Anda di halaman 1dari 12

PERTEMUAN 7:

WARALABA (FRANCHISE)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian Franchise/
waralaba, Aspek Bisnis Waralaba, keagenan, karakteristik yuridis dari
franchise, dasar hukum Franchise dan tertib hukum franchise. Anda harus
mampu:
1.1 Mengidentifikasi konsep pengertian Franchise/ Waralaba.
1.2 Menjelaskan Karakteristik Yuridis dari Franchise dan aspek bisnis.
1.3Menjelaskan dasar dan tertib hukum franchise

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
Mengidentifikasi konsep pengertian Franchise/ Waralaba.

GAMBARAN UMUM WARALABA


Globalisasi sebagai hal yang mau tidak mau akan mempengaruhi kegiatan
perekonomian di Indonesia merupakan salah satu aspek pula yang harus
diperhatikan dalam rangka melakukan aktivitas bisnis.
Cara yang dapat dianggap efektif agar dapat mempertahankan diri, yaitu
memperluas jaringan usaha dengan cara memikirkan metode produksi serta
distribusi barang dan jasa yang dinilai efektif melalui satu pola yang cukup dapat
menjawab ke semua tantangan di atas yaitu melalui Waralaba (Franchising).
Franchise berasal dari Bahasa Perancis kuno yang berarti “bebas”.Konsep
franchise berkembang di Jerman Tahun 1840-an, dikenal hak khusus untuk
menjual makanan dan minuman.Konsep Franchise berkembang pesat ddi
Amerika, dimulai tahun 1951 perusahaan mesin jahit Singer membuat perjanjian
secara tertulis, sehingga dapat di sebut sebagai pelopor perjanjian Franchise
modern. Pada tahap ini pengertian franchise masih sederhana, hanya dikenal
sebagai pemberi hak untuk mendistribusikan produk, terjadi baby room,

74
franchising model bisnis ideal Tahun 1960 & 1970 banyak penyalahgunaan.
Di bentuk The International Franchise Association (IFA), dengan tujuan
meningkatkan pamor bisnis franchise, membuat kode etik, bekerja sama dengan
Federal Trace Commision.
Bisnis franchise di Indonesia sampai dengan tahun 1996 beroperasi 119
Franchise asing, dan sekitar 32 franchise lokal. Jenis bidang usaha yang
dijalankan franchise lokal masih terbatas antara lain usaha eceran, restoran, kusus,
salon. Nyonya Meneer dapat dikategorikan mengembangkan bisnis dengan pola
franchise.

PENGERTIAN WARALABA
Franchising adalah Sistem pemasaran barang dan atau jasa dan atau
teknologi, yang didasarkan pada kerjasama tertutup dan terus menerus antara
pelaku-pelaku independen (Franchisor dan Individual/ Franchisee) dan terpisah
baik secara legal (hukum) dan keuangan, dimana franchisor memberikan hak pada
para individual franchisee, dan membebankan kewajiban untuk melaksanakan
bisnisnya sesuai dengan konsep dari Franchisor.
Hak ini mewajibkan dan memperbolehkan individual franchisee, untuk
menggunakan nama dagang franchisor dan atau merek dagang dan atau tanda jasa.
Know-how berarti sekumpulan informasi praktis yang tidak dipatenkan, yang
berasal dari pengalaman dan pengujian oleh franchisor, yang bersifat rahasia,
substansial, dan tertentu (cara-cara untuk melakukan bisnis dan metode
teknisnya), bisnis, metode teknis, sistem prosedural dan atau hak milik intelektual
dan industrial , yang didukung oleh bantuan teknis dan komersial secara
terusmenerus, di dalam kerangka kerja dan yang sesuai dengan persetujuan
franchise tertulis, yang dibuat oleh para pihak untuk tujuan ini.
Rahasia berarti sekumpulan know-how, atau gabungan dan susunan yang
tepat dari komponen-komponennya, tidak diketahui secara umum atau dapat
diperoleh secara mudah, informasi ini tidak dibatasi dalam pengertian yang
sempit, dimana tiap komponen individual dari know-how harus benar-benar tidak
diketahui, atau tidak dapat dicapai diluar bisnis franchisor.
Substantif berarti bahwa know-how termasuk informasi yang penting bagi

75
penjualan barang atau pemberian layanan jasa bagi para pengguna akhir
(konsumen akhir) dan secara khusus untuk presentasi barang-barang untuk dijual,
pemrosesan barang-barnag yang berhubungan dengan pemberian layanan jasa,
berbagai metode untuk bertransaksi dengan konsumen, dan administarsi dan
manajemen keuangan, know-how ini harusberguna bagi franchisee sejak
penutupan perjanjian, untuk dapat meningkatkan daya saing dari franchisee,
khususnya untuk meningkatkan kemampuan kerja/ kinerja franchisee atau utnuk
menolongnya dalam memasuki pasar baru.
Tertentu berarti know-how harus diuraikan secara cukup menyeluruh
sehingga menjadikan kow-how dapat diuji dan memenuhi kriteria kerahasiaan dan
substantitas, penggambaran.Know-how ini dapat ditetapkan dalam perjanjian
franchise atau dokumen terpisah yang dibuat dalam bentuk lain yang sesuai.
Black’s Law Dictionary, Franchise adalah hak istimewa untuk melakukan
hal-hal tertentu yang diberikan oleh pemerintah pada individu atau perusahaan
yang berbetuk badan hukum dan hak tersebut tidak imiliki oleh penduduk pada
umumnya. Contoh : hak yang diberikan untuk melakukan jasa layanan televisi
kabel.
Franchise adalah hak istimewa untuk menggunakan nama atau untuk
menjual produk/ jasa layanan. Hak itu diberikan oleh pengusaha pabrik atau
penyedia pada penjual eceran untuk menggunakan berbagai produk dan aman
dengan berdasarkan syarat-syarat yang telah disetujui bersama dalam hubungan
yang saling menguntungkan.Franchise adalah lisensi ari pemilik merek dagang
atau nama dagang yang mengijinkan orang lain untuk menjual produk atau jasa
layanan ddi bawah nama atau merek tersebut.
Waralaba menurut PP No. 16 Tahun 1997 adalah Perikatan dimana salah
satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas
kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain
dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang di tetapkan pihak lain
tersebut, dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang danatau jasa.

76
Tujuan Pembelajaran 1.3:
Menjelaskan Karakteristik Yuridis dari Franchise dan aspek
bisnis.
KARAKTERISTIK YURIDIS DARI FRANCHISE
1. Unsur Dasar :
a) Adanya pihak yang mempuanyai bisnis franchise yang disebut sebagai
franchisor
b) Adanya pihak yang menjalankan bisnis franchise yang disebut sebagai
franchisee
c) Adanya bisnis franchise itu sendiri
2. Produk Bisnisnya Unik
Maksudnya, produk bisnis barang ataupun jasa belum dimiliki oleh orang lain
dan belum beredar di pasaran selain dari yang dimiliki oleh pihak franchisor
sendiri. Yang lebih penting lagi, produk bisnis tersebut tiddak mudah ditiru,
tetapi juga mempunyai pasar yang baik.
3. Konsep Bisnis Total
Franchise merupakan konsep bisnis total engan penekanan pada bidang
pemasaran. Karena itu, konsep franchise tidak jauh bergerak dari konsep 4P,
yaitu: Product, Price, Place dan Promotion.
4. Franchisee memakai/ menjual produk
Adalah hak dari franchisee untuk menggunakan atau menjual franchise yang
didapat dari franchisor kepada pihak lain (subfranchisee)
5. Franchisor menerima Fee dan Royalty
Sebaiknya sebagai imbalannya, maka pihak franchisor berhak memperoleh
fee dalam berbagai bentuk dan royalty atas franchise yang diberikannya
kepada franchisee.
6. Adanya Pelatihan manajemen dan skill khusus
7. Pendaftaran merek dagang, paten atau hak cipta
8. Bantuan pendanaan dari pihak franchisor
9. Pembelian produk langsung dari franchisor
10. Bantuan promosi dan periklanan dari franchisor
11. Pelayanan pemilihan lokasi oleh franchisor

77
12. Daerah pemasaran yang eksklusif
13. Pengendalian / penyeragaman mutu
14. Mengandung unsur merek dan sistem bisnis
Bahwa franchise pada dasarnya mengandung elemen-elemen pokok,
sebagai berikut :
1. Franchisor, yaitu pihak pemilik/ produsen dari barang atau jasa yang telah
memiliki merek tertentu serta memberikan atau melisensikan hak eksklusif
tertentu untuk pemasaran dari barang atau jasa itu;
2. Franchisee, yaitu pihak yang menerima hak eksklusif itu dari franchisor;
3. Adanya penyerahan hak-hak secara eksklusif, dalam praktek meliputi
berbagai macam hak milik intelektual/ hak milik perindustrian, dari
franchisor kepada franchisee;
4. Adanya penetapan wilayah tertentu, franchise area dimana franchisee
diberikan hak untuk beroperasi i wilayah tertentu;
5. Adanya imbal prestasi dari franchisee kepada franchisor yang berupa Initial
Free dan Royalties serta biaya-biaya lain yang disepakati oleh kedua belah
pihak;
6. Adanya standar mutu yang ditetapkan oleh franchisor bagi franchisee, serta
supervisi secara berkala dalam rangka mempertahankan mutu;
7. Adanya pelatihan awal, pelatihan yang berkesinambungan, yang
diselenggarakan oleh franchisor guna peningkatan keterampilan.

ASPEK BISNIS WARALABA


Apabila kita meninjau waralaba dari aspek bisnis maka kita dihadapkan
pada kata untung dan rugi.Hal-hal di bawah ini merupakan keuntungan dan
kerugian di dalam bisnis yang berbetuk waralaba.
1. Keuntungan bagi Franchisee;
a. Merek yang terkenal;
b. Standar kualitas serta keseragaman dari produk dan service;
c. Resep khusus dalam pemasaran dan pencatatan;
d. Saran pemilihan lokasi, desain outlet, pemasaran dan permodalan;
e. Kerangka bisnis

78
f. Metode dan prosedur operasi untuk membuat serta menjual produk;
g. Sudah dikenal;
h. Menerima informasi yang berguna seperti kompetisi, kebutuhan produk,
kebiasaan masyarakat;
i. Sumber pengadaan barang dan jasa;
j. Pelatihan dari orang yang sudah profesional;
k. Bantuan keungan.
2. Kerugian-kerugian bagi Franchisee;
a. Penekanan kontrak; Franchise Fee;
b. Sukar menilai kualitas franchisor;
c. Kontrak yang membatasi;
d. Tingkat ketergantungan pada franchisor tinggi;
e. Kebijakan-kebijakan franchisor;
f. Reputasi dan citra merek turun.

Jenis-Jenis Franchise :
1. Product Franchise: Produsen menggunakan product franchise untuk mengatur
bagaimana cara pedagang eceran menjual produk yang dihasilkan oleh
produsen. Produsen memberikan hak kepada pemilik toko untuk
mendistribusikan barang-barang milik pabrik an mengijinkan pemilik toko
untuk menggunakan nama atau merek agang pabrik. Contoh toko ban ,anti
karat.
2. Manufacturing Franchise ; jenis franchise ni memberikan hak pada suatu
badan usaha untuk membuat suatu produk dan menjualnya pada masyarakat,
dengan menggunakan merek dagang dan merek franchise. Contoh pembuat
minuman botol.
3. Business Opportunity Ventures; Bentuk ini secara khusus mengaharuskan
pemilik bisnis untuk membeli dan mendistribusikan produk-produk dari suatu
perusahaan tetentu. Contoh mesin penjualan otomatis.
4. Business Format Franchising; Perusahaan menyediakan suatu metode yang
telah terbukti untuk mengoperasikan bisnis bagi pemilik bisnis engan
menggunakan nama dan merek agang dari perusahaan.

79
5. Umumnya perusahaan menyediakan sejumlah bantuantertentu bagi pemilik
bisnis untuk memulai dan mengatur perusahaan. Sebaliknya pemilik
bisnismembayar sejumlah biaya atau royalty.
Kosep Bisnis Total :
Franchise merupakan konsep bisnis total dengan penekanan pada bidang
pemasaran. Karena itu, konsep franchise tidak jauh bergerak dari konsep P4,
yaitu:
1. Product
2. Price
3. Place
4. Promotion

KEAGENAN
Agen didalam melakukan transaksi atau membuat perjanjian dengan pihak
ketiga untuk dan atas nama prinsipal, atas perbuatannya itu ia memdapat imbalan
(kriteria utama). Agen bukan karyawan principal, agen pada pokonya merupakan
kuasa dari principal.Fungsi agen adalah perantara yang menjual barang/ jasa untuk
dan atas nama principal. Tidak berbentuk warehouse dalam mendistribusikan
barang, tetapi mengambil barang kepada principal sesuai pesanan utuk dikirimkan
kepada konsumen, berada di bawah kekuasaan principal.

DISTRIBUTOR
Aturan-aturan pokok tentang hubungan hukum istributor dan principal
dapat tunuk dan diatur pada pasal 1457 KUH Perdata dan seterusnya mengenai
jual beli.Distributor mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Menjual dan membeli barang atas nama sendiri dan mendapatkan kompensasi
berdasarkan “mark up”harga;
2. Menanggung risiko ekonomi atas penjualan;
3. Biasanya berbentuk warehouse dan secara langsung mendistribusikan barang;
4. Pihak yang indepenen tetapi mempunyai ikatan dengan supplier.

Persamaan Franchise, keagenan dan distributorship dalam kegiatan bisnis :

80
1. Dalam hal tanggung jawab terhadap pihak ketiga;
2. Keagenan dan ddistributorship merupakan kerjasama bisnis yang dipusatkan
pada kegiatan distribusi barang dan jasa saja;
3. Pola Franchise selain kegiatan distribusi barang dan jasa, meliputi pula
masalah merek dagang, dan atau merek jasa, know-how, bisnis, metode
teknis, manufaktur, sistem prosedural dan atau hak milik intelektual dan
industrial yang diukung oleh bantuan teknis dan komersial. Franchisee
diwajibkan untuk membayar sejumlah imbalan berupa royalty, initial fee,
continuing fee, biaya lain yang relevan. Sehingga dapat dikatakan dalam
kegiatan bisnis bahwa waralaba adalah merupakan bentuk pengembangan
dari keagenan dan distributor.

BIAYA-BIAYA DALAM TRANSAKSI FRANCHISE


Biaya-biaya yang hendak dikeluarkan untuk suatu bisnis franchise
disamping harus jelas betul,dia punya terms dan conditions, tetapi juga harus jelas
dan di negosiasi siapa yang harus memikul biaya tersebut. Yaitu apakah pihak
franchisor atau pihak francfisee yang merupakan pihak wajib bayar. Adapun yang
merupakan pos-pos biaya dalam sistem franchise yang normal adalah sebagai
berikut :
1. Royalty
Merupakan pembayaran oleh pihak franchise kepada pihak franchisor sebagai
imbalan dari pemakaian hak franchise oleh franchise. walaupun tidak tertutup
kemungkinan pembayaran royalty ini pada suatu waktu dalam jumlah tertentu
yang sebelumnya tidak iketahuinya (sistem lumsump). Akan tetapi, sistem
yang lebih sering justru pembayaran franchise fee dengan memakai sistem
persentase tertentu dari omzet franchisee.
2. Franchise Fee
Merupakan pembayaran yang harus dilakukan oleh pihak franchisee kepada
pihak franchisor, yang merupakan biaya franchise, yang biasanya dilakukan
dengan jumlah tertentu yang pasti dengan dan dilakukan sekaligus dan hanya
sekali saja.Dibayar hanya pada tahap saat franchise akan imulai atau pada
saat penandatanganan akta franchise.

81
3. Direct Expenses
Merupakan biaya langsung yang harus dikeluarkan sehubungan dengan
pembukaan/ pengembangan suatu bisnis franchise, misalnya terhadap
pemondokan pihak yang akan menjadi pelatih dan fee-nya, biaya
pelatihandan biaya pada saat pembukaan. Dianjurkan agar pos-pos biaya
seperti tersebut diatas hendaknya sudah dditentukan dengan jelas dalam
kontrak franchise itu sendiri.
4. Biaya sewa
Walaupun sesungguhnya kurang lazim, ada beberapa franchisor yang ikut
juga menyediakan tempat bisnis, maka dalam hal yang demikian pihak
franchisee harus membayar harga sewa tempat tersebut kepada pihak
franchisor.
5. Marketing and advertising Fees
Karena pihak franchisor yang melakukan marketing dan iklan, maka pihak
franchisee mesti juga ikut menanggung beban biaya tersebut dengan
menghitungnya, baik secara persentase dari omzet penjualan ataupun jika ada
marekating atau iklan tertentu.
6. Assignment Fees
Adalah biaya yang harus dibayar oleh pihak franchisee kepada pihak
franchisor jika pihak franchisee tersebut mengalihkan bisnisnya kepada pihak
lain, termasuk bisnis yang merupakan objeknya franchise. Oleh pihak
franchisor biaya tersebut bisa dimanfaatkan untuk kepentingan persiapan
pembuatn perjanjian penyerahan, pelatihan pemegang franchise yang baru,
dan sebagainya.

Tujuan Pembelajaran 1.3:


Menjelaskan dasar dan tertib hukum franchise

DASAR HUKUM FRANCHISE


Kita masih dapat menemukan pengaturan tentang franchise di sana-sini
dalam hukum positif Indonesia tentang dasar hukum dari berlakunya franchise ini,
yaitu antara lain :

82
1. Peraturan khusus
Terdapat peraturan khusus yang mengatur tentang franchise,
khususnya yang berkenaan dengan tertib aministrasi, sehingga hal ini sangat
membantu untuk mendapatkan praktek franchise yang baik.
2. Perjanjian sebagai Dasar Hukum
Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam hukum dikenal suatu asas
yang disebut asas “Kebebasan Berkontrak”.Maksudnya, para pihak bebas
melakukan kontrak apapun sepanjang tidak bertentangan dengan hukum yang
berlaku, kebiasaan, kesopanan atau hal-hal lain yang berhubungan dengan
ketertiban umum.Bahkan diakui UndangUndang bahwa perjanjian yang
dibuat secara sah mempunyai kekuatan berlaku seperti kekuatan berlakunya
suatu undang-undang.Lihat Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata.
Karena itu pula, suatu perjanjian franchise yang dibuat oleh para pihak
yaitu franchisor dan franchisee berlaku sebagai undang-undang pula bagi
mereka.
Undang-Undang (KUH Perdata) tidak menempatkan perjanjian
Franchise sebagai suatu perjanjian bernama secara langsung, seperti jual-beli,
sewa-menyewa dan sebagainya.Karena itu, ketentuan hukum perjanjian yang
berlaku suatu kontrak franchise pada umumnya hanya ketentuan dalam
bagian umum dari pengaturan tentang perjanjian, yaitu yang terdapat dalam
Pasal 1233 sampai dengan Pasal 1456 KUH Perata.Misalnya, berlakunya
ketentuan tentang syarat-syarat sahnya perjanjian, tentang penafsiran
perjanjian, tentang hapusnya perjanjian, dan sebagainya.
3. Hukum Keagenan sebagai Dasar Hukum
Terhadap masalah keagenan ini, disamping berlakunya pasal-pasal
yang terdapat dalam perjanjian keagenan, berlaku juga pasal-pasal KUH
dagang (tentang makelar dan komisioner) dan ketentuan-ketentuan yang
bersifat administratif, seperti berbagai ketentuan dari departemen
Perindustrian, departemen perdagangan dan sebagainya.Yang menjadi
persoalan, apakah terdapat hubungan keagenan dalam suatu transaksi
franchise?, dengan perkataan lain, apakah seorang franchisee dapat dianggap

83
sebagai agen dari pihak franchisor? Apabila kita melihat sifat dan hakikat dari
hubungan bisnis franchise, dapat kita simpulkan bahwa secara substantif,
tidak ada unsur keagenan di dalamnya. Sebab, sungguhan ada hubungan
internal yang intens antara franchisor dengan franchisee, tetapi hubungan
yang eksternal antara franchisee dengan pelanggannya tidaklah mengaitkan
dengan hubungan internal tersebut.
4. Undang-Undang Merek, Paten dan Hak Cipta sebagai Dasar Hukum
Sebagaimana diketahui bahwa bisnis franchise sangat terkait erat dengan
masalah-masalah yang berhubungan dengan merek, paten atau hak cipta,
sehingga mau tidak mau, perundang-undangan di bidang paten, merek dan
hak cipta berlaku dalam bisnis franchise tersebut.
5. Perundang-Undangan Lain sebagai Dasar Hukum
Masih banyak perundang-undngan lain yang berlaku terhadap bisnis franchise
ini dan hal ini sangat bergantung kasus per kasus dan franchise tersebut.

TERTIB HUKUM FRANCHISE


Agar terdapat ketertiban secara hukum bagi pelaksanaan suatu franchise,
diperlukan tindakan-tindakan ketertiban sebagai berikut :
1. Suatu franchise harus didaftarkan
2. Suatu franchise haruslah memegang teguh pada prinsip keterbukaan
informasi
3. Diperlukan suatu asosiasi franchise yang tangguh
4. Perlu suatu kode etik terhadap franchise
5. Perlu guidelines oleh pemerintah terhadap klausula-klausula yang baku
terhadap kontrak franchise.

C. SOAL LATIHAN/ TUGAS


1. Apa pengertian dari franchise atau waralaba. Coba Saudara jelaskan
2. Apa yang Saudara ketahui tentang konsep binis total. Coba Saudara
sebutkan dan jelaskan
3. Coba Saudara sebutkan dan jelaskan pos-pos biaya dalam sistem
franchise yang normal

84
4. Coba Saudara sebutkan dan jelaskan dasar hukum dari berlakunya
franchise
5. Agar terdapat ketertiban secara hukum bagi pelaksanaan franchise di
perlukan tindakan-tindakan ketertiban. Coba Saudara jelaskan !

D. DAFTAR PUSTAKA
Buku
Santiago, Faisal. 2012. Pengantar Hukum Bisnis. Jakarta : Mitra Wacana
Media.
Fuady, Munir. 2008. Pengantar Hukum Bisnis. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Harjono, Dhaniswara. 2009. Aspek Hukum Dalam Bisnis. Jakarta: Pusat
Pengembangan Hukum dan Bisnis Indonesia.
Burton, Richard Simatupang. 2003. Aspek Hukum Dalam Bisnis. Jakarta:
Rineka Cipta.
Saliman, Abdul. 2011. Hukum Bisnis Untuk Perusahaan. Jakarta: Prenada
Media Group.
Sutiyoso, Bambang. 2006. Penyelesaian Sengketa Bisnis. Yogyakarta: Citra
Media.
Najih, Mokhammad. 2012. Pengantar Hukum Indonesia.Malang: Setara
Press
Soekanto, Soerjono. 1991. SosiologiSuatuPengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek).2013.
Grahamedi Press.

85

Anda mungkin juga menyukai