Anda di halaman 1dari 7

MODUL PERKULIAHAN

Kewirausahaan

Aspek Hukum

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

08
Teknik Teknik Industri 190571001 Annisa Maharani Suyono, S.T., M.M

Abstract Kompetensi
Modul ini membahas mengenai Mahasiswa mampu memahami
aspek hukum untuk mengkaji pentingnya legalitas dalam pendirian
legalitas sebuah perencanaan bisnis usaha dan memahami jenis-jenis
atau usaha.
legalitas hukum yang dibutuhkan
untuk pendirian usaha.
Pengertian Aspek Hukum

Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usulan proyek yang akan dibangun dan dioperasikan,ini
berarti bahwa setiap proyek yang akan didirikan dan dibangun di wilayah tertentu haruslah memenuhi
hukum dan tata peraturan yang berlaku di wilayah tersebut. Aspek hukum mengkaji ketentuan hukum
yang harus dipenuhi sebelum menjalankan usaha. Ketentuan h;ukum untuk setiap jenis usaha berbeda-
beda, tergantung pada kompleksitas bisnis tersebut. Adanya otonomi daerah menyebabkan ketentuan
hukum dan perizinan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain berbeda-beda. Oleh karena itu,
pemahaman mengenai ketentuan hukum dan perizinan investasi untuk setiap daerah merupakan hal
yang sangat penting untuk melakukan analisis kelayakan aspek hukum. Pemerintah menetapkan
ketentuan hukum dan perizinan investasi dengan tujuan menjaga ketertiban masyarakat secara luas.
Masyarakat di sekitar lokasi bisnis diharapkan akan mendapatkan manfaat yang besar dibandingkan
dengan dampak negatif dari adanya suatu investasi bisnis. Berikut ini adalah legalitas hukum yang
penting untuk sebuah usaha:
1. Akta Pendirian Usaha (Badan Hukum/ Badan Usaha)
Kegiatan bisnis tidak dapat dilepas dari bentuk badan usaha dan perizinan yang diperlukan untuk
menjalankan usaha. Bentuk badan usaha yang dipilih tergantung pada modal yang dibutuhkan dan
jumlah pemilik. pemilihan badan usaha didasarkan oleh beberapa pertimbangan sbagai berikut:
a. Besarnya modal yang diperlukan untuk menjalankan bisnis
b. Tingkat kemampuan dan tanggung jawab hukum dan keuangan
c. Bidang industri yang dijalankan
d. Persyaratan perundang-undangan yang berlaku
Untuk memilih badan usaha yang tepat, sesuai dengan dasar-dasar pertimbangan tersebut. perlu
mengetahui definisi dari badan usaha, berikut bentuk badan usaha:
a) Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah salah satu bentuk usaha yang dimiliki oleh seseorang dan ia
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua risiko dan kegiatan perusahaan. Dengan tidak
adanya pemisahan pemilikan antara hak milik pribadi dengan milik perusahaan maka harta
benda pribadi juga merupakan kekayaan perusahaan, yang setiap saat harus menanggung
utang-utang perusahaan. Tidak ada peraturan untuk pendiri perusahaan perorangan, yang
diperlukan hanya izin permohonan dari kantor perizinan setempat.
b) Firma (Fa)
Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan untuk mengelola
usaha bersama (Indriyo, 2005). Jadi, ada beberapa orang yang bersekutu untuk menjalankan

‘20 Kewirausahaan
2 Annisa Maharani Suyono, S.T., M.M
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
suatu perusahaan. Para anggota yang berkumpul merupakan anggota aktif sehingga satu
perusahaan dikelola dan dimiliki oleh beberapa orang.
c) Perserikatan Komanditer (CV)
Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan untuk mengelola
usaha bersama, di mana sebagian anggota merupakananggota aktif, sedangkan anggota lain
merupakan anggota pasif. Anggota aktif merupakan anggota yang mengelola usahanya serta
bertanggung jawab penuh terhadap utang perusahaan, sedangkan anggota pasif merupakan
anggota yang hanya menyetorkan modalnya saja dan tidak ikut mengelola perusahaan,
bertanggung jawab sebatas pada modal yang disetorkannya saja.
d) Perseroan Terbatas (PT)
Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan untuk mengelola
usaha bersama, di mana perusahaan memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk
menyertakan modalnya ke perusahaan dengan cara membeli saham perusahaan. Ketentuan-
ketentuan tentang Perseroan Terbatas (PT) ini diatur dalam Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.
e) Yayasan
Pengertian yayasan menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan ,
“yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan
untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak
mempunyai anggota”
f) Koperasi
Kata koperasi berasal dari kata “ko” yang artinya “bersama” dan “operasi” yang artinya
“bekerja” Oleh karena itu, koperasi berarti kumpulan orang-orang untuk bekerja sama demi
kesejahteraan bersama. Sedangkan pengertian koperasi menurut pasal 1 ayat 1 Undang-
undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, “koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan
asas kekeluargaan.”

Akta pendirian perusahaan merupakan salah satu dokumen yang dibuat oleh Notaris sebagai
langkah awal untuk mendirikan perusahaan, baik Firma, CV, ataupun PT, ketiga badan usaha
tersebut dibuat berdasarkan akta pendirian. Pada dasarnya, akta pendirian berisi nama badan usaha,
modal, jenis bidang usaha, tempat kedudukan badan usaha, susunan pengurus, serta hak dan
kewajiban masing-masing pihak dalam badan usaha.

‘20 Kewirausahaan
3 Annisa Maharani Suyono, S.T., M.M
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
2. Nama Perusahaan
Pemohon dapat mengajukan nama perusahaan bersamaan dengan permohonan akta pendirian
perusahaan ke kantor notaris. Namun untuk memungkinkan perseroan memperoleh hak memakai
suatu nama terlebih dahulu dari perseroan lainnya dan atau agar lebih cepat mendapat kepastian
untuk dapat menggunakan nama tersebut, maka permohonan tersebut dapat diajukan terlebih
dahulu secara terpisah (Pasal 3 UU No. 26 Tahun 1998). Untuk perusahaan yang tidak berbadan
hukum setelah surat permohonan nama perusahaan diperiksa dan dicek untuk mengetahui apakah
nama perseroan yang sudah dipilih, sudah dimiliki perusahaan lain atau belum. Jika belum
notaris langsung mengesahkan surat permohonan tersebut. Untuk perusahaan berbadan hukum
seperti perseroan terbatas, setelah formulir surat permohonan nama perusahaan diperiksa dan
dicek dan mendapat persetujuan dari notaris kemudian diteruskan ke Menkumham untuk
mendapatkan persetujuan. Kemudian nama yang sudah mendapat persetujuan dari Menkumham
dicatat dalam daftar nama perseroan (Pasal 7 UU No.26 Tahun 1998).

3. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)


Pengertian SIUP menurut Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 36/M-
DAG/PER/9/2007 Tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan (Permendag 36/2007),
Surat Ijin Usaha Perdagangan yang selanjutnya disebut SIUP adalah Surat Ijin untuk dapat
melaksanakan kegiatan usaha perdagangan, yang selanjutnya disebut SIUP.
SIUP sebagai surat izin perdagangan dan usaha diberikan oleh pejabat pemerintah kepada pelaku
usaha sebagai bukti pengesahan bahwa suatu usaha yang sedang dijalankan adalah sah dan legal
serta sudah diakui oleh pemerintah. Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No. 46/M-
DAG/PER/9/2009, terdapat 4 jenis SIUP yang dibedakan berdasarkan modal yang disetor yaitu:
a) SIUP Mikro, modal disetor tidak lebih dari Rp50 juta
b) SIUP Kecil, modal yang disetor Rp50 juta – Rp500 juta
c) SIUP Menengah, modal disetor Rp500 juta – Rp10 miliar
d) SIUP Besar, memiliki modal disetor lebih dari Rp10 miliar

4. Surat Ijin Tempat Usaha (SITU)


Surat Izin Tempat Usaha (SITU) adalah suatu bentuk izin yang diberikan oleh badan hukum
setempat baik kepada perusahaan, perorangan, atau suatu badan usaha untuk mendapatkan
tempat usaha sesuai dengan tata ruang wilayahnya yang dibutuhkan dalam rangka penanaman
suatu modal. SITU merupakan surat resmi yang dikeluarkan oleh badan hukum setempat dan
manfaat SITU yaitu untuk memperoleh ijin atas pendirian perusahaan atau kantor dan agar
terhindar dari gangguan dari pihak lain dan kerugian yang kadang bisa saja terjadi.

5. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Badan Usaha

‘20 Kewirausahaan
4 Annisa Maharani Suyono, S.T., M.M
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor identitas yang diberikan Direktorat Jenderal
Pajak (DJP) pada wajib pajak sebagai tanda pengenal dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakan. Seluruh Wajib Pajak (Orang/Badan) yang menerima penghasilan di Indonesia wajib
memiliki NPWP. NPWP Badan juga menjadi salah satu dokumen wajib yang menjadi syarat
ketika Anda ingin mengurus legalitas lainnya, seperti SIUP, rekening perusahaan, pengajuan
modal ke bank, hingga kesempatan mendapatkan proyek bisnis dari perusahaan swasta
maupun pemerintah.

6. Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP)


Tidak hanya mengurus SIUP, sebagai pengusaha yang taat pada hukum dan peraturan yang
berlaku, Anda juga wajib mengurus SKDP sebagai surat keterangan yang menyatakan bahwa
perusahaan tersebut memiliki domisili di alamat yang tertera dalam SKDP.
Persyaratan SKDP masing-masing domisili berbeda. Selain itu, SKDP juga memiliki masa
berlaku dan harus diperpanjang. Jika jenis kantor Anda adalah kantor bersama, maka SKDP
umumnya berlaku selama 5 tahun. Namun, masa berlaku ini tergantung dari perjanjian sewa
menyewa antara perusahaan Anda dengan pemilik kantor. Sedangkan, jika Anda memilih untuk
menggunakan virtual office, SKDP hanya berlaku 1 tahun dan dapat diperpanjang.

7. NRP (Nomor Register Perusahaan) atau TDP (Tanda Daftar Perusahaan)


Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang wajib daftar perusahaan, maka
perusahaan diwajibkan mendaftarkan ke kantor pendaftaran perusahaan, yaitu di Kantor
Departemen Perdagangan setempat. NRP (Nomor Register Perusahaan) disebut juga TDP.
NRP/TDP wajib dipasang di tempat yang mudah dilihat oleh umum. Nomor NRP/TDP wajib
dicantumkan pada papan nama perusahaan dan dokumen-dokumen yang dipergunakan dalam
kegiatan usaha.

8. Merek Dagang
Pendaftaran merek bertujuan untuk memperoleh kepastian dan perlindungan hukum mengenai
hak atas merek. Pendaftaran merek dilakukan pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
Intelektual, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Apabila pemilik merek mengajukan permohonan pendaftaran merek, pemohon dapat mengajukan
dua atau lebih kelas barang dapat dilakukan dengan satu permohonan. Pengajuan permohonan
dua atau lebih kelas barang dan atau jasa dengan menyebutkan jenis barang atau jasa yang
termasuk dalam kelas yang dimohonkan pendaftarannya (Pasal 8 Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2001).
Permohonan diajukan kepada Direktorat Haki secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan
mencantumkan:

‘20 Kewirausahaan
5 Annisa Maharani Suyono, S.T., M.M
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
a. Tanggal, bulan, dan tahun,
b. nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat pemohon,
c. nama lengkap dan alamat kuasa apabila permohonan diajukan melalui kuasa,
d. warna-warna apabila merek yang dimohonkan pendaftaraaan menggunakan unsur-
unsur warna,
e. namanegara dan tanggal permohonan merek yang pertama kali dalam hal
permohonan diajukan dengan hak prioritas (Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor
15 Tahun 2001),

9. Analisis Mengenal Dampak Lingkungan (AMDAL)


Amdal adalah suatu proses studi formal yang dipergunakan untuk memperkirakan dampak
terhadap lingkungan oleh adanya atau oleh rencana kegiatan proyek yang bertujuan memastikan
adanya masalah dampak lingkungan yang perlu dianalisis pada tahap awal perencanaan dan
perancangan proyek sebagai bahan pertimbangan bagi pembuat keputusan.

Manfaat Legalitas Perusahaan


Untuk mengetahui tujuan pendaftaran perusahaan, lebih dahulu perlu dibaca penjelasan umum
Undang-Undang Wajib Daftar Perusahaan. Dalam penjelasan umum tersebut pada pokoknya
dinyatakan bahwa tujuan pendaftaran perusahaan adalah untuk:
1) Melindungi perusahaan jujur dan terbuka dari kemungkinan kerugian akibat praktik persaingan
usaha yang tidak sehat, seperti persaingan curang, penggunaan merek terdaftar tanpa izin, dan
penyelundupan. Kewajiban pendaftaran dapat mencegah atau menghindari timbulnya
perusahaan atau badan usaha yang tidak bertanggung jawab serta dapat merugikan perusahaan
yang jujur.
2) Melindungi masyarakat atau konsumen dari kemungkinan akibat persaingan tidak sehat
atau insovabel suatu perusahaan. Dengan kewajiban pendaftaran perusahaan dapat diketahui
keadaan perusahaan melalui Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan.
Perusahaan bersifat terbuka untuk semua pihak.
3) Mengetahui perkembangan dunia usaha dan perusahaan yang didirikan, berkerja, serta
berkedudukan di Indonesia melalui Daftar Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan.
4) Memudahkan pemerintah melakukan pembinaan, pengarahan, pengawasan, dan penciptaan
iklim dunia usaha yang sehat melalui data yang dibuat secara benar dalam daftar perusahaan
sehingga dapat dijamin perkembangan dunia usaha dan kepastian berusaha.

‘20 Kewirausahaan
6 Annisa Maharani Suyono, S.T., M.M
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Daftar Pustaka

1. Subagyo, Ahmad. 2008. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Gramedia.
2. Humaizar. 2010. Manajemen Peluang Usaha. Bekasi: Dian Anugerah Perkasa.
3. Hendro. 2011. Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga.
4. Budiarta, Kustoro. 2009. Pengantar Bisnis. Jakarta: Mitra Wacana Media.

‘20 Kewirausahaan
7 Annisa Maharani Suyono, S.T., M.M
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai