp 2.000

Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa kebutuhan koperasi


yang berjumlah 180 unit selamat satu tahun, akan dipenuhi dengan
hanya membeli tiga kali, di mana setiap pembelian adalah 60 unit.
Jumlah sebesar itu akan mengeluarkan biaya yang paling efisien bila
dibandingkan kalau membeli 2 kali atau 4 kali.

Perhitungan di bawah ini akan membuktikan bahwa dengan cara


EOQ, diperoleh biaya yang paling rendah. Di sini jumlah kebutuhan satu
periode sebesar 180 unit, akan dipenuhi dengan:

Frekuensi 2x 3x 4x 5x
Pemasaran
Jumlah 90 60 45 36
pemesanan
Nilai Rp.900.000 Rp.600.000 Rp.450.000 Rp.360.000
persediaan
Nilai rata-rata Rp.450.000 Rp.300.000 Rp.225.000 Rp.180.000
Biaya Rp. 90.000 Rp. 60.000 Rp. 45.000 Rp. 36.000
pemeliharaan
20%
Biaya Rp. 40.000 Rp. 60.000 Rp. 80.000 Rp.100.000
Pemesanan
Total Biaya Rp. 130.000 Rp. 120.000 Rp. 125.000 Rp. 136.000

Biaya paling rendah

10
E. Pengawasan Persediaan
Sebelumnya telah dibahas mengenai pengendalian, sedangkan
pengawasan akan dibahas secara khusus dalam subbab ini. Di sini
sering terjadi ketidaksesuaian mengenai jumlah yang tertulis dalam
catatan dengan jumlah fisiknya, di mana hal ini bisa terjadi karena:
• Ada kebocoran tempat penyimpanan.
• Kesalahan hitung/ukur/timbang.
• Kesalahan menulis dan mencatat.
• Pencurian/kehilangan.
• Barang rusak (harus ada bukti).
• Susut/menguap karena sifat barang.

Jadi tugas bagian pengawasan adalah memastikan hal-hal seperti


seberapa luas penyebabnya dan seberapa banyak tingkat keseringan
atau memastikan hal-hal seperti frekuensi kejadian. Setelah itu baru
dilakukan tindakan penanganannya. Ditinjau dari segi lain maka
pengawas juga harus meneliti prosedur yang ada dan pelaksanaannya
di mana prosedur pemeriksaan adalah sebagai berikut:

1. Waktu pengiriman seperti


• Meyakinkan bahwa barang yang dikirim itu benar.
• Pembongkaran barang harus benar, baik caranya agar barang
tidak rusak maupun jumlah dan jenisnya.
• Mencocokkan dengan catatan dan dokumen yang menyertainya.
• Apabila sudah cocok bubuhkan suatu tanda.
• Laporan atau berita acara penerimaan barang harus segera
diselesaikan dengan prosedur yang ada.
2. Pencatatan barang keluar harus sesuai dengan metode yang sudah
di sepakati. Isilah kartu gudang dengan tertib dan benar.
3. Pemeriksaan berkala secara rutin, baik terhadap catatan maupun
barangnya secara fisik di mana hal ini akan mempermudah
pengawasan atau mencegah adanya ketidaksesuaian.

11
4. Pastikan bahwa fluktuasi barang atau mutasi persediaan harus
didukung oleh bukti-bukti yang benar dan lengkap.
5. Tempatkan petugas yang mengetahui persis sifat-sifat barang yang
di simpan dan pilihlah karyawan yang berdedikasi tinggi serta mau
melayani anggota dengan sebaik-baiknya

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengadaan merupakan suatu kegiatan yang penting, terlebih lagi bagi
organisasi atau perusahaan yang pengadaannya dilakukan secara rutin.
Tingkat kepentingannya dapat dipandang dari berbagai sudut dan juga
dari berbagai aspek seperti aspek keuangan, aspek barang, aspek
tempat, dan aspek harga.
Persediaan memang sering menimbulkan pertentangan di mana
bagian persediaan akan merasa senang dan tenang kalau jumlah
persediaan barangnya sedikit. Hal ini memang diharapkan karena
beberapa alasan berikut:
• Lebih mudah mengawasi.
• Risiko hilang, rusak, dan ketinggalan mode akan lebih ringan atau
lebih rendah.
• Ruangan yang dipakai menyimpan barang lebih sedikit sehingga
dapat menghemat biaya.
• Dana yang diinvestasikan untuk barang yang jumlahnya sedikit,
otomatis juga sedikit sehingga dapat menghemat modal.

Persediaan harus ideal, oleh karena itu cara pembelian barang


tersebut juga harus benar. Benar di sini berarti paling ekonomis.
Keadaan paling ekonomis akan dapat dicapai apabila hal-hal berikut ini
telah dipertimbangkan:

• Biaya perawatan di gudang


• Biaya pemesanan
• Harga beli per unit atau nilai barang per unit
• Jumlah kebutuhan barang satu periode

13
DAFTAR PUSTAKA

IGN Sukamdiyo, Manajemen Koperasi, Jakarta : Erlangga, 1999.

14

Anda mungkin juga menyukai